You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Perekonomian menjadi salah satu tolok ukur kehidupan suatu bangsa.
Baik atau buruknya bangsa sering kali dinilai dari baik atau buruknya kondisi
perekonomian. Tingkat kesejahteraan, angka kematian, jumlah pengangguran,
dan jumlah kemiskinan merupakan beberapa indicator yang dijadikan acuan
mengukur kondisi perekonomian suatu bangsa. Jika indicator menunjukkan
nilai positif, maka perekonomian akan dinilai baik, dan kondisi perekonomian
yang baik merepresentasikan kehidupan negara yang baik pula.
Kesejahteraan yang merupakan salah satu indicator keberhasilan
ekonomi dapat dilihat dari berbagai sisi dalam penilaiannya. Namun yang
paling jelas memperlihatkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah
pendapatan perkapita masyarakat yang dapat dihitung secara matematis
dengan formula pendapatan nasional dibagi dengan jumlah masyarakat.
Teori ekonomi banyak sekali menjelaskan fenomena yang secara nyata
terjadi. Teori juga menjelaskan bagaimana seharusnya kondisi ideal atas
sebuah fenomena. Ketika pendapatan perkapita masyarakat meningkat, maka
secara otomatis akan meningkatkan keinginan untuk melakukan konsumsi.
Terbukti hal ini memang mudah ditemui dalam kehidupan masyarakat. Ketika
pendapatannya meningkat, maka konsuminya meningkat. Namun idealnya,
untuk

meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat,

hendaknya

kenaikan

keinginan untuk mengkonsumsi suatu barang atau jasa diikuti dengan


kenaikan keinginan untuk menabung. Inilah kondisi idealnya.
Pada kenyataannya di Indonesia kondisi ini tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Situs berita nasional republika.co.id melansir bahwa peningkatan
pendapatan masyarakat Indonesia belum diikuti oleh pola pengelolaan
keuangan yang baik. Dari Data Badan Pusat Statistik, keinginan masyarakat
untuk menabung akibat peningkatan pendapatan (marginal propensity to save)

selama periode 2003-2012 cenderung menurun. Sebaliknya dalam periode


yang sama keinginan masyarakat untuk konsumsi (marginal propensity to
consume) cenderung meningkat. Data tersebut menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia memiliki sikap konsumerisme yang begitu tinggi.
Kondisi ini tentu saja mengancam keberlangsungan kehidupan
perekonomian di Indonesia. Sifat konsumeris yang diikuti dengan penurunan
keinginan menabung membuat kegiatan ekonomi berkurang. Ketika jumlah
tabungan sedikit, hal ini membuat pihak Bank sebagai lembaga penyalur dana
melalui kredit tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Ketika
jumlah tabungan semakin sedikit, maka semakin sedikit dana yang dapat
disalurkan melalui kredit. Semakin kecil kredit yang disalurkan, maka
kegiatan ekonomi akan lumpuh dikarenakan semakin sedkitinya sumber daya
modal.
Rendahnya keinginan masyarakat untuk menabung juga menimbulkan
masalah baru. Ketika jumlah tabungan sedikit, maka dapat disimpulkan bahwa
uang beredar semakin tinggi. Semakin tingginya uang beredar maka akan
bermuara pada terjadinya inflasi. Semakin tinggi inflasi, maka semakin
tinggilah tingkat kesejahteraan.
Kondisi ini diperparah dengan kasus-kasus yang akhir-akhir ini menerpa
bangsa Indonesia. Ditengah jepitan perekonomian, banyak pihak yang
mengambil langkah menyimpang untuk menyelamatkan dirinya sendiri.
Kasus korupsi merupakan salah satu contoh tindak penyimpangan yang
menunjukkan sikap tidak peduli dengan kehidupan social. Berdasarkan data
yang dirilis Indonesia Corruption Watch (ICW) jumlah kasus korupsi
cenderung menurun selama 2010-2012, tetapi kembali meningkat pada 20132014. Pada 2010, jumlah kasus korupsi yang disidik kejaksaan, kepolisian,
dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencapai 448 kasus. Pada 2011,
jumlahnya menurun menjadi 436 kasus dan menurun lagi pada 2012 menjadi
402 kasus. Namun, pada 2013, jumlahnya naik signifikan menjadi 560 kasus.

Pada 2014, jumlah kasus korupsi diperkirakan akan meningkat lagi mengingat
selama semester I-2014 jumlahnya sudah mencapai 308 kasus.
Kasus tindakan yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap kehidupan
social juga dilakukan oleh beberapa

perusahaan. Salah satunya adalah

perusahaan penabang emas di Papua yaitu Petronas. Ratusan hektar tanah


rusak dikarenakan penambangan emas yang tidak diikuti dengan aksi
penjagaan lingkungan. Akibatnya masyarakat setempat mengalami kerugian
terutama secara materil dalam jumlah yang besar.
Melihat fenomena ini, perlu ada sebuah langkah yang dibuat untuk
kembali menanmkan karakter mandiri dan peduli social kepada masyarakat
Indonesia. Penanaman karakter ini akan semakin mudah ditanamkan jika
dimulai sejak dini. PAUD memilik peranan penting dikarenakan PAUD
merupakan lembaga pendidikan formal yang pertama kali ditempuh oleh
anak-anak. Hanya saja perlu ada strategi tersendiri untuk menanamkan
karakter ini. Lembaga PAUD harus melihat kecenderungan anak agar bisa
memilih strategi yang tepat.
Kecenderungan anak-anak pada usia PAUD yaitu 0-6 tahun adalah pada
warna, gambar, dan suara. Maka mengacu pada permasalahan dan
kecenderungan anak-anak, penulis menawarkan sebuah solusi, yaitu Upaya
Penanaman KarMenOs (Karakter Mandiri dan Peduli Sosial) melalui
TABANAS (Tabungan Anak Cerdas) untuk Lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep TABANAS dalam menanamkan karakter mandiri
dan peduli social?
2. Bagaimana strategi TABANAS dalam menanamkan karakter mandiri
dan peduli social?
c. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Memahami konsep TABANAS dalam menanamkan karakter mandiri


dan peduli social.
2. Memahami strategi TABANAS dalam menanamkan karakter mandiri
dan peduli social.

BAB II
KAJIAN TEORI

BAB III
METODE PENELITIAN
a. Pendekatan Penulisan

Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penulisan karya tulis ini
adalah pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan
(Library Research). Dengan pendekatan ini, diharapkan mampu menjelaskan
dengan cermat mengenai pentingnya objek kajian dengan menganalisis dan
mensintesiskan informasi-informasi terbaru yang relevan dengan topik yang
menjadi pembahasan. Penulis dalam tulisan ini mencetuskan alternatif
sebagai solusi permasalahan rendahnya karakter mandiri dan kepedulian
social masyarakat.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan karya tulis ini
yaitu berasal dari kondisi faktual dilapangan, buku-buku bacaan, artikelartikel dan teori yang relevan dengan topik yang dibahas.Sumber data yang
digunakan pada kajian ini diharapkan mampu menunjang dan menguatkan
pembahasan topik oleh penulis.
c. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik studi pustaka berdasarkan survei
literatur sekaligus menyeleksi sumber-sumber pustaka yang mendukung
penyelesaian permasalahan dalam karya tulis ini.
d. Tahapan Penulisan
Penyusunan karya tulis ini disusun melalui tahapan-tahapan yang sistematis,
yaitu: a) penulis menemukan dan merumuskan masalah, b) penulis mencari
dan menyeleksi sumber-sumber kepustakaan yang relevan, c) menganalisis
data untuk menjawab permasalahan, d) merumuskan pembahasan masalah, e)
menarik simpulan dan mengajukan saran-saran.

BAB IV
PEMBAHASAN
a. Konsep TABANAS

TABANAS merupakan sebuah strategi yang digunakan dalam


menanamkan karakter mandiri dan peduli social pada anak-anak. TABANAS
mengusung strategi voice and picture untuk memotivasi anak agar lebih
berhemat dan peduli pada lingkungan sosialnya. Pada dasarnya TABANAS
berbentuk miniature mesin anjungan tunai mandiri. Tujuan dari pemiilihan
desain ini adalah dalam rangka pegenalan peralatan lembaga ekonomi sejak
dini. Fitur-fitur yang tentunya akan berbeda dengan mesin anjungan tunai
mandiri dibuat dalam rangka menyesuaikan dengan konsep penanaman
karakter yang akan ditanamkan.
Melihat kecenderungan indra penglihatan dan pendengaran yang
sedang dalam masa perkembangan, maka TABANAS mengusung konsep
pemanfaatan kedua indera ini. Desain miniature anjungan tunai mandiri sarat
warna dan tokoh-tokoh kartun yang begitu digemari anak. Pemilihan gambar
tokoh kartun juga mengusung konsep nusantara yaitu dengan meletakkan
kartun-kartun tokoh kartun Indonesia.
Sedangkan strategi untuk menarik perhatian anak dengan menggunakan
indera pendengaran adalah dengan dilengkapi beberapa sensor yang akan
mengeluarkan suara untuk lebih menarik. Secara lebih jelas konsep ini akan
dijabarkan pada bagian strategi TABANAS dalam menanamkan karakter
mandiri dan peduli social.
b. Strategi TABANAS
1. Slot Tabungan
Sebagai sebuah miniature anjungan tunai mandiri, TABANAS sudah
sewajarnya memiliki slot ataupun bidang sebagai tempat memasukkan
uang. Ukuran slot tabungan dibuat dengan ukuran yang disesuaikan
dengan ukuran uang baik itu uang kertas maupun koin. Ukuran dibuat
dalam bentuk yang pas, tidak teralu besar dan tidak terlalu kecil.
Jumlah dari slot tabungan disesuaikan dengan jumlah siswa. Hal ini
bertujuan agar setiap siswa memiliki slot tersendiri, mengingat akan sulit
untuk menyisipkan system aplikasi yang biasa digunakan dalam anjungan
tunai mandiri sebenarnya. Selain itu pembedaan slot juga bertujuan agar

anak-anak merasa mempunyai hak kepemilikan atas mesin TABANAS.


Ketika anak-anak merasa memiliki TABANAS, maka anak-anak akan
menjaga keberlangsungan TABANAS.
Pada bagian dalam TABANAS terdapat kantung-kantung untuk setiap
slot tabungan. Kantung-kantung ini memiliki katup pada bagian bawah
yang bisa dibuka dan ditutup secara berulang-ulang. Hal ini berfungsi
untuk menghitung jumlah tabungan siswa. Selain itu, uang yang sudah
ditabuingkan akan dipindahkan pada tempat penyimpanan yang lebih
aman.
2. Slot bantuan
Selain slot tabungan, yang menjadi pembeda miniature anjungan
tunai mandiri ini dengan anjungan tunai mandiri yang sebenarnya adalah
dilengkapinya mesin TABANAS dengan slot bantuan. Slot bantuan
terpisah dari slot tabungan. Slot bantuan inilah yang menjadi startegi
dalam menanamkan karakter peduli social pada anak.
Jumlah slot bantuan hanya satu. Tidak disesuaikan dengan jumlah
peserta didik pada lembaga PAUD. Seluruh peserta didik menyalurkan
bantuan pada slot yang sama. Karena pada akhirnya penghitungan jumlah
bantuan dilakukan secara kolektif, tidak perindividu. Slot bantuan juga
dilengkapi dengan kantung penyimpanan dengan tujuan yang sama, yakni
memudahkan mobilisasi atau pemindahan uang pada tempat yang lebih
aman.
3. Thanks voice
Kencenderungan anak pada usia dini adalah keingintahuan ataupun
ketertarikan terhadap suara. Demi melihat kecenderungan ini, maka
TABANAS akan dilengkapi dengan sensor yang akan menghasilkan suara
terimakasih sudah menabung ketika sensor memperoleh rangsangan.
Sensor akan dipasang tepat pada pada mulut slot tabungan tabanas.
Sehingga sensor akan terpicu setiap kali anak-anak memasukkan uang ke
dalam mesin TABANAS.

Suara ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Ketika
anak-anak mengetahui bahwa suara tersebut akan muncul ketika anakanak memasukkan uang ke dalam TABANAS, maka anak akan semakin
termotivasi untuk menabung.
Sensor suara tidak hanya dipasang pada mulut slot tabungan. Tapi
juga akan dipasang pada slot bantuan dengan jenis suara yang lain. Hal
ini memiliki tujuan yang sama dengan sensor yang dipasang pada slot
tabungan, yaitu menarik minat anak untuk terus memberikan bantuan dan
meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
4. Persuasif Voice
Masih mengandalkan kecenderungan

dan

ketertarikan

anak

padasuara, TABANAS juga dilengkapi dengan tombol pemutar suara.


Tombol ini dihubungkan dengan voice recorder and player yang
memungkinkan untuk merekam dan memutar suara dalam bentuk
monolog maupun lagu.
Isi rekaman adalah berupa ajakan untuk menabung dan membantu
sesame. Konten rekaman dikemas dalam bentuk monolog ataupun lagu
dengan konsep riang. Diharapkan anak akan lebih tertarik dengan ajakan
ini. Berikut adalah salah satu contoh lirik lagu yang menjadi isi dari
persuasive voice.
Mari menabung, dengan tabanas
Tabungan anak cerdas
Rajin pangkal pandai
Hemat pangkal kaya
Sembari membantu sesame
Yo ayoo. Anak Indonesia
Menabungan dengan tabanas
Tabungan anak cerdas
5. Smart Picture and Colour
Pada usia dini, anak tidak hanya memiliki kecenderungan terhadap
suara, namun anak juga memiliki ketertarikan terhadap gambae dan
warna. Memanfaatkan ketertarikan anak terhadap gambar dan warna ini,

maka pewarnaan dan pemilihan gambar menjadi hal yang perlu


diperhatikan.
Dalam pemilihan warna, TABANAS akan diwarnai dengan warna
yang terang dan menarik. Selain itu, dalam pemilihan gambar TABANAS
juga akan dilengkapi dengan gambar-gambar tokoh yang diminati atau
dapat dijadikan panutan untuk anak.
6. TABANAS book
Sebagaimana pada umumnya, orang menabung pasti memiliki buku
tabungan untuk memonitoring jumlah uang dalam akun tabungannya.
Maka,

TABANASpun

dilengkapi

dengan

buku

tabungan

yang

memungkinkan anak untuk mengetahui jumlah uang yang telah


ditabungannya.
Buku tabungan ini dilengkapi dengan kolom penghargaan. Kolom ini
berfungsi untuk menempatkan bintang setiap kali tabungan anak
mencapai jumla yang telah ditentukan. Pemberian bintang ini juga
berguna memotivasi anak agar meningkatkan saldo tabungannya.

BAB V
PENUTUP
a. Simpulan
Berdasarkan analisis dan sintesis yang penulis lakukan dengan
berlandaskan fakta-fakta, leteratur, dan berbagai sumber lainnya, maka
penulis menyimpulkan bahwa TABANAS adalah sebuah usaha yang efektif
dalam rangkana penanaman karakter mandiri dan peduli social kepada anak
usia dini. Gagasan TABANAS dilandaskan pada pola pikir ilmiah, dengan
melihat peluang yakni kecenderungan anak, kemudian memanfaatkan
kencenderungan itu untuk menjadi daya tarik TABANAS sendiri. Ketertarikan
anak secara visual dan pendengaran menjadi aspek dan cara jitu yang sangat
diperhatikan dalam gagasan ini.
Oleh karena itu, penulis menilai bahwa TABANAS menjadi sebuah
gagasan yang perlu diperhatikan dan dikembangkan dalam rangka penanaman
karakter mandiri dan peduli social pada anak. Sehingga karakter ini

diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan


sanggup membawa Indonesia untuk bersaing di kancah internasional dalam
segala bidang.
b. Saran
1. Pemerintah
Penulis berharap pemerintah dapat menjadi Pembina sekaligus
seponsor pengaplikasian gagasan TABANAS ini, sehingga manfaat
dari gagasan ini dapat diakses dan dirasakan secara mudah dan merata.
2. Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik terutama dalam lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
harus

mampu

menjadi

partner

kerjasama

yang

baik

dalam

pengaplikasian TABANAS guna melahirkan generasi berkualitas.


3. Orang tua
Mengingat begitu pentingnya peran orang tua dalam kehidupan
seorang anak , maka orang tua harus berperan serta dalam mendukung
pengalikasian gagasan ini.
4. Peneliti selanjutnya
Mengingat begitu terbatasnya penelitian ini, maka penulis berharap
peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menghasilkan produk nyata. Penulis juga berharap agar dapat
dilakukan pengujian terhadap produk nantinya

You might also like