You are on page 1of 5

RESUME

Bab 4 Kerangka Konseptual

Oleh

YUNINDA DEVI ARINTIKA


1211031119

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

LO 1 PERAN RERANGKA KERJA KONSEPTUAL


Rerangka konseptual akuntansi bertujuan untuk menyediakan struktur teori akuntansi. Pada
tingkat teoritis tertinggi, rerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan
keuangan. Pada tingkat konseptual mendasar berikutnya, kerangka konseptual
mengidentifikasi dan mendefinisikan karakteristik kualitatif informasi keuangan (seperti
relevansi, keandalan, komparatif, dan kemampuan dapat dimengerti) dan elemen dasar
akuntansi (seperti aktiva, kewajiban, ekuitas, biaya pendapatan, dan laba). Di tingkat
operasional yang lebih rendah, kerangka kerja konseptual sepakat dengan prinsip dan aturan
pengakuan dan pengukuran elemen dasar dan jenis informasi yang akan ditampilkan dalam
laporan keuangan.

LO 2 TUJUAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL


Tujuan dari kerangka konseptual adalah untuk memberikan pedoman dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bertujuan umum. Lebih lanjut lagi, IASB dan FASB menjelaskan
tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang
berguna kepada para pengguna, baik itu investor maupun kreditor. Informasi tersebut akan
dipilih berdasarkan kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan
tersebut dapat tercapai dengan melaporkan informasi yang :

Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Berguna dalam menilai prospek arus kas.

Berisi tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan
perubahan yang ada di dalamnya.

LO 3 PENGEMBANGAN KERANGKA KONSEPTUAL


Dalam pengembangannya, kerangka konseptual dipengaruhi beberapa isu,
Pengaturan Standar Berbasis Prinsip dan Berbasis Aturan.
IASB bertujuan untuk menciptakan standar yang bersifat berbasis prinsip yang akan mengacu
pada kerangka konseptual untuk lebih lanjut. Maka, konten yang terdapat di dalam kerangka
konseptual akan bersifat sebagai ide standar yang menjadi penyokong pengembangan standar
dan membantu pengguna untuk menginterpretasikan standar tersebut.
Namun, IASB sendiri memiliki beberapa peraturan yang cenderung bersifat berbasis aturan,
dan ini bertentangan dengan tujuan awalnya.

LO 4 KRITIK TERHADAP KERANGKA KONSEPTUAL


Kerangka konseptual yang telah ada ternyata menuai kritik dari berbagai negara, Kritik-kritik
tersebut memiliki analisis yang menjelaskan alasan mereka mengeluarkan kritik. Pertama,
kerangka konseptual harus menggunakan pendekatan yang bersifat ilmiah, sehingga validasi
kerangka harus dapat dijelaskan secara logis dan empiris. Selanjutnya, pendekatan secara
profesional yang berfokus untuk menyarankan tindakan terbaik dengan melakukan tindakan
yang profesional. Sebenarnya, tujuan pembuatan kerangka konseptual adalah untuk
menjawab segala pertanyaan-pertanyaan mengenai standar akuntansi, sehingga menghindari
terulangnya argumen mengenai hal yang sama. Selain itu, kerangka konseptual juga
memberikan arahan dan keputusan bagi akuntan dalam menjelaskan informasi yang relevan
untuk pembuatan keputusan ekonomi. Untuk itu, persetujuan yang telah dibuat mengenai
standar akuntansi seharusnya dapat meminimalisasi ketidak-konsekuenan dan ketidaksamaan
yang muncul dari penilaian-penilaian yang berbeda.

LO 5 KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK STANDAR AUDIT


Teori audit awal menekankan peran logika dan konsep-konsep kunci seperti independensi
auditor dan pengumpulan bukti. Pada tahun 1990-an proses audit formal berada dibawah
tekanan oleh klien untuk biaya audit yang lebih rendah dengan nilai yang lebih besar. Ada
pergeseran penekanan utama dari pengujian substantif ke pertimbangan risiko audit,
khususnya peran risiko bisnis klien. Audit risiko bisnis menekankan dampak ancaman
terhadap model bisnis klien dari faktor eksternal dan risiko yang dihasilkan dari penipuan dan
kesalahan dalam laporan keuangan. Kritisan percaya bahwa audit risiko bisnis merupakan
upaya untuk membenarkan pengurangan pekerjaan audit dan konsultasi yang lebih besar.
Perubahan legislatif sejak awal tahun 2000-an telah membatasi kesempatan konsultasi bagi
klien audit tetapi juga meningkatkan fokus pada pengendalian internal audit klien.

A. PERAN KERANGKA KONSEPTUAL

Memiliki peran dalam hal pengembangan sebuah standar akuntansi yang baru atau merevisi
standar akuntansi yang berlaku sebelumnya. Adapun peran dari kerangka kerja konseptual
yaitu:

Dapat memberikan acuan atau referensi untuk menganalisis atau memecahkan

masalah-masalah akuntansi yang terkini.


Membantu profesi akuntansi dalam memahami praktek-praktek yang ada serta

memahami praktek akuntansi dimasa yang akan datang.


Memberikan dasar atau landasan yang konsisten dan memadai bagi para penyusun
standar akuntansi, penyusunan laporan keuangan, pengguna laporan keuangan serta
pihak lain yang turut terlibat dalam proses pelaporan keuangan.

B. TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL


Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
a. Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya
b. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan
c.

Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun


sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan

C. MENGEMBANGKAN KERANGKA KONSEPTUAL


Mengembangkan kerangka konseptual merupakan proses yang rumit dan lama. Barubaru ini, perhatian para pembuat standar terfokus pada perkembangan kerangka
konseptual untuk dua buah alasan. Pertama, sebagai respon dari keruntuhan
perusahaan-perusahaan pada 2001-2002 di Amerika Serikat, FASB telah diarahkan
untuk mengambil pendekatan objektif yang berorientasi pada pengaturan standar,
dibandingkan dengan pendekatan basis peraturan.

Kerangka konseptual dianggap penting dalam memberikan prinsip yang mendasar


untuk digunakan dalam standar berbasis objektif. Kedua, IASB dan FASB memulai
proyek konvergensi pada 2002 untuk mengurangi perbedaan antara standar US GAAP
dan IASB. Lebih dari ini, telah diperbincangkan bahwa standar seharusnya berdasar
pada kerangka konseptual umum. Berhubung terdapat perbedaan antara kerangka
IASB dan FASB yang berlaku, sebuah proyek untuk mengembangkan rangkaian
kerangka konseptual dimulai pada 2004. Saat ini sedang difokuskan pada karakteristik
objektif dan kualitatif pelaporan keuangan. Para pemilih telah menyatakan berbagai
pandangan terkait topik ini. Kerangka yang akhirnya muncul akan mencerminkan
sejauh mana pihak-pihak dengan beragam pandangan tentang pelaporan keuangan
dapat berkompromi untuk kepentingan harmonisasi akuntansi

You might also like