You are on page 1of 12

MASYARAKAT MUSLIM DAN PEMBANGUNAN INDONESIA

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam)

Dosen Pembimbing :
Udin Komarudin, S.Ag., M.Ag

Disusun oleh :
Dania Puri Oktaviani (3311151074)
Kelas :
Farmasi B 2015

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2015

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Sesuai dengan tugas yang diberikan, maka penulis
menyusun makalah dengan judul Masyarakat Muslim dan Pembangunan Indonesia.
Makalah ini membahas mengenai peranan-peranan masyarakat muslim dalam
pembangunan Indonesia. Makalah ini diharapkan tidak hanya menambah wawasan mengenai
Islam dan Kesehatan termasuk pengobatan yang dicontohkan dalam Islam tetapi juga dapat
bermanfaat untuk mengembangkan kepribadian yang beriman dan bertakwa. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca, masyarakat maupun bagi penulis sendiri, Amin.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Terimakasih,
Wassalammualaikum Wr. Wb.

Cimahi, Desember 2015


Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar i
Daftar isi . ii
BAB I. PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG . 1
.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN .
D MANFAAT .

2
2
2

.
BAB II. ISI
A PERANAN MASYARAKAT MUSLIM DALAM PEMBANGUNAN DI

. INDONESIA .......................................
B. ISLAM SEBAGAI MODAL UTAMA PEMBANGUNAN DAN SYARAT

PEMBANGUNAN... ...
C. SKETSA ISLAM DALAM PEMBANGUNAN DI BIDANG EKONOMI 6
BAB III. PENUTUP
A KESIMPULAN ... 8
.
B. SARAN ...
DAFTAR PUSTAKA .

8
9

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fakta menunjukkan ummat muslim di Indonesia adalah mayoritas. Berdasarkan hasil
sensus tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam,

6,96% Protestan, 2,9% Katolik, 1,69% Hindu, 0,72% Buddha, 0,05% Kong Hu Cu, 0,13%
agama lainnya, dan 0,38% tidak terjawab atau tidak ditanyakan. Tentunya dengan jumlah yang
besar tersebut, masyarakat muslim memiliki peranan penting dalam pembangunan yang terjadi
di Indonesia.
Agama Islam sendiri memerintahkan kepada umatnya untuk menerima ide-ide &
teknologi dalam rangka memperbaiki kehidupan, selagi dalam hal-hal tersebut tidak lepas dari
nilai-nilai yang ditetapkan dalam Islam. Pembangunan terhadap perubahan yang lebih baik,
adalah satu kecenderungan yang ingin digapai dalam era modern seperti sekarang ini.
Sehingga timbul suatu kesadaran bahwa pertumbuhan ekonomi sangat erat hubunganya
dengan sejarah dari perkembangan agama. Umat manusia pada saat ini sedang dalam
transformasi yang melibatkan semua elemen kedalam dan keluar, yakni masalah kebutuhan
fisik dan kebutuhan rohani.
Allah SWT berfirman :
[Dan Allah telah berjanji kepada orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di
muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka,
dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentiasa.] (An-Nur 24:55).
Rasulullah SAW juga memperkuat hal tersebut dalam hadist nya " Orang Beriman
yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari Orang Beriman yang lemah, dan
terdapat kebaikan dalam setiap orang, (tetapi) hargailah yang boleh memberi kamu manfaat
(di akhirat) dan mintalah pertolongan dari Allah dan jangan berputus asa " (Muslim).
Manusia yang kuat disini bukan semata dilihat dari segi fisik semata, akan tetapi dari segi
ekonomi, moral dan dalam manjalankan kewajiban agamanya pula.
Dalam konteks pembangunan, masyarakat muslim sering kali dipandang sebelah mata
melihat dari perkembangan Negara-negara muslim saat ini. Dapat dikatakan mayoritas Negara
muslim saat ini masih dalam taraf Negara berkembang, hanya beberapa yang dapat
dikatagorikan sebagai Negara maju. Sehubungan dengan hal itu hal yang penting dalam
pembangunan masyarakat pada saat ini adalah seperti pada hal yang terbahas tadi, yaitu

pembangunan mental dan moral masyarakat, agar mereka mampu mengimbangkan antara
kehidupan agama dan kehidupan sosial mereka.
Lalu seperti apa peran masyarakat muslim dalam pembangunan Indonesia? Berdasarkan
pertanyaan tersebut, penulis merasa perlu untuk membahas masalah tersebut dalam makalah
yang berjudul MASYARAKAT MUSLIM DAN PEMBANGUNAN INDONESIA
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah-masalah yang akan dipecahkan sebagai berikut :
1. Bagaimana pencapaian pembangunan di Indonesia?
2. Apa saja modal utama dan syarat-syarat pembangunan?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah : Mengetahui sejauh mana pembangunan yang
telah dilakukan di Indonesia dan peranan masyarakat muslim dalam mencapai
pembangunan tersebut.
D. MANFAAT
Makalah ini dapat bermanfaat untuk:
Menambah wawasan tentang masyarakat muslim dan pembangunan Indonesia
Menumbuhkan kesadaran untuk menjadi bagian dari masyarakat muslim yang

berperan dalam pembangunan di Indonesia.


Menumbuhkan kesadaran untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
BAB II
ISI

A. Peran Masyarakat Muslim dalam Pembangunan Indonesia


Berkat rahmat Allah SWT, usaha perjuangan kaum muslimin dan seluruh lapisan
masyarakat berhasil dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. proses perjuangan yang panjang
dalam merebut kembali kemerdekaan yang telah dirampas oleh penjajah, telah banyak
mengobarkan berupa harta benda, jiwa dan raga kaum muslimin.

Setelah merdeka, bebas dari kungkungan kaum penjajah, kaum muslimin secara bertahap
mengisi kemerdekaan itu dengan pembangunan disegala bidang, pembangunan fisik material
berupa perbaikan sarana transportasi, pertanian, perumahan dan perekonomian, sehingga
pembangunan fisik material secara bertahap makin lama makin meningkat. Pembangunan
bidang mental seperti meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama,
meningkatkan pendidikan, mengembangkan kehidupan dan sosial kemasyarakatan yang aman
tertib dan rukun juga dilaksanakan.
Kaum muslimin selalu membangun dan mengisi kemerdekaan itu dengan menselaraskan
pembangunan materiil dan spirituil dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat,
adil dan makmur. Kaum muslimin bersama segenap anggota bangsa Indonesia lainnya kini
mengatur dan memerintah bangsanya sendiri. Pemerintahan dilaksanakan dengan cara yang
demokratis. Keamanan, ketertiban dan kesejahteraan sosial terus diupayakan dan ditegakkan.
Demikian juga persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terwujudlah negara yang aman, adil
dan makmur dengan penuh limpahan rahmat dan ridha Allah SWT, sesuai dengan cita-cita
kemerdekaan yang dituangkan dalam UUD 1945.
Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan
Organisasi Islam yang sejak zaman penjajah selalu membina dan mendidik umat dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan mengembangkan semangat perjuangan menentang penjajah,
maka setelah merdeka usaha itu pada dasarnya tetap terus dikembangkan dan ditingkatkan
lebih baik. Sikap menentang penjajahan dialihkan dan diganti dengan sikap giat, semangat dan
etos kerja untuk mencapai ketinggian ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup dan mengisi pembangunan bangsa.
Dalam rangka ikut serta meningkatkan pengetahuan, kecerdasan

dan kualitas

masyarakat telah diupayakan melalui pendidikan pada jalur sekolah. Didirikanlah oleh
organisasi-organisasi Islam berbagai lembaga pendidikan dari jenjang pendidikan dasar seperti
SD, SMP, pendidikan menengah seperti SMA dan pendidikan tinggi seperti Universitas dan
Institut yang tersebar diseluruh daerah. Diantara oragnisasi Islam yang giat dalam bidang
pendidikan dan kemasyarakatan ialah Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah, Nahdatul
Ulama, Al-Washliyah, Al-Irsyad, Djamiat Khair, GUPPI, PUI, Al-Khairat, ICMI dan lain-lain.
Peranan Para Individu Muslim dalam Pembangunan

Organisasi Islam yang berperan dalam pembangunan Nasional bukan hanya mereka yang
tergabung dalam organisasi. Banyak orang Islam secara pribadi baik sebagai dokter, dosen,
pejabat negara, wakil rakyat di DPR, pengusaha, Cendikiawan, petani, guru, pengrajin, dan
lain-lain mereka semuanya melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan
profesi dan keahliannya masing-masing. Tanpa terikat dengan organisasi keagamaan, mereka
menyumbangkan dharma baktinya kepada nusa dan bangsa. Memang menjadi umat Islam
tidak harus menjadi anggota organisasi atau partai Islam. Menurut Al Quran orang Islam yang
baik adalah yang paling bertakwa, yang beriman kepada Allah dan beramal shaleh, dimanapun
mereka berada.
B. Islam Sebagai Modal Utama Pembangunan dan Syarat Pembangunan
Dalam konteks Indonesia hari ini, di samping mayoritas pendudukanya yang beragama
Islam, juga semangat intelektualitas keislaman-keindonesiaannya yang mulai marak, Islam
sebagai sistem nilai universal memang harus ditampilkan kembali di tengah hiruk pikuk
masyarakat yang sedang kebingungan dalam mencari formulasi untuk dapat secepat mungkin
keluar dari krisis multidimensinya. Karena Islam tersebut bersifat universal dan holistik,
sebagai suatu ajaran, ideologi, sekaligus seperangkat sistem nilai, Islam akan membuktikan
bahwa ia benar-benar rahmatan lil alamiin. Islam selalu relevan baik di segala zaman maupun
tempat.
Dalam membangun masyarakat terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan tidak
bisa diabaikan. Karena ia merupakan instrument pokok yang disyaratkan oleh Islam bagi
keberlangsungan pembangunan individu, pembangunan masyarakat, sekaligus pembangunan
bangsa. Ia harus dipahami sekaligus diterapkan untuk mencapai hasil pembangunan yang
maksimal. Sedikitnya adal enam hal atau syarat yang setidaknya terpenuhi dalam suksesnya
pembangunan yang dimaksud dan merupakan bagian dari sekian banyak bentuk pembumian
akan nilai-nilai Islam dalam konteks pembangunan masyarakat menuju masyarakat dan
Negara yang unggul, kokoh dan mandiri. Syarat-syarat tersebut antara lain :
1. Meletakkan kebenaran sejati sebagai tujuan hidup. Masyarakat Indonesia harus mulai
untuk berani meniadakan segala bentuk kepercayaan atau orientasi selain kepada
kebenaran. Kebenaran merupakan asal dan tujuan dari kenyataan, dan kebenaran yang

mutlak hanyalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Meletakkan harta, kekuasaan,
jabatan, maupun materi yang lainnya sebagai tujuan atau orientasi hidup sama halnya
menghambakan diri terhadapnya. Dan itu yang membuat manusia Indonesia hari ini tidak
malu atau bahkan takut untuk berbuat menyimpang dari apa yang menjadi suara hatinya.
Konsumerisme, materialistik, hedonis, korupsi, serta budaya-budaya buruk lainnya, pada
dasarnya merupakan bawaan dari meletakkan selain kebenaran sebagai tujuan hidup.
2. Masyarakat Indonesia tidak boleh dikekang maupun mengekang diri, baik dari segi
pemikiran maupun ekspresinya dalam bermasyarakat, selama tidak bertentangan dengan
nilai kebenaran itu sendiri. Dalam hal ini masyarakat Indonesia tanpa terkecuali harus
memiliki

kemerdekaan

atas

keberadaan

sekaligus

hidupnya

di

segala

aspek

kemasyarakatan dan kebangsaan. Secara fungsional, Negara memiliki tanggung jawab


untuk mengupayakan dan menjaga kemerdekaan tersebut, di samping antara anggota
masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lain.
3. Keadilan harus diwujudkan juga ke dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat dan
bangsa. Keadilan yang dimaksud adalah, selain nantinya melahirkan persamaan dalam
maknanya yang luas, misalnya persamaan derajat, juga penempatan pada porsinya yang
tepat apa yang merupakan hak dan kewajiban setiap anggota masyarakat. Adanya
diskriminasi akan menghambat terwujudnya keadilan itu sendiri, karena diskriminasi pada
dasarnya merupakan salah satu bentuk dari ketidakadilan. Masyarakat memiliki hak yang
sama misalanya dalam mendapatkan pendidikan yang layak, berpendapat, serta berpolitik.
4. Mengutamakan

pendidikan

sebagai

proses

sekaligus

bekal

dalam

menjalani

keberlangsungan kehidupan masyarakat. Jaminan atas akses pendidikan serta kualitas


pendidikan yang memadai harus diupayakan secara serius. Wawasan atau pengetahuan
yang luas yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia akan menjadi tonggak utama bagi
tumbuh dan berkembangnya kualitas bangsa. Hal tersebut salah satunya didapatkan
melalui pendidikan. Pendidikan ini bisa berupa pendidikan akan ilmu-ilmu agama, ilmuilmu pasti, maupun ilmu-ilmu yang lain.

5. Kritis dalam merespons segala hal yang masuk dari luar. Kekritisan tersebut dibutuhkan
selain sebagai filter, juga merupakan bentuk dari kesadaran terhadap gejala dan realitas
sosial yang terjadi. Melalui sikap kritis tersebut, awal dari proses perubahan sosial
biasanya terjadi. Tentu saja sikap kritis yang didasari oleh keempat hal yang telah
disampaikan sebelumnya.
6. Konsistensi dan keikhlasan. Hal yang juga tidak boleh dilupakan adalah menjaga
keteguhan serta keberlanjutan secara terus menerus atas lima hal yang telah dilakukan.
Sehingga semangat yang dibangun tidak hanya bersifat sementara, namun permanen dan
tanpa henti. Meskipun demikian, jika semua hal yang dilakukan tidak dibungkus dalam
sifat sekaligus sikap yang ikhlas, maka dikhawatirkan akan kembali kepada orientasi
material. Oleh karena itu, dibutuhkan keikhlasan dalam segala hal. Baik dalam berfikir
maupun bertindak.

C. Sketsa Islam dalam Pembangunan di Bidang Ekonomi


Tujuan tujuan ekonomi menurut pengertian Islam sangat berbeda
dengan tujuan dari berbagai sistem ekonomi Barat. Islam berusaha
memecahkan persoalan ekonomi dengan mengendalikan kebutuhan di
satu pihak dan dengan mendistribusikan kekayaaan dipihak lain sehingga
tak terkonsentrasi kekayaan dan kekuasaan. Jika sistem ekonomi Islam
memusatkan perhatian kepada suatu hal, maka hal itu adalah distribusi
kekayaan dan reduksi konsumsi. Prinsip ekonomi Islam menekankan
pentingnya mengurangi konsumsi pribadi, tabungan dan investasi serta
memperbesr pengeluaran dijalan Allah. Didalam Al Quran dinyatakan :
Hai orang orang yang beriman, keluarkan hal yang baik dari
nafkahmu dan dari yang telah kami keluarkan dari dalam bumi, janganlah
mengeluarkan hal hal yang kurang baik dan kekayaanmu pada jalan
Allah, sedang kamu sendiri tak mengehendaki kecuali dengan enggan.
Ketahuilah bahwa Allah Maha Cukup dan Maha terpuji. ( QS.AlBaqarah,2:267 ).

Menurut ajaran diatas jelaslah bahwa kebijaksanaan pembangunan


konvensional mengenai pertumbuhan ekonomi dan pembentukan modal
tidak disukai oleh Islam. Islam ingin menghambat pertmabhan konsumsi,
kelebihan produksi dengan maksu hanya mencari keuntungan semata,
dengan kata lain islam memecahkan persoalan ekonomi manusia bukan
dengan

menghantarkan

kepada

materialism

tetapi

dengan

menghancurkan materialism itu sendiri.


Kebutuhan pokok kaum muslimin ini dipenuhi berdasarkan dua
unsure dalam filsafat Islam yaitu tauhid dan persaudaraan (ukhuwah).
Tauhid adalah kesaksian akan keesaan Allah. Tidak ada tuhan selain Allah,
tapi pengertiannya adalah jauh lebih luas dan dalam daripada sekedar
kesaksian itu saja. Begitu engkau mengakui bahwa Allah adalah satu
satunya paencipta alam semesta dan bahwa engkau tak boleh patuh
kepada siapapun selain ia.
Prinsip saudara dalam Islam itu sebenarnya adalah sebagian dari
konsep tauhid, persaudaraan adalah tauhid dalam perbuatan, persamaan
dan kerja sama dalam sbuah bentuk yang operasiona. Islam melarang
setiap usaha yang merusak prinsip persaudaraan ini,

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Agama khususnya agama Islam tidak hanya mendukung pembangunan, pengembangan
dan kemajuan di berbagai bidang, tetapi ia pun menuntut setiap hari yang dilalui umat manusia
lebih baik dari hari sebelumnya. Hanya saja, pembangunan dan kemajuan ini harus
berlangsung dalam kerangka prinsip, batasan, dan hukum Islam. Telah dibuktikan sejak masa
kemerdekaan jika masyarakat muslim di Indonesia selalu membangun dan mengisi
kemerdekaan itu dengan menselaraskan pembangunan materiil dan spirituil dalam
mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur.
Dalam melaksanakan pembangunan di Indonesia, terdapat syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh masyarakat muslim, antara lain : Meletakkan kebenaran sejati sebagai tujuan
hidup; Tidak boleh dikekang maupun mengekang diri, baik dari segi pemikiran maupun
ekspresinya dalam bermasyarakat; Mewujudkan keadilan dalam seluruh aspek
kehidupan masyarakat dan bangsa; Mengutamakan pendidikan sebagai proses sekaligus
bekal dalam menjalani keberlangsungan kehidupan masyarakat; Kritis dalam merespons segala
hal yang masuk dari luar serta Konsistensi dan keikhlasan.
B. SARAN
Dalam kondisi bangsa yang sangat memprihatinkan sekarang, sudah waktunya umat Islam
untuk terjun dalam perjuangan politik yang lebih serius. Umat islam tidak boleh lagi bermain
di wilayah pinggiran sejarah. Umat Islam harus menyiapkan diri untuk memunculkan
pemimpin-pemimpin yang handal, cerdas, berahklak mulia, profesional, dan punya integritas
diri yang tangguh.

DAFTAR PUSTAKA

Aditia, M. Taufik. Sains, Teknologi dan Pembangunan di Dunia. 30


November 2015. https://academia.edu.

Iman.

Islam

dan

Menerapkan
Pembangunan

Pembangunan

Masyarakat

Kembali

sebagai

Islam

Meletakkan

Modal

Masyarakat Indonesia

30

Utama

dan
bagi

November

2015.https://imanilmuamal82.wordpress.com/2010/09/13/islam
-dan-pembangunan-masyarakat-meletakkan-dan-menerapkankembali-islam-sebagai-modal-utama-bagi-pembangunanmasyarakat-indonesia/
Soebandy, Abe. Islam dan Pembangunan Masyarakat. 30 November
2015.

http://abesoebandy.blogspot.co.id/2012/03/islam-dan-

pembangunan-masyarakat-studi.html
Shaw,

E.

et

al.

Agama

di

Indonesia.

30

November

2015

https://id.wikipedia.org /wiki/Agama_di_Indonesia
Windriani, Oktian. et al. Agama Islam pada Masa Pembangunan. 30 November 2015.
http://oktianwindriani.blogspot.co.id/2013/03/v-behaviorurldefaul tvmlo. html

You might also like