Spirit Of Difference

Perbedaan, kata yang seringkali terdengar di telinga kita. Kata yang memiliki satu
makna tetapi sejuta persepsi tentangnya. Orang seringkali memandang, suatu
perbedaan itu adalah hal yang negatif, yang harus dihilangkan, atau mungkin
dimusnahkan demi mencapai satu tujuan. Kalau kita melihat lebih dalam lagi,
sebenarnya perbedaan sudah menjadi dasaran dari negeri kita sendiri, Indonesia.
Seperti yang telah diketahui, semboyan Bhineka Tunggal Ika telah menggema mulai
dari zaman penjajahan hingga sekarang. Tapi, apakah tiap orang sudah mendalami
filosofi dari semboyan itu sendiri? Atau hanya mengerti dalam hal arti dari
semboyan itu saja? Tapi apakah semboyan itu hanya dibatasi dalam lingkup artinya
saja, berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dimana kebanyakan orang berpikir
dangkal bahwa perbedaan itu hanya sebatas suku, ras dan agama. Di luar itu, maka
itu bukanlah perbedaan yang bisa membuat semua bersatu, dan harus dihilangkan
agar tidak menghalangi tujuan dari suatu kelompok tertentu.
Setiap orang dilahirkan dalam kondisi yang berbeda-beda. Walaupun secara umum
memiliki kesamaan, tetapi tidak mungkin satu manusia dengan yang lain itu tidak
terdapat perbedaan, mulai dari sifat ataupun kepribadiannya. Dalam kebanyakan
lingkungan, apabila ada seseorang yang berbeda pendapat ataupun sesuatu hal,
dimana tidak sejalan dengan apa yang telah diyakini selama sekian lama di
lingkungan tersebut, orang tersebut akan selalu dipandang sebelah mata, apa-apa
yang dilakukannya serasa buruk di mata lingkungan tersebut. Selain itu, kita tidak
ingin mengerti dan memahami apa yang sedang dipikirkan orang lain, khususnya
penderitaan atau kesusahannya. Kita hanya ingin diri kita sendiri yang dipahami
orang lain, padahal orang lain juga memiliki penderitaan yang sama atau bahkan
lebih parah lagi. Pemikiran-pemikiran tersebut timbul dikarenakan kita masih awam
dan tidak mengetahui apa-apa tentang hal tersebut, sehingga dengan pengetahuan
yang sangat minim, kita langsung memutuskan bahwa hal itu aneh dan tidak layak.
Serta ego pribadi kita yang mengalahkan segala, seolah-olah orang yang tak
sejalan dengan pemikiran kita adalah orang yang patut dikucilkan, kalau bisa
dihilangkan dari lingkungan tempat kita berada.
Bila dikaji lagi secara mendalam serta dipikir dengan logika, perbedaan itu bukanlah
selalu menjadi hal buruk yang harus dikucilkan ataupun dihilangkan. Agar kita dapat
menerima perbedaan orang lain, maka hargai orang tersebut, jangan hanya ingin
dimengerti, tapi juga cobalah untuk mengerti keadaan orang lain. Harus saling
menjaga satu sama lain, harus berbagi dalam keadaan senang maupun susah,
jangan hanya mau berbagi senangnya saja. Ingat, dalam setiap kesenangan pasti
ada kesusahan dibalik hal tersebut. Janganlah mau menjadi orang instan yang
hanya memikirkan ego pribadi untuk mendapatkan kesenangan terus menerus, tapi
harus saling menopang antar satu sama lain di dalam setiap kesusahan.
Kemudian, budayakan melek mata, janganlah seenaknya sendiri me-judge
perbuatan atau perilaku orang lain tanpa kita tahu dasar dari hal-hal tersebut.

Sebagai manusia yang memiliki akal pikiran, seharusnya apabila terjadi suatu
konflik atau permasalahan, jangan hanya melihat dari persepsi diri sendiri atau
malah termakan dengan persepsi orang lain tanpa membuktikannya. Biasakan
untuk mencari ilmu/dasar yang memiliki sangkut paut terhadap hal tersebut
sehingga kita tidak hanya berkoar tanpa dasar saja, kita bisa lebih mengetahui,
lebih peka dan mengerti terhadap permasalahan tersebut. Tidak ada ruginya kita
mempelajari hal-hal baru, bahkan itu dapat membuka cakrawala pemikiran kita,
sehingga tidak serta merta berpikiran sempit terus-menerus, membuat
permasalahan menjadi semakin pelik, bukan solusi yang tercapai malah perpecahan
yang timbul. Padahal kalau dipikir secara seksama, perbedaan itulah yang membuat
segalanya menjadi indah. Jangan membuat semua menjadi satu, tetapi lakukanlah
agar semua bersatu, tanpa menyisihkan perbedaan atau kekurangan dari setiap
individu, sehingga memunculkan yang namanya spirit of difference.