Professional Documents
Culture Documents
Dia menyatakan, hingga saat ini dirinya tidak mau untuk menandatangani
laporan keuangan tersebut karena adanya ketidak-benaran dalam laporan keuangan
itu
Saya tahu bahwa laporan yang sudah diperiksa akuntan publik, tidak wajar
karena sedikit banyak saya mengerti ilmu akuntansi yang semestinya rugi tapi dibuat
laba, lanjutnya.
Karena tidak ada tanda-tangan dari satu komisaris PT KAI, maka RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) PT Kereta Api harus dipending yang seharusnya
dilakukan pada awal Juli 2006.
Kasus kredit macet itu terungkap, setelah pihak kejaksaan menerima laporan
tentang adanya penyalah-gunaan kredit yang diajukan oleh tersangka Zein Muhamad
sebagai pemilik Raden Motor. Sementara ini pihak Kejati Jambi masih menetapkan 2
tersangka, yaitu Zein Muhamad sebagai pemilik Raden Motor yang mengajukan kredit dan
Effedi Syam dari pihak BRI cabang jambi sebagai pejabat yang menilai pengajuan sebuah
kredit.
Setelah satu bulan terlewati ternyata laporannya tak kunjung selesai dan
akhirnya diberikan tambahan waktu. Di saat penambahan waktu ini terdengar kabar
mengenai penangkapan Mulyana W Kusuma. Dia ditangkap karena tuduhan akan
melakukan tindakan penyuapan kepada salah satu anggota tim auditor dari BPK,
yaitu Salman Khairiansyah. Tim KPK bekerja sama dengan pihak auditor BPK
dalam penangkapan tersebut. Menurut Khoiriansyah, dia bersama Komisi
Pemberantas Korupsi mencoba merangkap usaha penyuapan yang dilakukan oleh
Mulyana menggunakan perekam gambar pada 2 kali pertemuan.
Penangkapan Mulyana ini akhirnya menimbulkan pro-kontra. Ada pihak yang
memberikan pendapat Salman turut berjasa dalam mengungkap kasus ini, tetapi lain
pihak memberikan pendapat Salman tak sewajarnya melakukan tindakan tersebut
karena hal yang dilakukan itu melanggar kode etik.
pengiriman kepada Rocky Deany C. Umbas senilai Rp. 50 juta tanggal 28 January 2011
pembayaran pemasangan CCTV, milik Rohli.
Adapun tanda-tangan palsu beratas nama korban N. Susetyo Sutadji dilakukan
sebanyak 5 kali, yaitu dalam formulir Citibank No AJ 79026, AM 122339, AM 122330,
AM 122340, dan juga AN 110601. Malinda mengirim uang senilai Rp. 2 miliar kepada PT.
Sarwahita Global Management, Rp. 361 juta kepada PT. Yafriro International, Rp. 700 juta
kepada Leonard Tambunan. Dan 2 transaksi yang lain sebesar Rp. 500 juta dan Rp 150 juta
dikirimkan kepada Vigor AW. Yoshuara secara berurutan.
"Hal ini telah sesuai dengan keterangan saksi Rohli dan N. Susetyo Sutadji dan
saksi Surjati T. Budiman serta telah sesuai BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Labaratoris
Kriminalistis Bareskrim Polri." jelasnya. Pengiriman uang serta pemalsuan tanda-tangan
ini tidak di sadari oleh ke-2 nasabah tersebut.
Indonesia yang sudah digulirkan Sri Mulyani dan menghancurkan citra aparat
perpajakan Indonesia.
Setelah penyelidikan sekian lama, akhirnya pada tanggal 19 Januari 2011, Gayus
Tambunan telah dinyatakan bersalah atas kasus korupsi dan suap mafia pajak oleh
Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan dengan hukuman 7 tahun penjara dan
denda Rp. 300 juta.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran nasabah terhadap nasib dananya di Bank Century.
Setelah tanggal 13 November 2008, nasabah Bank Century mengakui transksi dalam
bentuk valas tidak dapat diambil, kliring pun tidak bisa, bahkan transfer pun juga tidak
bisa. Pihak bank hanya mengijinkan pemindahan dana deposito ke tabungan dolar.
Sehingga uang tidak dapat keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua nasabah Bank
Century.
Para nasabah menganggap bahwa Bank Century telah memperjualbelikan produk
investasi ilegal. Pasalnya, produk investasi Antaboga yang dipasarkan Bank Century tidak
terdaftar di Bapepam-LK. Dan sudah sepatutnya pihak manajemen Bank Century
mengetahui bahwa produk tersebut adalah illegal.
Hal ini menimbulkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh nasabah. Para nasabah
melakukan aksi protes dengan melakukan unjuk rasa hingga menduduki kantor cabang
Bank Century. Bahkan para nasabah pun melaporkan aksi penipuan tersebut ke Mabes
Polri hingga DPR untuk segera menyelesaikan kasus tersebut, dan meminta uang deposito
mereka dikembalikan. Selain itu, para nasabah pun mengusut kinerja Bapepam-LK dan BI
yang dinilai tidak bekerja dengan baik. Dikarenakan BI dan Bapepam tidak tegas dan
menutup mata dalam mengusut investasi fiktif Bank Century yang telah dilakukan sejak
tahun 2000 silam. Kasus tersebut pun dapat berimbas kepada bank-bank lain, dimana
masyarakat tidak akan percaya lagi terhadap sistem perbankan nasional. Sehingga kasus
Bank Century ini dapat merugikan dunia perbankan Indonesia.