You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNya, makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu yang ditentukan. Makalah ini
berjudul Unsur Transisi yang menjelaskan mengenai reaksi, cara pembuatan, dan
pengaplikasian beberapa unsur-unsur golongan empat. Makalah ini ditulis untuk memenuhi
salah satu syarat penilaian mata kuliah Satuan Proses.
Dalam penyelesian makalah ini, penulis menemukan beberapa masalah. Oleh karena
itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar dan semua pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Tiada gading yang tak retak. Demikian pula makalah ini, belum sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermafaat umumnya bagi pembaca, khususnya bagi
kami sebagai penulis.
Bandung, 19 Mei 2013

Penulis

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap
mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya
dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan
fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di
Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan

aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan
kuno yang dijumpai di Pulau Buton.
Peristiwa tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum
mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan
hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan
Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai
pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 11001500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.
Pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John
Smeaton, seorang insinyur asal Inggris menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar
biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat
saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.
Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan
dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material yaitu suatu cabang ilmu
yan meliputi pengembangan dan penerapan

pengetahuan yang mengkaitkan komposisi,

struktur dan pemrosesan material dengan sifat-sifat kegunaannya.semen termasuk material


yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari.

1.2 Perumusan Masalah


a.
b
c.
d.
e.
f.
g.

Apa yang dimaksud dengan semen itu sendiri ?


Apa sifat-sifat fisis semen dan sifat kimia semen ?
Bagaimana pengaruh bahan penyusun terhadap jenis-jenis semen ?
Bagaimana karakteristik dari setiap jenis-jenis semen ?
Bagaimana proses pembuatan semen dalam industry semen ?
Seberapa besar pengaruh industry semen terhadap lingkungan ?
Bagaimana menanggulangi dampak industry semen terhadap lingkungan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini disusun dengan tujuan untuk:
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan semen

b. Mengetahui sifat-sifat fisis dan kimia semen


c. Mengetahui apa saja jenis-jenis semen
d. Mengetahui bagaimana karakteristik semen
e. Mengetahui proses pembuatan semen dalam industri semen
f. Mengetahui bagaimana pengaruh atau dampak dari industri semen terhadap lingkungan
g. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi dampak negatif dari industri semen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Semen
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang mampu
mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau
suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau lebih bahan
sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam pengertian yang luas adalah material
plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan.
Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara membakar batu
kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan orang inggris, pada tahun 1824
mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu kapur dengan tanah liat yang telah
dihaluskan, digiling, dan dibakar menjadi lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian
batu kapur (CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan karbon dioksida(CO2). Batu kapur tohor
(CaO) bereaksi dengan senyawa-senyawa lain membemtuk klinker kemudian digiling sampai
menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan Portland
2.2 Sifat-sifat fisis semen dan sifat kimia semen
Sifat sifat fisis semen adalah
a

Kehalusan Butir.
Semakin halus butiran semen, semakin luas permukaannya sehingga semakin cepat
pula proses hidrasinya. Hal ini berarti bahwa butir butir semen yang halus akan
menjadi kuat dan menghasilkan panas hidrasi yang lebih cepat dari pada semen
dengan butir butir yang lebih kasar. Menurut SII 0013-81 paling sedikit 90% berat
semen harus lolos ayakan lubang 9 mm.

Waktu Ikatan

Waktu ikatan adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mencapai keadaan kaku
tahap pertama dan cukup kuat untuk menerima tekanan.
c

Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah kuantitas panas dalam kalori/gram pada semen yang
terhidrasi.

Berat Jenis.
Berat jenis semen berkisar pada 3,15. Berat jenis digunakan dalam hitungan
perbandingan campuran.
Sifat-sifat kimia semen
Kesegaran Semen. Pengujian kehilangan berat akibat pembakaran (loss of ignition)
dilakukan pada semen untuk menentukan kehilangan berat jika semen dibakar
sampai sekitar (900 1000)C. Kehilangan berat ini terjadi karena adanya
kelembaban dan adanya karbon dioksida dalam bentuk kapur bebas atau
magnesium yang menguap. Kehilangan berat dari pembakaran ini merupakan
ukuran kesegaran semen. Semakin sedikit kehilangan berat berarti semakin sedikit
unsur pengisinya dan ini berarti semen semakin baik.
2.2 Jenis-Jenis Semen

a.

No. SNI
SNI 15-0129-2004
SNI 15-0302-2004

Nama
Semen portland putih
Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement

SNI 15-2049-2004
SNI 15-3500-2004
SNI 15-3758-2004
SNI 15-7064-2004

(PPC)
Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)
Semen portland campur
Semen masonry
Semen portland komposit

Semen Portland
Semen portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak dipakai serta merupakan
jenis semen hidrolik yang terpenting. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan,
plesteran,bahan

penambal,

adukan

encer

(grout)

dan

sebagainya.Semen

portland

dipergunakan dalam semua jenis beton struktural seperti tembok, lantai, jembatan,

terowongan dan sebagainya, yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan.
Selanjutnya semen portland itu digunakan dalam segala macam adukan seperti
fundasi,telapak, dam,tembok penahan, perkerasan jalan dan sebagainya.Apa bila semen
portland dicampur dengan pasir atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan
bata atau batu,atau sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar maupun
sebelah dalam.
Bilamana semen portland dicampurkan dengan agregat kasar (batu pecah atau
kerikil). dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air,maka terdapatlah beton. Semen
portland didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen hidrolik yang dihasilkan
dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang pada umumnya
mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling
bersama dengan bahan utamanya. Perbandingan-perbandingan bahan utama dari semen
portland adalah sebagai berikut:
Semen alam adalah sebuah semen hidrolik yang dihasilkan dengan pembakaran batu
kapur yang mengandung lempung, terdapat secara alamiah, pada suhu lebih rendah dari suhu
pengerasan dan kemudian menggilingnya menjadi serbuk halus.Kadar silika, alumina dan
oxida besi cukup untuk mendapat gabungkan diri dengan kalsiumoxida sehingga terjadi
senyawa-senyawa kalsium silikat dan aluminat, yang dapat dianggap mempunyai sifat-sifat
hidrolik seperti semen alam. Kita kenal dua jenis semen alam, jenis pertama pada umumnya
dipergunakan dalam konstruksi beton bersamasama dengan semen portland.Jenis kedua
adalah semen yang telah dibubuhi bahan pembantu yaitu udara, jenis semen kedua ini
fungsinya sama seperti yang telah diutarakan diatas. Semen alam tidak boleh digunakan di
tempat-tempat yang tidak terlindung terhadap pengaruh cuaca langsung, akan tetapi dapat
dipergunakan dalam adukan atau beton yang tidak pernah akan mengalami tegangan tinggi,
atau dalam keadaan yang membutuhkan banyak bahan namun sama sekali tidak
memperhitungkan kekuatan bahan tersebut.

b. Semen masonry
semen hidrolis, yang digunakan terutama dalam pekerjaan menembok dan memplester
konstruksi, yang terdiri dari campuran dari semen portland atau campuran semen hidrolis
dengan bahan yang bersifat menambah keplastisan (seperti batu kapur, kapur yang terhidrasi
atau kapur hidrolis) bersamaan dengan bahan lain yang digunakan untuk meningkatkan satu
atau lebih sifat seperti waktu pengikatan (setting time), kemampuan kerja (workability), daya
simpan air (water retention), dan ketahanan (durability)

1. semen masonry jenis N


semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan, sehingga adukan
pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu adukan pasangan jenis N, atau bila
ditambahkan semen portland atau semen hidrolis, campuran dapat menghasilkan adukan
pasangan yang memenuhi syarat mutu jenis S atau M
2. semen masonry jenis S
semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan , sehingga adukan
pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu jenis S atau bila ditambahkan semen
portland atau semen hidrolis, campuran dapat menghasilkan adukan pasangan yang
memenuhi syarat mutu jenis M
3. semen masonry jenis M
semen masonry yang digunakan untuk pembuatan adukan pasangan, sehingga adukan
pasangan yang dihasilkan memenuhi syarat mutu jenis M

4. semen portland campur

suatu bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama dari terak semen portland dan
gips dengan satu atau lebih bahan organik yang bersifat tidak bereaksi (inert)

5. pasir standar Ottawa


pasir silika yang terdiri dari hampir seluruhnya kuarsa murni yang dibulatkan secara alami
dan digunakan untuk penyiapan mortar pada pengujian semen hidrolis
6. pasir gradasi
pasir standar Ottawa yang digradasi dengan menggunakan antara ayakan 0,600 mm (No.30)
dan ayakan 0,150 mm (No.100)
7. pasir standar gradasi Ottawa 20 30
pasir standar yang sebagian besar lolos ayak 0,850 mm (No.20) dan tertahan pada ayakan
0,600 mm (No.30)

2.3 Petunjuk pemilihan semen masonry


Petunjuk dan pemilihan semen masonry dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1 Petunjuk pemilihan semen masonry


no

Lokasi

Jenis bangunan

Jenis mortar
Disaran

1.

2.

kan
S

Pilihan

Bangunan tidak

- Dinding penahan

terlindungi cuaca

beban

M atau S

- Bangunan atas

- Dinding tidak

menahan
beban
- Dinding sandaran

- Bangunan bawah

S
Pondasi, penguat

M atau N
M

lubang,selokan,trotoar,
teras
Bangunan
terlindungi cuaca

Dinding penahan beban

S atau M

Partisi menahan beban

Partisi tidak menahan


Beban

2.4 Pembuatan Semen


Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:
a. Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen:
Pertama adalah material yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur
(calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll.
Kedua adalah material yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat
(argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau
diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
b. Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi material yang digali.
c. Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan komposisi
tumpukan bahan.
d. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku
Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke
penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan jenis klinker yang
e.

diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan yang diinginkan.


Pembakaran dan Pendinginan Klinker
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang
merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana terjadi
perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas dari kiln yang

berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada preheater ini dan berlanjut dalam kiln,
dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang
bersuhu 1350-1400C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal
dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, dimana udara pendingin
f.

akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 C.


Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan timbangan
pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif.
Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir.
Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan
posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk
mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju
silo semen.

2.5 Dampak dari Industri Semen


a. Eksplorasi yang terus menerus dan berlebihan, pasti akan mengganggu keseimbangan
b.

lingkungan. Misalnya, berkurangnya ketersediaan air tanah.


Seiring dengan proses produksi semen, dihasilkan pula gas karbon dioksida (CO 2) dalam
jumlah yang banyak sehingga sangat mempengaruhi kondisi atmosfer dan mempercepat
terjadinya pemanasan global. Misalnya: Meningkatnya suhu udara perkotaan. Menurut
International Energy Authority: World Energy Outlook, produksi semen ortland menyumbang

c.

tujuh persen dari keseluruhan karbon dioksida yang dihasilkan berbagai sumber.
produksi semen juga menimbulkan dampak tersebarnya abu ke udara bebas sehingga
mengakibatkan penyakit gangguan pernafasan. Studi kesehatan lingkungan menyebutkan,
bahwa debu semen merupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat

mengakibatkan penyakit sementosis.


d. Penurunan kualitas dari segi kesuburan tanah akibat penambangan tanah liat
e. Kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa
air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi,

yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan
menimbulkan masalah banjir pada musim hujan
f. Kuantitas air atau debit air menjadi berkurang karena hilangnya vegetasi pada suatu lahan
akan mengakibatkan penyerapan air hujan oleh tanah di tempat itu menjadi berkurang,
sehingga persediaan air tanah menjadi menipis, akibatnya persediaan ait tanah menjadi makin
sedikit. Akibat lanjutan adalah sungai menjadi kering pada musim kemarau dan sebaliknya
sungai akan banjir (debit air menjadi sangat tinggi) karena tanah tidak mampu lagi menyerap
air yang mengalir terlalu cepat
g. Kebisingan yang terdiri dari tiga jenis sumber bunyi :

Mesin-mesin yang digunakan dalam pabrik,

Alat-alat besar seperti traktor yang dipakai pada waktu pengambilan bahan baku,

Dentuman dinamit yang digunakan pada waktu pengambilan kapur

h.

Berkurangnya keanekaragaman flora, berubahnya pola vegetasi dan jenis endemik,

i.

berubahnya pembentukkan klorofil dan proses fotosintesa


Berkurangnya keanekaragaman fauna (burung, hewan tanah dan hewan langka). Berubahnya
habitat air dan habitat tanah tempat hidup hewan-hewan tersebut

2.6 Penanggulangan
a. Menerapkan pola produksi blended cement yang bisa menurunkan separuh emisi CO2
b. Mengganti sebagian bahan-bahan dalam pembuatan semen dengan bahan yang lebih ramah
lingkungan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang mampu
mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh.
Beberapa jenis semen diantaranya semen portland putih, semen portland pozolan, semen
portland / Ordinary Portland Cement (OPC), semen portland campur, semen masonry, semen
portland komposit.
Langkah utama proses produksi semen diantaranya penggalian, penghancuran,
pencampuran awal, penghalusan dan pencampuran bahan baku, pembakaran, pendinginan
klinker dan penghalusan akhir.
Dampak dari industri semen diantaranya pencemaran lingkungan, polusi udara dan
suara, dan lain-lain.

3.2 Saran
Penggalian dan pengolahan semen sangat mendukung kemajuan suatu Negara, tetapi yang
jangan dilupakan adalah masalah limbah. Untuk mengatasi permasalah tersebut diperlukan
a.

kerjasama dari berbagai pihak, diantaranya:


Industri, diharapkan sebelum membuang limbah pabriknya harus dimenetralisasinya atau

mendaurnya.
b. Pemerintah, diharapkan melakukan pengawasan yang ketat terhadap industri-industri,
c.

terutama dalam masalah penanggulangan limbahnya.


Masyarakat, diharapkan turut serta dalam melakukan pengawasan kinerja industri-industri
terutama masalah penanggulangan limbahnya.

You might also like