You are on page 1of 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATALAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT LAVALETTE
2015
GANGGUAN AFEKTIF ORGANIK (ICD 10-F06.3)
1. Pengertian (Definisi)

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik dan


Mental

Gangguan Afektif Organik adalah gangguan


afektif yang berkaitan dengan penyakit atau
gangguan baik pada otak ataupun penyakit
sistemik yang mengakibatkan disfungsi otak.
Penyakit yang mendasari dapat didiagnosis
tersendiri dan dicantumkan pada diagnosis
multiaksial Axis III
1.
Terdapat perubahan perilaku yang tidak
wajar pada pasien
2.
Pasien mengalami perasaan sedih atau
terlalu bersemangat yang tidak jelas
penyebabnya
3.
Pasien menderita suatu penyakit otak atau
penyakit fisik tertentu
4.
Terdapat kaitan waktu yang jelas antara
perkembangan penyakit fisik atau otak
dengan perubahan perilaku yang muncul
5.
Tidak ada riwayat stressor pencetus yang
jelas berhubungan dengan perubahan
perilaku sekarang (misal, riwayat masalah
psikososial)

7.

Menunjukkan tanda dan gejala penyakit


fisik tertentu
Bisa didapatkan defisit neurologis
Mengalami perubahan kuantitas maupun
kualitas kesadaran
Pemeriksaan
penunjang
seperti
Laboratorium,
Radiologi,
menampilkan
kondisi medis yang abnormal
Mood/afek terganggu, bisa berupa depresi,
manik, bipolar
Tidak didapatkan gangguan persepsi berupa
halusinasi
Proses dan isi pikir dalam batas normal

1.
2.

Terdapat gangguan fungsi kognitif


Terdapat gangguan sensorium

1.
2.
3.
4.
5.
6.

4. Kriteria Diagnosis

Sindrom dengan manifestasi menonjol


dalam bidang persepsi (halusinasi), isi
pikiran (waham), suasana perasaan dan
emosi (depresi, gembira, cemas)
4.
Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi
otak, atau penyakit fisik sistemik yang
diketahui berhubungan dengan salah satu
sindrom mental yang tercantum
5.
Adanya hubungan waktu (dalam beberapa
minggu atau bulan) antara perkembangan
penyakit yang mendasari dengan timbulnya
sindrom mental
6.
Kesembuhan dari gangguan mental setelah
perbaikan atau dihilangkannya penyebab
yang mendasarinya
7.
Tidak adanya bukti yang mengarah pada
penyebab alternatif dari sindrom mental ini
(seperti pengaruh yang kuat dari riwayat
keluarga atau pengaruh stres sebagai
pencetus)
8.
Terdapat perubahan suasana perasaan
(mood) dan afek, biasanya ke arah depresi
(dengan atau tanpa anxietas yang
menyertainya), atau ke arah elasi (suasana
perasaan yang meningkat)
Gangguan Afektif Organik
1.
Episode Depresif
2.
Episode Manik
3.
Gangguan Afektif Bipolar
1.
Darah lengkap
2.
Serum Elektrolit
3.
Gula darah
4.
Fungsi ginjal
5.
Fungsi liver
6.
Kadar tiroid
7.
Rapid plasma reagin/Venereal Disease
Research Laboratory
8.
Vitamin B12 dan asam folat
9.
Erythrocyte sedimentation rate
10. Arterial blood gases
11. Toxicology
12. Urinalysis
13. Cerebrospinal fluid for biomarkers,
infectious agents
14. Pemeriksaan radiologi
15. Electrocardiogram
3.

5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang

Electroencephalography
Human immunodeficiency virus
MMSE
Clock Drawing Test
8. Terapi
Konsulkan pada bidang terkait untuk terapi
penyakit yang mendasari
2.
Monitor status internistik, status neurologis
dan status mental
3.
Pemberian neuroleptika haloperidol 0,5-3
mg/hari
4.
Monitor efek samping obat
5.
Menjaga asupan gizi
6.
Menciptakan suasana ruangan yang
nyaman
7.
Psikoterapi individu
9. Edukasi
1.
Memberikan penjelasan tentang penyakit
pasien
2.
Pendampingan oleh keluarga atau orang
yang dekat dengan pasien
3.
Memberikan edukasi pada lingkungan
disekitarnya untuk memahami dan
menerima keadaan penderita
4.
Mengajak keluarga atau lingkungan sekitar
untuk membantu mengawasi minum obat
dan kontrol teratur
5.
Membimbing pasien dalam kehidupan
sehari-hari, memberikan kesibukan pada
pasien
6.
Mencegah pasien dari perilaku
membahayakan diri dan lingkungan
Ad vitam
: dubia ad bonam
10. Prognosis
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
IV
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
C
1. dr. Wisnu Wahjuni, SpKJ
13. Penelaah Kritis
2. dr. Sri Fuad Hidajati, Sp.KJ
16.
17.
18.
19.
1.

14. Indikator Medis


15. Indikator KRS

3. dr. Happy Indah Hapsari, SpKJ


4. dr. Frilya Rahma Putri, Sp.KJ
Pada 75% pasien, pemeriksaan mental
menunjukkan perbaikan setelah penyebab
organik teratasi
- Bebas dari kedaruratan psikiatri (upaya bunuh
diri, gaduh gelisah, tendensi melukai diri sendiri
atau orang lain, delirium)

16. Kepustakaan

- Bebas dari ketidakmampuan fungsi


- Memiliki sistem pendukung yang kuat (cnt :
keluarga) dan mampu menjamin kepatuhan obat
- Sesuai dengan indikasi penyakit organik yang
mendasari
1. Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan & Sadocks
Synopsis
of
Psychiatry,
Behavioral
Sciences/Clinical
Psychiatry,
10th
ed,
Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore, 2007
2. Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan & Sadocks
Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th ed,
Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore, 2009
3. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan
Jiwa di Indonesia III, DitJen YanDik DepKes RI,
Jakarta, 1993
4. American
Psychiatric
Association.
2000.
Schizophrenia and Other Psychotic Disorder.
Diagnostic and Statistical Manual IV - Text
Revision (DSM IV-TR). Washington, DC.:
American Psychiatric Association

You might also like