Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia merupakan negara agraris, di
mana sebagian besar penduduknya adalah petani. Sehingga sangat dibutuhkan
sistem irigasi yang tepat guna agar penyediaan air di sawah terpenuhi dan
dapat meningkatkan produksi pertanian. Pola tata tanam yang tepat juga
mutlak dibutuhkan sesuai dengan kondisi iklim dan geologi yang ada.
Kebutuhan air di sawah (dinyatakan dalam mm/hari atau lt/dt/Ha),
ditentukan oleh faktor-faktor:
a. Penyiapan lahan
b. Penggunaan air konsumtif
c. Perkolasi dan rembesan
d. Pergantian lapisan air
e. Curah hujan efektif
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman:
a. Topografi
Lahan yang miring membutuhkan air lebih banyak dari pada lahan yang
datar, karena air akan lebih cepat mengalir menjadi aliran permukaan dan
hanya sedikit yang mengalami infiltrasi, sehingga kehilangan air lebih
besar.
b. Hidrologi
Makin besar curah hujan maka makin sedikit kebutuhan air tanaman,
karena hujan efektif akan menjadi besar.
c. Klimatologi
Digunakan
untuk
rasionalisasi
penentuan
laju
evaporasi
dan
evapotransportasi.
d. Tekstur Tanah
Tanah yang baik untuk pertanian ialah tanah yang mudah dikerjakan dan
bersifat produktif yaitu tanah yang memberi kesempatan pada akar
tanaman untuk tumbuh dengan mudah, menjamin sirkulasi air dan udara,
serta baik pada zona perakaran dan secara relative memiliki persediaan
hara dan kelembaban yang cukup.
Dalam tugas besar ini, selain merencanakan kebutuhan air irigasi kami
juga merencanakan jaringan irigasi serta bangunan utama irigasi dan
komponen pelengkapnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan tugas besar ini antara lain:
1. Mengetahui kebutuhan air untuk irigasi
2. Mengetahui dimensi saluran yang diperlukan
3. Dapat mendesain bendung beserta komponen-komponen pelengkapnya
4. Mengetahui kestabilan bendung yang direncanakan dalam keadaan normal
dan banjir serta pada kondisi gempa
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan air irigasi diperkirakan untuk menentukan skala final proyek
yaitu dengan jalan melakukan analisis sumber air untuk keperluan irigasi.
Kebututuhan air meliputi masalah persediaan air, baik air permukaan maupun air
bawah tanah, begitu pula masalah manajemen dan ekonomi proyek irigasi.
Kebutuhan air telah menjadi faktor yang sangat penting dalam memilih keputusan
tentang perbedaan pendapat dalam sistem sungai utama dimana kesejahteraan
masyarakat dari lembah, negara, dan bangsa tercakup. Sebelum sumber air dari
suatu daerah aliran di daerah kering dan setengah kering dapat ditentukan secara
memuaskan, pertimbangan yang hati-hati harus dicurahkan kepada kebutuhan air
(consumptive use) pada berbagai sub aliran.
2.1.1 Evaporasi
Perlu diketahui Evaporasi adalah suatu peristiwa perubahan air menjadi uap
air. Laju evaporasi dipengaruhi oleh lamanya penyinaran matahari, angin,
kelembapan udara, dan lain-lain. Evaporasi meliputi perpindahan massa fluida
dari permukaan fluida kedalam atmosfir dan sesuai dengan hal itu akan
diharapkan mengikuti hukum penyebaran massa seperti dibahas dalam pasal 1.5.
sehingga persamaan dasar diharapkan adalah dalam bentuk:
E= -k
de
dz
E= k
e w ea
z
e w ea
p
Padi-Padi-Bera-Padi-Palawija-
Palawija
Padi-Palawija-Bera-Palawija-Padi-
air
Bera
Sebagai pedoman diambil jangka waktu 1.5 bulan untuk menyelesaikan penyiapan
lahan diseluruh petak tersier.
Bilamana untuk penyiapan lahan diperkirakan akan dipakai peralatan mesin
secara luas, maka jangka waktu penyiapan lahan akan diambil 1 bulan.
Perlu diingat bahwa transplantasi (perpindahan bibit ke sawah) mungkin
sudah diambil setelah 3 sampai 4 minggu di beberapa bagian petak tersier dimana
pengolahan sudah selesai.
B. Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan
Pada umumnya jumlah air yang dibutuhkan untuk penyiapan lahan dapat
ditentukan berdasarkan kedalaman serta porositas tanah di sawah.
Dalam musim kemarau dimana keadaan air mengalami kritis , maka
pemberian air tanaman akan diberikan / diperioritaskan kepada tanaman yang
telah direncanakan.
Dalam sistem pemberian air secara bergilir ini, permulaan tanam tidak
serentak, tetapi bergilir menurut jadwal yang ditentukan, dengan maksud
penggunaan air lebih efisien. Sawah dibagi menjadi golongan-golongan dan saat
permulaan pekerjaan sawah bergiliran menurut golongan masing-masing.
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem giliran adalah:
-
2.1.5 Perkolasi
Adapun yang dimaksud Perkolasi adalah besarnya air yang masuk dari
lapisan tanah tak jenuh (unsaturated) ke lapisan tanah jenuh (saturated). Infiltrasi
ialah masuknya air (besarnya air merembes) dari permukaan tanah ke lapisan tak
jenuh (unsaturated). Pada tanaman ladang, perkolasi air kedalam lapisan tanah
bawah
hanya
akan
terjadi
setelah
pemberian
air
irigasi.
Dalam
penutup
lindungan
tumbuh-tumbuhan
yang
padat
lengket)
3. Clay loam
lengket)
biasanya
dikerjakan setelah pemupukan. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu. Lakukan
penggantian sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm ( atau 3,3 mm/hari selama
bulan ) selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.
Ketentuan :
1. WLR diperlukan saat terjadi pemupukan maupun penyiangan, yaitu 1-2
bulan dari pembibitan (transplanting).
2. WLR = 50 mm (diperlukan pergantian lapisan air yang besarnya
diasumsikan = 50 mm)
KP bagian penunjang.
3. Jangka waktu WLR = 1,5 bulan (selama 1,5 bulan air digunakan untuk
WLR sebesar 50 mm ).
Contoh perhitungan dalam 15 hari :
WLR = 50 mm selama 1,5 bulan
Dengan :
EPNG = efisiensi pengairan
Asa
Adb
B. Efisiensi pemakaian
Adalah perbandingan antara air yang dapat ditahan pada zona perakaran
dalam periode pemakaian air dengan air yang diberikan pada areal irigasi.
EPMK = (Adzp / Asa) x 100%
Dengan :
EMPK = efisiensi pemakaian
Asa
Adzp
C. Efisiensi penyimpanan
Apabila keadaan sangat kekurangan jumlah air yang dibutuhkan untuk
mengisi lengas tanah pada zona penakaran adalah Asp (air tersimpan penuh) dan
air yang diberikan adalah Adb maka efisiennya :
EPNY = (Adk / Asp) x 100%
Dengan :
EPNY = efisiensi penyimpanan
Asp
Adk
= efisiensi
Adbk
Ahl
IR = DR = Efisiensisaluran
Dimana :
NFR = Kebutuhan air irigasi di sawah.
IR
Etc
= perkolasi (mm/hari).
Reff
= efisiensi irigasi
Etc Reff
I
Dimana:
Etc
= perkolasi (mm/hari)
R eff
Me k
ek 1
Dimana :
IR
= kebutuhan air untuk mengganti air yang hilang akibat evaporasi dan
perkolasi disawah yang telah dijenuhkan (mm/hari)
= MT/S
Cu
NR
= perkolasi (mm/hari)
R eff
Pembagian sampai pada pintu tersier akan diawasi oleh juru, sedangkan
dalamjaringan diawasi oleh ulu-ulu (sambong).
Juru dan pengamat akan turun tangan dalam pembagian air di petak
tersier, hanya jika terjadi perselisihan di desa-desa.
LPR = Angka perbandingan antara satuan luas baku terhadap polowijo yang
berdasarkan jumlah kebutuhan satuan air terhadap tanaman polowijo.
Besar LPR di Jawa Timur
1. Polowijo
:1
: 20
:6
:4
:1
6. Tebu muda
: 1,5
7. Tebu bibit
: 1,5
8. Tebu tua
:0
9. Tembakau
:1
10. Beru
:0
jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama akibat lebih sedikit
waktu tersedia untuk tanaman.
d. Jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama, akibatnya lebih
sedikit waktu yang tersedia untuk tanaman yang kedua.
e. Daur/siklus gangguan serangga, pemakaian insektisida.
Persediaan air dalam jangka waktu satu tahun tetap tidak, artinya ada bulanbulan yang persediaan airnya cukup ada pula yang tidak. Pada musim hujan padi
mulai ditanam. Penggarapan tanah dilakukan pada awal musim hujan dimana
persediaan air pada waktu itu masih sangat sedikit. Jika seluruh lahan
menggunakan air pada waktu yang sama kebutuhan air tidak akan tercukupi.
Mengingat hal tersebut dalam sistem penanaman padi raeding, lahan dibagi
menjadi beberapa golongan.
Apabila penggarapan tanah untuk penanaman padi dimulai diseluruh areal
dalam suatu daerah pengaliran dalam jangka waktu yang bersamaan, maka
kebutuhan air maksimumnya akan melampaui daya tampung saluran maupun
kemampuan daya guna airnya.
System golongan adalah mencari (memisah-misahkan) periode-periode
pengolahan (penggarapan) dengan maksud menekan kebutuhan air maksimum.
Pengatuiran-pengaturan umum tehadap golongan-golongan adalah sebagai
berikut:
a. Tiap jaringan induk dibagi menjadi tiga golongan A,B,C. Tiap golongan
dadakan sampai seluruh petak-petak tersier dengan cara menggolongkan bakubaku sawah yang seharusnya hampir sama menjadi masing-masing golongan.
b. Tiap golongan A,B,C digilir.
c. Untuk keperluan pengolahan tanahnya (garapan), masing-masing golongan
menerima air selama dua periode sepuluh harian mulai dari golongan A.
d. Tanaman padi gadu yang masih ada di sawah diberi air dengan cukup.
Ijin dimulainya golongan-golongan akan datang dari seksi. Cabang seksi
harus menjamin bahwa seksi mempunyai data-data yang tepat mengenai tanaman,
debit dan curah hujan dari tahun-tahun yang telah lalu untuk digunakan menjadi
dasar perhitungan terhadap permulaan tanggal dan masing-masing golongan.
Tiap golongan harus diberi batas yang tetap. Tiap-tiap tahun pengaturan
golongan digilir, sehingga keuntungan atau kerugian bagian dapat terbagi secara
merata.
Prosedur-prosedur yang digunakan pada sistem golongan adalah:
a. Dibuat batas-batas golongan yang pasti pada batas-batas primer atau sekunder,
dalam tiga bagian yang kira-kira hampir sama. Pemberian air ke petak tersier
tidak langsung mengambil dari saluran primer maupun saluran sekunder.
b. Setelah diteliti dan dibenarkan seksi dan menyetujui panitia irigasi, golongangolongan diberi tanda tetap di peta-peta pengairan. Setelah itu dibuat daftar
desa-desa serta petak-petak di masing-masing golongan lalu dikirim ke
semua-desa-desa yang bersangkutan.
c. Setelah mempertimbangkan adanya tanaman-tanaman yang masih ada
disawah, pengamat mengusulkan ke seksi tentang pengaturan golongagolongan untuk musim yang akan datang.
d. Langkah selanjutnya adalah mengadakan pertemuan dengan panitia irigasi
untuk mempertimbangkan rencana tanaman musim penghujan.
e. Pada pertemuan ini akan ditentukan adanya golongan-golongan oleh sekertaris
panitia irigasi sebelum permulaan musim penghujan desa-desa yang
bersangkutan akan diberi tahu tantang aturan golongan baru.
Sistem golongan dikerjakan sebagai berikut :
No
1
Periode
s/d hari
kesatu
Golongan A
Golongan B
Golongan C
Hari ke 1 20
Garap tanah
untuk
pembibitan
Hari ke 21 40
pemindahan tanaman
Hari ke 41 60
tanaman padi
Garap tanah
untuk pembibitan
Bibit dan garap
tanah
untuk tanaman
padi
Hari ke 61 dst
terdiri dari bangunan bagi, sadap, bagi sadap, bangunan terjun, talang, got miring.
Sebelum diambil keputusan, terlebih dahulu dicek apakah apakah daerah ini
tidak mungkin diari selamanya atau hanya untuk sementara saja. Jika sudah pasti
tidak bisa ditanami, daerah ditandai pada peta. Daerah semacam ini dapat
digunakan
sebagai
pemukiman,
pedesaan,
dan
daerah
lai
selain
persawahan/perkebunan.
Dalam pembagian petak tersier dan kuarter harus diperhatikan keadaan
lapangan dan batas-batas alam yang ada misalnya saluran-saluran lama, sungai,
jalan
raya,
kereta
api
dan
sebagainya.
Perencanaan
jaringan
irigasi
pelaksanaan jaringan
Sistem jalan
Misalnya :
a) daerah dataran tinggi
b) rawa (daerah yang tergenang)
Saluran pembawa adalah saluran yang membawah air irigasi dari bangunan
utama ke petak-petak sawah. Ada empat macam saluran pembawa, yaitu saluran
primer, sekunder, tersier, dan kuarter.
Prinsip pembuatan saluran primer adalah direncanakan bedasarkan titik
elevasi tertinggi dari daerah yang dapat dialiri. Jika daerah yang dialiri diapit oleh
dua buah sungai, maka saluran dibuat mengikuti garis prmisah air. Saluran
sekunder direncanakan melalui punggung kontur.
Selain saluran pembawa, pada daerah irigasi harus terdapat saluran
pembuang. Saluran pembuang dibuat untuk menampung buangan (kelebihan) air
dari petak sawah. Sistem pembuangan ini disebut sistem drainase. Tujuan sistem
drainase adalah mengeringkan sawah, membuang kelebihan air hujan, dan
membuang kelebihan air irigasi. Saluran pembuangan di buat di lembah kontur.
Dasar perencanaan lahan untuk jaringan irigasi adalah unit tersier. Petak
tersier adalah petak dasar disuatu jaringan irigasi yang mendapatkan air irigasi
dari suatu bangunan sadap tersier dan dilayani suatu suatu jaringan tersier. Faktorfaktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan Lay Out tersier adalah :
Batas-batas petak
Kondisi medan
Eksploitasi jaringan
Batas-batas untuk perencanaan lahan untuk daerah irigasi
1. Batas alam
Sungai
Lembah
2. Batas Administrasi
Untuk perencanaan detail jaringan pembawa dan pembuang diperlukan peta
topografi yang akurat dan bisa menunjukkan gambaran-gambaran muka tanah
yang ada. Peta topografi tersebut bisa dieroleh dari hasil pengukura topografi atau
dari foto udara. Peta tersebut mencakup informasi yang berhubungan dengan :
1. Garis kontur dengan interval
2. Batas petak yang akan dicat
3. Tata guna tanah, saluran pembuang dan jalan yang sudah ada serta
bangunannya
4. Tata guna tanah administratif
Garis kontur pada peta menggambarkan medan daerah yang akan
direncanakan. Topografi suatu daerah akan menentukan Lay Out serta konfigurasi
yang paling efektif untuk saluran pembawa atau saluran pembuang. Dari
kebanyakan tipe medan Lay Out yang cocok digambarkan secara sistematis. Tiap
peta tersier yang direncanakan terpisah agar sesuai dengan batas alam dan
topografi. Dalam banyak hal biasanya dibuat beberapa konfigurasi Lay Out
jaringan irigasi dan pembuang.
Klasifikasi tipe medan sehubungan dengan perencanaan daerah irigasi :
1. Medan terjal kemiringan tanah 2 %
alternatif.
Kemiringan tercuram dijumpai dilereng hilir satuan primer.
Sepasang saluran tersier menggambil air dari saluran primer di
Tiap petak yang dibuat harus diberi batas nyata dan tegas agar
tidak terjadi keraguan dalam pemberian air.
Kecocokan tanah di seluruh daerah dipelajari dan dibuat rencana secara optimal
sehingga dapat diputuskan bentuk jaringan tersiernya.
A. Keadaan Topografi
Untuk perencanaan detail jaringan irigasi tersier dan pembuang, diperlukan
peta topografi yang secara akurat menunjukkan gambaran muka tanah yang ada.
Untuk masing-masing jaringan irigasi dan digunakan titik referensi dan elevasi
yang sama.
Peta-peta ini dapat diperoleh dari hasil-hasil pengukuran topografi (metode
terestris) atau dari foto udara (peta ortofoto). Peta-peta ini harus mencakup
informasi yang berkenaan dengan :
Garis-garis kontur
Bangunan
Skala peta dan interval garis-garis kontur bergantung kepada keadaan
topografi :
Tabel. Definisi Medan untuk Topografi Makro
Kontur Medan
Sangat Datar
Datar
Bergelombang
Terjal
Kemiringan Medan
<0,25 %
0,25 - 1,0 %
1-2%
>2 %
Skala
1: 5000
1 : 5000
1 : 2000
1 : 2000
Interval
0,25
0,5
0,5
1,0
Selain itu juga akan diperhatikan kerapatan atau densitas titik-titik di petakpetak sawah agar arah aliran antar petak dapat ditentukan.
Peta ikhtisar harus disiapkan dengan skala 1 : 25000 dengan lay out
jaringan utama dimana petak tersier terletak. Peta ini harus mencakup trase
saluran pembuang, batas-batas petak tersier dan sebagainya. Untuk penjelasan
yang lebih rinci mengenai pengukuran dan pemetaan, lihat persyaratan teknis
untuk Pemetaan Terestris dan pemetaan ortofoto.
B. Gambar-gambar Perencanaan Jaringan yang ada ( As Buildrawing)
Di daerah-daerah yang sudah ada fasilitas irigasinya, diperlukan data-data
perencanaan yang berhubungan dengan daerah-daerah irigasi, kapasitas saluran
irigasi dan muka air maksimum dari saluran-saluran yang ada dan gambar-gambar
purbalaksanan (kalau ada), untuk menentukan tinggi muka air dan debit rencana.
Jika data-data ini tak tersedia, maka untuk menentukan tinggi muka air
rencana pada pintu sadap dan elevasi bangunan sadap lainnya harus dilaksanakan
pengukuran.
2.2.3 Skema Sistem Jaringan Irigasi
Skema jaringan irigasi merupakan penyederhanaan dari tata letak jaringan
irigasi yang menunjukkan letak bangunan irigasi yang penting. Skema jaringan
irigasi mempertimbangkan hal sebagai berikut :
1. Saluran primer, sekunder dan bangunan sadap menuju saluran tersier
digambar terlebih dahulu dengan lambang sesuai ketentuan.
2. Tiap ruas saluran diantara saluran menunjukkan luas daerah yang diairi.
Panjang
saluran
disesuaikan
dengan
panjang
sesungguhnya
dan
kapasitasnya.
3. Tiap bangunan sadap diberi nama bangunan, luas, kapasitas bangunan
serta saluran yang akan diari.
4. Lokasi dan nama pembendung air ditulis.
5. Arah aliran sungai ditunjukkan.
6. Ditulis juga nama bangunan pelengkap serta bangunan kontrol lainnya.
: 5-100 hektar
: 8-15 hektar
: 1500 meter
: 500 meter
: 300 meter
C. Batas Petak
Batas berdasarkan pada kondisi topografi. Daerah itu hendaknya diatur
sebaik mungkin, sedemikian hingga satu petak tersier terletak dalam satu daerah
administrative desa agar eksploitasi dan pemeliharaan jaringan lebih baik.
Jika ada dua desa di petak tersier yang sangat luas maka dianjurkan untuk
membagi petak-petak tersebut menjadi dua petak subtersier yang berdampingan
sesuai dengan daerah desa masing-masing.
Batas-batas petak kuarter biasanya akan berupa saluran irigasi dan
pembuangan kuarter yang memotong kemiringan medan dan saluran irigasi serta
pembuangan kuarter yang memotong kemiringan medan. Jika mungkin batas ini
bertepatan dengan batas-batas hak milik tanah.
2.3 Bangunan Utama
Bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka
air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air dapat disadap dan dialirkan
secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Sedangkan bangunan air
adalah setiap pekerjaan sipil yang dibangun di badan sungai untuk berbagai
keperluan.
Bendung tetap adalah bendung yang terdiri dari ambang tetap, sehingga
muka air banjir tidak dapat diatur elevasinya. Umumnya dibangun disungaisungai ruas hulu dan tengah.
Bendung berfungsi antara lain untuk meninggikan taraf muka air, agar air
sungai dapat disadap sesuai kebutuhan dan untuk mengendalikan aliran, angkutan
sedimen, dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman,
efektif, efisien, dan optimal.
Bendung sebagai pengatur tinggi muka air sungai dapat dibedakan menjadi
bendung pelimpah dan bendung gerak. Bendung pelimpah terbuat dari pasangan
batu, dibangun melintang di sungai, sehingga akan memberikan tinggi air
minimum kepada bangunan intake untuk keperluan irigasi, dan merupakan
Sama lebar dengan rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur (bank
full dishcharge)
Umumnya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata pada ruas sungai
yang stabil
:
:
:
:
:
:
Atau
Qi = b a (2gz)
Ket :
Qi
C,
A
G
Z
:
:
:
:
:
3. Pintu pembilas
Vlughter
USBR
SAF
Schooklitch
Dll
Tinggi pembendungan,
Keadaan geoteknik tanah dasar misalnya jenis batuan, lapisan, kekerasan
c.
Bentuk hidraulik
Bentuk hidraulik bangunan, yaitu :
Mercu bendung bertipe bulat
Tubuh bendung bagian hilir tegak sampai dengan kemiringan 1 : 1
b.
Tinggi blok muka kolam olakan dan blok lantai adalah y 1, lebar
dan jaraknya kira-kira 0,75y1.
c.
d.
e.
Tinggi
f.
dinding
samping
diatas
kedalaman
air
bawah
g.
h.
diabaikan.
3. Peredam tipe USBR II
Kolam Olakan USBR II. Disarankan untuk digunakan pada
struktur yang besar, misalnya, saluran pelimpah besar, struktur kanal yang
besar, dan lain lain, juga untuk F1 > 4,5. panjang loncatan dan kolam
olakan terpendek kira-kira 33%, dengan mengunakan alat tambahan.
Aturan aturan untuk perancangan kolam olakan USBR II :
1. Tentukan
elevasi
lantai
lindung
untuk
memanfaatkan
seluruh
Untuk
menambah
faktor
keamanan,
disarankan
lebar
selang
0,5D1
untuk
memperkecil
semburan
dan
BAB III
PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI
3.1. Perhitungan Evaporasi Potensial
3.1.1. Metode Penman Modifikasi
Perhitungan Eto berdasarkan rumus Penman yan telah dimodifikasi untuk
perhitungan pada daerah-daerah di Indonesia adalah sebagai berikut:
Eto = Eto* .c
Eto* = W (0.7 Rs Rn1) + (1 W) .f (u).(ea ed)
Data terukur yang diperlukan adalah :
=t
= RH
= n/N
= RH
=t
=R
= Rn1
Fungsi suhu
= Ta4
= f(t)
0,1 + 0,9.n/N
= f(ed)
= f(u)
= ea
RH.ea
= ed
= RH
2.
3.
4.
5.
mencari angka koreksi dari tabel BC.3 sesuai dengan bulan yang
ditinjau.
6.
= Wp
=n
=s
=d
=A
=n
=s
= Wp
=d
=A
0,7 xR80
n
Efisiensi irigasi = I
Periode waktu pemberian air = jml hari dlm1 periodex24 jamx3600 dtk =T
= WR
=A
Dimana :
NFR = kebutuhan air disawah (1mm/hari x 10000(24x60x60) = 1lt/dt/ha)
Cu
Pd
Suhu
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0,27
0,27
0,27
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,28
0,27
0,27
0,27
26,050
26,190
25,825
25,325
25,450
26,325
26,525
24,495
26,375
26,525
26,075
26,130
Eto*
mm/hari
5,4094
5,4267
5,3816
5,5170
5,5330
5,6449
5,6705
5,4108
5,6513
5,4680
5,4125
5,4187
c
0,80
0,80
0,75
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
0,80
0,80
0,80
0,80
Eto
mm/hari
4,3275
4,3413
4,0362
3,8619
3,8731
3,9515
3,9694
4,0581
4,5211
4,3744
4,3300
4,3349
Langkah-langkah perhitungan :
1. Letak lintang 10oLS dapat diketahui T dari tabel B.C. 1
2. T dan B diketahui Eto* dapat dicari dengan rumus :
Eto*P*(0.457*T) + 8.13
3. Angka koreksi c dapat diketahui dari tabel B.C.2
4. Besar Eto dapat dihitung dengan rumus :
Eto = c.Eto*
Contoh perhitungan
Ed = (ea x RH)/100
= (33.72 x 81.30)/100
= 27.4144 mbar
Rs = (0.25 + 0.54(n/N)/100) x Ra
= (0.25 + 0.54 (71)/100) x 13.0
= 8.2342 mbar
f (u)
= 0.27 x (1 + 0.864 x u)
= 0.27 x (1 + 0.864 x 3.70)
= 1.1331
Eto*
Eto = c x Eto*
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Bulan
Ja
n
Fe
b
Mar
Ap
r
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
11
55
4
58
34
5
28
3
7
20
5
0
0
0
17
0
5
0
0
0
0
3
9
0
0
0
0
0
48
0
49
48
2
16
4
0
0
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
56
22
0
0
0
96
34
2
9
7
13
4
50
27
40
20
6
4
0
0
0
0
23
0
27
119
47
0
0
13
31
14
59
0
0
22
0
0
0
0
0
0
47
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
20
0
0
0
0
0
0
0
0
102
0
33
22
0
9
0
0
0
0
175
12
0
0
14
2
0
59
87
53
0
12
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
59
0
26
20
0
0
0
8
0
0
83
0
0
10
24
13
0
0
0
0
0
113
47
22
14
12
0
0
27
0
17
3
31
25
12
9
22
Jumla
h
71
2
60
2
75
1
15
9
36
17
2
TAHUN 1988
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Bulan
Ju Ju
n
l
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
0
0
0
8
37
0
0
0
0
0
11
0
22
0
0
0
15
0
0
0
0
3
0
49
0
0
0
0
0
0
24
0
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
39
0
0
0
0
0
0
0
0
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
52
0
0
0
0
0
0
12
34
0
48
0
0
0
0
49
0
0
25
0
75
0
0
0
0
0
9
22
45
14
33
13
0
38
0
16
0
0
0
0
33
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
43
0
31
37
18
0
10
6
59
22
0
58
74
0
0
0
19
32
0
0
0
51
0
90
0
0
0
0
0
0
0
0
25
0
67
0
17
0
0
0
0
0
0
0
17
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
0
0
0
49
0
24
11
12
0
12
8
23
0
0
0
0
8
0
5
0
18
5
0
16
49
48
10
3
14
0
0
14
0
0
0
9
0
46
4
8
0
0
0
39
0
0
0
0
0
0
0
10
34
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0
0
0
0
35
0
0
49
47
16
0
9
0
0
42
0
17
16
30
0
13
7
49
0
0
19
0
11
0
0
12
99
0
34
8
74
0
33
0
23
0
8
54
36
67
35
79
35
31
Jumlah
A
gs
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
77
20
49
0
0
0
0
0
10
0
0
426
TAHUN 1989
Curah Hujan (mm)
Tangg
al
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Bulan
Ju
Jul
n
A
gs
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
0
0
0
0
0
14
9
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
28
0
31
0
0
0
49
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
27
0
0
0
7
0
11
9
0
0
0
8
0
0
0
0
11
50
19
49
36
48
35
47
0
10
0
24
4
24
4
31
26
40
0
0
0
0
0
0
0
24
0
61
0
26
0
0
0
5
0
0
0
80
0
22
21
5
0
12
5
0
14
12
4
0
0
0
0
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
49
0
0
0
49
0
0
0
0
54
0
0
0
32
0
0
3
0
0
19
64
19
0
10
58
0
0
9
0
0
0
48
15
0
0
0
45
0
10
8
49
23
0
0
0
0
0
0
29
10
1
0
0
9
0
0
0
0
0
0
48
0
0
13
20
21
22
23
24
0
12
0
19
41
49
45
10
16
20
1
20
49
17
21
0
0
0
0
0
10
7
0
12
0
0
0
6
0
32
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
35
0
0
0
0
93
25
26
27
28
29
19
10
0
0
0
0
36
30
18
0
0
48
37
0
0
0
0
24
17
0
0
0
0
0
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
44
0
0
0
0
0
30
49
17
0
94
3
0
0
46
16
11
3
57
31
8
70
73
0
33
50
46
19
41
0
36
73
18
0
0
0
0
28
10
2
30
11
0
8
6
0
27
15
1
0
23
0
52
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Jumlah
31
0
5
4
20
TAHUN 1990
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
Bulan
Ju
Jul
n
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5
6
12
0
13
0
18
0
0
28
19
0
0
0
27
9
9
9
16
0
7
13
0
0
0
0
12
0
0
0
0
0
49
0
23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
87
0
0
0
46
0
0
0
7
78
13
1
60
0
0
11
0
8
0
79
48
0
0
0
0
5
0
0
7
5
17
0
0
0
0
0
0
0
24
72
0
0
0
17
0
0
48
49
0
12
6
0
0
0
30
0
0
0
44
18
12
0
0
0
0
0
0
0
0
20
21
22
23
24
25
26
27
28
54
5
6
0
41
43
0
17
12
0
13
3
22
0
0
20
0
20
0
0
29
30
0
0
0
0
25
0
31
62
48
9
0
15
4
99
48
3
Jumlah
60
8
A
gs
Se
p
O
kt
No
v
De
s
0
0
23
12
27
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
62
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
23
25
49
0
0
0
7
0
13
0
0
8
0
18
0
0
0
8
22
12
0
37
21
14
0
49
31
0
0
0
5
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
11
0
0
0
15
2
34
6
0
0
0
0
0
0
0
0
15
2
7
0
12
4
0
2
4
25
85
56
0
45
0
0
0
6
0
42
13
1
0
0
58
3
TAHUN 1991
Curah Hujan (mm)
Tangg
al
Jan
Ma
r
Ap
r
M
ei
0
25
0
42
41
0
0
0
0
10
8
49
9
0
0
16
0
0
21
3
11
18
0
13
0
0
0
0
0
0
0
0
49
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
42
5
0
0
0
0
0
30
0
0
49
25
0
43
0
0
0
0
49
0
11
7
10
59
5
27
0
0
0
0
6
0
10
7
43
9
14
0
0
0
0
0
5
0
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
47
15
0
38
0
49
0
0
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
166
8
42
25
49
32
0
20
24
92
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
292
37
0
10
49
0
10
0
0
0
0
98
0
13
0
0
0
11
44
17
44
0
12
16
0
0
0
0
0
0
0
31
106
111
1
85
49
7
28
21
9
Jumlah
Bulan
Ju Ju
n
l
Fe
b
A
gs
Se
p
O
kt
No
v
De
s
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
0
18
49
0
0
0
0
0
0
0
20
9
8
5
13
22
0
25
13
3
0
49
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
67
24
94
25
18
0
0
0
49
0
0
21
0
36
8
0
0
0
0
0
0
70
0
19
0
0
0
11
9
0
14
0
53
46
5
B bbb
TAHUN 1992
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
Jan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3
0
0
14
8
0
0
0
38
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
63
35
0
0
0
0
0
0
0
31
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
66
0
38
46
0
0
9
0
0
13
4
11
0
47
8
31
Jumlah
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Bulan
Ju
Jun
l
0
0
0
13
9
77
27
0
2
12
8
0
0
0
0
10
0
12
59
0
12
1
0
0
0
14
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
3
0
0
0
50
24
22
0
0
34
0
0
0
29
0
0
0
0
0
0
0
0
32
0
0
0
63
0
0
0
0
0
0
0
0
0
84
0
0
0
0
16
0
0
0
0
0
99
11
50
41
0
0
0
16
5
7
13
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
32
0
49
0
12
7
6
0
25
12
11
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
26
8
0
45
8
0
12
6
28
6
14
47
2
0
0
0
4
16
0
7
0
0
0
0
69
52
Ag
s
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
0
26
0
0
7
21
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
0
0
0
0
0
62
0
5
0
19
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
66
30
0
23
0
16
8
14
7
0
0
17
0
0
0
0
0
0
30
47
33
7
59
29
5
0
0
32
24
0
59
0
0
0
0
0
0
0
0
TAHUN 1993
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Bulan
Me Ju Ju
i
n
l
Fe
b
Mar
Ap
r
0
30
0
0
0
0
0
18
45
10
0
9
0
25
73
4
5
0
6
13
4
0
11
10
0
2
0
0
15
7
0
15
5
6
34
108
4
0
19
0
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
40
0
5
41
0
0
0
0
194
0
49
0
0
0
0
0
50
63
0
0
0
18
11
16
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
17
2
0
0
0
0
0
36
10
0
18
0
64
63
9
16
86
0
0
0
0
19
40
17
12
169
0
3
0
25
27
21
61
14
0
4
307
113
4
50
0
0
0
0
4
0
0
25
0
0
29
22
6
Jan
88
33
0
A
gs
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
8
45
0
0
0
66
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
25
16
17
29
0
40
8
27
14
17
0
0
13
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
58
15
0
0
0
0
0
0
0
25
9
49
17
7
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
41
2
TAHUN 1994
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
Jan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
19
0
0
7
3
5
17
4
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
97
28
7
6
0
0
0
0
0
0
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
48
15
10
0
0
61
8
22
18
2
0
14
3
52
0
31
Jumlah
Bulan
Ju
Jul
n
A
gs
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
48
16
27
63
25
7
20
0
7
21
3
0
50
0
74
2
0
0
29
22
20
5
2
0
20
26
25
33
0
49
70
40
0
7
5
0
4
15
2
14
3
5
20
75
16
20
0
10
11
49
20
5
0
10
1
24
0
0
0
0
0
28
3
34
0
0
24
43
0
0
0
10
4
9
0
0
0
0
13
4
0
22
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
3
0
0
0
0
0
0
0
90
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
10
0
27
3
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
0
9
0
0
0
0
0
0
0
98
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
35
0
0
0
16
0
13
0
0
0
43
12
5
3
0
12
5
0
0
48
0
0
0
0
0
0
0
15
47
35
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
64
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
63
82
3
97
40
1
0
5
4
0
19
6
0
0
0
12
8
8
41
0
0
26
0
17
23
0
13
14
6
13
10
15
8
0
0
0
17
42
0
10
5
38
7
15
5
96
3
37
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
16
1
TAHUN 1995
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
Bulan
Ju Ju
n
l
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
0
0
0
0
0
0
0
15
25
3
0
0
0
0
5
0
35
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
11
12
13
0
5
0
22
58
6
0
0
31
12
2
0
0
50
40
0
20
0
52
65
9
29
0
24
9
3
0
0
0
0
0
0
0
0
14
15
16
17
18
19
12
0
20
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
87
0
0
52
0
0
0
0
0
13
0
65
54
8
26
15
0
8
0
54
15
0
0
0
93
2
0
25
25
21
8
11
7
0
21
44
0
0
0
0
0
0
65
0
36
4
0
0
6
30
0
0
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
0
20
4
20
19
4
19
0
0
0
19
6
0
0
9
0
0
34
0
52
7
36
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
0
0
0
0
0
15
1
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah
Jan
21
8
72
Ag
s
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
22
0
13
0
0
0
0
0
0
3
1
0
0
0
0
0
3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
2
74
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
75
35
21
0
16
17
1
0
0
3
18
31
0
0
53
7
7
0
33
16
3
2
0
64
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
0
0
0
0
0
18
0
0
0
0
0
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
8
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
28
0
18
0
0
9
12
67
19
4
14
0
0
86
4
15
12
2
28
0
25
0
0
0
0
0
0
0
53
62
1
84
0
0
0
0
0
0
0
18
18
51
6
TAHUN 1996
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
Jan
1
2
3
0
20
0
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
31
0
0
70
17
0
22
0
0
0
88
0
0
8
0
1
0
0
0
18
9
5
0
0
12
0
0
30
1
Jumlah
Bulan
Me Ju Ju
i
n
l
Fe
b
Ma
r
Ap
r
0
0
0
12
3
13
0
0
0
0
0
0
0
0
12
16
18
0
0
9
45
0
2
11
0
11
2
0
3
69
0
0
0
45
1
0
0
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
14
0
6
11
0
0
0
23
0
0
0
0
0
0
0
62
0
5
0
0
23
0
0
14
4
0
0
0
0
0
0
48
15
0
98
0
0
0
0
0
0
0
0
19
0
0
0
0
0
0
0
0
18
0
0
0
0
0
0
0
19
10
0
0
0
0
0
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
78
Ag
s
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
10
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
47
20
0
0
70
0
0
0
67
0
5
13
20
30
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
14
0
0
0
7
0
0
0
17
8
TAHUN 1997
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
M
ei
26
53
0
0
12
23
0
0
0
26
0
0
0
0
20
0
25
0
0
0
0
48
13
0
0
0
5
0
10
23
30
31
4
7
0
0
36
0
40
73
0
20
0
0
0
0
0
50
10
0
35
0
0
0
0
54
0
14
10
0
0
30
35
0
0
19
0
0
12
26
7
64
0
0
8
19
19
12
0
90
0
30
0
20
0
0
0
0
16
0
11
0
7
0
0
0
12
0
0
25
0
0
8
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
34
9
41
8
0
58
0
0
0
10
65
19
0
0
5
18
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
0
17
0
0
21
3
55
Bulan
Ju
Jul
n
0
0
0
11
0
0
0
0
12
0
0
16
81
0
18
41
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
5
25
0
0
0
0
0
37
7
0
0
0
0
13
0
0
0
0
13
0
0
0
6
11
0
13
0
0
79
0
0
0
20
4
A
gs
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
1
2
0
7
0
0
0
0
52
97
0
0
59
22
0
0
0
0
0
23
0
0
0
0
0
0
26
0
0
0
22
0
0
30
8
17
0
15
7
17
45
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
8
7
25
0
0
0
0
0
0
0
0
16
15
0
0
18
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
8
0
16
0
12
30
0
69
0
27
9
0
0
6
0
8
23
40
25
7
TAHUN 1998
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Bulan
Ju Ju
n
l
Jan
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
0
0
8
6
0
0
28
7
65
0
42
0
0
11
14
25
50
0
0
68
0
0
0
8
16
4
0
7
5
50
0
41
4
0
0
2
0
0
5
0
0
0
25
0
0
0
60
0
23
20
0
0
0
9
0
0
58
0
6
0
73
0
0
0
28
1
0
16
0
0
0
0
34
0
0
0
0
0
0
45
35
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
16
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
17
0
0
0
0
0
0
19
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
36
0
0
33
0
0
0
0
0
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
63
97
Ag
s
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
TAHUN 1999
Curah Hujan (mm)
Tangga
l
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Bulan
Ju Ju
n
l
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
1
9
3
1
0
0
0
0
13
5
6
0
0
0
21
0
0
0
0
0
0
20
0
8
29
0
21
0
9
0
0
0
0
12
20
35
0
0
0
0
0
41
0
0
46
0
0
0
20
25
12
8
0
0
0
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
0
0
0
0
12
22
0
25
0
0
3
0
0
0
1
1
0
0
0
8
Ok
t
No
v
De
s
0
0
0
11
26
9
0
21
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
31
9
14
0
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
64
0
0
0
76
36
50
75
0
0
0
0
11
0
0
9
19
0
0
65
26
16
23
0
0
0
0
0
0
25
0
0
0
40
0
6
0
0
0
18
0
0
14
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
50
19
0
0
0
0
12
25
10
15
0
0
0
0
3
0
0
0
73
25
0
0
0
27
5
0
0
0
20
0
0
0
0
20
0
0
0
0
6
0
0
0
13
13
50
0
0
0
21
0
0
0
0
13
0
0
0
0
35
Ag
s
Se
p
TAHUN 2000
Curah Hujan (mm)
Jan
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Bulan
Ju
Jun
l
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
0
0
21
10
0
10
5
0
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
64
6
0
28
0
0
0
0
25
0
0
49
30
47
0
0
31
0
0
0
0
0
60
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
26
0
0
0
39
0
11
12
0
0
0
0
0
36
0
0
0
0
48
0
13
14
15
16
17
18
19
20
21
0
0
0
0
0
0
26
0
0
0
0
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
34
0
0
0
72
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
62
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
62
8
0
0
18
0
37
18
0
10
25
6
25
20
10
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
30
10
0
0
35
0
35
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
16
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
3
Tanggal
Jumlah
75
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
6
0
1
8
0
0
0
0
0
0
0
0
2
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
9
2
Ag
s
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
0
0
0
0
36
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
8
6
59
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
97
50
48
18
0
0
0
0
0
17
0
5
0
27
12
0
0
0
0
0
0
0
45
11
9
15
0
0
10
0
0
0
31
0
0
33
4
0
0
0
25
0
0
5
0
0
8
52
60
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Februari
CH
84
256
301
314
414
478
489
520
548
583
639
705
712
Tahun
1999
2000
1996
1997
1998
1992
1990
1994
1995
1988
1993
1989
1987
1111
1991
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
April
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
CH
63
159
164
180
203
213
226
332
364
401
439
458
468
483
CH
73
75
218
281
330
346
349
451
472
497
602
608
738
Tahun
1999
2000
1995
1998
1993
1988
1997
1996
1992
1991
1987
1990
1989
963
1994
Maret
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Mei
Tahun
1998
1987
2000
1996
1999
1997
1993
1988
1995
1994
1991
1992
1989
1990
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
CH
0
0
0
23
55
72
78
97
122
126
205
234
346
410
CH
144
154
160
219
268
279
338
350
418
527
740
751
823
113
4
Tahu
n
1996
1990
1998
1991
1992
1999
1989
2000
1997
1995
1988
1987
1994
1993
Juni
Tahun
1987
1993
1994
1991
1997
1995
1996
1998
2000
1992
1999
1988
1990
1989
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
CH
0
0
0
10
15
27
36
54
67
83
113
185
286
363
Tahu
n
1991
1993
1998
1996
1995
1990
1987
1994
1999
1988
2000
1997
1992
1989
Juli
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Agustus
CH
0
0
0
0
0
0
0
0
62
92
124
184
196
Tahun
1987
1988
1991
1992
1993
1996
1998
1999
1995
2000
1990
1989
1994
204
1997
Oktober
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
CH
0
0
Tahun
1987
1991
1993
1996
1998
24
1990
32
1992
119
2000
128
1994
194
1995
216
308
1999
1997
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
CH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
40
10
8
Tahun
1987
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1996
1997
1998
2000
1999
1988
1995
November
No
.
CH Tahun
1
0
1998
2
70
1996
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
85
13
2
17
2
17
7
18
2
23
5
33
4
33
7
35
7
36
1990
1999
1987
1993
1997
1989
2000
1992
1988
1991
September
No
.
CH Tahun
1
0
1987
2
0
1988
3
0
1989
4
0
1990
5
0
1991
6
0
1992
7
0
1993
8
0
1994
9
0
1996
10
0
1998
11
0
1999
12
4
1995
13 12
1997
14
52
2000
Desember
No
Tahun
.
CH
1
0
1998
2
60
2000
16
3
1
1994
17
4
8
1996
25
5
7
1997
29
6
5
1992
35
7
3
1999
35
8
7
1988
41
9
2
1993
42
10
6
1987
46
11
5
1991
12 51
1995
13
14
309
1989
366
1988
13
14
8
38
7
62
1
1994
1995
13
14
6
52
6
58
3
1989
1990
Minggu
Januari
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
III
I
II
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Curah Hujan
Andalan
Efektif
140
72
45
34,47
129
68,7
32
25,08
103
60,90
146
73,80
84
53,53
79
51,48
56
40,76
0
0,00
161
78,30
19
12,30
18
11,3
5
0
0
0
0
0
10
3,3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
III
Bulan
Minggu
November
I
II
III
I
II
III
Desember
0
0
Curah Hujan
Andalan
Efektif
16
9,3
72
48,47
44
33,84
89
55,50
68
46,66
21
14,3
0,00
0,00
Pola Tata Tanam
Padi
Palawija
9,30
9,30
48,47
48,47
33,84
33,84
55,50
55,50
46,66
46,66
14,30
14,30
TABEL PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI DENGAN POLA TATA TANAM METODE STANDAR DINAS
PEKERJAAN UMUM
BAB IV
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
4.1. Teori Dasar
Jaringan irigasi terdiri dari petak-petak tersier, sekunder dan primer yang
berlainan antara saluran pembawa dan saluran pembuang terdapat juga bangunan
utama, bangunan pelengkap, yang dilengkapi keterangan nama luas dan debit.
Petak tanah yang memperoleh air irigasi adalah petak irigasi. Sedangkan
kumpulan petak irigasi yang merupakan satu kesatuan yang mendapat air irigasi
melalui saluran tersier yang sama disebut petak tersier. Petak tersier menduduki
menduduki fungsi sentral, luasnya sekitar 50-100 Ha, kadang-kadang sampai 150
Ha. Pemberian air pada petak tersier diserahkan pada petani. Jaringan yang
mengalirkan air ke sawah disebut saluran tersier dan kuarter.
Untuk membawa air dari sumbernya hingga ke petak sawah diperlukan
saluran pembawa. Saluran-saluran ini terdiri dari saluran primer, sekunder, tersier,
dan kuarter. Dengan saluran pembuang, air tidak tergenang pada petak sawah
sehingga tidak berakibat buruk. Kelebihan air ditampung dalam suatu saluran
pembuang tersier dan kuarter dan selanjutnya dialirkan ke jaringan pembuang
primer.
Jaringan irigasi dengan pembuang dipisahkan sehingga keduanya berjalan
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam hal-hal khusus dibuat sistem
tabungan saluran pembawa dan pembuang. Keuntungan sistem gabungan adalah
pemanfaatan air lebih ekonomis dan biaya lebih murah. Kelemahannya adalah
saluran semacam ini lebih sulit diatur dan dieksploitasi, lebih cepat rusak dan
menampakkan pembagian air yang tidak merata.
Saluran-saluran dapat dilengkapi bermacam-macam bangunan yang
berfungsi untuk mempermudah pengaturan air yang berada pada saluran yang
lebih kecil atau pada petak sawah.
terdiri dari bangunan bagi, sadap, bagi sadap, bangunan terjun, talang, got miring.
Sebelum diambil keputusan, terlebih dahulu dicek apakah apakah daerah
ini tidak mungkin diari selamanya atau hanya untuk sementara saja. Jika sudah
pasti tidak bisa ditanami, daerah ditandai pada peta. Daerah semacam ini dapat
digunakan
sebagai
pemukiman,
pedesaan,
dan
daerah
lai
selain
persawahan/perkebunan.
Dalam pembagian petak tersier dan kuarter harus diperhatikan keadaan
lapangan dan batas-batas alam yang ada misalnya saluran-saluran lama, sungai,
jalan
raya,
kereta
api
dan
sebagainya.
Perencanaan
jaringan
irigasi
pelaksanaan jaringan
Sistem jalan
Misalnya :
a) daerah dataran tinggi
b) rawa (daerah yang tergenang)
Saluran pembawa adalah saluran yang membawah air irigasi dari
Batas-batas petak
Kondisi medan
Eksploitasi jaringan
Sungai
Lembah
b. Batas Administrasi
Untuk perencanaan detail jaringan pembawa dan pembuang diperlukan
peta topografi yang akurat dan bisa menunjukkan gambarangambaran muka tanah
yang ada. Peta topografi tersebut bisa dieroleh dari hasil pengukura topografi atau
dari foto udara. Peta tersebut mencakup informasi yang berhubungan dengan :
Tata guna tanah, saluran pembuang dan jalan yang sudah ada serta
bangunannya
direncanakan. Topografi suatu daerah akan menentukan Lay 0ut serta konfigurasi
yang paling efektif untuk saluran pembawa atau saluran pembuang. Dari
kebanyakan tipe medan Lay Out yang cocok digambarkan secara sistematis. Tiap
peta tersier yang direncanakan terpisah agar sesuai dengan batas alam dan
topografi. Dalam banyak hal biasanya dibuat beberapa konfigurasi Lay Out
jaringan irigasi dan pembuang.
Tiap petak yang dibuat harus diberi batas nyata dan tegas agar
tidak terjadi keraguan dalam pemberian air.
Garis-garis kontur
Bangunan
Kemiringan Medan
<0,25 %
0,25 - 1,0 %
1-2%
>2 %
Skala
1: 5000
1 : 5000
1 : 2000
1 : 2000
Interval
0,25
0,5
0,5
1,0
Selain itu juga akan diperhatikan kerapatan atau densitas titik-titik di petakpetak sawah agar arah aliran antar petak dapat ditentukan.
Peta ikhtisar harus disiapkan dengan skala 1 : 25000 dengan lay out jaringan
utama dimana petak tersier terletak. Peta ini harus mencakup trase saluran
pembuang, batas-batas petak tersier dan sebagainya. Untuk penjelasan yang lebih
rinci mengenai pengukuran dan pemetaan, lihat persyaratan teknis untuk
Pemetaan Terestris dan pemetaan ortofoto.
4.3.2. Gambar-gambar Perencanaan Jaringan yang ada ( As Buildrowing)
Di daerah-daerah yang sudah ada fasilitas irigasinya, diperlukan data-data
perencanaan yang berhubungan dengan daerah-daerah irigasi, kapasitas saluran
irigasi dan muka air maksimum dari saluran-saluran yang ada dan gambar-gambar
purbalaksanan (kalau ada), untuk menentukan tinggi muka air dan debit rencana.
Jika data-data ini tak tersedia, maka untuk menentukan tinggi muka air
rencana pada pintu sadap dan elevasi bangunan sadap lainnya harus dilaksanakan
pengukuran.
4.4. Skema Sistem Jaringan Irigasi
Skema jaringan irigasi merupakan penyederhanaan dari tata letak jaringan
irigasi yang menunjukkan letak bangunan irigasi yang penting. Skema jaringan
irigasi mempertimbangkan hal sebagai berikut :
: 50-150 hektar
: 8-15 hektar
: 1500 meter
: 500 meter
: 300 meter
Batas berdasarkan pada kondisi topografi. Daerah itu hendaknya diatur sebaik
mungkin, sedemikian hingga satu petak tersier terletak dalam satu daerah
administrative desa agar eksploitasi dan pemeliharaan jaringan lebih baik.
Jika ada dua desa di petak tersier yang sangat luas maka dianjurkan untuk
membagi petak-petak tersebut menjadi dua petak subtersier yang berdampingan
sesuai dengan daerah desa masing-masing.
Batas-batas petak kuarter biasanya akan berupa saluran irigasi dan
pembuangan kuarter yang memotong kemiringan medan dan saluran irigasi serta
pembuangan kuarter yang memotong kemiringan medan. Jika mungkin batas ini
bertepatan dengan batas-batas hak milik tanah.
BAB V
PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA
1.Perencanaan Mercu Bendung
1)
: + 13,00 5 = + 8,00 m
Hilir
Qd
C be
2
3
1659
2,19 174,4
2
3
= 2,662 m
= He v2/2g
v2/2g = 0 (diabaikan)
Ha
= 2.662 m
Kesimpulan :
Tinggi muka air banjir di udik bendung = Ha = 2.662 m
Elevasi muka air banjir
= . b . a .
2 g z
Dengan :
a = tinggi bukaan (m)
b = lebar bukaan (m)
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan (m)
= koef. debit (antara 0,80-0,90)
g = percepatan gravitasi
Perbandingan antara lebar bukaan dan tinggi bukaan dapat diambil dengan
perbandingan sebagai berikut :
b:h
= 1:1 atau
b:h
= 1,5 : 1 atau
b:h
=2:1
=.b.a.
2 g z
2 9,81 0,2
= 4.6 m 5 m
= 2 x 2,50 m
= 1,5 m
: diameter partikel
Kecepatan aliran yang mendekat ke intake dapat dihitung dengan
Q
A (luas penampang basah)
A
= (2 /x7,50
2,5) x 1,5 m
V = 11,62
= 7,5 m
V = 1,549 m3/dt
= 6,5 m2
jari-jari
pembulatan,
bidang
miring
tubuh
bendung
bagian
hilir
= 9,513 m/dt/m
z = 1,5 m
g = 9,81 m/dt
kedalaman air di hilir : D2 = Y
Q = C x L x Y3/2
Q = 1659 m3/dt
C = 1,7
L = Bentang sungai rata-rata diambil 146 m
= 3,55 m
Parameter energy
=
= 1,653
Panjang lantai peredam energy:
L/D2 = 1,87 ; L/D2 diambil dari grafik MDO
L = 1,87 x 14,6 = 26,645 m = 27.302 m
Kedalaman lantai peredam energy :
D/D2 = 1,5 ; D/D2 diperoleh dari grafik MDO
D = 1,5 x 3,55
= 5,325 = 5 m
Tinggi ambang akhir
A = 0,3 x 3,55
= 1,065 1,1 m
Lebar ambang akhir
B=2xa
= 2 x 1,1
= 2,2 m
= 2,50 m
tinggi lubang
= direncanakan 1,5 m
lebar pilar
= 1,5 m
Dengan:
Q
Cd
: bukaan pintu
= 7.3 m 7 m
Pintu dibuat dengan tiga lebar bukaan masing-masing 2,3 m.
Anggapan
==3
= 0,495
= 0,140
= 0,140 x 1,5
= 0,21 m
= 0,63 x 1,5
= 0,945 m 0,94 m
Dimana :
L = Panjang rayapan
H = kehilangan tekanan
Perhitungan
Perhitungan dilakukan dengan kondisi tidak ada aliran dari udik sehingga
Q=0. Jadi H = elevasi mercu elevasi lantai olakan =19 24,824 = 10 m
Panjang rayapan seharusnya:
Lb > 4 x H = 4 x 10 = 40 m
Tabel. Koefisien Tanah
Pasir agregat halus atau lanau
Pasir halus
Pasir sedang
Pasir kasar
Kerikil halus
Kerikil sedang
Kerikil besar termasuk berangkal
Bongkah dengan sedikit brongkal + kerikil
Lempung lunak
Lempung sedang
Lempung keras
Lempung sangat keras
8,5
7,5
6,0
5,0
4,0
3,5
3,0
2,5
3,0
2,0
1,8
1,6
BAB VI
ANALISIS STABILITAS PELIMPAH
6.1
Tebal Lantai
Tebal lantai saluran samping, transisi, peluncur, dan peredam energi
direncanakan agar dapat menahan gaya angkat (uplift). Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Upx Wx
dx Fs
UPx = Hx -
Lx
L
Dengan :
6.2
dx
Fs
= factor keamanan
Upx
Wx
Hx
Lx
c.
Satuan Tufa
d.
Satuan anglomerat
6.3
berikut (Anomin,1980:16) :
Keadaan Normal
Sf
Mt
> 1.5
Mg
Keadaan Gempa
Sf
Mt
> 1.1
Mg
dengan :
Sf
= Angka keamanan
6.5
Mt
Mg
berikut:
(Sosrodarsono, 1981:86)
Sf
c A V tan
H
dengan:
6.6
Sf
= angka keamanan
MH
V (1 6e )
A
<
L
2
<
L
6
tanah
dengan:
= eksentrisitas pembebanan
2. Jika titik tangkap resultan gaya-gaya yang bekerja terletak di luar batas 1/3 dari
tepi dasar masing-masing sisi:
L
3
e >
max
2 V
Lx
e
2
x 3
dengan:
6.7
= eksentrisitas pembebanan
tanah tanpa terjadi kelongsoran. Untuk menghitung besarnya daya dukung tanah
ijin dipergunakan rumus dari Ohsaki sebagai berikut (Sosrodarsono, 1981:33) :
qult C N c B N Df Nq
Sf
Sf
Dengan:
qult
Sf
= angka keamanan
= kohesi tanah
Df
6.8
Analisis Pembebanan
Dalam perhitungan pembebanan ditinjau dari gaya-gaya yang bekerja pada
Menerus
1,0
0,5
Bentuk pondasi
Bujursangkar
Persegi
1,5
0,4
Lingkaran
1,0 + 03B/L
1,3
0,5 + 0,1B/L
0,3
(Sumber: Sosrodarsono, 1981:33)
0
5
10
15
20
25
28
32
36
40
45
50
Nc
5,3
5,3
5,3
5,5
7,9
9,9
11,5
20,9
42,2
95,7
172,3
347,5
Nq
0
0
0
1,2
2,0
3,3
4,4
10,6
30,5
115,7
325,8
1073,4
N
1,0
1,4
1,9
2,7
3,9
5,6
7,1
14,1
31,6
81,3
173,3
415,1
1
1
w H 22 w H 12
2
2
dengan:
Pw
H1
H2
2. Tekanan Hidrodinamis
Pd
7
w kH H 22 (1 z 1,5 )
13
3 1 z 2, 5
Y H 2 1
1, 5
5 1 z
dengan:
Pd = tekanan air dinamis (ton)
kH = koefisien gempa
Z
= perbandingan H1/H2
3. Berat Air
W w V
dengan:
V
dengan:
Wtotal
BAB VII.
ANALISIS STABILITAS KONSTRUKSI
7.1. Stabilitas
Suatu konstruksi harus mempunyai kedudukan yang stabil dalam segala
keadaan yang mungkin menimpanya. Disamping itu tanah tempat suatu konstruksi
didirikan haruslah cukup kuat untuk menahan beban konstruksi dan pengaruhpengaruh luar lainnya.
Oleh karena itu, dalam perencanaan bangunan pelimpah ini, perlu dilakukan
kontrol-kontrol stabilitas yang meliputi :
-
W12
W13
W14
W15
W16
W17
= 4,89 tm-1
= 5,66 tm-1
= 3,66 tm-1
= 0,73 tm-1
= 16,06 tm-1
= 22,35 tm-1
Ka
=0,31
Diketahui = 320 (untuk tipe tanah pasir bulat, Mekanika Tanah Jilid 2: Braja
M. Das; hal 5), maka :
= 1 / 2.K a . t .H 2
Pa
Pp
= . w . H2
= . 1 . 52
= 12.5 tm-2
Hx (m)
Notasi
Upx (tm^-1)
NWL
FWL
NWL
FWL
Ket
La =
7.60
5.00
7.60
Lb =
6.00
8.60
5.78
8.38
Lc =
1,32
6.00
8.60
5.49
8.09
NWL + 13,03
Ld =
5,28
11.28
13.88
9.61
12.21
H = 6,5
Le =
0,66
11.28
13.88
9.47
12.07
Lf =
2,5
8.78
11.38
6.42
9.02
FWL + 15,63
Lg =
0,785
8.78
11.38
6.25
8.85
H = 6,5
Lh =
12.78
15.38
9.37
11.97
Li =
12.78
15.38
9.22
11.82
Lj =
4,5
8.28
10.88
3.73
6.33
Lk =
5,627
8.28
10.88
2.50
5.10
Ll =
0,5
8,78
11.38
2.89
5.49
Lm =
0,495
8,78
11.38
2.78
5.38
Ln =
2,28
5,65
8.25
2.85
5.80
= 1 . 4 . 1 . 2,4 = 9,6 t
W2
W3
W4
W5
= 2,5 . 2 . 1 . 2,4 = 12 t
W6
W7
W8
= 4 . 2. 1 . 2,4 = 19,2 t
W9
W10
W11
.c.N c . .B.N .D f .N q
q ult
Sf
Sf
Das; hal 5)
C
= 4 tm
sat
= 1,87 tm-3
Dari tabel 2-5, untuk = 320 didapat harga koefisien daya dukung berikut :
Nc = 20,9 ; N = 10,6 dan Nq = 14,1 . sedangkan faktor bentuk untuk pondasi
menerus didapat = 1,0 dan = 0,5
Ukuran pondasi direncanakan (185 x 30,93) meter pada kedalaman 7,78 meter.
Dari parameter daya dukung di atas, maka dapat dihitung besarnya daya dukung
tanah ijin, yaitu :
= 184,49 tm-2
Bentuk Pondasi
Bujursangkar
Persegi
Menerus
bentuk
1,0
1,3
0,5
0,4
Sumber : Sosrodarsono, 1981:33
Lingkaran
1,3
0,3
Nc
N
0
5,3
0
5
5,3
0
10
5,3
0
15
5,5
1,2
20
7,9
2,0
25
9,9
3,3
28
11,5
4,4
32
20,9
10,6
36
42,2
30,5
40
95,7
115,7
45
172,3
325,8
50
347,5
1073,4
Sumber : Sosrodarsono, 1981: 33
Nq
1,0
1,4
1,9
2,7
3,9
5,6
7,1
14,1
31,6
81,3
173,3
415,1
Notasi
W1
W2
W3
W4
W5
W6
W7
W8
W9
W10
W11
Pw
Pd
Pa
Pp
Up1
Up2
Up3
Up4
Up5
Up6
Up7
Up8
Up9
Up10
Up11
Up12
Up13
Up14
Up15
Up16
Up17
Up18
Up19
Up20
Up21
Up22
Up23
Up24
Up25
Up26
Volume
Berat Jenis
m3
t/m-3
4,00
8,89
11,14
34,03
5,00
1,25
2,00
8,00
30,35
3,42
0,45
12,50
1,46
8,08
5,87
5,00
0,39
7,25
0,19
28,99
10,14
6,07
0,05
15,35
3,81
4,72
0,07
23,88
6,24
5,90
0,05
15,53
12,35
12,49
3,46
1,11
0,35
1,75
0,71
6,92
0,71
Jumlah
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
1,00
1,00
1,87
1,87
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
Gaya (t)
Horizonta
Vertikal
l
9,60
21,34
26,74
81,66
12,00
3,00
4,80
19,20
72,84
8,21
1,07
12,50
1,46
15,11
10,98
5,00
0,39
7,25
0,19
28,99
10,14
6,07
0,05
15,35
3,81
4,72
0,07
23,88
6,24
5,90
0,05
15,53
12,35
12,49
3,46
1,11
0,35
1,75
0,71
6,92
0,71
426,30
40,05
Lengan (m)
Momen tm
Tahan
Guling
2,00
4,94
7,45
8,19
5,00
6,33
10,05
11,38
20,91
30,18
30,59
0,50
0,67
1,66
1,44
4,82
5,67
7,65
7,54
9,23
8,81
10,87
10,71
13,00
13,60
15,08
14,97
17,66
16,76
21,98
21,15
24,29
24,38
24,79
24,69
28,44
27,95
1,67
1,65
2,65
2,65
-
19,20
105,40
199,18
668,82
60,00
18,99
48,24
218,50
1523,08
247,72
32,74
20,88
2,41
40,04
29,09
-
-2,50
-0,26
-12,04
-0,28
-139,73
-57,49
-46,44
-0,38
-141,68
-33,59
-51,31
-0,72
-310,44
-84,83
-88,97
-0,75
-274,26
-206,99
-274,47
-73,18
-26,96
-8,53
-43,38
-17,53
-196,80
-19,84
1028,53
92,41
1028.53
= 11.1296 > 1.5 Aman
92.41
L
Mv Mh L
v
2
6
e=
29,607
426,30 40,05 29,607
426,30
2
6
e=
426,30
6. 13,897
1
30,93
29,607
Berat Jenis
m3
t/m-3
W1
4,00
W2
8,89
W3
Notasi
Gaya (t)
Lengan (m)
Momen tm
Vertikal
Horizontal
Tahan
Guling
2,40
9,60
1,44
2,00
2,40
21,34
3,20
4,94
0,50
19,20
0,72
2,64
105,40
11,14
2,40
26,74
4,01
8,45
7,45
1,85
199,18
W4
34,03
2,40
81,66
7,42
12,25
8,19
1,75
668,82
21,44
W5
5,00
2,40
W6
1,25
2,40
12,00
1,80
5,00
5,03
60,00
9,05
3,00
0,45
6,33
4,61
18,99
W7
2,00
2,07
2,40
4,80
0,72
10,05
5,11
48,24
W8
3,68
8,00
2,40
19,20
2,88
11,38
5,78
218,50
16,65
W9
30,35
2,40
72,84
10,93
20,91
2,39
1523,08
26,11
W10
3,42
2,40
8,21
1,23
30,18
2,64
247,72
3,25
W11
0,45
2,40
1,07
0,16
30,59
1,23
32,74
0,20
Pw
12,5
12,5
1,67
Pd
1,46
1,46
1,65
20,875
2,409
Pa
8,08
1,87
15,1096
2,65
40,04044
Pp
5,87
1,87
10,9769
2,65
29,08879
Up1
5,00
5,00
0,50
-2,5
Up2
0,39
0,39
0,67
-0,2613
Up3
7,25
7,25
1,66
-12,035
Up4
0,19
0,19
1,44
-0,27504
Up5
28,99
28,99
4,82
-139,732
Up6
10,14
10,14
5,67
-57,4938
Up7
6,07
6,07
7,65
-46,4355
Up8
0,05
0,05
7,54
-0,377
Up9
15,35
15,35
9,23
-141,681
Up10
3,81
3,81
8,81
-33,5925
Up11
4,72
4,72
10,87
-51,3064
Up12
0,07
0,07
10,71
-0,71757
Up13
23,88
23,88
13,00
-310,44
Up14
6,24
6,24
13,60
-84,8328
Up15
5,90
5,90
15,08
-88,972
Up16
0,05
0,05
14,97
-0,7485
Up17
15,53
15,53
17,66
-274,26
Up18
12,35
12,35
16,76
-206,986
Up19
12,49
12,49
21,98
-274,468
Up20
3,46
3,46
21,15
-73,1755
Up21
1,11
1,11
24,29
-26,9619
Up22
0,35
0,35
24,38
-8,53125
Up23
1,75
1,75
24,79
-43,3825
Up24
0,03
0,71
24,69
-17,5299
Up25
6,29
6,92
0,00
Up26
0,71
0,71
0,00
Jumlah
312,4138
79,11442
1245,18
191,453
Mv Mh L L
v
2
6
e=
29,607
312,4318 79,1144 29,607
312,4318
2
6
e=
312,4318
6. 14,0567
1
= 38,8741 < 184,49 t
30,93
29,607
Volume
m3
Berat
Jenis
t/m-3
W1
W2
W3
W4
W5
W6
W7
W8
W9
W10
W11
W12
W13
W14
W15
W16
W17
Pw
Pd
Pa1
Pa2
Up1
Up2
Up3
Up4
Up5
Up6
Up7
Up8
Up9
Up10
Up11
Up12
Up13
Up14
Up15
Up16
Up17
Up18
Up19
Up20
Up21
4,00
8,89
11,14
34,03
5,00
1,25
2,00
8,00
30,35
3,42
0,45
4,89
5,66
3,66
0,73
16,06
22,35
25,50
2,71
8,08
5,87
7,60
0,39
10,68
0,19
42,71
10,89
7,96
0,05
22,55
3,81
6,95
0,07
35,39
6,25
7,81
0,05
28,54
12,34
28,69
3,50
2,55
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,87
1,87
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
Gaya (t)
Lengan (m)
Momen tm
Vertikal
Horizontal
Tahan
Guling
9,60
21,34
26,74
81,66
12,00
3,00
4,80
19,20
72,84
8,21
1,07
4,89
5,66
3,66
0,73
16,06
22,35
-
25,50
2,71
15,11
10,98
2,00
4,94
7,45
8,19
5,00
6,33
10,05
11,38
20,91
30,18
30,59
4,94
7,31
9,69
10,96
21,66
24,75
-
2,50
2,50
3,15
4,15
19,2
105,3998
199,1832
668,8150
60
18,99
48,24
218,496
1523,084
247,7174
32,7435
24,1566
41,3746
35,4654
8,0008
347,8596
553,1625
-
63,75
6,78
47,60
45,55
-7,60
-0,39
-10,68
-0,19
-42,71
-10,89
-7,96
-0,05
-22,55
-3,81
-6,95
-0,07
-35,39
-6,25
-7,81
-0,05
-28,54
-12,34
-28,69
-3,50
-2,55
0,50
0,67
1,66
1,44
4,82
5,67
7,65
7,54
9,23
8,81
10,87
10,71
13,00
13,60
15,08
14,97
17,66
16,76
21,98
21,15
24,29
3,80
-0,26
-17,73
-0,28
-205,87
-61,74
-60,93
-0,36
-208,16
-33,56
-75,49
-0,73
-460,06
-84,96
-117,70
-0,72
-503,96
-206,83
-630,36
-74,00
-61,91
Up22
Up23
Up24
Up25
Up26
0,10
3,01
-0,15
6,29
0,71
Jumlah
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
-0,10
-3,01
0,15
-13,86
-6,93
71,88
24,38
24,79
24,69
28,44
27,95
54,2965
-2,38
-74,61
3,62
-394,25
-193,73
688,727
Mv Mh
e=
L
L
2
6
29,607
71,889467 54,2965 29,607
71,889467
2
6
e=
71,889467
6. 14,5588
1
30,93
29,607
163,674
Notasi
W1
W2
W3
W4
W5
W6
W7
W8
W9
W10
W11
W12
W13
W14
W15
W16
W17
Pw
Pd
Pa
Pp
Up1
Up2
Up3
Up4
Up5
Up6
Up7
Up8
Up9
Up10
Up11
Up12
Up13
Up14
Up15
Up16
Up17
Up18
Up19
Up20
Volume
Berat
Jenis
m3
t/m-3
4,00
8,89
11,14
34,03
5,00
1,25
2,00
8,00
30,35
3,42
0,45
4,89
5,66
3,66
0,73
16,06
22,35
25,50
2,71
8,08
5,87
7,60
0,39
10,68
0,19
42,71
10,89
7,96
0,05
22,55
3,81
6,95
0,07
35,39
6,25
7,81
0,05
28,54
12,34
28,69
3,50
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
2,40
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,87
1,87
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
Gaya (t)
Vertika
l
9,60
21,34
26,74
81,66
12,00
3,00
4,80
19,20
72,84
8,21
1,07
4,89
5,66
3,66
0,73
16,06
22,35
-7,60
-0,39
-10,68
-0,19
-42,71
-10,89
-7,96
-0,05
-22,55
-3,81
-6,95
-0,07
-35,39
-6,25
-7,81
-0,05
-28,54
-12,34
-28,69
-3,50
Horizont
al
1,44
3,20
4,01
12,25
1,80
0,45
0,72
2,88
10,93
1,23
0,16
25,50
2,71
15,11
10,98
-
Lengan (Titik
berat) (m)
Momen tm
Tahan
Guling
2,00
4,94
7,45
8,19
5,00
6,33
10,05
11,38
20,91
30,18
30,59
4,94
7,31
9,69
10,96
21,66
24,75
0,50
0,67
1,66
1,44
4,82
5,67
7,65
7,54
9,23
8,81
10,87
10,71
13,00
13,60
15,08
14,97
17,66
16,76
21,98
21,15
0,50
2,64
1,85
1,75
5,03
4,61
5,11
5,78
2,39
2,64
1,23
1,67
1,65
2,65
2,65
-
19,20
105,40
199,18
668,82
60,00
18,99
48,24
218,50
1523,08
247,72
32,74
24,16
41,37
35,47
8,00
347,86
553,16
-3,80
-0,26
-17,73
-0,28
-205,87
-61,74
-60,93
-0,36
-208,16
-33,56
-75,49
-0,73
-460,06
-84,96
-117,70
-0,72
-503,96
-206,83
-630,36
-74,00
0,72
8,45
7,42
21,44
9,05
2,07
3,68
16,65
26,11
3,25
0,20
42,59
4,47
40,04
29,09
-
Up21
Up22
Up23
Up24
Up25
Up26
2,55
0,10
3,01
-0,15
13,86
6,93
Jumlah
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
-2,55
-0,10
-3,01
0,15
-13,86
-6,93
51,10
24,29
24,38
24,79
24,69
28,44
27,95
93,36442
-61,91
-2,38
-74,61
3,62
-394,25
-193,73
681,13
Mv Mh
e=
L
L
2
6
29,607
681,13 215,23 29,607
51,10
2
6
e=
51,10
6. 5,6853
1
= 3,555327 < 184,49 t
30,93
29,607
215,23
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari perincian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam tugas besar ini,
selain merencanakan kebutuhan air irigasi kami juga merencanakan jaringan
irigasi serta bangunan utama irigasi dan komponen pelengkapnya.
1. Kebutuhan air untuk irigasi
Berdasarkan perhitungan dengan pola tata tanam diperoleh kebutuhan air
irigasi maksimum sebesar 1,655 lt/dt/ha yang terjadi pada bulan Mei
minggu ke-2.
2. Perencanaan Bangunan Utama
Pada perencanaan ini hanya merencanakan bendung utamanya saja.
Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan mercu bendung
Mercu bendung menggunakan tipe bulat yang memiliki banyak
keuntungan yang diantaranya adalah kesederhanaan dan tahan
terhadap benturan, goresan dan abrasi.
b. Desain bangunan intake
Diambil b
= 5,8 m
Jumlah bukaan
=5
Lebar bukaan
= 1,93 m
Tinggi bukaan
= 1,12 m
Jumlah pilar
= 4 buah
c. Desain bangunan peredam energi
Panjang kolam olakan
= 19 m
Tinggi, lebar dan selang blok-blok kolom olakan = 1,88 m
Lebar gerigi maksimum
= 0,94 m
Jarak antar gerigi
= 2,35 m
d. Desain hidrolik bangunan pembilas
Lebar lubang
=2m
Tinggi lubang
= 1,5 m
Lebar pilar
= 1,5 m
e. Panjang lantai udik
Panjang rayapan seharusnya 26 m
Tetapi menurut perhitungan Lp = 29,607 m sehingga panjang
lantai udik cukup memadai.
3. Stabilitas konstruksi
a. Kontrol kondisi muka air normal tanpa gempa
Stabilitas terhadap guling, geser dan terhadap gaya dukung aman.
b. Kontrol kondisi muka air normal dan gempa
Stabilitas terhadap guling, geser dan terhadap gaya dukung aman.
c. Kontrol kondisi muka air banjir tanpa gempa
Stabilitas terhadap guling, geser dan terhadap gaya dukung aman.
d. Kontrol kondisi muka air banjir dengan gempa
Stabilitas terhadap guling, geser dan terhadap gaya dukung aman.
7.2. Saran
1. Karena waktu yang diberikan dalam pengerjakaan tugas irigasi dan
bangunan air sangat terbatas maka diharapkan tugas dapat terselesaikan
tepat waktu.
2. Untuk menjadi perencana jaringan irigasi yang baik, seseorang harus
benar-benar menguasai ilmu yang berhubungan erat dengan irigasi.
3. Selain itu juga perlu dikembangkan dalam mengembangkan diri dengan
membaca literatur yang ada dengan harapan bahwa perkembangan baru
dalam bidang irigasi akan cepat didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. 1986. Standart
Perencanaan Irigasi.
Mawardi, Erman dan Moch. Memed. 2002. Desain Hidraulik Bendung Tetap
untuk Irigasi Teknis. Bandung: Alfabeta.
Sumarto, CD.1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional
Sosrodarsono, Suyono. 1976. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.
Sunggono, KH.Mekanika Tanah. Bandung : Penerbit NOVA.
TE,Ven Chow. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga
Referensi Tugas Besar Irigasi Bangunan Air Mahasiswa Teknik Sipil S1
Universitas Jember Angkatan 2005.