Professional Documents
Culture Documents
346
dan kain sutera. Sedangkan listrik dinamis adalah pergerakan partikel
bermuatan di dalam konduktor.
Listrik dinamis dibagi atas dua jenis, yaitu:
1. Arus Searah (Direct Current/ DC)
2. Arus Bolak Balik (Alternative Current/ AC)
Arus Searah adalah pergerakan partikel bermuatan dalam satu arah,
apakah positif saja atau negatif saja, seperti gambar berikut;
347
348
349
diteruskan ke terminal negatif baterai. Suatu rangkaian di mana arus dan
tegangan listrik dapat mengalir dalam satu lintasan tertutup disebut dengan
rangkaian listrik.
Dalam rangkaian kelistrikan mobil, salah satu ujung kabel dari setiap
beban dihubungkan dengan body kendaraan yang berfungsi sebagai rangka
untuk mengalirkan arus ke baterai. Body atau rangka tersebut dinamakan
dengan massa (bagian dari rangkaian yang mengembalikan arus ke baterai).
Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan hubungan antara tegangan listrik dengan
tahanan dan arus. Untuk memudahkan pemahaman tentang konsep Hukum
Ohm dapat di pelajari melalui gambar 9.7 berikut ini:
350
351
Pada saat nilai resistansi dinaikkan (R sedang), kuat arus yang mengalir
menurun (I sedang). Tegangan mulai meningkat seperti pada gambar 9.10.
I=
V
R
Pada rangkaian seri seperti gambar 9.11, arus listrik total (I) secara
empiris adalah;
352
Itotal = I1 = 12 = 13
Itotal = I1 + 12 + 13
353
Itotal = I1 = 12 + 13
354
terputus saat mobil beroperasi, maka baterai perlu dilakukan pengisian.
Pengisian baterai dapat dilakukan dengan pengisian ulang dengan baterai
charger atau dengan cara mengoperasikan kembali mesin mobil.
Komponen-komponen sistem pengisian umumnya terdapat pada bagian
jok depan mobil (Gambar 9.14)
Proses pengisian baterai dilakukan dengan merubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Dan hal ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan generator arus searah (DC generator) dan generator arus bolakbalik (AC generator). Generator arus searah terdiri dari beberapa kumparan
(coil) yang saling berhubungan di sekelilingnya, sehingga pada saat generator
berputar pada titik maksimum, akan menghasilkan tegangan yang konstan.
Sementara pada generator arus bolak balik, setiap kali putaran stator akan
menghasilkan arus listrik, dimana pada saat putaran stator 0O sampai dengan
180O maka akan dihasilkan listrik positif, sedangkan pada saat putaran stator
antara 180O sampai dengan 360O akan dihasilkan listrik negatif, kejadian ini
terus berulang-ulang. Perbandingan tegangan yang dihasilkan antara generator
arus searah dengan generator bolak-balik dapat dilihat pada gambar 9.15 dan
gambar 9.16 di bawah ini:
355
membutuhkan suplai arus dan tegangan yang cukup besar, maka rangkaian
pengisian akan bekerja untuk mengisi baterai supaya tidak terjadi kekosongan
baterai. Rangkaian pengisian akan terus mengisi baterai sampai suplai
tegangan bagi sistem yang membutuhkan tercukupi dan baterai penuh. Apabila
baterai telah mencapai batas pengisian maksimal, maka rangkaian sistem
pengisian akan OFF, dan rangkaian ini akan bekerja kembali pada saat baterai
mulai mengosongkan kembali muatannya.
BATERAI
ALTERNATOR
REGULATOR
Gambar 9.18. Bagan Sistem Pengisian
356
a. Baterai
1) Pengertian Baterai
Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya
berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan
efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia reversibel,
adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan kimia menjadi
tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik menjadi
tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda
yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang
berlawanan di dalam sel.
Pada mobil banyak terdapat komponen-komponen kelistrikan yang
digerakkan oleh tenaga listrik. Diwaktu mesin mobil hidup komponen kelistrikan
tersebut dapat digerakkan oleh tenaga listrik yang berasal dari alternator dan
baterai, tetapi saat mesin mobil mati tenaga listrik yang digunakan hanya
berasal dari baterai saja. Contoh untuk pemakaian energi listrik saat mesin mobil
mati adalah pada lampu parkir, lampu ruangan, indikator pada ruangan kemudi,
peralatan audio (tape recorder), peralatan pengaman dan lain-lain.
Jumlah tenaga listrik yang disimpan dalam baterai dapat digunakan
sebagai sumber tenaga listrik tergantung pada kapasitas baterai dalam satuan
amper jam (AH). Jika pada kotak baterai tertulis 12 volt 50 AH, berarti baterai
baterai tersebut mempunyai tegangan 12 volt dimana jika baterai tersebut
digunakan selama 1 jam dengan arus pemakaian 50 amper maka kapasitas
baterai tersebut setelah 1 jam akan kosong. Kapasitas baterai tersebut juga
dapat menjadi kosong setelah 2 jam jika arus pemakaian 25 amper. Disini
terlihat bahwa lamanya pengosongan baterai sangat ditentukan oleh besarnya
pemakaian arus listrik dari baterai. Semakin besar arus yang digunakan semakin
cepat terjadi pengosongan baterai, dan sebaliknya.
Besarnya kapasitas baterai sangat ditentukan oleh luas permukaan plat
atau banyaknya plat baterai. Jadi dengan bertambahnya luas plat atau dengan
bertambahnya jumlah plat baterai maka kapasitas baterai juga akan bertambah.
Sedangkan tegangan baterai ditentukan oleh jumlah sel baterai, dimana satu sel
baterai dapat menghasilkan tegangan 2,1 volt. Tegangan listrik yang terbentuk
sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap sel. Jika baterai mempunyai enam
sel, maka tegangan baterai tersebut adalah 12,6 volt.
Biasanya setiap sel
baterai ditandai dengan adanya satu lobang pada kotak baterai bagian atas
untuk mengisi elektrolit baterai.
2) Prinsip Kerja Baterai
Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema gambar 9.6 Bila sel
dihubungkan dengan beban, maka elektron mengalir dari anoda melalui beban ke
katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke
katoda.
Pada proses pengisian menurut skema gambar 9.7 di bawah ini adalah bila
sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan
elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sebagai
berikut (a) Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power
357
supply ke katoda, (b) Ion-ion negatif rnengalir dari katoda ke anoda, dan (c) Ion-ion
positif mengalir dari anoda ke katoda. Jadi reaksi kimia pada saat pengisian
(charging) adalah kebalikan dari saat pengosongan (discharging)
Proses pengosongan
H2SO4
2H + + SO4- -
Bila baterai dibebani, maka tiap ion negatif sulfat. (SO4- - ) akan bereaksi
dengan plat timah murni (Pb) sebagai katoda menjadi timah sulfat (Pb SO4)
sambil melepaskan dua elektron. Sedangkan sepasang ion hidrogen (2H+ ) akan
bereaksi dengan plat timah peroksida (Pb O2) sebagai anoda menjadi timah
sulfat (Pb SO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan satu
atom oksigen untuk membentuk air (H2O). Pengambilan dan pemberian elektron
dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial listrik
antara kutub-kutub sel baterai.
Proses tersebut terjadi secara simultan dengan reaksinya dapat dinyatakan.
dimana :
Pb O2 + Pb + 2 H2SO4
Pb SO4 + Pb SO4 + 2 H2O
Sebelum Proses
Setelah Proses
Pb O2 = Timah peroksida (katub positif / anoda)
Pb
= Timah murni (kutub negatif/katoda)
2H2SO4 = Asam sulfat (elektrolit)
Pb SO4 = Timah sulfat (kutub positif dan negatif setelah proses
pengosongan)
H2O
= Air yang terjadi setelah pengosongan
358
Jadi pada proses pengosongan baterai akan terbentuk timah sulfat
(PbSO4) pada kutup positif dan negatif, sehingga mengurangi reaktifitas dari
cairan elektrolit karena asamnya menjadi timah, sehingga tegangan baterai
antara kutub-kutubnya menjadi lemah.
Proses Pengisian
Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik
yang di alirkan arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi pada saat
pengosongan. Pada proses ini setiap molekul air terurai dan tiap pasang ion
hidrogen (2H +) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif sulfat (SO4-)
pada plat negatif untuk membentuk asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang
bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada plat positif membentuk timah peroxida
(Pb O2).
Proses reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :
PbO2 + Pb + 2H2SO4
Setelah pengisian
dimana : 2NiOOH
Cd
2Ni (OH)2
Cd (OH)2
=
=
=
=
359
dimana :
2NiOOH
Fe
2Ni (OH)2
Fe (OH)2
=
=
=
=
3) Jenis-jenis Baterai
Berdasarkan bahan jenis elektrolitnya, maka baterai dapat dibedakan atas 2
jenis, yaitu baterai asam dan baterai alkali.
360
Tegangan pengisian per sel harus sesuai dengan petunjuk operasi dan
pemeliharaan dari pabrik pembuat. Sebagai contoh adalah :
o Pengisian awal (Initial Charge) = 1,6 1,9 volt
o Pengisian secara Floating
= 1,40 1,42 volt
o Pengisian secara Equalizing = 1,45 volt
o Pengisian secara Boosting
= 1,50 1,65 volt
o Tegangan pengosongan per sel ( discharge ) : 1 volt .
4) Konstruksi baterai
a) Kotak dan sel baterai
Kotak baterai terbuat dari ebonik atau damar sintetis, berfungsi untuk
penempatan sel dan menampung elektrolit baterai. Sel-sel baterai tersebut
dihubungkan secara seri, dengan demikian tegangan listrik yang terbentuk sama
dengan jumlah tegangan dari masing-masing sel.
b) Plat Baterai
Ada dua macam plat yang digunakan pada baterai, yaitu plat positif dan
plat negatif. Plat-plat ini terbuat dari timah hitam atau campuran timah dengan
antimon. Plat-plat tersebut diselubungi oleh zat-zat aktif yang berfungsi untuk
menyimpan energi listrik. Penyusunan plat ini dibuat secara berselang-seling
diantara plat positif dengan plat negatif. Pada umumnya plat negatif jumlah lebih
banyak dari plat negatif (lebih satu) sehingga pada kedua ujung merupakan plat
negatif.
361
Separator ini dibuat dari bahan yang bukan pengantar listrik, seperti kayu, ebonit
dan fiber glass. Pada separator ini terdapat lubang-lubang yang halus untuk
memungkinkan elektrolit-elektrolit mengalir.
d) Elektrolit
Elektrolit merupakan campuran air yang disuling (64%) dan asam sulfat
(36%). Pada temperatur 20 0C berat jenis (BJ) elektrolit baterai yang
berkapasitas penuh adalah 1,27. Plat yang terendam akan membangkitkan
energi listrik karena reaksi kimia antara zat aktif dari plat-plat dan elektrolit.
Batas pengisian elektrolit yang benar adalah diantara batas garis upper dan
lower pada kotak baterai. Selanjutnya dalam pemakaian, apabila tinggi elektrolit
sudah berada di bawah garis lower maka perlu ditambahkan kembali air murni
sebanyak yang dibutuhkan.
362
Pada waktu baterai mengeluarkan arus listrik atau pengosongan
(discharging) plat positif maupun plat negatif bereaksi dengan sulfat (H2SO4)
membentuk timbal sulfat (PbSO2). Dengan adanya reaksi tersebut di atas, asam
sulfat (H2SO4) sedikit demi sedikit berubah menjadi air (H2O). Akibatnya berat
jenis elektrolit akan turun karena kosentrasi elektrolit berkurang. Berikut adalah
reaksi kimia saat baterai mengeluarkan arus listrik :
PbO2 + 2H2SO4 + Pb
(Plat +) (Elektrolit) (Plat -)
ARAH ARUS
PbO2 + 2H2SO4 + Pb
(Pelat+) (elektrolik) (Plat-)
363
timbal sulfat (PbSO4) berubah menjadi timbal dioksida (PbO2). Akibat masuknya
oksigen bebas juga akan menimbulkan perubahan struktur kerangka, kisi-kisi
menjadi timbal dioksida (PbO2). PbO2 yang terbentuk memerlukan ruangan yang
lebih besar lagi, sedangkan ruangan pada tiap sel terbatas. Akibatnya plat-plat
menjadi melengkung dan traps plat tertekan ke atas sehingga dapat
mengangkat tutup sel. Dengan demikian kisi-kisi akan remuk dan plat-plat
menjadi rusak atau bengkok. Hal tersebut juga akan mengakibatkan plat positif
terhubung dengan plat negatif, separator menjadi remuk dan rapuh disebabkan
temperatur yang tinggi dan reaksi kimia yang besar. Begitu juga plat negatif
akan menderita kerusakan material organik yang tergabung dalam plat-plat
negatif dan sifat penyerapnya akan rusak.
Kerusakan akibat pengisian yang terlalu besar dapat dicegah dengan
jalan mengatur output alternator agar tegangannya tidak melebihi dari 14 volt.
Begitu juga dalam melakukan penggabungan baterai lemah dengan baterai kuat
pada kendaraan atau yang biasa disebut dengan istilah jumper (memancing).
Perlu diperhatikan bahwa setelah mesin hidup maka alternator yang mempunyai
sifat self limiting current akan mengisi baterai yang lemah atau soak dengan
arus yang besar. Jika hal ini terjadi maka pada baterai akan terjadi arus
pengisian yang berlebihan (over charger) dan ini akan merusak baterai. Jadi
dengan demikian jumper sebenarnya tidak dibolehkan jika tidak dalam keadaan
terpaksa, sebaiknya jumper diperlukan untuk menghidupkan mesin saja dan
setelah itu kabel baterai dari baterai kuat sebagai pemancing harus dilepaskan
dari baterai lemah yang dipakai.
b) Kerusakan Akibat Terbentuknya Kristal Sulfat
Selama baterai mengeluarkan arus (discharging) material-material aktif
dalam pelat-pelat positif dan pelat negatif berubah menjadi timbal sulfat
(PbSO4). Senyawa ini dapat berubah kembali menjadi material aktif selama
baterai diisi kembali (recharging). Oleh karna itu jika baterai dibiarkan dalam
kondisi mengeluarkan arus atau baterai dalam keadaan keseimbangan reaksi
(tidak dapat membangkitkan arus listrik) dalam waktu yang lama, maka PbSO
yang terbentuk akan berubah menjadi keras yang biasa disebut kristal sulfat.
Akibat dari kristal sulfat ini, pelat- pelat menjadi bengkok, kisi-kisi mudah patah
dan sulfat baterai akan menjadi rusak. Selama terjadi pensulfatan, warna dari
pelat-pelat negatif berubah menjadi putih abu-abu dan pelat positif menjadi putih
susu.
Apabila pada baterai terjadi pengkristalan sulfat, kristal sulfat tersebut
dapat diubah kembali menjadi material aktif dengan jalan baterai tersebut diisi
kembali dengan proses normal. Akan tetapi apabila selama proses pengisian,
baterai tetap tidak mengisi (rusak), maka hal ini sebagai indikator telah
pecahnya kisi-kisi pelat baterai akibat dari pengkristalan sulfat. Dengan demikian
kerusakan baterai tidak dapat lagi diatasi.
364
6) Arti Kode pada Baterai
Baterai yang diproduksi negara Jepang, diberi kode pengenal dengan
standar industri Jepang. Kode tersebut menunjukkan kapasitas baterai, ukuran
dan posisi terminal positifnya.
Pada baterai terdapat kode 55 D 23 L
55
D
23
L
Kapasitas (Amper)
28
34
36
38
46
50
55
65
Tabel 9.2. Lebar dan Tinggi Baterai
24
27
28
28
36
36
36
52
Lebar (mm)
Tinggi (mm)
A
B
C
D
E
F
G
H
162
203
207
204
213
213
213
220
127
127 atau 129
135
173
176
182
222
278
7) Perawatan Baterai
Untuk memeriksa kemampuan baterai bisa dilakukan dengan mesin
kendaraan, caranya:
365
a) Sebelum dites, kondisi pengisian baterai diusahakan penuh atau minimal
pengisian baterai adalah 75%.
b) Ukur tegangan baterai saat di-start dan usahakan pada waktu itu mesin
belum hidup.
c) Hubungkan volt meter pada baterai, perhatikan masing-masing terminal volt
meter dengan terminal baterai. Dan lakukan pengetesan dengan cara
menstart mesin selama 15 menit.
d) Bila kondisi baterai baik, maka tegangan baterai pada waktu di-start, minimal
adalah 9V5 (9.5 volt).
366
b. Alternator
Alternator berfungsi menghasilkan arus listrik ketika mesin dihidupkan.
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator adalah tegangan bolak balik
(Alternative Current/AC) yang kemudian dikonversikan/ diubah menjadi
tegangan searah (Direct Current/DC).
367
Jika bagian atas alternator dibuka (Gambar 9.28), maka akan terlihat
regulator yang mengontrol tegangan output alternator, carbon brush yang
menempel dengan bagian atas rotor (slip ring), rangkaian dioda (rectifier) yang
mengkonversi (mengubah) tegangan AC menjadi tegangan DC dan slip ring
(bagian dari rotor) dihubungkan dengan setiap field winding.
368
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Arus bolak balik yang
dihasilkan alternator akan diubah menjadi arus searah. Untuk mengubah arus
tersebut pada rangkaian alternator dilengkapi dengan 6 buah dioda, masingmasing dua buah dioda dihubungkan dengan kumparan stator. Energi mekanik
mesin dihubungkan dengan puli sehingga dapat memutarkan rotor dan
membangkitkan arus listrik bolak-balik di dalam stator. Arus bolak-balik inilah
yang akan disearahkan oleh rangkaian rectifier dioda. Arus ini digunakan untuk
mengisi baterai. Sementara medan magnet yang dihasilkan rotor diteruskan
voltage regulator, dan tegangan keluaran voltage regulator digunakan untuk
menyuplai kunci kontak (terminal IG) dan baterai (terminal S). Pada saat
alternator melakukan proses pengisian, arus pengisian ini akan dialirkan ke
kawat konektor yang lebih besar yang terletak antara terminal B dan baterai.
Pada saat yang bersamaan, tegangan dari baterai akan dimonitor oleh MIC
regulator yang terhubung dengan terminal S. Tegangan regulator yang
dihasilkan bisa besar dan kecil tergantung dari koil rotor. Koil rotor terhubung
dengan terminal P. Sementara terminal U berfungsi untuk menghidupkan lampu
indikator sistem pengisian.
369
370
371
372
373
374
Pada regulator konvensional (tipe kontak) diupayakan agar alternator
mempertahankan agar tegangan tetap konstan, dengan menghalangi arus yang
masuk ke rotor dengan menggunakan cara mekanis. Akan tetapi pada alternator
high speed yang menggunakan IC (Integrated Circuit, dimana IC regulator
terbentuk menjadi satu dengan alternator dan dipasangkan pada jaringan
kelistrikan diantara kumparan medan (field coil) dan massa bodi yang berfungsi
mengontrol arus ke kumparan medan sehingga tegangan yang dihasilkan
alternator konstan. Di dalam kemasan IC regulator sudah terakit komponen aktif
dan pasif secara langsung contohnya transistor, dioda zener, dan resistor.
375
Prinsip kerja dari alternator dapat dilihat dari 3 kondisi, yaitu:
1) Saat Kunci Kontak ON dan Mesin Mati
Saat kunci kontak ON (Gambar 9.40), arus dari baterai disuplai dari
regulator, yang dihubungkan dengan sebuah konektor yang terletak antara
saklar dengan terminal IG. Arus dari terminal IG akan mengaktifkan
transistor Tr1, akibatnya Tr2 juga akan bekerja. Arus dari Tr2 digunakan
untuk menghidupkan indikator lampu pengisian, sedangkan arus dari Tr1
berfungsi untuk menyuplai arus pada rotor coil, sehingga akan terjadi fluks
magnet pada rotor koil.
Gambar 9.40. Rangkaian Alternator Saat Kunci Kontak ON dan Mesin Mati
(http://www.autoshop101.com/forms/h8.pdf)
2) Saat Alternator di Bawah Titik Kerja
Saat alternator belum bekerja maksimal (Gambar 9.41) arus disuplai dari
terminal P, MIC akan mendeteksi sinyal dari output terminal P, dan arus ini
akan diteruskan ke transistor sehingga Tr1 dan Tr2 menjadi ON, sedangkan
Tr3 tetap OFF. Arus dari Tr1 diteruskan ke rotor coil, saat arus listrik yang
besar dibangkitkan oleh rotor, pengisian baterai mulai berlangsung.
Sedangkan arus dari Tr2 hanya digunakan untuk menyuplai arus pada
lampu indikator pengisian.
376
377
Saat putaran alternator naik di atas 14 volt (14.5 volt) (Gambar 9.42), maka
tegangan yang keluar dari alternator melebihi dari tegangan baterai. Hal ini
dideteksi oleh MIC, dan memberikan feedback ke rangkaian alternator untuk
langsung melewatkan arus menuju terminal S, dan hal ini menyebabkan Tr1
menjadi OFF sehingga proses pengisian baterai tidak terjadi. Akan tetapi
apabila tegangan output rotor di bawah 14.5 volt, MIC akan memberikan
sinyal supaya Tr1 menjadi ON kembali. Dengan ON-nya Tr1 maka proses
pengisian akan berlangsung kembali. Kejadian ini akan terus berulang
seperti skema pada gambar 9.42.
c. Regulator
Regulator biasa juga disebut dengan voltage regulator, berfungsi untuk
mengatur besar kecilnya jumlah arus yan diperlukan oleh rotor (Gambar 9.43).
Regulator tersusun dari titiktitik kontak, kumparan magnet dan resistor
(Gambar 9.44).
378
379
380
2)
381
6 kali, karena 6 kali pemutusan arus pada kumparan primer yang artinya 6 kali
terjadi tegangan tinggi pada kumparan sekunder.
382
2) Prinsip Kerja Sistem Pengapian Capactive Discharge Ignition
(CDI)
CDI (Capacitive Discharge Ignition) umumnya diartikan sebagai
pengapian tanpa platina. Pengertian seperti ini tidak seratus persen salah tetapi
juga tidak benar sepenuhnya. Platina dalam sistem pengapian standar mobil
merupakan kontak poin (contact point) yang berfungsi sebagai penyulut koil.
Fungsi ini dalam perkembangan selanjutnya diganti oleh rangkaian elektronik
yang bekerja sama dengan ignitor, yang kemudian kerap dianggap sebagai CDI.
Padahal rangkaian elektronik yang secara umum disebut pengapian ini
mempunyai fungsi sama persis seperti platina tetapi mempunyai prinsip kerja
secara elektronik bukan mekanikal, sehingga tidak mengalami keausan seperti
platina. CDI secara umum adalah sebuah alat yang mampu menghasilkan
loncatan bunga api yang sangat kuat di seluruh rentang RPM, mulai dari RPM
rendah pada saat starting sampai sangat tinggi pada saat mobil berakselerasi
kencang. Alat ini menghasilkan output energi spark yang besar langsung dari
baterai mobil dengan melalui transformator penaik tegangan yang dibuat secara
khusus di dalamnya, sehingga mampu menghasilkan tegangan secara konstan
dan stabil sebesar 400 volt atau lebih, dengan melipat gandakan tegangan
baterai (Gambar 9.47).
383
CDI. Dengan CDI yang mampu menghasilkan loncatan bunga api yang besar
sesuai dengan penjelasan di atas.
Di pasaran, banyak yang mengklaim barang dagangannya sebagai CDI
pengganti platina, padahal kenyataannya tidak lebih adalah sejenis kontak poin
elektronik yang memang menggantikan fungsi platina tapi dengan output yang
sama dengan platina, yaitu 12 volt DC sesuai dengan tegangan baterai.
Memang, kontak poin jenis elektronik ini lebih awet dan tidak aus karena
gesekan mekanikal dan bisa bertahan bertahun-tahun tanpa perlu menggantinya
seperti platina. Kontak poin yang memakai prinsip kerja elektronik ini banyak
ditemui pada mobil-mobil keluaran tahun 90-an dalam berbagai jenis, seperti
pick-up coil, magnetic pick up, hall efect, dan lain-lain. yang dipadu dengan
ignitor sebagai pembangkit pulsa untuk menyulut koil. Kesimpulannya sistem
pengapian tanpa platina bukan berarti selalu adalah CDI. Tetapi sistem kontak
poin dengan menggunakan platina ini bisa digunakan bersama dengan sistem
CDI seperti halnya sistem pengapian yang memakai platina. Karena platina atau
ignitor hanya dipakai sebagai trigger yang berguna untuk menyulut rangkaian
CDI agar bekerja menghantar loncatan bunga api ke koil dan selanjutnya diterus
ke busi. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem CDI konvensional mengalami
kemajuan yang cukup signifikan, dengan ditemukannya prinsip penggandaan
spark (multiple spark) yang mampu menghasilkan loncatan bunga api lebih
besar dan lebih banyak, serta waktu pengapian yang jauh lebih lama (20o
crankshaft duration) sehingga mampu membakar sempurna bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar. Sistem ini kemudian dikenal dengan sebutan multiple
spark CDI atau biasa disingkat Multiple CDI.
384
385
Prinsip kerja tahanan R3 dan R4 pada sistem pengisian (Gambar 9.49 )
adalah sebagai berikut: pada saat breaker point menutup, maka arus listrik yang
mengalir ke breaker point datangnya dari 2 arah yaitu dari R3-R1 dan terminal
B-R1. Pada saat breaker point mulai terbuka, arus listrik dari B ke R1 ditahan
oleh R3, sehingga Tr1 dan Tr2 menjadi OFF. Akibat OFF-nya Tr1 dan Tr2
menyebabkan timbulnya induksi tegangan tinggi sekitar 300 volt
pada
kumparan primer.
386
pengapian. Karena transistor yang digunakan untuk memutuskan arus primer
tidak melibatkan bagian-bagian yang bergerak yang saling bersinggungan, maka
keausan dan penurunan tegangan sekunder tidak akan terjadi.
1) Baterai
Baterai 12 volt digunakan untuk menyuplai tegangan ke koil pengapian.
387
3) Distributor
Distributor berfungsi sebagai pemutus arus, mendistribusikan arus
tegangan tinggi, memajukan atau memundurkan timing/ waktu pengapian saat
mesin berputar dan saat beban mesin bertambah atau berkurang.
388
389
Bagian pemutus arus (Gambar 9.55) terdiri dari breaker point, camlobe,
dan kondenser. Breaker point berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari koil kumparan primer ke massa agar terjadi induksi
pada koil kumparan sekunder. Camlobe befungsi untuk mengubah posisi
breaker point agar dapat memutus dan menghubungkan arus listrik pada koil
kumparan primer. Sedangkan kondenser (Gambar 9.56) berfungsi untuk
menghilangkan dan mencegah terjadinya loncatan bunga api pada breaker
point.
b) Bagian Distributor
390
Bagian distributor berfungsi untuk mendistribusikan arus tegangan tinggi
yang dibangkitkan oleh kumparan sekunder pada koil pengapian ke busi pada
tiap-tiap silinder sesuai dengan urutan pengapian. Distributor terdiri dari tutup
distributor dan rotor (Gambar 9.56).
391
d) Bagian Vakum Advancer
Vakum advancer berfungsi untuk memundurkan atau memajukan timing
pengapian pada saat beban bertambah atau berkurang. Vakum advancer terdiri
dari breaker plate dan vakum advancer (Gambar 9.59)
392
5) Busi
Busi pada sistem pengapian harus dapat membakar gas dengan
sempurna baik pada saat mesin masih dingin ataupun saat mesin sudah panas.
Busi juga harus bisa mengatur percikan bunga api di elektroda agar selalu baik
walaupun mengalami perubahan temperatur dan tekanan yang tinggi.
Temperatur elektroda busi pada saat pembakaran bisa mencapai 2000oC, akan
tetapi temperaturnya akan turun drastis saat langkah hisap, karena busi
didinginkan oleh campuran udara dan bahan bakar.
393
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing bagian busi tersebut:
1) Insulator Keramik
Insulator keramik berfungsi untuk memegang elektroda tengah dan juga
berfungsi sebagai isolator antara elektroda tengah dengan casing. Bagian
isolator keramik dibuat bergelombang dengan tujuan untuk memperpanjang
jarak permukaan antara terminal dan casing untuk mencegah terjadinya
loncatan bunga api tegangan tinggi. Insulator terbuat dari porselen aluminium
murni yang mempunyai daya tahan panas yang sangat baik, kekuatan
mekanikal, kekuatan dielektrikum pada temperatur tinggi dan penghantar panas.
2)
Casing
3) Elektroda Tengah
Elektroda tengah busi terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
a) Sumbu pusat (center shaft), berfungsi untuk mengalirkan arus dan
meradiasikan panas yang ditimbulkan oleh elektroda.
b) Kaca (seal glass), fungsinya untuk membuat kerapatan agar tidak terjadi
kebocoran udara antara center shaft dan insulator keramik, serta mengikat
antara center shaft dengan elektroda tengah.
c) Resistor, berfungsi untuk mengurangi suara pengapian agar tidak terjadi
interferensi dengan frekwensi radio.
d) Inti tembaga (copper core), fungsinya untuk merambatkan panas dari
elektroda dan ujung insulator agar cepat dingin.
e) Elektroda tengah, berfungsi untuk membangkitkan loncatan bunga api ke
elektroda massa.
4) Elektroda Massa
Elektroda massa dibuat sama dengan elektroda tengah. Alur U (Ugroove) dan alur V (V-groove) dan bentuk khusus dari elektroda yang lain dibuat
untuk memudahkan loncatan api agar menaikkan kemampuan pengapian.
Kemampuan busi untuk meradiasikan sejumlah panas disebut dengan
nilai panas. Busi yang meradiasikan panas lebih banyak disebut dengan busi
panas, artinya busi menjadi dingin akibat panas yang terlalu besar diradiasikan.
Sedangkan busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi dingin,
karena busi berusaha menahan panasnya.
Busi yang beroperasi pada temperatur rendah disebut dengan self
cleaning temperature, dan apabila busi bekerja pada temperatur tinggi disebut
dengan pre ignition temperature. Perbedaan kedua kondisi tersebut adalah pada
self cleaning temperature, temperatur elektroda tengah kurang dari 450oC, maka
pada carbon akan terbentuk pembakaran yang tidak sempurna dan menempel
pada permukaan insulator porselen. Kondisi ini akan mengurangi tahanan
penyekat antara insulator dan casing. Akibatnya tegangan yang diberikan ke
394
elektroda akan langsung ke massa tanpa terjadinya loncatan bunga api pada
celah busi. Temperatur 450oC atau lebih digunakan untuk menyempurnakan
terhadap endapan carbon pada insulator nose. Temperatur ini disebut dengan
self cleaning temperature. Sedangkan pre ignition temperature terjadi saat
temperatur elektroda tengah lebih dari 950oC maka elektroda merupakan
sumber panas yang dapat menimbulkan penyalaan sebelum busi bekerja.
Untuk menentukan kondisi busi baik tidaknya, kita harus berpedoman
kepada karakteristik busi yang baik, yaitu:
a) Busi dapat merubah tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api pada
elektrodanya, dan bunga api ini meloncat pada celah antara elektroda positif
dan elektroda negatif.
b) Busi harus tahan terhadap suhu pembakaran gas yang tinggi sehingga
elektroda busi tidak terbakar
c) Busi tidak terjadi deposit carbon artinya busi harus bersih.
Pemeriksaan busi
Pemeriksaan busi dapat dilakukan dengan cara (1) lepaskan semua busi
dan periksa keausan elektroda busi, kerusakan ulir dan kerusakan isolasinya.
Bila ditemukan masalah ganti businya; dan (2) periksa celah elektroda, bila tidak
tepat bengkokkan elektroda luarnya dengan hati-hati untuk memperoleh celah
yang tepat (0.7 0.8mm), kemudian pasangkan kembali busi dengan momen
180kg.cm.
395
Prosedur pemeliharaan busi dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a) Bersihkan lobang sekitar busi sebelum busi dilepaskan dari ulirnya dengan
menggunakan udara kompressor.
b) Lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi
c) Perhatikan tingkatan panas melalui hasil pembakaran masing-masing busi
d) Bersihkan busi dengan menggunakan spark plug cleaner
e) Tes loncatan api busi dengan menggunakan alat tes loncatan api, dan
sesuaikan renggang busi dan tekanan angin pada waktu melakukan tes.
f) Bila busi tidak memenuhi standart maka gantilah busi dengan yang baru.
4)
7)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
8)
Pemeriksaan Igniter
Pemeriksaan igniter dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
Putar kunci kontak pada posisi ON
Periksa sumber tegangan apakah mencukupi 12 volt
Periksa tegangan transistor dalam igniter apakah mencapai 12 volt
Dengan menggunakan baterai kering 1.5 volt, hubungkan kutup positif
dengan terminal kabel merah dan kutub negatif ke kabel putih.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan transistor di dalam igniter, jangan
mengalirkan tegangan lebih dari 5 detik
Dengan menggunakan voltmeter periksa tegangan ignition koil apakah
berada range 0 3 volt.
Putar kunci kontak pada posisi OFF.
Pemeriksaan distributor
396
Distibutor konvensional dapat dilakukan pengecekan dengan langkah
sebagai berikut:
Periksa breaker point dengan menggunakan feller gauge, ukur celah antara
rubbing dengan cam, normalnya 0.45mm.
Setel celah bila perlu, dengan cara melonggarkan kedua sekerup pengikat
dan gerakkan breaker point hingga diperoleh celah yang tepat, keraskan
sekerup pengikat dan periksa gap kembali. Besihkan permukaan titik kontak
dengan kain yang telah dibasahi dengan larutan pembersih.
Periksa vacuum advancer dengan cara melepaskan selang vacuum ke
diagframa. Kemudian berikan kevacuuman dan lihat gerakan vacuum
advancer, apabila vacuum advancer tidak bekerja maka ganti vacuum
advancer.
Periksa governor advancer, dengan memutar rotor berlawanan dengan
jarum jam lalu lepaskan dan lihat apakah rotor berputar dengan cepat
searah jarum jam, dan perhatikan jangan rortor terlalu longgar.
Periksa celah udara dengan menggunakan feller gauge, ukurlah celah
antara sinyal rotor dengan pick up projection (0.2 0.4mm)
Periksa pick up koil dengan menggunakan ohm meter, periksa tahanan pick
up apakah berada antara 140 180 ohm, bila tahanannya tidak normal
maka ganti pick up koil.
Periksa vacuum advancer dengan melepaskan selang vacuum dan
hubungkan diagframa dengan menggunakan pompa vacuum dan berikan
kevacuuman dan lihat bahwa vacuum advancer bergeerak, bila vacuum
advancer tidak bergerak maka lakukan penggantian vacuum.
Periksa governor advancer dengan memutar rotor dengan berlawanan arah
jarum jam dan kemudian lepaskan. Keadaan normal dari kondisi di atas
adalah rotor akan bergerak dengan cepat searah dengan jarum jam.
3. Sistem Starting
Sistem starter adalah suatu sistem yang dapat merubah energi listrik
menjadi energi mekanik yang dapat mengerakkan motor starter. Motor starter
harus bisa menghasilkan momen yang cukup besar meskipun daya tersedia
pada baterai cuma 12 volt.
397
baterai, output dari alternator diatur tetap konstan dengan menggunakan voltage
regulator.
398
2) Field Coil
Field coil berfungsi untuk membangkitkan medan magnet ke suatu
kumparan. Field coil terbuat dari lempengan tembaga untuk dapat mengalirkan
arus listrik yang cukup besar. Arus mengalir melewati field coil untuk
menghasilkan kemagnetan yang kuat pada pole core dan memperkuat garis
gaya magnet. Field coil disambungkan secara seri dengan armature coil agar
arus juga mengalir ke armature coil.
3) Armature
Armature berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik dalam bentuk gerak putar. armature terdiri dari sebatang besi yang
berbentuk silinder dan diberi slot-slot, poros, komutator serta kumparan
armature. armature coil dirakit di dalam celah-celah core yang masing-masing
ujungnya disambungkan pada segmen komutator agar dapat menghasilkan
torque.
399
4) Brush (Sikat)
Brush berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature
coil dan dilanjutkan ke komutator dan ke massa. Umumnya starter memiliki dua
brus yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu dua buah sikat positif dan dua
buah sikat negatif.
5) Armature Brake
Armature brake befungsi untuk pengereman putaran armature setelah
lepas dari perkaitan dengan roda penerus. Putaran armature perlu dipercepat
berhentinya supaya mesin dapat langsung hidup pada saat start pertama
setelah starter switch di-OFF-kan.
400
6) Drive Lever (Tuas Pengungkit)
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi
berkaitan dengan roda penerus, dan melepaskan perkaitan pinion gear dari
perkaitan roda penerus.
7) Starter Clucth
Starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature
saft ke roda penerus agar dapat berputar. Selain itu starter clutch juga berfungsi
sebagai pengaman dari armature coil apabila roda penerus cenderung
memutarkan pinion gear.
401
8) Magnetic Switch (Saklar Magnetik)
Magnetic switch berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan pinion
gear dari dan ke roda penerus, serta mengalirkan arus listrik yang besar ke
motor starter melalui terminal utama.
402
pada jaringan kelistrikan mobil pada perkembangan berikutnya tidak banyak
digunakan dan selanjutnya industri otomotif beralih menggunakan tembaga.
Khusus untuk jaringan kelistrikan mobil yang menggunakan tegangan
tinggi seperti kabel baterai yang memerlukan arus listrik yang tinggi pada motor
starter biasa menggunakan penghantar dari stainless steel.
403
Penghantar dengan banyak kawat biasanya terbalut rapi dengan isolator
atau yang biasa dikenal dengan nama kabel. Boleh dikatakan bahwa hampir
seluruh rangkaian kelistrikan mobil dari satu komponen ke komponen lainnya
dihubungkan dengan kabel-kabel. Besar atau kecilnya ukuran kabel yang
digunakan tergantung pada beban atau besar kecilnya energi listrik yang harus
dilewatkan pada kabel tersebut.
Gambar 9.74. Penghantar dengan papan cetak (PCB) pada panel instrumen
mobil (www.eegeek.net)
b. Ukuran Pengantar
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menentukan ukuran
penghantar yang akan digunakan dalam jaringan kelistrikan mobil, yaitu : besar
arus listrik yang harus dialirkan oleh penghantar, dan panjang penghantar .
Semakin besar arus listrik yang harus dialirkan pada penghantar maka semakin
besar pula luas penampang penghantar yang diperlukan, hubungan ketiga hal
tersebut di atas dapat dilihat dalam persamaan sebagai berikut :
P = V X I ( wat), karena V = I x R
Maka :
P= I2 xR atau P + V2 / R
selanjutnya,
404
R = P x I / A ( ohm )
Dimana: P = Daya listrik (watt)
V = Tegangan (volt)
I = Arus listrik (amper)
P = Hambatan jenis kawat (ohm. meter)
I = Panjang penghantar (meter)
A = Luas penampang penghantar (meter2)
Untuk memudahkan menentukan sebuah penghantar yang akan dipakai
dalam jaringan kelistrikan mobil kita dapat berpedoman ada patokan yang telah
ada, seperti pedoman yang diberikan oleh American Wire Gauge (AWG).
Nomor atau ukuran penghantar menunjukkan besar diameter penghantar dan
luas penampang penghantar. Luas penampang yang diberikan AWG dinyatakan
dalam circular mil, dimana satu mil dinyatakan sama dengan luas sebuah
penampang penghantar yang mempunyai diameter 0,0001 inchi kuadrat tidak
termasuk isolator penghantar.
405
8
6
4
2
1
0
2/0
4/0
0,0128
0,0162
0, 204
0, 258
0,289
0,325
0,365
0,460
16,500
26,300
41,700
66,400
83,700
106,0000
133,000
211,000
8,0
13,0
19,0
------
5
18
18
18
18
18
18
7 10
18 18
18 18
18 18
18 18
18 18
18 18
15 20 25 30 40 50
18 18 18 18 18 18
18 18 18 18 18 18
18 18 18 18 18 18
18 18 18 18 18 18
18 18 18 18 16 16
18 18 18 18 16 14
75 100
18
18
18
18
16
16
14
14
12
12
12
12
406
6
18 18 18 18 18 18
7
18 18 18 18 18 18
8
18 18 18 18 18 16
10
18 18 18 18 16 16
11
18 18 18 18 16 16
12
18 18 18 18 16 16
15
18 18 18 18 14 14
18
18 18 16 16 14 14
20
18 18 16 16 14 12
22
18 18 16 16 12 12
24
18 18 16 16 12 12
30
18 16 16 14 10 10
40
18 16 14 12 10 10
50
16 14 12 12 10 10
100
6
6
12 12 10 10
4
150
8
4
10 10 8
200
4
10 8
6
4
8
*) = panjang penghantar dalam feet
(Chek Chart .-1978: 42-43 )
16
16
16
16
14
14
12
12
10
10
10
10
8
8
4
2
2
16
16
16
14
14
14
12
12
10
10
10
10
8
8
4
2
2
16
14
14
12
12
12
12
10
10
10
10
10
6
6
4
2
1
14 12
14 10
12 10
12 10
12 10
12 10
10
8
10
8
10
8
8
6
8
6
6
4
6
4
6
2
2
1
1 2/0
1/0 4/0
10
10
10
10
8
8
8
8
6
6
6
4
2
2
1/0
2/0
4/0
Dari tabel 9.3 dan tabel 9.4 dapat disimpulkan bahwa ukuran diameter
penghantar berbanding terbalik dengan nomor ukuran penghantar dan kerugian
tegangan serta berbanding lurus dengan penambahan arus yang dapat melalui
penghantar. Hal ini dapat dipahami seperti pada gambar di bawah ini.
Penambahan arus
Kerugian tegangan
Penurunan nomor ukuran
penghantar
407
2. Rangkaian Pengaman
Aliran arus listrik pada penghantar akan dapat menyebabkan naiknya
temperatur penghantar tersebut. Jumlah panas yang dibangkitkan pada
penghantar tersebut ditentukan oleh ukuran penghantar, tahanan penghantar
dan besarnya arus listrik yang mengalir. Jika arus yang mengalir terlalu besar
pada kawat penghantar tersebut menjadi panas sehingga akan merusak isolator
penghantar. Dengan rusaknya isolator, arus listrik yang ada pada penghantar
akan mengalir pada bagian-bagian yang tidak diinginkan dan besar
kemungkinan akan terjadi hubungan singkat arus listrik sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya kebakaran pada jaringan atau kebakaran pada mobil.
a. Sekering (Fuse)
Sekering pada otomotif adalah merupakan sebilah logam yang terbuat
dari seng (zinc) dan rumahnya ada yang terbuat dari kaca, keramik atau plastik.
Kebanyakan mobil menggunakan sekering yang rumahnya terbuat dari kaca.
Sedangkan mobil-mobil Eropa seperti Volkswagens dan Renaults banyak
menggunakan sekering yang rumahnya terbuat dari keramik atau plastik.
Kapasitas dari setiap sekering tertera pada bagian luar sekering
tersebut. Apabila arus listrik yang mengalir lebih besar dari kapasitasnya atau
terjadi hubungan singkat atau mulainya arus mengalir sangat besar maka
logam sekering dapat mencair dan putus. Sebuah sekering sangat sensitif
408
terhadap perubahan arus listrik yang melewatinya, akan tetapi tidak terpengaruh
oleh perubahan tegangan. Contoh sebuah sekering dengan kapasitas 10 amper
dapat digunakan pada rangkaian listrik 12 volt 10 amper atau rangkaian listrik
6 volt 10 amper.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sekering adalah sebagai
berikut:
1) Ukuran Sekering
Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian dapat digunakan rumus :
I=
P
V
409
ukuran 5 amper mempunyai ukuran panjang yang sama, akan tetapi sekering 5
amper tidak sama panjang dengan sekering lain yang memilki kapasitas yang
berbeda dari sekering 5 amper tersebut. Dengan adanya perbedaan panjang
pada sekering diharapkan tidak akan terjadi kesalahan dalam pemasangan.
Sekering yang pendek mempunyai kapasitas lebih kecil dari sekering yang
panjang.
410
Pada beberapa waktu belakangan ini, model pembuatan sekering terus
berkembang. Sekarang telah ada sekering model blade (U-Shaped Type).
Sekering model blade ini mempunyai beberapa keuntungan di bandingkan
sekering model kaca / gelas yang biasa digunakan pada mobil. Keuntungan
sekering jenis blade ini adalah:
1) Lebih ringan
2) Bagian yang berhubungan lebih luas
3) Tidak mudah pecah dan anti shock (terbakar)
4) Lebih tahan terhadap arus yang terputus-putus
Kapasitas sekering model biasa ditentukan oleh warna dari rumahnya.
www.autoshop101.com
411
3) Penempatan sekering
Penempatan sekering harus sesuai dengan fungsinya. Sekering harus
diletakkan diantara sumber tenaga listrik dengan pemakai tenaga listrik tersebut
(beban). Selanjutnya untuk memudahkan pemeriksaan dan penggantian
sekering maka sekering-sekering yang dipasangkan pada mobil ditempatkan
pada satu kotak sekering yang berada dalam ruang kemudi atau dalam ruang
mesin pada bagian depan mobil.
Arus listrik yang masuk ke dalam kotak sekering ada yang berasal dari
baterai langsung dan ada yang harus melalui sakelar utama. Arus listrik yang
berasal dari baterai langsung biasanya digunakan untuk motor blower pada
mobil yang memakai sistem penyegaran udara. Radio, lampu tanda belok,
lampu mundur, klakson, lampu ruangan dan lain-lain. Sedangkan arus listrik
yang melalui sakelar utama (terminal asesoris) biasanya digunakan untuk lampu
belakang, lampu kortesi, flasher hazard dan lain sebagainya. Salah satu bentuk
penempatan sekering dapat dilihat pada gambar 9.80 berikut:
412
terbuka, akan tetapi cukup dengan menghubungkan kontak tersebut kembali
pada keadaan semula.
Bentuk rangkaian pemutus ini dapat dibagi dua, yaitu rangkaian pemutus
tanpa kumparan pemanas (selfsetting) dan rangkaian pemutus dengan
kumparan (remoteset) (Gambar 9.81).
(a)
(b)
413
Perlu diketahui bahwa kumparan pemanas tidak akan panas jika bimetal
atau titik kontak tidak terbuka, karena sebagian besar arus listrik akan mengalir
pada titik kontak dan hanya sebagian kecil arus listrik yang mengalir pada
kumparan pemanas.
Penggunaan rangkaian pemutus ini antara lain pada power window,
power seats, amplifier AC, lampu kepala dan lain sebagainya. Untuk kendaraan
Toyota dengan kapasitas CB berkisar antara 20A-30A dan digunakan pada sun
roof, window deffoger, amplifier AC, dan lain-lain. Untuk kendaraan Ford
kapasitas CB yang digunakan berkisar dari 5A sampai 30A yang digunakan
untuk power window, power seats, relai lampu kepala, power door lock,
pemantik rokok dan lainnya.
c. Fusible Link
Fusible Link merupakan suatu kabel campuran tembaga yang dapat
lebur seperti sekering apabila kuat arus yang melalui fusible link melampaui
kapasitasnya. Fusible link berfungsi melindungi bagian rangkaian kelistrikan
yang tidak dapat dilindungi oleh sekering dengan baik dan yang lebih penting
fusible link mencegah jaringan kelistrikan dari kebakaran.
Fusible link dipasang secara seri dengan rangkaian kelistrikan yang
terletak antar baterai dengan alternator, panel sekering, sakelar utama dan
switch lampu besar. Jumlah fusible link yang dipasangkan pada kendaraan
bervariasi banyaknya antara satu jenis mobil dengan jenis mobil yang lainnya .
414
3. Relai
Fungsi relai adalah sebagai pengaman sakelar dari kemungkinan
terbakar atau hangusnya titik kontak pada sakelar disaat pemutusan atau
penghubungan arus listrik yang besar dari baterai ke beban. Biasanya relai
hanya dipasang pada rangkaian kelistrikan mobil yang memerlukan arus besar
seperti pada rangkaian lampu kepala (head light), rangkaian klakson, rangkaian
pengkondisian udara (air conditioning), rangkaian fan radiator, rangkaian lampu
lampu belakang (tail light) dan lain-lain.
415
Dengan adanya relai, arus listrik yang diperlukan oleh beban tidak lagi
mengalir melalui sakelar akan tetapi arus mengalir melalui pada terminal relai.
Arus yang masuk pada sakelar hanya berfungsi sebagai pembangkit induksi
elektromagnet pada relai, dimana jumlahnya jauh lebih kecil dari pada arus yang
masuk ke beban. Dengan demikian loncatan bunga api listrik yang mungkin
terjadi pada sakelar pada saat pemutusan dan penghubungan arus listrik dapat
dibuat sekecil mungkin sehingga umur pemakaian sakelar dapat lebih panjang.
Sebuah relai terdiri dari kumparan pembangkit medan magnet, inti besi, dua
buah titik kontak atau lebih, pegas pembalik, beberapa buah terminal pada
rumahnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 9.84.
Relai tipe tiga terminal seperti terlihat pada gambar 9.85 memiliki
terminal B yang dihubungkan dengan terminal positif baterai, terminal S yang
dihubungkan dengan sakelar untuk mendapatkan massa bodi, dan terminal L
adalah terminal yang berhubungan dengan beban.
416
seri dengan baterai dan sakelar, terminal B dihubungkan baterai, terminal E
dengan massa bodi dan terminal L dihubungkan dengan beban.
4. Sakelar
Sakelar berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus listrik dari
sumber arus (baterai atau altenator) ke beban yang digunakan misalnya lampulampu, motor blower, wiper, sistem pengapian, sistem pengkondisian udara dan
lain-lain, gambar 9.87 adalah contohnya sakelar kunci kontak.
417
AM atau B adalah terminal yang selalu berhubungan dengan baterai atau
sumber arus. ACC (accecories) adalah terminal yang digunakan untuk bagian
perlengkapan tambahan seperti radio, tape player. Terminal IG adalah terminal
yang berhubungan dengan sistem pengapian mesin (ignition) dan terminal ST
adalah terminal yang berhubungan dengan sistem starter mesin.
trm
pss
AM/BAT
OFF
IG
ST
ACC
ON
ST
ACC
Keterangan:
x
5. Sistem Penerangan
Sistem penerangan adalah bagian yang sangat penting bagi keamanan
dan kenyamanan pengemudi dalam mengemudikan mobilnya. Pengemudi tidak
perlu merasa cemas kalau mobilnya akan tertabrak dari belakang atau dari
samping disaat pengemudi mengerem atau mau membelokkan mobilnya.
Karena pada bagian belakang mobil sudah dipasang lampu rem atau lampu
tanda belok yang akan memberi isyarat pada pengemudi juga tidak perlu
merasa kwatir karena kurangnya penerangan pada permukaan jalan pada
418
malam hari sebab mobil juga dilengkapi dengan lampu depan untuk menerangi
permukaan jalan. Lampu-lampu yang termasuk kedalam sistem penerangan
mobil antara lain meliputi lampu depan, lampu parkir, lampu belakang, lampu
samping, lampu panel instrumen, lampu kortesi, lampu mundur, lampu rem,
lampu tanda belok, lampu tanda peringatan dan lampu pojok. Pada gambar 9.77
terlihat lampu-lampu yang ada pada bagian depan dan belakang mobil.
a. Lampu Depan
Lampu depan sering juga disebut lampu kepala atau lampu besar.
Lampu depan berfungsi untuk memberikan penerangan pada bagian depan
kendaraan. Penerangan ini harus terjadi sedemikian rupa sehingga pengemudi
dapat melihat dengan jelas keadaan jalan yang berada beberapa puluh meter di
depan kendaraan. Makin cepat jalannya kendaraan, maka semakin jauh pula
jangkauan penerangan yang harus diberikan. Untuk itu lampu depan harus
memberikan penerangan yang jelas dan jauh pada permukaan jalan.
419
420
jangan sampai tergores atau terhapus disaat melakukan pemasangan bola
lampu.
421
yang lebih terang, perjalanan dimalam hari menjadi lebih aman karena wilayah
yang dapat diterangi lebih luas dan banyak; (2) daya tahan lampu xenon lima
kali lebih baik dari lampu halogen. Lantaran itu, secara teoritis, tidak perlu
dilakukan penggantian bola lampu xenon selama masa usia pakai ekonomis
kendaraan; (3) lampu xenon menggunakan metode gas discharge lamp (GDL)
sehingga mempunyai daya penerangan yang relatif stabil. Maksudnya agar tidak
dipengaruhi oleh sistem kelistrikan mobil dan konektor yang berkarat.
Keunggulan ini disebabkan lampu xenon memiliki satu unit sistem pemasok
tenaga listrik yang independen. Meskipun memiliki kemampuan yang tinggi,
lampu xenon lebih hemat energi. Lampu ini mengkomsumsi listrik 40% lebih
sedikit dari pada lampu halogen dan dengan sendirinya melepaskan emisi
panas yangh lebih sedikit pula.
Komponen utama lampu xenon adalah unit ballast elektronik , replektor
elip, dan bola lampunya sendiri. Bola lampu xenon ini tidak banyak berbeda
dengan bola lampu halogen (sealed beam) biasa. Di dalam bola lampu xenon
ini terdapat tabung gelas kuarsa berisi gas xenon.
Prinsip kerja lampu xenon adalah sebagai berikut, pada saat sakelar
lampu depan dihidupkan, unit ballast mengirimkan pulsa pengapian singkat
dengan tegangan listrik yang tinggi sampai dengan 10.000 volt. Selanjutnya
diikuti oleh aliran listrik yang mempunyai tegangan sekitar 80 volt. tegangan
tinggi tersebut menghasilkan sebuah busur api yang terang dan secara singkat
dipercikan di antara kedua elektroda. Metoda ini menggantikan penggunaan
filemen pada jenis bola lampu sebelumnya. Cahaya lampu yang dihasilkan
diproyeksikan ke permukaan jalan dengan reflektor. Perangkat pemantul ini
menggunakan metoda prinsip elipsoida. Hasil pantulan ini kemudian diteruskan
oleh rangkaian lensa bermutu tinggi yang membentuk sebuah penyinaran yang
fokus.
Lampu depan dengan bola lampu xenon ini jauh lebih rumit proses
manufakturingnya dibandingkan dengan lampu konvensional. Dengan jumlah
komponen yang semakin banyak tentunya membutuhkan teknologi produksi
yang lebih dari yang sebelumnya.
Cahaya lampu yang dihasilkan lampu ini lebih terang dan bewarna putih.
Guna mencegah bahaya silau bagi pengemudi kendaraan lain dari arah depan,
maka penempatan lampu dibuat lebih presisi.
Sampai pertengahan tahun 1977 hanya industri mobil BMW dari Jerman
yang telah menggunakan lampu xenon sebagai lampu depan. Dan
penggunaannya juga dibatasi hanya untuk lampu depan jarak dekat saja (low
beam). Sementara untuk posisi lampu jauh masih menggunakan bola lampu
biasa
422
423
Lampu depan dengan empat bola lampu mempunyai penerangan yang
jauh lebih baik pada lampu jauhnya, dibandingkan dengan lampu depan dua
bola lampu. Hal ini disebabkan karena pada saat lampu jauh dihidupkan
keempat bola lampu akan hidup sekaligus dan cahayanya menjadi lebih terang.
Sedangkan untuk penerangan lampu dekatnya masih sama dengan yang
menggunakan dua bola lampu depan. Karena dari empat bola lampu hanya dua
yang hidup sebagai lampu dekat.
3) Rangkaian Lampu Depan
Rangkaian lampu depan terdiri dari baterai, sekering atau CB (circuit
breaker), sakelar, bola lampu depan, lampu indikator, dan kabel-kabel
penghubung. Pada beberapa jenis mobil rangkaian lampu besar dilengkapi juga
dengan relai.
Kebanyakan mobil angkutan umum mempunyai dua sakelar pada
rangkaian lampu depannya yaitu sakelar utama dan sakelar dimmer. Sakelar
utama mempunyai tiga posisi dimana pada posisi pertama arus listrik tidak dapat
mengalir dan seluruh lampu mati (OFF). Posisi kedua arus listrik mengalir ke
lampu belakang, lampu parkir dan lampu panel intsrumen. Posisi ketiga arus
listrik disamping mengalir pada posisi dua juga mengalir ke rangkaian lampu
depan. Kemudian sakelar dimmer berfungsi untuk merubah jarak penerangan
lampu-lampu depan dari penerangan jarak dekat ke penerangan jarak jauh atau
sebaliknya.
Pada mobil-mobil sedan kebanyakan hanya menggunakan sakelar pada
rangkaian lampu depannya. Sakelar ini dipasangkan pada kolom roda kemudi
mobil. Sakelar yang digunakan juga mempunyai tiga posisi dimana pada posisi
pertama seluruh lampu mati. Posisi kedua arus listrik mengalir ke seluruh
rangkaian kecuali ke rangkaian lampu jauh. Posisi ketiga arus listrik mengalir ke
seluruh rangkaian kecuali ke rangkaian lampu dekat.
424
425
426
Kebanyakan relai hanya digunakan pada rangkaian lampu depan yang
menggunakan satu sakelar. Dengan demikian jumlah arus listrik yang mengalir
pada sakelar dapat dibuat lebih kecil sehingga daya tahan sakelar tersebut lebih
lama. Pada gambar 9.98 di atas terlihat bahwa arus lisrik yang digunakan untuk
lampu depan hanya mengalir melalui relai. Sedangkan sakelar hanya berfungsi
untuk mengalirkan arus ke dalam kumparan medan relai dan bagian lain
mengalirkan arus listrik untuk lampu-lampu dengan daya kecil.
427
depan yang disetel dapat dilihat pada alat penyetel lampu depan. Cara
penyetelannya yang lebih rinci dapat dilihat pada petunjuk alat penyetel yang
dipakai.
Pada gambar 9.99 dapat dilihat posisi baut tempat penyetelan lampu
depan mobil. Jika baut bagian atas dikencangkan atau dilonggarkan maka titik
jatuh cahaya lampu dapat dibuat lebih jauh atau lebih dekat dari bagian depan
kendaraan. Selanjutnya jika baut samping yang dikencangkan atau dilonggarkan
maka titik jatuh cahaya lampu dapat diarahkan ke kiri atau ke kanan dari
permukaan jalan.
428
Pada umumnya bola lampu belakang yang digunakan memiliki dua
filemen. Satu filemen digunakan untuk lampu belakang dan filemen yang lain
digunakan untuk rem atau lampu tanda belok. Daya lampu belakang dibuat lebih
kecil dari daya lampu untuk tanda belok atau lampu rem.
Lampu belakang dilengkapi dengan reflektor, jika reflektor dikenai
cahaya maka reflektor akan memantulkan cahaya itu kembali. Dengan demikian
walaupun lampu belakang mati atau mengalami gangguan, pengemudi lain yang
ada dibelakang kendaraan masih dapat melihat adanya tanda yang dipantulkan
reflektor. Rangkaian lampu belakang ini dapat dilihat pada gambar 9.100.
429
sebagai penunjuk posisi bagian depan kendaraan di malam hari jika lampu
depan mengalami gangguan.
Lampu parkir dipasangkan pada bagian kanan depan dan bagian kiri
depan kendaraan. Masing-masing lampu parkir menggunakan satu bola lampu
filemen ganda. Satu filemen digunakan untuk lampu parkir dan filemen yang
lain digunakan untuk lampu tanda belok. Daya lampu parkir biasanya lebih kecil
dari daya lampu tanda belok.
Pada gambar 9.100 terlihat bahwa lampu parkir menggunakan bola
lampu yang sama dengan bola lampu tanda belok. Lampu parkir akan hidup
bersamaan dengan lampu belakang dan lampu pelat nomor jika sakelar lampu
depan dihidupkan.
Gambar 9.101.
430
Untuk menambah kenyamanan mengemudikan kendaraan dimalam hari
, maka bagian luar mobil sekarang dilengkapi dengan lampu tanda samping.
Lampu ini berfungsi untuk menunjukkan lebar kendaraan. Disamping itu lampu
tanda samping ada juga yang berfungsi ganda dengan lampu tanda belok.
Lampu tanda samping dipasangkan pada samping kanan dan samping
kiri bagian depan dan belakang kendaraan. Lampu ini dihidupkan dengan
sakelar utama lampu depan dan akan hidup secara bersamaan denga lampu
lampu lainnya. Untuk lebih jelasnya pemasangan lampu tanda samping ini pada
rangkaian kelistrikan kendaraan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
431
Gambar 9.101 di atas memperlihatkan posisi pemasangan lampu tanda
samping dan lampu- lampu lainnya. Jika sakelar utama lampu depan dihidupkan
maka lampu-lampu selain lampu tanda belok akan hidup. Selanjutnya jika hanya
sakelar lampu tanda belok yang dihidupkan maka yang akan hidup hanyalah
lampu tanda belok saja dan lainnya mati. Dalam hal ini lampu tanda samping
disebut sebagai lampu tanda samping fungsi tunggal.
Jika diperhatikan gambar 9.102 di bawah ini akan terlihat perbedaan
rangkaiannya pada lampu tanda samping. Lampu tanda samping tidak
mempunyai pembumian/pemassaan langsung, melainkan harus melewati
filemen parkir atau filemen lampu tanda belok.
Pada saat sakelar utama lampu depan dihidupkan, arus listrik akan
mengalir dari baterai positif ke sekering terus ke sakelar lampu depan. Dari
sakelar lampu depan ini arus listrik akan mengalir ke lampulampu dan terus
kemasa sehingga lampu-lampu pada rangkaian hidup. Khusus untuk lampu
tanda samping pembumiannya harus melewati filemen lampu tanda belok.
Walaupun demikian filemen lampu tanda belok tidak akan hidup karena dayanya
lebih besar dari lampu tanda samping. Sehingga lampu yang hidup hanyalah
lampu tanda samping dan lampu parkir.
Pada saat lampu tanda belok dihidupkan dan sakelar lampu depan
dimatikan, arus listrik akan mengalir ke filemen lampu tanda belok dan terus
kemasa sehingga lampu hidup. Pada saat yang bersamaan arus listrik juga
mengalir ke filemen lampu tanda samping terus ke filemen lampu parkir dan
terus ke masa. Akibatnya lampu tanda samping ikut menyala dan berkedip
seperti halnya lampu tanda belok. Sedangkan lampu parkir tetap tidak menyala
karena memilki daya yang lebih besar dari lampu tanda samping .
Jika arus listrik mengalir secara bersamaan pada sakelar lampu depan
dan lampu tanda belok maka lampu parkir dan lampu tanda belok akan hidup
bersamaan. Sedangkan lampu tanda samping tidak akan hidup, karena tidak
ada arus listrik yang dapat mengalir melalui filemen lampu tersebut.
Untuk mempermudah memahami cara kerja lampu tanda samping ini
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 9.103. Lampu Mati Karena Sakelar Lampu Tanda Belok Off
(Mathias 1977:196)
432
433
Gambar 9.106. Lampu Tanda Belok dan Lampu Parkir Hidup Saat
Kedua Sakelar OFF (Mathias-1977:197)
434
lampu laci. Lampu-lampu tersebut dihubungkan dengan sumber arus listrik
melalui sebuah sekering seperti terlihat pada gambar 9.107.
435
436
Biasanya mobil dilengkapi dengan sebuah laci kecil yang ditempatkan
dekat setir mobil untuk menempatkan barang-barang kecil. Untuk menerangi
ruangan tersebut diperlukan sebuah lampu kecil yang dipasang di dalamnya.
Lampu laci ini dapat dihidupkan dan dimatikan melalui sakelar yang dipasang
pada rangkaian .
Jaringan kelistrikan yang digunakan untuk lampu-lampu dalam ruangan
mobil biasanya bervariasi. Tidak ada standar yang dapat dijadikan patokan.
Bentuk jaringan yang digunakan sangat bergantung pada tuntutan konsumen
dan perkembangan teknologi.
4) Lampu Mundur
Lampu mundur berfungsi untuk memberikan penerangan pada bagian
belakang kendaraan dan juga berfungsi sebagai isyarat peringatan pada
pejalan kaki dan pengemudi lainnya, disaat kendaraan mundur.
Jaringan kelistrikan lampu mundur terdiri dari dua buah bola lampu
mundur, sekering dan sakelar lampu mundur yang dipasangkan pada trasmisi
seperti terlihat pada gambar 9.109.
437
d. Lampu Rem
Lampu rem adalah merupakan lampu isyarat yang pertama sekali
digunakan pada otomotif. Lampu rem memancarkan cahaya terang pada bagian
belakang kendaraan sebagai isyarat bahwa pengemudi akan menghentikan
kendaraan atau memperlambat kecepatan kendaraan dengan pengereman.
Jaringan kelistrikan lampu rem dibagi tiga macam yaitu jaringan
kelistrikan rem dengan sakelar tunggal pada pedal, jaringan kelistrikan rem
dengan sakelar ganda pada pedal dan jaringan kelistrikan rem dengan
pengontrol volume minyak rem.
438
lampu hidup. Lampu rem kembali akan mati jika injakan pada pedal rem
dilepaskan.
Selanjutnya jika tuas rem parkir ditarik pada saat kunci ON/IG maka arus
listrik akan mengalir dari baterai ke fusible link, sakelar kunci kontak, sekering
heater, lampu peringatan rem, sakelar lampu parkir, dan massa bodi sehingga
lampu peringatan rem pada instrumen akan hidup.
439
akan terputus bila pedal rem diinjak dan pada master silender ada tekanan
minyak rem.
Pada saat rem akhir digunakan dan kunci kontak ON maka arus listrik
dari baterai akan mengalir ke fusible link kunci kontak, sekering heater, lampu
peringtan rem, sakelar rem parkir, sakelar tekanan minyak rem dan terus ke
massa bodi. Karena pada master silinder tidak ada tekanan minyak maka
tekanan minyak rem terhubung sehingga lampu peringatan rem hidup.
Jika pedal rem diinjak maka lampu rem akan menyala dan lampu
peringatan rem pada panel instrumen akan mati karena pada master selinder
ada tekanan minyak rem dan sakelar tidak tersambung. Tetapi jika pedal rem di
injak saat terjadi kebocoran pada sistem rem disaat mobil berjalan atau pada
saat kunci kontak ON/IG maka lampu peringatan rem akan hidup. Pada saat
yang terakhir ini lampu dapat hidup disebabkan adanya aliran arus listrik dari
baterai ke fusible link, sakelar kunci kontak, sekering heater, lampu peringatan
rem, sakelar lampu rem, sakelar tekanan minyak dan terus ke massa.
Dengan adanya pengontrol tekanan minyak rem di dalam master silinder
kerusakan pada sistem rem akan dapat diketahui lebih awal dan bahaya
kerusakan sistem rem dapat dikurangi.
440
Cara kerja pengontrol volume minyak rem pada gambar 9.112 di atas
adalah jika kunci kontk ON/ IG dan minyak rem pada reservoir berada pada
volume minimum maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke fusible link ,
kunci kontak, lampu peringatan rem, sakelar reservoir dan terakhir ke massa
mobil. Sedangkan cara kerja lampu rem dan lampu indikator untuk tekanan
minyak rem sama dengan jenis rem sebelumnya.
441
Jenis pengedip yang digunakan untuk lampu tanda belok dibagi tiga
macam yaitu pengedip model gulungan, pengedip model mercury, dan pengedip
model transistor.
Berikut akan dijelaskan satu persatu tentang jenis-jenis pengedip
tersebut:
1) Pengedip Model Gulungan.
Pengedip (flasher) berfungsi untuk menentukan periodik kedipan lampu
tanda belok. gambar 9.114 merupakan rangkaian dari pengedip model gulungan
yang terdri dari inti besi sebagai magnet induksi, gulungan A dan gulungan B
yang dihubungkan paralel dengan baterai dimana kedua gulungan ini berfungsi
sebagai pembangkit magnet pada inti besi, sebuah kontak pemutus dan
penghubung arus listrik dan sebuah kondesor.
442
443
Apabila kapasitas atau daya lampu besar maka kondensor akan cepat
melepaskan arusnya dan lampu akan berkedip lebih cepat periodiknya.
Sebaliknya bila kapasitas bola lampu lebih rendah maka waktu kedipannya akan
lambat.
444
445
Jika lubangnya besar maka kedipan lampu akan semakin cepat dan begitu juga
sebaliknya.
446
f) Lampu Hazard
Rangkaian lampu hazard sama dengan rangkaian lampu tanda belok
tetapi hanya perlu penambahan sebuah sakelar untuk lampu hazard. Bila
sakelar hazard dihubungkan pada saat sakelar kunci kontak pada posisi ON
maka lampu tanda belok kiri dan kanan akan hidup sekaligus. Disamping itu
lampu hazard juga ada yang memiliki sumber arus listrik, pengedip dan sakelar
yang terpisah dari lampu tanda belok.
Lampu hazard biasa digunakan untuk memberi isyarat pada keadaan
atau kondisi darurat seperti mobil tidak dapat dihentikan pada pinggir jalan
akibat kerusakan. Kemudian ada juga digunakan untuk isyarat bahwa mobil
akan tetap berjalan lurus disaat mobil melalui jalan yang mempunyai
persimpangan.
447
448
g) Lampu Penerangan Awal
Dengan lampu penerangan awal pengemudi akan mudah melihat
ruangan kemudi untuk mempersiapkan menghidupkan mesin kendaraan pada
malam hari. Lampu penerangan awal ini terletak pada bagian ruang kemudi di
dekat silinder kunci kontak.
Lampu akan menyala untuk waktu kira-kira 30 detik setelah pengemudi
membuka pintu mobil dengan kunci. Lampu akan hidup kembali untuk waktu
yang sama apabila pengemudi mengulang membuka kunci pintu mobil dan
menutup pintu kembali. Kemudian lampu akan segera mati setelah 0,5 detik apa
bila kunci kontak diputar ke posisi ON diantara waktu 30 detik tersebut.
Lampu penerangan awal bekerja berdasarkan pada sakelar yang
terdapat pada kunci pintu mobil. Pintu mobil akan terbuka jika kunci pintu diputar
ke kiri dengan sudut 30 derajat dan lampu penerangan awal akan bekerja jika
kunci pintu diputar 10 derajat lagi ke kiri seperti terlihat pada gambar 9.123 di
bawah ini.
Gambar 9.123. Posisi Kunci Pintu Saat Pintu Dibuka dan Saat
Lampu Penerangan Awal Bekerja
(A.P Young 1978 :235)
449
Perkembangan sistem penerangan pada mobil terus berkembang sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan pengemudi. Walaupun demikian fungsi dari
lampu-lampu pada sistem penerangan tetap sama. Perkembangan teknologi
untuk sistim penerangan ini lebih banyak diarahkan pada penyempurnaan dari
teknologi yang dipakai sebelumnya .
450
451
Cara Kerja Motor wiper :
1) Pada Kecepatan Rendah
Pada saat sakelar motor wiper diposisikan pada kecepatan rendah (low
speed) maka arus listrik akan mengalir dari baterai keterminal L sakelar ,
terminal LR1 sakelar, terminal B1, terminal B3 dan terus kemassa boda
sehingga motor wiper berputar lambat.
3) Posisi Autostop
Fungsi autostop adalah untuk menjaga agar daun pembersih kaca dapat
berhenti pada bagian tertentu dari kaca mobil sehingga tidak menghalangi
pandangan pengemudi dalam mengendarai kendaraan. Tanpa autostop daun
pembersih kaca akan berhenti di mana saja disaat sakelar sakelar motor wiper
dimatikan.
452
b. Daun Pembersih Kaca
Daun pembersih kaca adalah bagian sistem pembersih kaca yang
berhubungan langsung dengan kaca mobil. Daun pembersih kaca digerakkan
oleh motor wiper setelah gerakan putaran motor wiper dirubah menjadi gerak
bolak balik melalui lengan engkol. Biasanya daun pembersih kaca ini terbuat
dari bahan yang lembut dan tahan terhadap perubahan suhu yang relatif tinggi.
Pergerakan daun pembersih kaca dibuat searah dan dapat dibuat searah dan
dapat dibuat berlawanan arah antara daun pembersih yang satu dengan yang
lainnya.
453
c. Sakelar Motor Wiper
Sakelar motor wiper dipasangkan diantara sumber tenaga dengan
pemanasan motor wiper. Sakelar motor wiper tidak mengambil arus listrik dari
sakelar pengapian atau kunci kontak. Sakelar motor wiper dapat dipasangkan
pada panel instrumen.
Sakelar motor wiper yang dipasangkan pada panel instrumen biasanya
dioperasikan dengan jalan ditarik. Tarikan pertama digunakan untuk kecepatan
lambat dan tarikan berikutnya untuk kecepatan yang lebih tinggi. Sedangkan
sakelar yang dipasangkan pada kolum kemudi biasanya dioperasikan dengan
tuas, dimana pada tuas tersebut sekaligus dipasangkan juga sakelar untuk
penggerak pompa air pembersih.
d. Motor Pompa Air Pembersih
454
Fungsi pompa air pembersih adalah untuk menyemprotkan air pada
permukaan kaca yang sudah kotor agar mudah dibersihkan sebelum motor
wiper dihidupkan. Motor ini diletakkan berdekatan dengan tangki air pembersih.
Biasanya sakelar motor pembersih kaca dibuat menjadi satu bagian dengan
sakelar motor wiper .
Cara kerjanya adalah sebagai berikut; jika sakelar motor pompa
dihidupkan maka terminal W dan E pada gambar dibawah akan terhubung. Arus
listrik dari baterai akan mengalir ke fusible link, IG switch,, fuse wiper, motor, W,
E, dan terus ke massa bodi sehingga motor bekerja memompakan air
pembersih kaca.
Agar air pembersih kaca ini dapat membasahi kaca dengan baik maka
pada ujung salurannya dilengkapi nozzle. Kemudian ada ujung saluran air
pembersih ini yang dipasangkan langsung pada daun pembersih kaca sehingga
air pembersih dapat membasahi seluruh kaca dengan baik seperti terlihat pada
gambar berikut ini:
e. Intermitten wiper
455
Dimana relai akan mengatur kerja relai magnet 0,5 detik ON dan 4,5 detik OFF.
Berbeda dengan sistim pembersih kaca sebelumnya, disini sumber arus
listriknya diambilkan dari sakelar utama atau kunci kontak. Kemudian sakelar
motor wipernya terdiri atas empat posisi yaitu OFF, IN, LOW, dan HI. Posisi INT
adalah merupakan disaat motor wiper dioperasikan secara terputus putus
(intermitten wiper) dan memiliki dua kecepatan juga yaitu kecepatan lambat dan
kecepatan tinggi. Rangkaian dan cara kerja intermitten wiper ini dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Cara Kerja Intermitten wiper
1) Disaat Sakelar IG dan INT di ON kan
Disaat sakelar IG dan INT di ON kan maka arus listrik dari baterai akan
mengalir .ke terminal 3 relai, R1, Tr1 dan terus ke massa. dari terminal 3 arus
juga mengalir ke gulungan, D4, Tr1, terminal 4, sakelar wiper dan massa
sehingga gulungan menjadi magnet dan P3 akan berhubungan dengan P2.
Akibatnya arus listrik dari terminal 3 relai akan mengalir ke a , P2, P3, terminal
1, sakelar INT, Motro wiper , E dan massa bodi dan motor wiper akan bekerja
pada putaran lambat, lihat gambar 9.133 di atas. Saat motor wiper telah
berputar bersamaan dengan pengisian kondensor (C1)
456
Pada saat motor wiper mulai bekerja maka pelat nok akan
menghubungkan terminal S1 dangan S3 sehingga arus listrik dari baterai akan
mengalir ke sekering, terminal S, titik kontak S3, terminal S1 terminal positif (+),
terminal 2 relai, dioda D2, condensor C dan terus ke massa melalui Tr1 dan
kondensor C1 mulai diisi.
Kemudian bila kondensor C1 telah terisi penuh maka pengisian
kondensor akan terhenti dan ini mengakibatkan tegangan di C naik dan arus
listrik akan mengalir ke D3 sehingga Tr2 ON dan Tr1 OFF. Akibatnya arus listrik
dari terminal 3 mengalir ke R1, Tr2, teminal 4 dan terus ke massa bodi. Karena
Tr1 OFF maka P3 akan berhubungan dengan P1 dan arus listrik dan arus listrik
dariterminal 2 mengalir ke P1, P3, teminal +1, motor, terminal E dan terus ke
massa bodi dan motor masih tetap berputar.
Saat pelat nok berputar satu putaran maka titik kontak akan melepaskan
hubungan antara S1 dengan S3. Selanjutnya S1 akan berhubungan dengan S2
dan ini mengakibatkan motor berhenti berputar. Arus listrik yang ke terminal 2
juga akan berhenti mengalir dan mengakibatkan kondensor melepaskan isinya
melalui base Tr2 ke massa bodi. Setelah kondensor C1 selesai melepaskan
isinya Tr2 akan OFF dan mengakibatkan Tr1 ON dan motor wiper akan kembali
bekerja dengan kecepatan rendah.
1) Baterai
Baterai dapat diperiksa dengan baterai checker, sehingga dapat diketahui
kondisi baterai apakah masih baik atau sudah jelek. Jika hasilnya masih baik
berarti masih dapat digunakan sedangkan apabila kondisinya kurang baik maka
perlu ditambah air accu atau perlu dicharger.
2) Saklar utama
Avometer dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memeriksa kondisi
saklar utama. Apabila kerja dari saklar utama sudah benar maka tugas
selanjutnya tinggal menyambungkan dengan komponen-komponen sistem
penerangan yang lain. Apabila hubungan-hubungannya tidak baik maka perlu
dilakukan perbaikan.
457
3) Fuse
Fuse berfungsi untuk menyalurkan dan membatasi arus listrik yang
mengalir pada rangkaian dalam suatu sistem. Untuk itu fuse perlu diuji
kondisinya apakah masih dapat digunakan ataukah harus diganti. Untuk menguji
kodisi fuse secara visual dapat dilihat dari kawat yang terdapat dalam house
fuse apakah sudah putus atau masih tersambung. Kalau tidak dapat dilihat
secara visual, maka dapat digunakan avometer. Apabila kita lihat filamen pada
fuse terputus berarti kondisi fuse jelek. Apabila terlihat tidak putus maka kita
perlu memastikannya dengan bantuan avometer. Apabila dihubungkan kedua
ujung fuse dengan ohmmeter jarum menunjuk berarti kondisi fuse masih baik
dan apabila jarum tidak menunjuk (pada posisi hambatan terbesar) berarti
kondisi fuse jelek. Maka perlu diadakan penggantian.
4) Lampu
Pengujian lampu apabila dalam kondisi terpasang tidak menyala, maka
terlebih dahulu lampu kita lepas dari dudukannya. Kemudian kita gunakan
ohmmeter untuk memeriksanya. Kemudian hubungkan kedua colok/probe
ohmmeter dengan kedua kaki filamen lampu. Apabila jarum menunjuk berarti
lampu tidak putus dan kita periksa komponen yang lain. Apabila jarum tidak
menunjuk berarti lampu putus, maka harus diganti.
5) Relay
Sistem penerangan tidak bekerja salah satu penyebab diantaranya
adalah relay rusak. Kerusakan relay ini biasa disebabkan oleh lamanya
pemakaian. Untuk selang yang menggunakan 4 kaki, terminal-terminal yang ada
yaitu terminal 30,85,86,87. Cara pengujian relay kita dapat menggunakan
ohmmeter dan baterai. Pertama kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan
terminal 85 dan 86. Apabila jarum menunjukkan angka tertentu, berarti
kumparan penghasil medan magnet tidak putus. Untuk memastikan kerja dari
relay kita bisa menggunakan baterai. Terminal 30 dan 86 kita hubungkan
dengan terminal (+) baterai dan terminal 85 kita hubungkan dengan (-) baterai
sementara tes lamp kita hubungkan antara (-) baterai dengan terminal 87 relay,
bila tes lamp menyala berarti relay dalam keadaan baik, Bila tidak menyala
berarti relay harus diganti.
6) Wiring (Pengkabelan)
Kerusakan pada wiring ini biasanya disebabkan karena keteledoran
mekanik dan usia mobil. Pemasangan pengkabelan yang tidak rapi setelah
proses perbaikan mesin ataupun body sering menjadi penyebab kesalahan
ataupun kerusakan wiring. Apabila pemasangan tidak rapi maka kabel-kabel
akan mudah tersentuh oleh pengguna ataupun alat pada saat proses perbaikan,
hal ini akan berakibat kabel putus atau hubungan singkat. Karena usia mobil
juga dapat menimbulkan kerusakan pada kabel-kabelnya. Sebagai contoh mobil
yang sudah tua maka pada pengkabelannya akan timbul kerak-kerak putih dan
458
bila sering terjadi tekukan-tekukan maka kabel akan cepat putus. Untuk itu perlu
diadakan pengecekan dan pengujian pada wiring jika terjadi sistem penerangan
tidak bekerja dengan baik. Untuk melakukan pengujian wiring maka kita
memerlukan alat bantu Avometer. Untuk mengetahui putus tidaknya suatu kabel
dan untuk melihat ada tidaknya tegangan pada suatu kabel. Cara memeriksa /
menguji suatu kabel yaitu dengan jalan menghubungkan kedua colok ohmmeter
dengan kedua ujung kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel
putus, maka perlu kita perbaiki.
459
ada aliran, berarti kedudukan sekering kendor atau jepitannya berkarat.
Untuk ini keraskan dudukan sekering dan bersihkan kotoran atau karat
yang ada, hingga terminal dapat mengeluarkan arus listrik. Sekarang
hidupkan lampu, apabila lampu menyala, berarti gangguan disebabkan
oleh duduknya sekering tadi.
460
461
Apabila tidak terdapat hubungan pendek, maka periksa sambungansambungan. Bersihkan dan keraskan sambungan yang kotor dan
longgar.
Periksa pula sakelar lampu dan sakelar dim dari aus dan kotor. Perbaiki
dan bersihkan keausan dan kotoran karena dapat menjadi hambatan
yang besar.
5) Salah satu lampu menyala tidak terang
Apabila terjadi keadaan seperti ini, maka lakukanlah pemeriksaan
sebagai berikut:
a) Periksa kedudukan bola lampu dari kemungkinan kendor dan berkarat. Bila
demikian, kokohkan kedudukan bola lampu dan bersihkan karatnya. Apabila
sekarang lampu menyala terang, berarti gangguan pada dudukan bola
lampu tadi.
b) Apabila nyala lampu masih tidak terang, maka periksalah hubungan kabel
lampu tersebut yang menuju ke sakelarnya. Keraskan hubungan yang
longgar, bersihkan karat dan kotoran yang menempel pada sambungan. Bila
dengan demikian lampu masih menyala tidak terang, maka periksalah kabel
dan kemungkinan hampir putus. Gantilah kabel yang hampir putus, supaya
lampu menyala terang kembali.
6)
Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat dan tidak terang
apabila mesin berputar lambat. Pada peristiwa ini, besarnya aliran listirik
pada lampu-lampu tergantung putaran mesin. Makin cepat putaran, makin
besar arus yang mengalir ke alat-alat, dan sebaliknya. Jadi tidak stabil,
berarti alat penyetabil arus yaitu baterai tidak bekerja. Baterai tidak dapat
menampung kelebihan arus dari sistem pengisian dan tidak dapat
menambah kekurangan arus ke alat-alat, sewaktu sistem pengisian
menghasiikan arus kecil. Untuk itu, maka periksa elektrolit dalam baterai.
Kalau elektrolitnya habis, maka tambah accu. Kalau Jumlah elektrolit cukup,
tetapi nyala lampu tidak terang, menandakan baterai tidak dapat
menyimpan arus lagi. Pada sel-seinya sudah terjadi hubungan singkat. Oleh
karenanya ganti baterai.
462
sistem pada rangkaian tersebut, misalnya sekering putus, flaser rusak,
saklar/switch rusak atau bola lampunya putus dan sebagainya; (2) adanya
tahanan yang terlalu tinggi, hal ini bisa terjadi pada jaringan kabel, sambungan
berkarat atau connectornya juga mungkin berkarat dan longgar; dan (3)
tegangan, listrik yang terlalu rendah. Hal-hal tersebut dapat langsung kita
saksikan dengan panca indera kita seperti lampu tidak menyala dan lampu tidak
berkedip.
Gangguan yang terjadi pada sistem lampu belok adalah kunci kontak
tidak dapat menghubungkan arus dengan baik. Dari hal tersebut dapat
disebabkan oleh: (1) adanya sambungan yang longgar antara kabel penyalur
dengan terminal kunci kontak; (2) adanya kerusakan pada kunci kontak itu
sendiri, misalnya telah mengalami keausan yang banyak. Sambungan yang
kendor dapat langsung kita periksa dengan mudah menggunakan tangan. Kalau
ternyata kendor maka perbaikan yang harus diiakukan yaitu dengan
mengeraskan sekrup-sekrupnya. Untuk kerusakan pada kunci itu sendiri tidak
dapat diperiksa dengan panca indra namun harus menggunakan sebuah
multitester atau ohmeter. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur besarnya
tahanan antara terminal B (AM) dengan, terminal St kunci kontak dalam
keadaan starter dan netral. Dalam keadaan starter, tahanannya harus nol. Dan
dalam keadaan netral, tahanan kedua terminal haruslah tak terhingga.
Gangguan-gangguan yang terjadi dalam kunci kontak maupun pada kunci
sambungan selain kendor sebagian besar disebabkan oleh adanya karatan,
dengan membersihkan karat gangguan akan teratasi.
Hal-hal pada sekering yang dapat menjadi gangguan ialah sekering
putus, dudukannya sekering kurang kuat dan dudukannya berkarat. Keadaan ini
dapat mengakibatkan tidak mengalirkan arus listrik dari baterai ke alat-alat bantu
listrik dan tegangan listrik yang bekerja pada alat-alat bantu menjadi terlalu
rendah. Apabila terjadi hal yang demikian, berarti alat-alat bantu tidak dapat
bekerja dengan sempurna. Untuk itu, maka sekering yang putus harus segera
diganti, dudukan yang longgar dan berkarat harus segera di kokohkan dan
dibersihkan.
D. RANGKUMAN
1. Sistem starter adalah suatu sistem yang dapat merubah energi listrik
menjadi energi mekanik sehingga bisa mengerakkan motor starter untuk
menghidupkan mesin
2. Sistem pengapian pada mobil berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai
dari 12 Volt menjadi 10 KV atau lebih dengan menggunakan koil pengapian,
dan mendistribusikan tegangan tersebut ke masing-masing busi melalui
distributor dan kabel tegangan tinggi sesuai saat pengapian.
3. Gangguan pada sistem pengapian, biasanya disebabkan oleh misfiring
pada saat terjadinya pengapian. Pemeriksaan sistem pengapian apabila
terjadi gangguan dapat dilakukan dengan pemeriksaan loncatan bunga api,
tes busi, pemeriksaan distributor dan lain-lain.
463
4. Sistem pengisian berfungsi untuk mengisi (recharger) baterai sekaligus
memenuhi kebutuhan suplai arus listrik pada sistem kelistrikan mobil.
5. Pada dasarnya dalam perbaikan suatu komponen pada sistem penerangan
diperlukan pengetahuan tentang jaringan/kabel, diagram dari rangkaian dan
juga diagram komponen itu sendiri, sehingga dengan model kompetensi ini
diharapkan mampu melakukan perbaikan dengan melakukan pemeriksaan
dan pengujian dari masing-masing kamponennya. Maka dengan dasar
tersebut mampu melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring itu
sendiri.
E. EVALUASI
1. Apa yang dimaksud dengan elektron, konduktor, dan isolator?
2. Tulis dan jelaskan parameter utama untuk membeli sebuah baterai mobil !
3. Tuliskan dan jelaskan 5 komponen-komponen sistem pengapian!
4. Buatlah rangkaian sistem pengapian !
5. Tuliskan dan jelaskan 5 komponen-komponen sistem starting!
6. Buatlah rangkaian sistem starter !
7. Jelaskanlah salah satu cara kerja sistem pengisian elektronik !
8. Tuliskan dan jelaskan 5 komponen-komponen sistem kelistrikan bodi mobil!
9. Buatlah rangkaian sistem penerangan lampu depan !
10. Jelaskan prosedur trouble shooting pada sistem pengapian dan penerangan!