Professional Documents
Culture Documents
I IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. AG
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 23 tahun
Alamat
Bogor
Warga Negara
: Indonesia
Suku
: Sunda
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Pekerjaan
: Pengangguran
Pendidikan
Tgl pemeriksaan
: 2 November 2016
II RIWAYAT PSIKIATRI
a
b
dilarang keluar rumah oleh orang tuanya, kecuali bila disuruh oleh orangtuanya.
Pasien tidak tahu kenapa ia dilarang keluar rumah.
Pasien kesehariannya hanya di rumah saja. Pasien dapat mandi sendiri, makan
sendiri, memakai baju sendiri. Pasien tidak memiliki teman bermain, sehari-hari
hany di ruamh saja menonton televisi. Pasien biasa menonton film kartun, film
kesukaannya adalah kartun Tom and Jerry.
Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayah pasien bekerja
sebagai pengantar tabung gas, dan ibunya bekerja sebagai ibu rumah
tangga.
6
III
sakit.
Cita-cita pasien
Pasien ingin pulang ke rumah bertemu dengan ibunya.
STATUS MENTAL
1 Deskripsi umum
1.Penampilan
Gangguan persepsi
1 Halusinasi
2 Ilusi
3 Depersonalisasi
4 Derealisasi
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
Isi pikir
1 Bentuk pikir : Koheren
2 Arus pikir
:
Produktifitas
Kontinuitas
Hendaya bahasa
3 Isi pikir
:
Pre-okupasi pikiran
: tidak terganggu
: tidak terganggu
: tidak terganggu
: khawatir nasib putrinya
dimasa depan
Waham
Obsesif/kompulsif
: tidak ada
: tidak ada
Fobia
: tidak ada
Ide bunuh diri
: tidak ada
Kesadaran dan kognisi
1 Taraf pendidikan : baik (pasien dapat mengikuti dan
memahami pelajaran dengan baik).
2 Kesadaran
: compos memtis
3 Orientasi waktu
Waktu : Pasien tidak tahu tanggal, hari, bulan dan
tahun. Namun pasien dapt membedakan pagi, siang dan
malam.
Tempat : baik (Pasien tahu ia berada di rumah sakit)
Orang : baik (pasien dapat mengenali orang
disekitar
pasien dan pemeriksa)
4
Daya ingat
Jangka panjang
Jangka sedang
disekitarnya
Pikiran abstrak
Tidak terganggu, pasien dapat membedakan antara jeruk dan bola.
3
4
IV
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalisata
Kesadaran
Keadaan umum
Tanda vital
o
o
o
o
: Compos mentis
: Baik
Kepala
: normocephal
Mata
B Pemeriksaan Neurologis
o Gejala Rangsangan Selaput Otak
o Gejala Peningkatan TIK
: tidak ditemukan
: tidak ditemukan
Kekuatan otot
: normal
: tidak terdapat gangguan koordinasi
: baik
: (+)
: (-)
:
555
555
5
555
5
555
5
o Sensibilitas
o Fungsi-fungsi luhur
V
: baik
: normal
IKHTISAR PENEMUAN
VI
Formulasi diagnosis
Setelah wawancara pasien ditemukan adanya psikopatologi yang
menyebabkan distress dan disabilitas dalam fungsi dan aktivitasnya
sehari-hari, oleh karena itu dapat disimpulkan pasien mengalami
gangguan jiwa yang sesuai dengan definisi yang tercantum dalam
PPDGJ III
Aksis 1
1
VII
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis 1 : F 43.2 yaitu gangguan penyesuaian.
Aksis 2 : F 70 yaitu retardasi mental ringan
Aksis 3 : Memar pada kelopak mata kanan dan kiri (racoon eyes ODS)
Aksis 4 : masalah pola asuh
Aksis 5 : Global Assement of Functioning (GAF) scale 70-61
VIII
IX
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad funsionam
: ad malam
Qua ad sanactionam
: ad malam
Rencana terapi
Terapi Suportif
Pembahasan
Menurut Pedoman Penggolonga Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-III
(PPDGJ
III)
retardasi
mental
(RM)
adalah
suatu
keadaan
oleh
adanya
hendaya
keterampilan
selama
masa
Terapi
A Farmakoterapi
Benzodiazepin
Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian diberikan
mulai dari dosis rendah dan ditingkatkan sampai mencapi respons
terapi. Penggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan
dosis terbagi, mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan.
Lama pengibatan rata-rata 2-6 minggu, dilanjutkan masa tappering
off selama 1-2 minggu.
Buspiron
Efektif pada 60-80% penderita GAD. buspiron lebih efektif
dalam memperbaiki gejala kognitif dibandingkan gejala somatik
pada GAD. tidak menyebabkan efek withdrawal. Efek terapi baru
terasasetelah 2-3 minggu.
SSRI
B Psikoterapi
Terapi Kognitif-Prilaku
Pendekatan pasien secara langsung mengenali distorsi
kognitif dan pendekatan prilaku, mengenali gejala somatik secara
langsung. Teknik pendekatan utama yang digunakan pada
pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
Terapi Supportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali
potensi-potensi yang ada, belum nampak, didukung oleh egonya,
agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan
pekerjaanya.
pasien
dapat
beradaptasi
dalam
fungsi
sosial
dan
pekerjaannya.
Terapi Kelompok
Bermanfaat bagi kelompok pasien yang mengalami
peristiwa yang sama misalnya pensiunan, atau yang pasien yang
mengalami dialisis karena kegagalan fungsi ginjal. Tepai lain
berupa terapi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
1
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadocks Concise Textbook of Clinical
Psychiatry. 3rd Edition. 2008. USA Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, Wolters Kluwer Business. P 259-263.
Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJIII dan DSM 5. Cetakan Kedua. 2013. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Jiwa Unika Atmajaya.