Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu pelayanan kesehatan integral yang profesional
yang memandang manusia sebagai makhluk bio psiko sosial spiritual. Keperawatan
maternitas merupakan subspesialis dari keperawatan Umum yang harus dimiliki
perawat dalam kegiatan pelayanan kesehatan baik secara individu,keluarga,kelompok
maupun masyarakat.Maka makalah ini mengangkat topik yang berhubungan dengan
mata kuliah Keperawatan Maternitas yaitu Penyakit Menular Seksual.
PMS ( Penyakit Menular Seksual ) merupakan sekelompok penyakit yang
disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa dan
jamur) yang menimbulkan gejala klinik utama di saluran kemih dan reproduksi, yang
jalur penularannya melalui hubungan seksual baik pada pria maupun
wanita.Diantaranya adalah gonorea ,herpes genital,sifilis,klamidia, Trikomoniasis
Vaginalis ,Kandidiadis Vagina ,Kutil Kelamin ,HIV/AIDS ,Human Papilloma Virus (HPV).
Gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan, Oleh
karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol.Sedangkan pada perempuan
sebagian besar gejala yang timbul hampir tak dapat dirasakan
Wanita, termasuk yang sedang hamil, merupakan kelompok resiko tinggi
terhadap PMS. Penyakit menular seksual dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas
terhadap ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkannya. Oleh sebab itu penting
dilakukannya penanggulangan yang tepat yaitu secara preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.
B. Tujuan
C.
1)
2)
3)
4)
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
Mengetahui Pengertian penyakit Menular Seksual,Menemukan jenis-jenis Penyakit
Menular Seksual dan melakukan penanggulangan secara promotif dan preventif yang
berhubungan dengan Penyakit Menular Seksual ( PMS ) melalui metode keperawatan.
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas yaitu :
Menjelaskan pengertian Penyakit Menular Seksual
Memaparkan cara penularan Penyakit Menular Seksual
Memaparkan jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
Menjelaskan pencegahan Penyakit Menular Seksual
BAB II
PEMBAHASAN
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Conjugtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah kebagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian.Ada masa tenggang (masa inkubasi) selama 2 -10 hari
setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda
penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah.
Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di
dalam panggul sehingga menimbulkan nyeri panggul dan gangguan reproduksi.
Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di dunia setiap tahunnya,
meskipun di beberapa negara cenderung menurun, namun negara lainnya cenderung
meningkat. Penularan penyakit gonore (GO) yang lazimnya terjadi, adalah
dengan melakukan hubungan seks, ataupun dengan variasinya antara lain: oralseks (terjadinya faringitis GO), anal-seks (terjadinya proktitis GO) juga terjadinya
gonoblenorrhoea pada mata bayi yang baru lahir dari ibu-ibu yang menderita GO
ataupun terjadinya kolpitis GO pada bayi atau anak wanita karena orang tua atau
pengasuh yang merawat sehariharinya menderita GO adalah merupakan cara
penularan lain yang dapat terjadi karena hidup yang tidak higienis.
Ciri-ciri orang yang terkena gonore adalah: apabila pria, ia akan merasa panas
ketika buang air kecil (kencing), dan bila diamati, ternyata setelah mengeluarkan air
seni, dari ujung alat kelaminnya akan terlihat adanya nanah yang ikut terbawa keluar.
Pada wanita gonore umumnya,60% kasus tidak menunjukkan gejala yakni tidak
menimbulkan rasa panas atau sakit, terkecuali jika ia terjangkit penyakit keputihan
dengan gejala keluarnya semacam lendir atau cairan kuning kehijau-hijauan (semacam
nanah), dalam jumlah yang cukup banyak. Selain menimbulkan rasa panas dan
bernanah, gonore juga dapat menyebabkan merah dan bengkak pada ujung alat
kelamin kaum pria, juga di sekeliling vagina (liang senggama) kaum wanita yang
terinfeksi gonore. Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa
kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan
kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan
kebutaan.
Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat menghilangkan
kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi: Pada perempuan jika tidak diobati,
penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan
kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada
pria. Gonore yang tidak diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat menyebabkan
kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfkesi pada
proses persalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi
tetesan mata untuk pengobatan gonore.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi
tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
Penanganan
1) Pada masa kehamilan, berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis awal,
lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. b) Ampisilin + Sulbaktan 2,25 gram
oral dosis tunggal. c) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. d) Seftriakson 500 mg IM
dosis tunggal.
2) Masa nifas, berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosis tunggal. b)
Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3) Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. b) Antibiotika
Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam klamtanat 50 mg/ kgBB
IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis tunggal.
4) Lakukan konseling tentang metode barier dalam melakukan hubungan seksual.
5) Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6) Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan
pengobatan hingga tuntas.
2.Herpes Genital
Herpes genital adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex
dengan masa tenggang 4 - 7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui
hubungan seks.
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di
daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau
paha.Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah
orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu.
Adapun gejalanya sebagai berikut :
Nyeri dan disuria
Uretral dan vaginal discharge
Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
Nyeri pada rektum, tenesmus
Bintil-bintil berair seperti anggur di sekitar kelamin.
Pecah, lalu menyebabkan luka kering mengerak lalu hilang.
Terulang lagi sampai seumur hidup.
Tanda :
Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada
tingkat infeksi.
Limfadenopati inguinal
Faringitis
Cervisitis
Penanganan
Lakukan pemeriksaan serologi (STS).
Atasi nyeri dan demam dengan parasetamol 3 x 500 mg.
Bersihkan lesi dengan larutan antiseptic dan kompres dengan air hangat.
Keringkan dan oleskan acyclovir 5% topikal setelah nyeri berkurang.
4) Sifilis lanjut berupa endorteritis obliterans pada bagian ujung arteriol dan pembuluh
darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis.
Klasifikasi
Sifilis terbagi menjadi sifilis congenital dan sifilis akuista.
1. Sifilis Kongenital, terbagi atas : a) Dini (sebelum 2 tahun); b) Lanjut (sesudah 2
tahun); Stigmata
2. Sifilis Akuista, terbagi : a) Klinik; b) Epidemiologik
Menurut caranya sifilis dibagi menjadi tiga stadium yaitu :
Stadium I (SI); Stadium II (SII); Stadium III (SIII)
Secara epidemiologik, WHO membagi menjadi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Stadium dini menular ( dalam waktu 2 tahun sejak infeksi), terdiri dari SI, SII,
stadium rekuren dan stadium laten dini.
Stadium lanjut tak menular (setelah 2 tahun sejak infeksi), terdiri atas stadium
laten lanjut dan SIII.
Penanganan :
Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan.
Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada penggunaan instrumen.
Pemberian antibiotika, misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu dengan
4x pemberian; Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2100 mg oral hingga 20
hari; Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
Sebelum pemberian terapi pada bayi dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis
kongenital, maka dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologik tiap
bulan sampai negatif. Berikan antibiotik : Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB per
minggu hingga 4x pemberian; Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per hari 10 hari).
Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri.
Memastikan pengobatan lengkap dan kontrol terjadwal.
Pantau lesi kronik atau gejala neurologik yang menyertai.
4.Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala berlangsung 7 - 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki
dan perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa :
Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan encer berwarna
kuning kecoklatan.
Rasa nyeri di rongga pinggul.
Pendarahan setelah hubungan seksual.
5.Trikomoniasis Vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh infeksi protozoa parasitTricho
monas vaginalis. Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual
dan sering menyerang saluran kencing bagian bawah pada wanita. Masa tunas
Trichomonas vaginalis sulit untuk dipastikan, tetapi diperkirakan berkisar antara 3
sampai 28 hari.
Pada wanita sering tidak menunjukkan keluhan maupun gejala sama sekali. Bila
ada keluhan biasanya berupa lendir vagina yang banyak dan berbau. Lendir vagina
yang klasik berwarna kehijauan dan berbusa, biasanya hanya ditemukan pada 10 30% penderita. Lendir vagina sering menimbulkan rasa gatal dan perih pada vulva serta
kulit sekitarnya. Keluhan lain yang mungkin terjadi adalah pendarahan setelah
melakukan hubungan kelamin dan perdarahan diantara menstruasi. Pada pemeriksaan
penderita dengan gejala vaginitis akut, tampak edema dan eritema pada labium yang
terasa nyeri, sedangkan pada vulva dan paha bagian atas kadang-kadang ditemukan
abses-abses kecil dan maserasi yang disebabkan oleh fermen proteolitik dalam tubuh.
Gejala dan tanda-tandanya adalah:
Keluar cairan vagina berwarna encer dan baunya busuk.
Vulva agak bengkak, gatal, dan tidak nyaman.
Nyeri saat kencing.
Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.Konsekuensi
yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Radang pada alat kelamin pada perempuan yang
terinfeksi trikomoniasis mungkin juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan
virus tersebut.Adanya trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan risiko
penularan HIV pada pasangan seksualnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada perempuan hamil
dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran prematur.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi
adalah satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui
hubungan seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi
tidak menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari untuk saling pinjam
meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit
ini.
6.Kandidiadis Vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur
Candidas albicans.Infeksi biasanya bersifat local. Selain pada vulva atau vagina, juga
pada hidung, mulut, tenggorok, usus, dan kulit. Candida adalah mikroorganisme
oportunis, dapat dijumpai di seluruh badan, terutama dalam mulut, kolon, kuku, vagina,
dan saluran anorektal.Gejala yang biasanya muncul pada kandidosis adalah keluhan
panas, atau iritasi pada vulva dan keputihan yang tidak berbau.Pada pemeriksaan
terdapat vulvitis, dengan eritema dan edema vulva, fisura perineal, pseudomembran
dan lesi satelit papulopustular disekitarnya. Gejala khas adalah rasa gatal atau iritasi
disertai keputihan tidak berbau, atau berbau asam (masam).Keputihan biasa banyak,
putih keju atau seperti kepala susu atau krim. Tetapi kebanyakkan sedikit dan cair, atau
seperti susu pecah. Pada dinding vagina biasanya dijumpai gumpalan keju.Pada vulva
atau vagina terdapat radang, disertai maserasi, pseudomembran fisura dan lesi satelit
papulopostula.
Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang
kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas dan berreplikasi
secara tak terkendali sedemikian rupa sehingga mengakibatkan infeksi dan terjadi
keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu, bergumpal,
disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari
perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik
kemerahan di kulit kelamin.
7.Kutil Kelamin
Virus ini tergolong unik karena daur hidupnya. Virus HIV yang hidup bebas di
luar tidak dapat berkembang biak. Namun, jika virus tersebut hinggap di sel hidup, ia
akan mengubah sel tersebut menjadi pabrik virus HIV. HIV hanya akan mengikatkan diri
pada reseptor khusus di permukaan sel. Reseptor ini hanya terdapat di sel darah putih,
sel pencernaan, dan sel otak. (Gambar 1).
HIV menembus dinding sel melalui reseptor tersebut dan melepaskan seluruh isi
virus ke dalam sel tersebut (Gambar 2).
Enzim yang ada dalam tubuh virus merubah RNA (Ribonucleat acid) rantai
tunggal menjadi rantai ganda (DNA) agar sesuai dengan DNA inangnya. (Gambar 3).
DNA virus bergabung dengan DNA inang. Sel inang tidak dapat mengetahui apa yang
terjadi padanya. (Gambar 4). Sel inang lalu akan menginstruksikan organel-organelnya
untuk mereplikasi RNA guna membentuk HIV baru. Dan pada akhirnya, virus HIV baru
akan keluar dari sel inang dan siap untuk menyerang sel lain. (Gambar 5).
Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala
khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering kali menderita
penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare.
Penderita sering kali merasa sehat dan memang dari luar memang tampak
sehat. Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas.
Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan
secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di daerah
kelenjar getah bening. Kekebalan tubuh semakin lemah dan akhirnya penderita mudah
terjangkit berbagai macam penyakit. Sampai nanti penderita meninggal perlahan.
Belum ditemukan obat bagi penderitannya sampai saat ini. Obat yang tersedia hanya
dapat menolong penderita untuk mempertahankan kesehatan tubuhnya.
Tanda-tanda dan gejala HIV/AIDS
Penurunan berat badan sehingga 10% yang tidak diketahui puncaknya
batuk yang kronik dan berterusan
Demam yang berpanjangan. Demam ini berlaku secara berkala ataupun berterusan
Pembengkakan nodus limfa terutamanya di leher, ketiak dan selakangan.
Terserang herpes zoster yang berulang-ulang. Herpes zoster merupakan infeksi saraf
oleh virus yang dicirikan oleh kehadiran lepuhan pada kulit.
Kandidiasis di mulut dan tekak. Kandidiasis merupakan sejenis penyakit yang
disebabkan oleh sejenis kulat (fungus).
Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral digunakan untuk
memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang terinfeksi.Obat-obat lain digunakan untuk melawan
infeksi oportunistik yang juga diderita.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi: Hampir semua orang yang
terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal karena komplikasi-komplikasi yang
berhubungan dengan AIDS.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang
terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam satu tahun
pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan meninggal pada saat berusia 18
bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi
HIV dalam proporsi yang cukup besar. Lihat Prenatal Risk Assessment: AIDS untuk infomasi lebih lanjut
tentang AIDS dan kehamilan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, khususnya
hubungan seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin
dipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk mencegah penularan HIV melalui
hubungan seks.Kondom dapat menurunkan risiko penularan tetapi tidak menghilangkan sama sekali
kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik dan saling berbagi jarum suntik. Diskusikan
dengan petugas kesehatan tindakan kewaspadaan yang harus dilakukan untuk mencegah penularan
HIV, terutama saat harus menerima transfusi darah maupun produk darah.
Bakterial Vaginosis Menyebabkan nyeri saat buang air kecil, jika tidak diobati
dapat menyebabkan kegagalan ginjal.
Chancroid Luka atau bintil yang besar dan nyeri, dapat pecah.
Granuloma Inguinale Menyebabkan luka-luka yang tidak terasa sakit yang
dapat membesar dan mudah berdarah.
Lymphogranuloma Venereum Menyebabkan lesi-lesi, luka dan abses pada lipat
paha.
Molluscum Contagiosum Virus ini menyebabkan lesi-lesi yang halus dan
mengkilap yang harus dihilangkan satu per satu oleh dokter.
Mucopurulent Cervicitis (MPC) Menyebabkan keluarnya keputihan dari serviks,
dapat menyebabkan Penyakit Radang Panggul atau keguguran pada ibu hamil.
Nongonococcal Urethritis (NGU) Mengenai laki-laki dan dapat menyebabkan
masalah pada saat buang air kecil, dapat disebabkan oleh klamidia.
Penyakit Radang Panggul/Pelvic Inflammatory Disease (PID) Dapat
disebabkan oleh berbagai bakteri, menular melalui hubungan seksual atau cara-cara
lain. Dapat menyebabkan rasa nyeri, kemandulan dan bahkan kematian.
Sepuluh faktor resiko teratas yang berpengaruh pada peluang Anda terkena PMS :