You are on page 1of 3

YOH, SUARAKEN BAHASE KITE!

Di dalam Utan nyari menggale idang ngegangan ikan


Ikan e ikan baong di dapat dari payak Gantong
Perkenanek aku ngungkap segale rase ken pikiran
Idang pelestarian bahasa kite, bahasa bangka belitong
Demikianlah satu bait pantun pembuka sebagai awalan tulisan Saya. Pantun
merupakan suatu ciri khas dari masyarakat melayu Bangka Belitung. Pantun
tersebut berdialek Belitung, hal itu dikarenakan Saya merupakan keturunan
Belitong asli. Meski Saya lahir dan besar di Bangka, bahasa Belitung masih
menjadi bahasa keseharian Saya di lingkungan rumah. Kebiasaan inilah yang
menjadikan Saya tidak pernah lupa akan kentalnya darah melayu dalam diri
Saya.
Bahasa Bangka Belitung pada dasarnya merupakan Bahasa Melayu, namun
dialek yang berbagai macam pada masyarakat Bangka Belitung inilah yang
menjadikan bahasa daerah kita sangat unik dan beraneka ragam. Kepala Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Pangkalpinang menjelaskan
bahwa bahasa daerah Melayu Bangka mempunyai lima dialek utama yaitu dialek
Mentok, dialek Belinyu, dialek Toboali, dialek Sungailiat dan dialek
Pangkalpinang. Belum lagi dialek bahasa Belitung yang berbeda-beda antara
satu kampung dengan yang lainnya, seperti bahasa Juru, Bahasa Sawak, dll.
Bahasa daerah yang ada hidup dan berkembang di masyarakat merupakan
kekayaan daerah yang tidak ternilai harganya, melalui bahasa daerah akan
tampak jati diri dan kearifan seseorang, melalui bahasa daerah akan tampak
karakteristik masyarakat dan peradabannya.
Pantun pembuka pada awal tulisan Saya ini merupakan salah satu ciri khas dari
budaya Melayu Bangka Belitung. Pada acara-acara besar dan resmi seperti acara
pemerintahan, acara hajatan, acara adat dan acara yang lainnya, pantun tidak
pernah ketinggalan karena telah menjadi sebuah kebiasan. Lain halnya dengan
keadaan kita sekarang ini, pantun hanyalah dijadikan pemanis atau sekedar
pelengkap saja. Dan hanya orang-orang tua yang pandai bermain pantun,
sedangkan para pemudanya kurang cakap berpantun. Indikasi-indikasi inilah
yang menggambarkan mulai lunturnya kebiasaan adat istiadat Kita, dan
mengantarkan bahasa daerah Kita yaitu Bahasa Melayu Bangka Belitung
keambang punah.
Kepunahan akan Bahasa daerah Kita, bukanlah hal yang mustahil. Pada tahun
2015, Komisi III DPR-RI pernah menyatakan bahwa 14 bahasa daerah di
Indonesia telah punah dan 1 bahasa daerah terancam kritis punah karena
bahasa tersebut hanya digunakan oleh satu orang saja. Dari jumlah total 726
bahasa daerah yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Dan ada sekitar 169
bahasa daerah yang penggunaanya kurang dari 100 pengguna. Hal ini senada
dengan peringatan yang telah disampaikan oleh UNESCO, bahwa sekitar abad ke
21 ada 700 bahasa daerah di Indonesia akan punah.

Lantas apa
kepunahan?

saja

yang

dapat

menyebabkan

bahasa

daerah

mengalami

Mayoritas- bili/multilingual- globalisasi migrasi perkawinan -bencana-kurang


penghargaan-kurang intensitas
1. Faktor pertama, yaitu pengaruh bahasa mayoritas di mana bahasa daerah
tersebut digunakan. Misalkan bahasa etnis A hanya digunakan oleh sekitar
100 orang saja, sedangkan ada bahasa etnis B yang mayoritas. Maka
masyarakat etnis A akan mendapatkan pengaruh yang kuat terhadap
masyarakat etnis B, sehingga lama-kelamaan bahasa etnis A akan
mengikuti bahasa etnis B yang mayoritas dalam hubungan interaksi.
2. Faktor kedua, masyarakat penutur merupakan pemakai bahasa bilingual
atau multilingual. Misalnya, dalam Bahasa Bangka kalimat makaseh og
sering juga diungkapkan dengan kalimat thanks og. Hal ini menunjukkan
pergeseran penggunaan bahasa dalam keseharian.
3. Faktor ketiga, globalisasi. Tidak dapat dipungkiri pada era globalisasi yang
telah menyentuh segala aktivitas masyarakat kita saat ini, menuntut kita
untuk dapat menggunakan bahasa global seperti Bahasa Inggris, agar kita
dapat menyerap sebanyak-banyaknya informasi yang kita butuhkan.
4. Faktor Keempat, Migrasi. Kegiatan migrasi memang tidak bisa kita cegah,
setiap tahunnya banyak masyarakat berpindah tempat dari suatu wilayah
dan wilayah yang lain. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap
kebiasaan kehidupan termasuk bahasa.
5. Faktor kelima, Perkawinan antaretnis. Perkawinan antaretnis menyebabkan
keluarga yang berbeda etnis ini harus memilih salat satu dari etnis mereka
yang digunakan dan diterapkan dalam keluarga tersebut
6. Benca alam. Hal ini karena saat bencana alam yang besar misalnya dan
mengakibatkan banyak sekali masyarakat etnis tersebut dan menyisahkan
sedikit sekali penerus, sehingga menyebabkan ancaman kepunahan
7. Kurang penghargaan. Hal ini dikarenakan pandangan masyarakat
terhadap bahasanya rendah. Mereka merasa bahwa bahasa daerah
mereka kuranggaul ataU katrok dan ndeso
8. Intensitas yang kurang terutama dalam keluarga yang merupakan sekolah
pertama bagi anaknya.
Kepunahan bahasa-bahasa daerah merupakan fenomena yang harus disikapi
secara arif. Berbagai upaya antisipatif dan serius perlu dilakukan. Hal ini pun
senada dengan Undang-undang nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa,
dan lambang negara serta lagu kebangsaan menyebutkan agar bahasa lokal
dilestarikan. Untuk itu, barangkali perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu
untuk mengetahui akar penyebab kepunahan itu sehingga dapat dilakukan cara
yang tepat dalam penanganannya.

Mempopulerkan kembali cerita rakyat dalam tradisi lisan da dalam bahasa


daerah setempat dalam suatu kompetisi daerah seperti HUT daerah.
Peran orangtua harus tetap memelihara bahasa daerah di rumah dalam
membangun komunikasi dengan anak-anak. Harus diberi pemahaman yang

holistic bahwa bahasa daerah sangat penting dalam melestarikan budaya dan
membangun jati diri.
Membuang jauh-jauh rasa gengsi, enggan serta memandang bahasa

daerah merupakan bahasa katrok dalam penggunaannya sehari-hari.


Program pembelajaran bermuatan local harus disertai dengan buku yang

ditulis dalam bahasa daerah yang ditetapkan sebagai bahasa lokal setempat.
Memuat buku cerita rakyat atau komik berbahasa daerah dan dibagikan

pada anak-anak sekolah dasar atau sekolah.


Menamai tempat-tempat atau banguna yang baru dengan nama atau

istilah yang berbahasa daerah.


Mendokumentasikan penggunaan dialek bahasa daerah dan

menyebarkannya dalam media sosial dan menjadikannya sebagai arsip


daerah.
Dalam hubungan dengan pengaruh teknologi televisi dan radio, maka
Pemerintah Daerah harus menetapkan penyiaran acara tertentu harus
menggunakan bahasa daerah.

Adat istiadat kite mesti dijunjong


adat istiadat kayak nganggong
Yoh kite same-same bergotong royong
tuk lestariken bahasa Bangka Belitong

You might also like