You are on page 1of 29

A.

NAMA SEDIAAN : Tablet Paracetamol

B.

KEKUATAN SEDIAAN
Kandungan Paracetamol per tablet : 250 mg
Bobot tablet
: 350 mg
Jumlah tablet yang dibuat
: 300 tablet

C.

PREFORMULASI ZAT AKTIF

Struktur kimia

Rumus molekul
Nama
Nama lain
Nama kimia
Berat molekul
Pemerian
Suhu lebur
pH
Kelarutan

C8H9NO2
Paracetamol
Acetaminofhen
n-acetil-4-aminofenol
151,16
Serbuk hablur,putih,tidak berbau,rasa pahit (FI III : 32)
1690C 1720C
Antara 5,3 dan 6,5 (Codex: 988)
Larut dalam 70 bagian air,7 bagian etanol,13 bagian
aceton,40 bagian glicerol,9 bagian propilen glikol,larut

Stabilitas

dalam larutan alkali hidroksida


Terhidrolisis pada pH minimal 5 7
Stabil pada temperatur 450C (dalam bentuk serbuk)
Dapat terdegradasi oleh quinominim dan terbentuk
warna pink,coklat dan hitam
Relatif stabil terhadap oksidasi
Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada
suhu 250C dan kelembaban 90%
Tablet yang dibuat granulasi basah menggunakan pasta
gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembaban tinggi
dibandingkan menggunakan povidon

Inkompatibilitas

(Codex : 988)
Inkompatibilitas

Penyimpanan

(Codex : 988)
Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya (FI IV :

terhadap permukaan nilon dan rayon

650)
D. PREFORMULASI EKSIPIEN
PVP (Polivinil Pyrolidone)
Struktur kimia

Rumus molekul
Nama kimia
Berat molekul
Pemerian

(C6H9NO)n
1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer [9003-39-8]
2500-3000000
Serbuk halus berwarna putih hingga putih krem,tidak berbau

Kelarutan

atau hampir tidak berbau,serbuk higroskopis.


Sangat
larut
dalam
asam,
kloroform,etanol
95%,keton,metanol dan air,praktis tidak larut dalam eter
hidrokarbon dan minyak mineral. (FI IV : 771)
Penurunan kelarutan povidone stabil untuk siklus pendek dari

Stabilitas

preparan Povidon mulai berwarna gelap sampai batas tertentu


pada pemanasan 1500C ,dengan panas sekitar 1100C 1300C.
Sterilisasi uap dari larutan berair tidak mengubah kandungan
povidon,larutan

berair

yang

peka,rentan

terhadap

pertumbuhan jamur dan akibatnya memerlukan penambahan


Inkompatibilitas
Penyimpanan
Kegunaan

bahan pengawet yang cocok.


Inkompatibel terhadap bahan organik dan anorganik.
Disimpan dalam wadah kedap udara,sejuk dan tempat kering.
Pengikat (0,5% 5%).(HOPE 6th: 581 582)

Talkum

Rumus molekul
Nama kimia
Pemerian

Mg6(S12O5)4(OH)4
Talk(14807-96-6)
Sangat halus,warna putih sampai putih ke abu-an,tidak
berbau,berkilat mudah melekat pada kulit dan bebas dari

Kelarutan
Stabilitas

butiran.
Tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Talk merupakan bahan yang stabil,dapat di sterilisasi dengan

pemanasan sampai 1600C tidak kurang dari 1 jam, dapat juga


Inkompatibilitas
Penyimpanan

disterilkan dengan gas etilen oxide atau gama radiasi.


Inkompatibilitas dengan kandungan ammonium kwartener.
Talk harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tempat

Kegunaan

kering
Glidan (1,0% 10%). HOPE 6th: 728 731

Laktosa

Pemerian
Kelarutan

Serbuk atau partikel kristalin; putih sampai agak putih; tidak


berbau; rasa manis.
Praktis tidak larut etanol; larut air dengan perbandingan
1:5,24 pada suhu 200C, 1:3,05 pada suhu 400C, 1:2,03 pada
suhu 500C, 1:1,71 pada suhu 600C dan 1:0,96 pada suhu

Stabilitas

Inkompatibilitas

Kegunaan

800C.
Pada kondisi lembab (RH>80%) dapat terjadi pertumbuhan
kapang. Selama disimpan, laktosa dapat berubah warna
menjadi kecoklatan. Reaksi ini dipercepat oleh panas dan
kondisi lembab. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik
pada tempat sejuk dan kering.
Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi
dengan senyawa yangmengandung gugus amin primer
(rekasi maillard). OTT : asam amino, aminofilin, amfetamin,
lisinopril.
Pengisi tablet (konsentrasi 65 85% b/b). (HOPE : 252
261)

Etanol 95%

Nama resmi
Nama lain
Berat molekul
Pemerian

Aetahanolum
Etanol, alcohol
cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan

Kelarutan
Penyimpanan

memberikan nyala biru yang tidak berasap


Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P.
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; ditempat
sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan
BJ

Zat tambahan
0,8119 0,8139. (FIIII : 65)

Amprotab

Pemerian

Serbuk putih sampai pucat, tidak berbau, tidak berasa,

Kelarutan
pH
Higroskopisitas

kelembaban lingkungan untuk mencapai kesetimbangan.


Amilum stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi.
Amilum ini bersifat inert pada kondisi penyimpanan normal.
Larutan atau pasta amilum secara fisik tidak stabil dan
mudah di metabolisme oleh mikroba. (HOPE 5th : 691 694)

Stabilitas

lembut.
Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%)
P.
48
Semua amilum bersifat higroskopis dan menyerap

Mg Stearat

Rumus molekul
Bobot molekul

C36H70MgO4
591,27

Pemerian

Hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa

Kegunaan

Lubrikan untuk tablet dan kapsulantara 0,25 5,0 %.

Kelarutan

Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air,
sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat
1,03 1,08 g/cm3
Sulit mengalir, bubuk kohesif.
Trihidrat, bentuk asikular dan dihidrat, bentuk lamellar
88,5 C.
Stabil
Dengan asam kuat, alkali, dan garam besi.

Densitas
Sifat aliran
Polimorfisme
Titik leleh
Stabilitas
Inkompatibilitas
Penyimpanan

E.

Disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup. (HOPE


430)

ANALISIS FORMULA
FORMULA B

FUNGSI

ANALISIS

5th

Fase Dalam :
Paracetamol
Amprotab

Zat aktif
Penghancur
dalam

PVP

Pengikat

Mempunyai efek analgetik/antipiretik


Meningkatkan sifat keterkempaan serbuk dan
aliran
Meningkatkan gaya kohesivitas serbukdalam
formulasi granulasi kering

Etanol 95%
Laktosa

Pelarut
Pengisi

Supaya tablet yang dihasilkan memiliki rasa


yang manis sehingga akan lebih diterima oleh
pasien

Fase Luar :
Mg Stearat

Lubrikan

Lubrikan paling efektif, menunjukan


morfologi baik

Talk

Glidan

Meningkatkan aliran granul dari hopper ke


die

Amprotab

Penghancur

Membantu dalam proses pencetakan tablet

luar

Perhitungan dan Penimbangan Bahan


Fase Dalam (92%)
PARACETAMOL

250 mg

Amprotab

10%

PVP

5%

Etanol 95%

qs

Laktosa

qs

Fasa Luar (8%)


Mg stearat

1%

Talk

2%

Amprotab

5%

Perhitungan Bahan
1. Paracetamol
2. Bobot tablet
3. Jumlah tablet dibuat

250mg
350mg
300 tablet

1. Paracetamol 250mg
250mg x 350mg = 750.000 mg (75 g)
2. Amprotab
10
100

x 350 mg = 35 mg x 300 =

3. PVP 5%
5
100 x 350 mg = 17,5 mg x 300 =

10500 mg
1000

5.250 mg
1000

= 10 ,5 g

= 5, 25 g

4. Laktosa

96,6 (5,25 + 10 ,5 + 75)


96,6 90, 75
5, 85 g
FD total (Fase Dalam)
92
100

x 350 mg = 322 x 300 = 96,6 mg

Pemisahan
Granul fase dalam yang diperoleh 90 gram dengan tidak memperhitungkan kadar
air, jumlah yang diperoleh :
90
96,6

x 300 = 279,5

Fase Luar 8%
1. Mg stearat 1%
1
92

x 90 = 0,97 g

2. Talk 2%
2
92 x 90 = 1,95%
3. Amprotab 5%
5
92 x 90 = 4,89 g
Rata rata perhitungan dari fasa luar adalah
0,9 7 g +1,95 g+ 4,89 g = 7,81 g
Bobot total tablet =
90+7,81 g
= 0,349 (349 mg/tab)
279,5

Penimbangan
Fasa Dalam
1.
2.
3.
4.
5.

Paracetamol
Amprotab
PVP
Laktosa
Etanol

75 g
10, 5 g
5,25 g
5, 85 g
qs

Fasa Luar
1. Mg stearat
0,97 g
2. Talk
1,95 g
3. Amprotab
4,89 g

Prosedur Pembuatan

PVP
1. Timbang sejumlah PVp yang diperukan, larutkan dalam sejumlah pengikat
berdasarkan hasil orientasi atau data kelarutan PVP dalam pelarut tersebut
2. Aduk larutan hingga homogen, jika digunakan pewarna larutkan dalam
larutan pengikat

Cara Kerja
1. Paracetamol, amprotab, dan laktosa dicampur ad homogen, lalu tambahkan
larutan PVP sambil diaduk sampai terbentuk massa basah yang sesuai untuk
dibuat granul
2. Masa basah kemudian diayak dengan ayakan mesh 10 atau 12
3. Granul basah dikeringan dalam oven dengan suhu 60oC kandungan lembab
kurang dari 3 %
4. Granul yang telah dikeringkan diayak kembali dengan ayakan mesh 14 atau
16
5. Granul kering lalu ditimbang dan evaluasi
6. Granul yang memenuhi syarat dapat dicampur dengan fasa luar, aduk sekitar
10 menit ad homogen, kemudian tambahkan mg stearat kemudian aduk
selama 2 menit
7. Masa siap cetak dievaluasi lalu ditabletasi dengan menggunakan punch
diameter 13 mm dengan bobot yang telah ditentukan
8. Tablet dievaluasi menurut persyaratan yang berlaku.

3.1 Evaluasi
3.1.1 Evaluasi Granul
No.
1.

JenisEvaluasi
Kecepatan aliran
a. Metode Corong

b. Metode Sudut Istirahat


2.
3.

Kelembaban
Bobot Jenis/ Kerapatan
a. BJ Ruah
b. BJ Mampat
c. BJ Sejati
d. Kadar Pemampatan (Kp)
e.Perbandinagn Haussner

f.Persen
Kompresibilita
s

Syarat

Hasil

100 g granul 10 8,68 detik dari 100 g granul, mudah


menit
mengalir atau 11,52 g/detik
(Memenuhi Syarat)
25-30o
27,02o(Sangat Mudah Mengalir)
Kadar Air < 3%

1,4% (Memenuhi Syarat)

0,4 g/ml
P10= 0,4 g/ml
P500 = 0,41 g/ml
1,2 g/ml
Kp 20%
Kp = 4% (Memenuhi Syarat)
Angka Haussner Angka Haussner 10 = 1 gram/ml
1
Angka Haussner 500 = 1,04 gram/ml
(Memenuhi Syarat)
5-15%
%K10 = 0 % (Aliran tidak Baik)
%K500 = 10,95 % (Aliran Sangat Baik)
(Tidak Memenuhi Syarat)

3.1.2 Evaluasi Tablet


No.
1.

Jenis Evaluasi
Organoleptik

Syarat
Warna: Putih

Rupa:

Hasil
permukaan

tablet

halus/rata
Bau: tidak berbau
Rasa: pahit
Warna: putih
(Memenuhi Syarat)
2.

Sifat Fisika Kimia


a. Keseragaman Ukuran
Keseragaman Tebal

Diameter tablet tidak lebih


dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 tebal

1. 0,3 cm 6. 0,3 cm
2. 0,3 cm 7. 0,3 cm
3. 0,3 cm 8. 0,3 cm

tablet

4. 0,3 cm 9. 0,3 cm
5. 0,3 cm 10. 0,3 cm
1. 1,3 cm 6. 1,3 cm

Keseragaman
Diameter

2. 1,3 cm 7. 1,3 cm
3. 1,3 cm 8. 1,3 cm
4. 1,3 cm 9. 1,3 cm

b. Kekerasan

Tablet besar = 7-10 kg/cm


Tablet kecil = 4 kg/cm2

5. 1,3 cm 10. 1,3 cm


1. 7 kg/ cm2
2. 7 kg/ cm2
3. 7 kg/ cm2
4. 6 kg/ cm2
5. 6 kg/ cm2
0,003 %

c. Friabilitas

Friabilitas harus < 1%

d. Keseragaman Bobot

(Memenuhi Syarat)
Tidak boleh ada 2 tablet Berat Tablet
% Deviasi
yang

masing-masing 1. 530 mg

1. -6,319%

menyimpang dari bobot 2. 420 mg

2. 15,75%

rata-rata lebih dari harga 3. 440 mg

3. 11,73%

yang

4. 7,72%

ditetapkan

pada 4. 460 mg

kolom A dan tidak boleh 5. 520 mg

5. -4,31%

ada satupun tablet yang 6. 550 mg

6. -10,33%

menyimpang dari bobot 7. 420 mg

7. 15,75%

rata-rata lebih dari kolom 8. 480 mg

8. 3,711%

3.

e. Keseragaman

1 tablet dari 30 tablet yang

Kandungan

memberikan hasil diluar

Uji Waktu Hancur

85-115%
Waktu yang

9. 490 mg

9. 1,705%

10. 530 mg

10. -6319%

11. 450 mg

11. 9,72%

12. 550 mg

12. -10,33%

13. 530 mg

13. -6,319%

14. 550 mg

14. -10,33%

15. 500 mg

15. -0,3%

16. 500 mg

16. -0,3%

17. 450 mg

17. 9,72%

18. 530 mg

18. -6,319%

19. 510 mg

19. -2,3%

20. 560 mg

20. -12,33%

diperlukan

untuk menghancurkan 6
tablet tidak lebih dari 15
menit untuk tablet yang
4.

Uji Disolusi

tidak bersalut
Dalam 30 menit harus
tidak kurang dari 80% zat
aktif yang ada pada tablet
dari jumlah yang tertera
pada etiket

5.

Kadar Zat Aktif dalam

646,8 mg

Tablet

( 64,68%)

3.2 Perhitungan Evaluasi Granul


1. Kecepatan Alir
a. Metode corong
100 gram 8,68 detik

100 gram
=11,52 g /detik
8,68 detik
b. Metode Sudut Pengeringan
H
5 cm
=
=0,51 cm 27,02
r 9,65 cm
Hasilnya, sangat mudah mengalir
2. Kelembaban
Berat krus + sampel = 34,65 gram
Berat krus setelah di oven = 34,58 gram
Berat sampel = 5 gram
( berat krus+ sampel )beratkrus setelah di oven

Kadar air
=

x 100
berat sampel
=

34,65 gram34,58 gram


x 100
5 gram

= 1,4 %
3. Bobot Jenis/kerapatan
a. BJ nyata
Bobt granul (w) = 10 gram
Volume granul tanpa pemampatan (v) = 25 mL
m 10 gram
=
=0,4 g /ml
BJ nyata =
v
25 mL
b. BJ mampat
Bobot granul (w) = 10 gram
V10 = 25 ml
10 g
10=
=0,4 g /ml
25 ml

V500 = 24 ml
10 g
500=
24 ml

= 0,41 g/ ml

c. BJ sejati
Diketahui
:
a = bobot piknometer kosong = 14,63 gram
b = bobot piknometer kosong + 1 g granul = 15,65 gram
c = bobot piknometer + 1 g granul + cairan pendispersi (paraffin
cair) = 25,12 gram
d = bobot piknometer + cairan pendispersi = 24,77 gram
Ditanyakan
: ....... ?
Jawab

( ba ) x BJ cairan pendispersi
( b+ d )(a+c )

( 15,6514,63 ) x 0,88
( 15,65+24,77 )(14,63+ 25,12)

= 1,2 g/ml
d. Kadar pemampatan
Diketahui : VO = Volume granul sebelum pemampatan = 25 ml
V500 = Volume granul pada 200 kali ketukan = 24 ml
Ditanyakan : Kp ...... ?
Jawab
:
VoV 500
Kp =
x 100%
Vo
=

2524
x 100%
25

= 4%

Granul memenuhi syarat Kp 20%


e. Perbandingan Haussner
Diketahui
: BJ setelah pemampatan V10 = 0,4 g/ml
BJ setelah pemampatan V500 = 0,416 g/ml
BJ sebelum pemampatan = 0,4 g/ml
Ditanyakan : Angka Haussner ... ?
Jawab
:
BJ setelah pemampatan
Angka Haussner = BJ sebelum pemampatan
V10=

0,4 g /ml
0,4 g /ml

= 1 g/ml
0,416 g /ml
V500=
0,4 g /ml
= 1,04 g/ml
Granul memenuhi syarat, karena Angka Haussner = 1
f. Persen Kompresibilitas (%K)
Diketahui
: BJ mampat = 0,4 g/ml
BJ nyata
= 0,4 g/ml
Ditanyakan : %K ....... ?
Jawab
:

% K10=
=

BJ mampaBJ nyat a
BJ mampat
0,4 g /ml0,4 g/ml
0,4 g/ml

x 100%

x 100%

=0%
BJ mampaBJ nyata
% K500=
BJ mampat

x 100%

0,416 g /ml0,4 g/ml


0,416 g /ml

x 100%

= 10,95 % (Aliran sangat baik)


Jadi aliran sangat baik.
3.3 Perhitungan Evaluasi Tablet
1. Visual/organoleptik
a. Rupa
: tidak rata semua
b. Bau
: bau khas obat
c. Rasa
: Pahit
2. Sifat fisika kimia
a. Keseragaman ukuran
0,36 cm
0,36 cm
0,36 cm
0,36 cm
0,36 cm
0,33 cm
0,36 cm
0,33 cm
0,36 cm
0,36 cm
Rata-rata : 0,357 cm

Keseragaman tebal
0,36 cm
0,35 cm
0,37 cm
0,36 cm
0,36 cm

0,36 cm
0,36 cm
0,36 cm
0,36 cm
0,36 cm

1,3 cm
1,3 cm

Keseragaman diameter
1,3 cm
1,3 cm
1,3 cm
1,3 cm

1,3 cm
1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

1,3 cm

Rata-rata : 1,3 cm
Tidak boleh lebih dari

: 3 x 0,357 = 1,071 cm

Tidak boleh kurang dari

: 1 1/3 x 0,357 = 0,119 cm

Syarat

: Menurut FI III diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali

dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.


Kesimpulan: tablet memenuhi syarat, karena diameter tablet (0,612
cm).

b. Kekerasan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

X=

Kekerasan
7 kg/cm2
7 kg/cm2
7 kg/cm2
6 kg/cm2
6 kg/cm2
7 kg/cm2
6 kg/cm2
6 kg/cm2
6 kg/cm2
6 kg/cm2
116
20

No.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Kekerasan
6 kg/cm2
7 kg/cm2
6 kg/cm2
7 kg/cm2
7 kg/cm2
6 kg/cm2
7 kg/cm2
6 kg/cm2
6 kg/cm2
6 kg/cm2

= 5,8 kg/cm2

Syarat : Tablet besar 7-10 kg/cm2& tablet kecil 4lg/cm2


Kesimpulan : tablet tidak memenuhi syarat karena pada uji
kekerasan ini diperoleh kekerasan sebesar 5,65 kg/cm2 dengan
kriteria tablet besar dengan bobot > 500 mg.
3. Friabilitas
ab
F=
a
=

x 100%

10,15 gram10,11 gram


10,15 gram

x 100%

= 0,003 %
Syarat
: Tablet yang baik memiliki friabilitas < 1%
Kesimpulan: Tablet memenuhi syarat karena lebih kecil dari 1% yaitu
0,003%.

4. Keseragaman bobot
530 mg
550 mg
420 mg
420 mg
440 mg
480 mg
460 mg
490 mg
520 mg
530 mg
Rata-rata : 498,5 mg

Penyimnpangan
- 6,319 %
15,75 %
11,75%
7,72 %
-4,31 %
-10,33 %
15,75 %
3,711 %
1,705 %
-6,319 %
9,72 %
-10,33 %
-6,319 %
-10,33 %
-0,3 %
-0,3 %
9,72 %
-6,319 %
-2,3 %
-12,33 %

% Deviasi 1 =

498,5530
498,5

450 mg
550 mg
530 mg
550 mg
500 mg

Kolom A
ada Tidak

menyimpang

dari menyimpang secara

kolom A

keseluruhan karena <

Memenuhi

syarat 15 %

kolom A karena <


7,5%

x 100% =

% Deviasi 11 =

498,5450
498,5

x 100% =

498,5550
498,5

x 100% =

498,5530
498,5

x 100% =

9,72%
498,5420
498,5

x 100% =

15,75%
% Deviasi 3 =

Kolom B
ada
yang

Tidak

-6,319%
% Deviasi 2 =

500 mg
450 mg
530 mg
510 mg
560 mg

% Deviasi 12 =
-10,33%

498,5440
498,5

x 100% =

% Deviasi 13 =

11,73%

-6,319%

% Deviasi 4 =

498,5460
498,5

x 100% =

7,72%

% Deviasi 14 =

498,5550
498,5

x 100% =

498,5500
498,5

x 100% =

498,5500
498,5

x 100% =

498,5450
498,5

x 100% =

498,5530
498,5

x 100% =

498,5510
498,5

x 100% =

498,5560
498,5

x 100% =

-10,33%

% Deviasi 5 =

498,5520
498,5

x 100% =

-4,31%

% Deviasi 15 =
-0,3%

% Deviasi 6 =

498,5550
498,5

x 100% =

-10,33%
% Deviasi 7 =

% Deviasi 16 =
-0,3%

498,5420
498,5

x 100% =

15,75%

% Deviasi 17 =
9,72%

% Deviasi 8 =

498,5480
498,5

x 100% =

3,711%

% Deviasi 18 =
-6,319%

% Deviasi 9 =

498,5490
498,5

x 100% =

1,705%

% Deviasi 19 =
-2,3%

% Deviasi 10 =

498,5530
498,5

-6,319%

x 100% =

% Deviasi 20 =
-12,33%

Syarat : Tidak boleh ada dua tablet yang masing-masing menyimpang dari
bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A, dan
tidak boleh ada satupun tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih
dari harga pada kolom B.
Kesimpulan

: Dari 20 tablet tidak ada tablet yang menyimpang lebih

besar dari harga ditetapkan pada kolom A, dan tidak ada satupun tablet
yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga pada kolom B.

5. Uji Kadar Zat Aktif


a. Standar paracetamol
Konsentrasi (C)
2
3
4
5
6
7

Absorbansi (A)
0,242
0,475
0,529
0,587
0,634
0,700

b. Perhitungan
y = bx + a
0,269 = 0,0807x + 0,1646
0,269 0,1646 = 0,0807x
0,1044 = 0,0807x
0,1044
x = 0,0807 = 1,2936 ppm x Faktor pengenceran
1,2936 ppm x 5000 = 6468 ppm
c. Berat parasetamol
6468 ppm
x
=
1000 mL 100 mL

x=

6468 ppm x 100mL


1000 mL

= 646,8 mg

d. % Kadar
646,8 mg
x 100 =64,68
1000 mg
6. UjiDisolusi
a. Larutanstandar
ppm
90
100
110
120

Abs
0,347
0,377
0,474
0,532

130
140

0,551
0,571

persamaan linier
Y = bx + a
Y = 0,004 x + (-0,083)
b. SampelParasetamol tablet
Waktu
5 menit
10 menit
15 menit
20 menit

Abs
0,801
0,331
0,435
0,571

ppm
221
517,5
647,5
261,6

Ppm kumulatif
221
519,95
655,70
277

c. Perhitungan
ppm
y a
b
C=
) x Faktor pengenceran

C 5 menit=

C 10menit=

C15 menit=

C 30menit=

0,801(0,083)
0,004
)

= 221 ppm
0,331(0,083)
0,004
)x5

= 517,5 ppm
0,801(0,083)
0,004
)x5

= 647,5 ppm
0,801(0,083)
0,004
) x 1,6

= 261,6 ppm
ppm kumulatif
5menit = 221 ppm
10 menit = 517 +

10
) x 221=519,95
ppm
900

FaktorPengenceran
5x
5x
1,6 x

15 menit = 647 +

30 menit = 261,6 +

10
( 900
) x ( 221+517,5 )=655,70

ppm

10
( 900
) x ( 221+517,5+647,5) =277

ppm

ppm paling stabil pada menit ke 30 yaitu 277 ppm

konversi ke mg
900 ml
mg = 1000 ml x 277 mg/1000ml = 249,3 mg
Q30 harus > 80%
80
100 x 350 mg = 280 mg
249,3 < 280 mg

Serbuk parasetamol tidak memenuhi syarat.

PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan tablet dengan cara
granulasi. Granulasi adalah proses peningkatan ukuran dimana partikel-partikel

kecil digabungkan menjadi partikel dengan ukuran lebih besar, membentuk


aglomerat atau granul stabil sehingga lebih mudah mengalir. Proses granulasi
dilakukan karena sebagian besar serbuk tidak dapat dibentuk menjadi tablet secara
langsung karena kohesivitasnya rendah, tidak memiliki sifat lubrikasi dan
disintegrasi yang diperlukan dalam proses tabletasi.
Zat aktif yang digunakan dalam percobaan ini yaitu parasetamol
(acetaminofen). Parasetamol merupakan derivat p-aminofenol yang mempunyai
sifat antipiretik/analgesik. Pembuatan sediaan tablet parasetamol ini dilakukan
dengan menggunakan metode granulasi basah dan pengikat ditambahkan dengan
cara kering.
Prinsip granulasi basah adalah menciptakan ikatan antara partikel-partikel
dengan pemberatan secara mekanik. Ikatan yang mungkin timbul antar partikelpartikel tergantung dari sifat serbuk serta campuran.
Parasetamol memiliki sifat tahan terhadap pemanasan, memiliki sifat alir
yang jelek (rat holing) dan kompaktibilitas yang jelek, maka dipilih metode
granulasi basah. Formula B yang digunakan untuk pembuatan tablet paracetamol,
sebagai fase dalam (92%) adalah paracetamol 500 mg (zat aktif), PVP 5%,
amprotab 10% (disintegran dan pengisi), dan laktosa q.s (pengisi). Sebagai fase
luar (8%) adalah Mg Stearat 1% (pelicin), talk 2% (pelicin dan diluent), dan
amprotab 5% (disintegran).
Pada formula B ini, amprotab berfungsi sebagai zat pengisi dan
disintregan. Amprotab bersifat pengikat pada keadaan formulasi atau pencetakan
(untuk mengikat antar zat dan menaikan kohesi bagi tablet), sedangkan bersifat
desintegran atau penghancur pada saat tablet dimasukkan kedalam tubuh (oral)
maka obat akan mudah hancur ketika kontak dengan cairan tubuh. Amprotab
merupakan disintregan yang paling umum digunakan. Mekanisme kerjanya adalah
dengan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah atau
mengembang saat cairan masuk ke dalam pori-pori tablet (kapiler). Selain itu
ditambahkan laktosa, yang berfungsi sebagai pengisi dalam formula tablet,
ditunjukan untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang tercantum dalam

formula dan dihasilkan rasa yang manis sehingga akan lebih diterima oleh pasien
karena zat aktif yang digunakan, yaitu paracetamol memiliki rasa pahit.
Untuk fase luar, Mg stearate digunakan sebagai glidan (pelicin antara
partikel-partikel) yang merupakan boundary-type lubricant, karena Mg-Stearat
berkonsentrasi lebih kecil dibanding zat lainnya. Talk juga digunakan sebagai
pengisi pelincin, untuk melicinkan sediaan massa siap cetak dengan alat, yang
meningkatkan aliran granul sehingga tersebar ke seluruh tempat cetakan pada saat
pengempaan dan agar tidak menyumbat di cetakan.
Pada tahapan pembuatan granul, parasetamol sebagai zat aktif, amprotab,
dan laktosa dicampurkan hingga terbentuk suatu campuran yang homogen.
Amprotab merupakan disintregan yang paling umum digunakan, dengan
mekanisme kerjan membentuk ikatan hidrogen saat pengempaan dan pecah atau
mengembang saat cairan masuk ke dalam pori-pori tablet (kapiler). PVP sebagai
pengikat juga ditambahkan, dan dicampur sampai homogen, karena metode
penambahan pengikat dilakukan dengan cara kering. Adapun pelarut pengikat,
yaitu etanol ditambahan dengan cara diteteskan sedikit demi sedikit sampai
menjadi massa basah, yang kepal ketika di genggam dan mudah pudar jika
ditekan.
Selanjutnya, massa campuran tadi dilewatkan pada mesh atau ayakan agar
terbentuk suatu granul sehingga luas permukaannya meningkat dan proses
pengeringan berjalan dengan lebih cepat. Ukuran mesh yang digunakan biasanya
mesh no.10/12. Pengayakan pada metode ini bertujuan untuk mencegah rasa kasar
dari sediaan yang disebabkan oleh bahan obat yang padat dan kasar, selain itu
untuk membentuk suatu campuran serbuk yang rata sehingga memiliki distribusi
normal dan diharapkan kandungan zat aktif dalam sediaan menjadi seragam.
Granul yang terbentuk, selanjutnya dikeringkan dengan cara dimasukan ke dalam
oven pada suhu 400C untuk mencegah terjadinya binding dan sticking yang
disebabkan masih adanya kandungan air di dalam granul. Setelah proses
pengeringan selesai, granul diayak kembali dengan menggunakan ayakan yang

ukurannya lebih kecil, biasanya digunakan ayakan no.14/16 agar ukuran granul
menjadi lebih homogen.
Pada granul kering yang terbentuk dilakukan evaluasi. Pertama, uji
kecepatan aliran yang bertujuan untuk menjamin keseragaman pengisian kedalam
cetakan. Apabila granul mudah mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai
keseragaman bobot yang baik. Kecepatan aliran tablet dilakukan dengan metode
corong. Waktu alir dapat digunakan untuk menentukan sifat alir serbuk atau
granul. Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalir dari sejumlah
granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir
dalam suatu tertentu. Semakin baik sifat alirnya maka akan semakin cepat waktu
yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah berat tertentu serbuk atau granul.
Diketahui bahwa daya alir yang baik adalah minimal 100 g granul 10 detik atau
10 g/ detik. Berdasarkan hasil yang diperoleh, waktu alir 8,68 detik dari 100 g
granul atau 11,52 g/detik, yang menunjukan granul mudah mengalir karena hasil
yang diperoleh memenuhi persyaratan minimalnya.
Selanjutnya pengujian kecepatan aliran menggunakan metode sudut
istirahat. Sudut istirahat adalah sudut maksimum yang bisa didapat antara
permukaan tegak bebas dari tumpukan serbuk dan dasar horizontal. Pengukuran
itu memberikan ketetapan kualitatif dari kohesi internal dan efek hambatan di
bawah tingkat bawah muatan eksternal, yang mungkin dipakai pada pencampuran
serbuk atau pada pencetak tablet (die). Berdasarkan pengamatan, sudut istirahat
sebesar 27,02o. Menurut literatur, jika = 25 30, menunjukan granul sangat
mudah mengalir.
Evaluasi

kedua,

yaitu

kelembaban

untuk

mengetahui

persentase

kandungan air dalam granul. Semakin banyak air yang terkandung maka akan
semakin buruk sediaan yang akan dibuat. Granul dapat dikategorikan baik apabila
kadar air yang terkandung hanya sekitar 1 3% dan dapat dikategorikan kurang
baik apabila kadar airnya < 1%, karena air yang terkandung pun dapat berfungsi
sebagai pengikat sehingga terlalu rendahnya kadar air akan menyebabkan tablet
yang akan dicetak lebih mudah hancur. Kadar air yang dihasilkan yaitu 1,4%,

yang berarti menunjukan bahwa kualitas granul termasuk dalam kategori baik
untuk parameter ini.
Evaluasi ketiga yaitu penentuan BJ nyata dan BJ mampat yang dilakukan
untuk mengetahui kadar pemampatan serta persen kompresibilitasnya, dari dua
hal ini sifat aliran granul juga dapat diketahui. Kadar pemampatan granul
memenuhi syarat karena kadar pemampatan yang dihasilkan > 20%, yaitu Kp =
4%. Granul yang baik dapat terbentuk karena bahan pengikat di dalam granul
bekerja efektif sehingga granul lebih stabil saat diketuk. Berdasarkan hasil
pengamatan, %K10 = 0%, nilai ini tidak sesuai dengan literatur kerena minimal
dari persentase kompresibilitas adalah 5%, dapat disebabkan karena kekuatan
ketukan tidak sama, sedangkan %K500 = 10,95% yang menunjukan aliran sangat
baik.
Selain itu, perbandingan BJ mampat dan BJ nyata dapat menentukan
bilangan Haussner. Semakin besar bilangan Hausner yang diperoleh, makin besar
daya mengalirnya sehingga makin sedikit tekanan yang diperlukan untuk
mengempa. Berdasarkan hasil evaluasi, formula ini menghasilkan bilangan
Hausner sesuai persyaratan (1), yaitu angka Hausner
(500)

(10)

= 1 dan angka Haussner

= 1,04, yang menunjukan granul memenuhi syarat.


Granul kering yang memenuhi syarat kemudian dicampur dengan fasa

luar, yaitu talkum dan magnesium stearat yang berfungsi sebagai pelincir yang
meningkatkan aliran granul sehingga tersebar ke seluruh tempat cetakan pada saat
pengempaan dan agar tidak meyumbat di cetakan. Selain itu pelincir dapat
memperpanjang waktu penghancuran obat, sehingga pada saat dilakukan uji
friabilitas, massa tablet tidak berkurang banyak. Kedua zat ini ditambahkan
sebagai fase luar untuk memberikan hasil yang lebih baik pada kekerasan tablet
dibandingkan ditambahkan sebagai fase dalam. Pada formulasi tablet, talkum
ditambahkan sebanyak 2% dan magnesium stearat ditambahkan sebanyak 1%.
Jumlah yang ditambahkan hanya sedikit karena pelincin yang banyak dapat
menyebabkan tablet terlalu keras sehingga sulit hancur dan sulit terlarut serta sulit
di metabolisme didalam tubuh. Selain itu ditambahkan pula amprotab yang

berfungsi sebagai penghancur untuk memisahkan antar granul pada proses


disintergrasi pada saat obat dikonsumsi.
Pada proses pencetakan tablet, berat dan kekerasan tablet yang akan
dicetak diperhitungkan dengan mengatur punch atas dan punch bawah dari alat
pencetak. Untuk menentukan berat tablet yang akan dicetak, diatur dengan punch
bawah. Sedangkan untuk mengatur kekerasan tablet, digunakan punch atas.
Volume bahan yang diisikan yang mungkin masuk ke dalam cetakan harus
disesuaikan dengan beberapa tablet yang telah lebih dahulu dicetak. Penyesuaian
ini diperlukan karena formula tablet tergantung pada berat tablet yang akan
dibuat.
Selama pencetakan, beberapa tablet yang dicetak diambil untuk
pengontrolan berat dan kekerasan tablet. Jika berat atau kekerasannya berada
diluar rentang yang diinginkan, alat pencetak dapat diatur kembali. Setelah
seluruh serbuk dicetak, kemudian dilakukan evaluasi tablet. Beberapa parameter
uji/ evaluasi sediaan tablet diantaranya adalah uji organoleptik, sifat fisika kimia,
dan uji waktu hancur, uji disolusi, dan penentuan kadar zat aktif dalam tablet.
Evaluasi tablet yang pertama yaitu visual atau organoleptik yang meliputi
warna, rupa, bau dan rasa. Sediaan tablet berwarna putih, dengan permukaan
halus/rata, bau obat yang khas dan rasanya pahit. Hasil ini sesuai dengan literatur
sehingga tablet memenuhi syarat. Sifat organoleptik suatu tablet dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya proses pencampuran atau pembuatan
massa cetak,di mana jika pengadukan atau pencampuran kurang baik, tablet akan
terlihat tidak homogen. Selain itu, kebersihan mesin cetak juga dapat
mempengaruhi organoleptik tablet, misalnya penggunaan oli pada mesin cetak
dapat membuat oli mengenai tablet (terlihat berbintik-bintik) sehingga dapat
menurunkan kepercayaan konsumen dan bahkan berpengaruh kepada kesehatan
pasien yang meminumnya. Bintik-bintik pada tablet juga dapat disebabkan oleh
pencampuran warna yang tidak homogen ataupun karena adanya kotoran yang
mengkontaminasi massa cetak karena pada metode granulasi kering ini,
kontaminan silang dari debu bias sangat tinggi jika pengerjaannya tidak hati-hati.

Evaluasi tablet selanjutnya yaitu sifat fisika kimia, meliputi keseragaman


ukuran, kekerasan, friabilitas, keseragaman bobot serta keseragaman kandungan.
Pada evaluasi keseragaman ukuran, semua tablet memenuhi syarat, yaitu diameter
tablet tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet dan tidak lebih dari 3 kali tebal
tablet. Berdasarkan pengamatan, tebal = 0,3 cm dan diameter 1,3 cm, menunjukan
tablet memenuhi syarat. Data keseragaman ukuran dapat menentukan sifat
deformasi plastis dan elastis dari tiap campuran formulasi tablet serta dapat
memberikan nilai estetika yang baik terhadap tablet yang dibuat.
Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan yang tertentu agar dapat
bertahan dalam berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan,
dan pengapalan. Pada evaluasi kekerasan, tablet tidak memenuhi persyaratan ini,
karena rata-rata kekerasan tablet yang diperoleh 5,8 kg/cm2 (syarat: 7 10 kg/cm2
untuk bobot tablet > 300 mg).
Persen friabilitas menunjukkan ketahanan tablet jika dijatuhkan dari suatu
ketinggian tertentu. Hal ini akan berkaitan dengan penggunaan jenis pengikat dan
distribusi pengikat dalam tablet. Pengikat yang efektivitasnya tinggi akan
memberikan % friabilitas yang rendah karena pengikat tersebut akan mengikat
kuat massa tablet sehingga massa yang lepas dari tablet akan lebih sedikit.
Persyaratan % friabilitas yang baik adalah < 1%. Berdasarkan hasil evaluasi
friabilitas, formula B memberikan % friabilitas <1%, yaitu 0,003%. Jika
dihubungkan dengan jenis pengikat yang digunakan, formula B yang
menggunakan jenis pengikat PVP memberikan nilai friabilitas yang baik. Hal ini
disebabkan karena PVP merupakan pengikat yang daya ikatnya baik di antara
pengikat lain.
Uji keseragaman bobot dilakukan untuk menjamin keseragaman proporsi
zat aktif disetiap bagian. Menurut Farmakope Indonesia edisi 4, tablet dengan
bobot >300 mg memenuhi syarat uji apabila tidak lebih dari 2 tablet yang
melebihi atau kurang 5% dari bobot rata-rata (kolom A) dan tidak ada satu tablet
pun yang melebihi 10% bobot rata-rata. Berdasarkan data yang diperoleh formula
B memenuhi syarat tersebut, karena dari 20 tablet tidak ada tablet yang

menyimpang lebih besar dari harga ditetapkan pada kolom A, dan tidak ada
satupun tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga pada kolom
B. Hal ini menunjukan bahwa tablet yang dibuat memiliki keseragaman bobot
yang baik.
Uji disolusi bertujuan untuk mengukur banyaknya obat dan kadar zat aktif
yang dapat bereaksi pada waktu tertentu. Untuk tujuan terapeutik tablet model ini
diusahakan agar kadar obat tinggi hanya dalam waktu yang singkat. Pengujian
dilakukan dengan jalan tablet uji dimasukan kedalam alat disolusi kemudian
dilakukan pengambilan sampel dan dihitung absorbansinya. Dari hasil tersebut
menunjukan bahwa kadar parasetamol pada menit ke 30 yaitu 249,3 mg,
sedangkan secara teoritis seharusnya 280 mg, sehingga tablet ini tidak memenuhi
syarat.
Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui kadar zat aktif yang
terkandung dalam tablet. Dalam farmakope disebutkan bahwa kadar zat aktif
parasetamol tidak boleh kurang dari 95% dan tidak boleh lebih dari 110%,
sedangkan hasil yang didapat yaitu

64,68 , sehingga kadar zat aktif pada

sediaan tablet tersebut tidak memenuhi syarat. Hasil ini menunjukan bahwa tablet
parasetamol yang dibuat kadar zat aktifnya kurang dari standar minimal, yang
akan berdampak tidak tercapainya efek terapeutik yang diinginkan.
KESIMPULAN
Tablet parasetamol formula B dengan menggunakan metode granulasi
basah dan menambahan zat pengikat yaitu PVP dengan metode basah
menghasilkan granul yang memiliki kecepatan aliran baik dengan hasil 11,52
g/detik dan = 27,02. Kelembaban granul baik dengan kadar air 1,4%.
Kerapatan/BJ granul dengan hasil P = 0,4 g/ml, P10 = 0,4 g/ml, P500 = 0,416 g/ml,
BJ sejati = 0,2089 g/ml sehingga didapat Kp = 4%, angka hausser 10 = 1, angka
hausser500 = 1,04 g/ml, dan %kompesibilitas = 10,95% menunjukan granul
memenuhi syarat.

Berdasarkan evaluasi tablet, dengan uji visual/organoleptik memenuhi


syarat yaitu tablet halus/rata, tidak berbau, rasa pahit dan warna putih. Evaluasi
sifat fisika kimia keseragaman ukuran memenuhi syarat dengan tebal 0,3 cm dan
diameter 1,3 cm, kekerasan rata-rata tablet = 5,8 kg/cm 2 tidak memenuhi syarat,
friabilitas = 0,003% memenuhi syarat dan keseragaman bobot memenuhi syarat
dengan penyimpangan tidak lebih atau kurang dari 5% (kolom A) dan tidak lebih
dari 15% (kolom B). Hasil disolusi pada menit ke 30 tidak memenuhi syarat, yaitu
sebesar 249,3 mg, sedangkan secara teoritis seharusnya 280 mg. Kadar zat aktif
yang didapat yaitu 64,68

tidak memenuhi syarat karena kurang dari 95%.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. UIPress. Jakarta
Depkes RI. 1994. Farmakope Indonesia Ed IV. Depkes RI. Jakarta
Martindale The Extra Pharmacopoeia, Twenty-Eight Edition. 1982. The
Pharmaceutical Press. London
Wade, Ainley and Paul J Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical
excipients, Ed II. The Pharmaceutical Press Department of Pharmaceutical
Sciences. London

You might also like