You are on page 1of 15

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL ( PMS )

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu pelayanan kesehatan integral yang profesional
yang memandang manusia sebagai makhluk bio psiko sosial spiritual. Keperawatan
maternitas merupakan subspesialis dari keperawatan Umum yang harus dimiliki
perawat dalam kegiatan pelayanan kesehatan baik secara individu,keluarga,kelompok
maupun masyarakat.Maka makalah ini mengangkat topik yang berhubungan dengan
mata kuliah Keperawatan Maternitas yaitu Penyakit Menular Seksual.
PMS ( Penyakit Menular Seksual ) merupakan sekelompok penyakit yang
disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa dan
jamur) yang menimbulkan gejala klinik utama di saluran kemih dan reproduksi, yang
jalur penularannya melalui hubungan seksual baik pada pria maupun
wanita.Diantaranya adalah gonorea ,herpes genital,sifilis,klamidia, Trikomoniasis
Vaginalis ,Kandidiadis Vagina ,Kutil Kelamin ,HIV/AIDS ,Human Papilloma Virus (HPV).
Gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan, Oleh
karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol.Sedangkan pada perempuan
sebagian besar gejala yang timbul hampir tak dapat dirasakan
Wanita, termasuk yang sedang hamil, merupakan kelompok resiko tinggi
terhadap PMS. Penyakit menular seksual dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas
terhadap ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkannya. Oleh sebab itu penting
dilakukannya penanggulangan yang tepat yaitu secara preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.
B. Tujuan

C.
1)
2)
3)
4)

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
Mengetahui Pengertian penyakit Menular Seksual,Menemukan jenis-jenis Penyakit
Menular Seksual dan melakukan penanggulangan secara promotif dan preventif yang
berhubungan dengan Penyakit Menular Seksual ( PMS ) melalui metode keperawatan.
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas yaitu :
Menjelaskan pengertian Penyakit Menular Seksual
Memaparkan cara penularan Penyakit Menular Seksual
Memaparkan jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
Menjelaskan pencegahan Penyakit Menular Seksual
BAB II
PEMBAHASAN
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

A. Pengertian Penyakit Menular


Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seks, penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain
melalui hubungan seksual Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral
maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap
serius.
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita lebih
beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat
reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal
tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol, gejala PMS
pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan. Sedangkan pada perempuan
sebagian besar gejala yang timbul hampir tak dapat dirasakan.
Gejala-gejala umum PMS pada laki-laki adalah :
Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar kelamin.
Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin.
Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam.
Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin.
Sakit luar biasa saat kencing.
Kencing nanah/darah dengan bau busuk.
Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok.
Kehilangan berat badan secara drastis, diare berkepanjangan, dan berkeringat saat
malam.
Sedangkan pada perempuan meliputi :
Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual.
Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
Keluarnya lendir pada vagina.
Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal pada kelamin.
Keputihan berbusa dan berbau busuk.
Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
B. Beberapa Jenis PMS
Ada banyak jenis PMS yang telah ditemukan. Dan diantaranya yang
paling sering ditemui dan berbahaya adalah :
1.Gonorea (GO)
Gonore (GO) adalah penyakit menular seksual (PMS), yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim,
rektum (usus bagian bawah), tenggorokan maupun bagian putih mata (Gonorhoaea

Conjugtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian.Ada masa tenggang (masa inkubasi) selama 2 -10 hari
setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda
penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah.

Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di
dalam panggul sehingga menimbulkan nyeri panggul dan gangguan reproduksi.
Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya,
meskipun di beberapa negara cenderung menurun, namun negara lainnya cenderung
meningkat. Penularan penyakit gonore (GO) yang lazimnya terjadi, adalah
dengan melakukan hubungan seks, ataupun dengan variasinya antara lain: oralseks (terjadinya faringitis GO), anal-seks (terjadinya proktitis GO) juga terjadinya
gonoblenorrhoea pada mata bayi yang baru lahir dari ibu-ibu yang menderita GO
ataupun terjadinya kolpitis GO pada bayi atau anak wanita karena orang tua atau
pengasuh yang merawat sehariharinya menderita GO adalah merupakan cara
penularan lain yang dapat terjadi karena hidup yang tidak higienis.
Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas
ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air
seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar.
Pada wanita gonore umumnya,60% kasus tidak menunjukkan gejala yakni tidak
menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan
dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam
nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan
bernanah, gonore juga dapat menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat
kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina (liang senggama) kaum wanita yang
terinfeksi gonore. Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa
kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan
kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan
kebutaan.
Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat menghilangkan
kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan jika tidak diobati,
penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan
kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada
pria. Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat menyebabkan
kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada
proses persalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi
tetesan mata untuk pengobatan gonore.

Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi
tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.

Penanganan
1) Pada masa kehamilan, berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal,
lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram
oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM
dosis tunggal.
2) Masa nifas, berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosis tunggal. b)
Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3) Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b) Antibiotika
Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB
IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
4) Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual.
5) Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6) Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan
pengobatan hingga tuntas.
2.Herpes Genital
Herpes genital adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex
dengan masa tenggang 4 - 7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui
hubungan seks.

Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di
daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau
paha.Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah
orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu.
Adapun gejalanya sebagai berikut :
Nyeri dan disuria
Uretral dan vaginal discharge
Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
Nyeri pada rektum, tenesmus
Bintil-bintil berair seperti anggur di sekitar kelamin.
Pecah, lalu menyebabkan luka kering mengerak lalu hilang.
Terulang lagi sampai seumur hidup.
Tanda :
Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada
tingkat infeksi.
Limfadenopati inguinal
Faringitis
Cervisitis

a) Herpes genital primer


Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual(termasuk
hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan
biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului
dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi
berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat
membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis,
preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.
b) Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada
faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga
terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik
sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus
antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan,
makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui
penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan
outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita,
ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu
memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks.
Pada perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun
kemudian..Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Orang yang
terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar
sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV.Konsekuensi yang Mungkin Terjadi
pada Janin dan Bayi: Perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes genital
pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran
prematur. Kejadian akut pada masa persalinan merupakan indikasi untuk dilakukannya
persalinan dengan operasi cesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir
akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius. Komplikasi yang
biasanya muncull adalah Gangguan mobilitas, vaginitis, urethritis, sistitis dan fisura ani
herpetika terjadi bila mengenai region genetalia,Abortus,Anomali kongenital,Infeksi
pada neonatus (konjungtifitis/ keratis, ensefalitis, vesikulitis kutis, ikterus, dan anomali
konvulsi).
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral
dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif
mencegah penularan virus herpes genital melalui hubungan seks.Kondom dapat
mengurangi risiko tetapi tidak dapat samasekali menghilangkan risiko tertular penyakit
ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom saat melakukan hubungan
seks, masih ada kemungkinan untuk tertular penyakit ini yaitu melalui adanya luka di
daerah kelamin.
1)
2)
3)
4)

Penanganan
Lakukan pemeriksaan serologi (STS).
Atasi nyeri dan demam dengan parasetamol 3 x 500 mg.
Bersihkan lesi dengan larutan antiseptic dan kompres dengan air hangat.
Keringkan dan oleskan acyclovir 5% topikal setelah nyeri berkurang.

Berikan acyclovir tablet 200 mg tiap 4 jam.


Rawat inap bila terjadi demam tinggi, nyeri hebat, retensi urin, konvulsi, neurosis, reaksi
neurologik lokal, ketuban pecah dini maupun partus prematurus.
7) Berikan pengobatan pada pasangan berupa acyclovir oral selama 7 hari.
8) Bila terpaksa partus pervaginam, hindari transmisi ke bayi atau penolong.
5)
6)

3.Sifilis (Raja Singa)

Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. termasuk ordo


Spirochaecrales, familia Spirochaetaceae dan genus Treponema. Bentuk spiral teratur,
panjang 6-15 m, lebar 0,15 m, terdiri atas 8-24 lekukan. Pembiakan secara
pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap 30 jam.Masa tanpa gejala
berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan
di sekitar alat kelamin. Kadang- kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti
flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 612 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan
seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau
disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf
otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan
kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan
keterbelakangan mental.
Sifilis tidak ditularkan tanpa hubungan seksual, apalagi melalui benda mati
seperti misalnya bangku, tempat duduk toilet, handuk, gelas, atau benda-benda lain
yang bekas digunakan atau dipakai oleh pengindap. Sifilis merupakan penyakit kronis
yang berkembang lewat beberapa stadium.
Gambaran klinis:
1) Sifilis primer, tanda klinis yang pertama muncul adalah tukak, dapat terjadi di mana saja
di daerah genitalia eksterna, 3 minggu setelah kontak. Lesi dapat khas, akan tetapi
dapat juga tidak khas. Jumlah tukak biasanya hanya satu, meskipun dapat juga
multipel. Lesi awal biasanya berupa papul yang mengalami erosi, teraba keras karena
terdapat indurasi.Permukaan dapat tertutup krusta dan terjadi ulserasi.
2) Sifilis sekunder, berupa berbagai ruam pada kulit, selaput lendir, dan organ tubuh.
Dapat disertai demam, malaise. Juga adanya kelainan kulit dan selaput lendir dapat
diduga sifilis sekunder.
3) Sifilis laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis, akan tetapi pemeriksaan
serologis reaktif. Dalam perjalanan penyakit sifilis selalu melalui tingkat laten, selama
bertahun-tahun atau seumur hidup. Diagnosis sifilis laten ditegakkan setelah diperoleh
anamnesis yang jelas, hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya kelainan yang
awal mulanya di sebabkan oleh sifilis.

4) Sifilis lanjut berupa endorteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh
darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis.
Klasifikasi
Sifilis terbagi menjadi sifilis congenital dan sifilis akuista.
1. Sifilis Kongenital, terbagi atas : a) Dini (sebelum 2 tahun); b) Lanjut (sesudah 2
tahun); Stigmata
2. Sifilis Akuista, terbagi : a) Klinik; b) Epidemiologik
Menurut caranya sifilis dibagi menjadi tiga stadium yaitu :
Stadium I (SI); Stadium II (SII); Stadium III (SIII)
Secara epidemiologik, WHO membagi menjadi :

1)
2)
3)
4)

5)
6)
7)

Stadium dini menular ( dalam waktu 2 tahun sejak infeksi), terdiri dari SI, SII,
stadium rekuren dan stadium laten dini.
Stadium lanjut tak menular (setelah 2 tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium
laten lanjut dan SIII.
Penanganan :
Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan.
Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada penggunaan instrumen.
Pemberian antibiotika, misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu dengan
4x pemberian; Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2100 mg oral hingga 20
hari; Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
Sebelum pemberian terapi pada bayi dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis
kongenital, maka dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologik tiap
bulan sampai negatif. Berikan antibiotik : Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB per
minggu hingga 4x pemberian; Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per hari 10 hari).
Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri.
Memastikan pengobatan lengkap dan kontrol terjadwal.
Pantau lesi kronik atau gejala neurologik yang menyertai.
4.Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala berlangsung 7 - 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki
dan perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa :
Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer berwarna
kuning kecoklatan.
Rasa nyeri di rongga pinggul.
Pendarahan setelah hubungan seksual.

Sedangkan pada laki-laki, gejalanya bisa berupa :


Keluar cairan bening dari saluran kencing.
Rasa nyeri saat kencing.
Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak cairan keluar dan
bercampur nanah.
Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi
sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa
PMS dan menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual.
Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan
kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi
kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya
adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang
saluran kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan
(pneumonia).
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan, jika tidak
diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat
menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati,
klamidia akan menyebabkan epididymitis, yaitu sebuah peradangan pada testis (tempat di mana sperma
disimpan), yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan.Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih
tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut.
Konsekuensi yang mungkin terjadi pada janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia
pada bayi dan infeksi mata pada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat
proses persalinan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal maupun anal dengan orang
yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif. Kondom dapat mengurangi
tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko tertular penyakit ini.
Penanganan
1) Doksisiklin per oral 2x sehari selama 7 hari.
2) Asitromisin dengan pemberian dosis tunggal (kontraindikasi untuk ibu hamil, gunakan eritromisin,
amoksilin, azitromisin).
3) Lakukan follow-up pada penderita dengan :
a) Apakah obat yang diberikan sudah diminum sesuai anjuran.
b) Pasangan seksual juga harus diperiksa dan diobati.
c) Jangan melakukan hubungan seks, bila pengobatan belum selesai.
d) Lakukan periksa ulang 3-4 bulan setelah selesai pengobatan.

5.Trikomoniasis Vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh infeksi protozoa parasitTricho
monas vaginalis. Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual
dan sering menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Masa tunas
Trichomonas vaginalis sulit untuk dipastikan, tetapi diperkirakan berkisar antara 3
sampai 28 hari.
Pada wanita sering tidak menunjukkan keluhan maupun gejala sama sekali. Bila
ada keluhan biasanya berupa lendir vagina yang banyak dan berbau. Lendir vagina
yang klasik berwarna kehijauan dan berbusa, biasanya hanya ditemukan pada 10 30% penderita. Lendir vagina sering menimbulkan rasa gatal dan perih pada vulva serta
kulit sekitarnya. Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah pendarahan setelah
melakukan hubungan kelamin dan perdarahan diantara menstruasi. Pada pemeriksaan
penderita dengan gejala vaginitis akut, tampak edema dan eritema pada labium yang
terasa nyeri, sedangkan pada vulva dan paha bagian atas kadang-kadang ditemukan
abses-abses kecil dan maserasi yang disebabkan oleh fermen proteolitik dalam tubuh.
Gejala dan tanda-tandanya adalah:
Keluar cairan vagina berwarna encer dan baunya busuk.
Vulva agak bengkak, gatal, dan tidak nyaman.
Nyeri saat kencing.
Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.Konsekuensi
yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Radang pada alat kelamin pada perempuan yang
terinfeksi trikomoniasis mungkin juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan
virus tersebut.Adanya trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko
penularan HIV pada pasangan seksualnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan hamil
dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui
hubungan seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi
tidak menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari untuk saling pinjam
meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit
ini.

6.Kandidiadis Vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur
Candidas albicans.Infeksi biasanya bersifat local. Selain pada vulva atau vagina, juga
pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan kulit. Candida adalah mikroorganisme
oportunis, dapat dijumpai di seluruh badan, terutama dalam mulut, kolon, kuku, vagina,
dan saluran anorektal.Gejala yang biasanya muncul pada kandidosis adalah keluhan
panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau.Pada pemeriksaan
terdapat vulvitis, dengan eritema dan edema vulva, fisura perineal, pseudomembran
dan lesi satelit papulopustular disekitarnya. Gejala khas adalah rasa gatal atau iritasi
disertai keputihan tidak berbau, atau berbau asam (masam).Keputihan biasa banyak,
putih keju atau seperti kepala susu atau krim. Tetapi kebanyakkan sedikit dan cair, atau
seperti susu pecah. Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju.Pada vulva

atau vagina terdapat radang, disertai maserasi, pseudomembran fisura dan lesi satelit
papulopostula.
Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang
kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas dan berreplikasi
secara tak terkendali sedemikian rupa sehingga mengakibatkan infeksi dan terjadi
keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal,
disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari
perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik
kemerahan di kulit kelamin.
7.Kutil Kelamin

Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala


yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.
Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput
lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil
dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa mengakibatkan
kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin.
Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam.
Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya laki-laki baru
menyadari setelah ia menulari pasangannya.
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan
kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja.
8.HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit
ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi
karena seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari
Human Immunodeficiency Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat
mengatasi serbuan penyakit lain karena sistem kekebalan tubuhnya menurun terus
secara drastis.

Virus ini tergolong unik karena daur hidupnya. Virus HIV yang hidup bebas di
luar tidak dapat berkembang biak. Namun, jika virus tersebut hinggap di sel hidup, ia
akan mengubah sel tersebut menjadi pabrik virus HIV. HIV hanya akan mengikatkan diri
pada reseptor khusus di permukaan sel. Reseptor ini hanya terdapat di sel darah putih,
sel pencernaan, dan sel otak. (Gambar 1).
HIV menembus dinding sel melalui reseptor tersebut dan melepaskan seluruh isi
virus ke dalam sel tersebut (Gambar 2).
Enzim yang ada dalam tubuh virus merubah RNA (Ribonucleat acid) rantai
tunggal menjadi rantai ganda (DNA) agar sesuai dengan DNA inangnya. (Gambar 3).
DNA virus bergabung dengan DNA inang. Sel inang tidak dapat mengetahui apa yang
terjadi padanya. (Gambar 4). Sel inang lalu akan menginstruksikan organel-organelnya
untuk mereplikasi RNA guna membentuk HIV baru. Dan pada akhirnya, virus HIV baru
akan keluar dari sel inang dan siap untuk menyerang sel lain. (Gambar 5).
Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala
khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering kali menderita
penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare.
Penderita sering kali merasa sehat dan memang dari luar memang tampak
sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas.
Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan
secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di daerah
kelenjar getah bening. Kekebalan tubuh semakin lemah dan akhirnya penderita mudah
terjangkit berbagai macam penyakit. Sampai nanti penderita meninggal perlahan.
Belum ditemukan obat bagi penderitannya sampai saat ini. Obat yang tersedia hanya
dapat menolong penderita untuk mempertahankan kesehatan tubuhnya.
Tanda-tanda dan gejala HIV/AIDS
Penurunan berat badan sehingga 10% yang tidak diketahui puncaknya
batuk yang kronik dan berterusan
Demam yang berpanjangan. Demam ini berlaku secara berkala ataupun berterusan
Pembengkakan nodus limfa terutamanya di leher, ketiak dan selakangan.
Terserang herpes zoster yang berulang-ulang. Herpes zoster merupakan infeksi saraf
oleh virus yang dicirikan oleh kehadiran lepuhan pada kulit.
Kandidiasis di mulut dan tekak. Kandidiasis merupakan sejenis penyakit yang
disebabkan oleh sejenis kulat (fungus).
Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral digunakan untuk
memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi.Obat-obat lain digunakan untuk melawan
infeksi oportunistik yang juga diderita.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Hampir semua orang yang
terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal karena komplikasi-komplikasi yang
berhubungan dengan AIDS.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang
terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun

pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18
bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi
HIV dalam proporsi yang cukup besar. Lihat Prenatal Risk Assessment: AIDS untuk infomasi lebih lanjut
tentang AIDS dan kehamilan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, khususnya
hubungan seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin
dipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk mencegah penularan HIV melalui
hubungan seks.Kondom dapat menurunkan risiko penularan tetapi tidak menghilangkan sama sekali
kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan saling berbagi jarum suntik. Diskusikan
dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan yang harus dilakukan untuk mencegah penularan
HIV, terutama saat harus menerima transfusi darah maupun produk darah.

9. Human Papilloma Virus (HPV)


Human Papiloma Virus (Virus papiloma manusia ) adalah virus yang
menyerang kulit dan membran mukosa manusia.Cara Penularannya melalui Hubungan seksual vaginal,
anal atau oral.Gejala-gejalanya berupa tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol tumbuh
di dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.Pengobatan: Tidak ada pengobatan untuk penyakit
ini. Kutil dapat dihilangkan dengan cara-cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: HPV adalah virus yang
menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari virus ini berhubungan kuat dengan kanker serviks
sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva, vagina, penis dan anus. Pada kenyataannya 90%
penyebab kanker serviks adalah virus HPV. Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000 perempuan
Amerika setiap tahunnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini
pada proses persalinan dapat tumbuh kutil pada tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas
sehingga kutil tersebut harus dikeluarkan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan. Kondom hampir
tidak berfungsi sama sekali dalam mencegah penularan virus ini melalui hubungan seks.
Infeksi Reproduksi lain yang berhubungan penyakit menular seksual adalah :

Bakterial Vaginosis Menyebabkan nyeri saat buang air kecil, jika tidak diobati
dapat menyebabkan kegagalan ginjal.
Chancroid Luka atau bintil yang besar dan nyeri, dapat pecah.
Granuloma Inguinale Menyebabkan luka-luka yang tidak terasa sakit yang
dapat membesar dan mudah berdarah.
Lymphogranuloma Venereum Menyebabkan lesi-lesi, luka dan abses pada lipat
paha.
Molluscum Contagiosum Virus ini menyebabkan lesi-lesi yang halus dan
mengkilap yang harus dihilangkan satu per satu oleh dokter.
Mucopurulent Cervicitis (MPC) Menyebabkan keluarnya keputihan dari serviks,
dapat menyebabkan Penyakit Radang Panggul atau keguguran pada ibu hamil.
Nongonococcal Urethritis (NGU) Mengenai laki-laki dan dapat menyebabkan
masalah pada saat buang air kecil, dapat disebabkan oleh klamidia.
Penyakit Radang Panggul/Pelvic Inflammatory Disease (PID) Dapat
disebabkan oleh berbagai bakteri, menular melalui hubungan seksual atau cara-cara
lain. Dapat menyebabkan rasa nyeri, kemandulan dan bahkan kematian.
Sepuluh faktor resiko teratas yang berpengaruh pada peluang Anda terkena PMS :

Seks tanpa pelindung


Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk
menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain
selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah
memakai kondom.
Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan seksual Anda,
kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan
cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasanganpasangannya pasangan Anda.
Mulai aktif secara seksual pada usia dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua. Ada
beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka
lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga
tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol bisa
jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat
seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan
kondom.
Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat lebih besar
kemungkinannya melakukan perilaku seksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga
memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksual yang dalam keadaan sadar
tidak akan dilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko
penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit baginya
untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki
resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika berhubungan
seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau diakumulasi
jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di
masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya, sebab orang
yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif
sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya
monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua
pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.
Sudah terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda lebih rentan
terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapatmenjadi jalan masuk
patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu
dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih pil KB sebagai alat
kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai kondom.
Ini bisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai
kondom) atau memang tidak suka pakai kondom dan menjadikan pil KB sebagai alasan. Yang jelas,
perlindungan ganda (pil KB dan kondom) adalah pilihan terbaikmeski tidak semua orang
melakukannya.

You might also like