Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Profesi
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang
dalam bahasa Yunani adalah Proffesio, yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses
sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik, desainer, tenaga pendidik.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu,
istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai
lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk
pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak
dianggap sebagai suatu profesi.
2.2 Karakteristik Profesi
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi
mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Daftar
karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga
tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi:
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan
mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang
berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik.
2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.
Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi
anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan
yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada
persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis
sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui
pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
diperankan oleh Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kelurahan. Salah satu yang bisa diacu
adalah istilah dari International Institute for Environment Develpoment (IIED), pengertian
sertifikasi adalah Prosedur dimana pihak ketiga memberikan jaminan tertulis bahwa suatu
produk, proses atas jasa telah memenuhi standar tertentu, berdasarkan audit yang
dilaksanakan dengan prosedur yang disepakati. Sertifikasi berkaitan dengan pelabelan produk
untuk proses komunikasi pasar.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembangunan Nasional
Pengertian Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan
nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan
tantangan perkembangan global (Tap. MPR No. IV/MPR/1999).
Dalam mengimplementasikan pembangunan nasional senantiasa mengacu pada
kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang
berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kokoh, baik kekuatan moral maupun
etika bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan nasional, sebagaimana yang termaktub
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu :
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pernyataan di atas merupakan cerminan bahwa pada dasarnya tujuan pembangunan
nasional adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah
maupun batiniah. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan
oleh bangsa Indonesia merupakan pembangunan yang berkesinambungan, yang meliputi
seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah dan memberikan hasil dan daya
guna yang efektif bagi kehidupan seluruh bangsa Indonesia maka pembangunan yang
dilaksanakan mengacu pada perencanaan yang terprogram secara bertahap dengan
memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu pemerintah merancang suatu perencanaan pembangunan yang tersusun dalam
suatu Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun), dan mulai Repelita VII diuraikan dalam
suatu Repeta (Rencana Pembangunan Tahunan), yang memuat uraian kebijakan secara rinci
dan terukur tentang beberapa Propenas (Program Pembangunan Nasional). Rancangan APBN
tahun 2001 adalah Repeta pertama dari pelaksanaan Propenas yang merupakan penjabaran
GBHN 1999-2004, di samping merupakan tahun pertama pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi fiskal.
3.2 Persaingan Global
Selama bebarapa dekade terakhir, persaingan telah mendunia dalam banyak industri.
Penyebabnya adalah penurunan tarif, kuota dan hambatan-hambatan perdagangan bebas
perbaikan sistem transportasi global dan meningkatnya kecanggihan pasar dunia. Faktorfaktor tersebut berperan mengurangi biaya perdagangan internasional dan membuat
perusahaan asing mampu berkompetisi dengan perusahaan lokal. Penurunan hambatan
perdagangan mempermudah ekspansi ke luar negeri bagi perusahaan-perusahaan yang gesit
dan agresif. Apakah implikasi kompetisi global terhadap akuntansi manajerial? Akan sangat
sulit bagi perusahaan untuk bersaing di dunia internasional bila perencanaan, pengarahan, dan
pengendalian operasinya, serta pengambilan keputusannya menggunakan sistem akuntansi
manajemen kelas dua. Sistem akuntansi manajemen yang tidak bagus dapat menghalangi
usaha organisasi untuk menjadikan persusahaan benar-benar kompettitif.
3.3 Sumber Daya Manusia
Profesionalisme merupakan satu aspek penting dalam meningkatkan integriti sumber
daya manusia. Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang
adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang
seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti
sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam
bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan
organisasi.
3.4 Profesi
Profesi sendiri berasal dari bahasa latin Proffesio yang mempunyai dua pengertian
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi
kegiatan apa saja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu
keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma
sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang
rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan
keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan
ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan
hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok
anggota yang menyandang profesi tersebut.
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan adalah profesi.
Seorang petugas staf administrasi bias berasal dari berbagai latar ilmu, namun tidak demikian
halnya dengan Akuntan, Pengacara, Dokter yang membutuhkan pendidikan khusus.
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus
yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengemban profesi tersebut untuk terus
memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi.
Belum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi karena tidak ada standar pekerjaan/tugas
yang bagaimanakah yang bisa dikatakan sebagai profesi. Ada yang mengatakan bahwa
profesi adalah jabatan seseorang walau profesi tersebut tidak bersifat komersial. Secara
tradisional ada 4 profesi yang sudah dikenal, Salah satunya adalah profesi sebagai Dokter
hewan.
3.5 Pengetahuan Skill dan Attitude
Setiap manusia memiliki kemampuan tertentu, kompetensi yang dipakai
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kesuksesan orang mengerjakan sesuatu
tergantung pada 2 hal utama:
KKNI terdiri atas sembilan jenjang yang dimulai dari tamatan pendidikan dasar
(kualifikasi 1), pendidikan menengah baik SMA maupun SMK (kualifikasi 2), lulusan
Diploma 1 sampai Diploma 3 (kualifikasi 3, 4, dan 5), dan lulusan pendidikan profesi
(kualifikasi 6) serta S-1/Diploma 4, S-2 dan S-3 (berurutan kualifikasi 7, 8, 9).
Apa makna dan konsekuensi dari sembilan level kualifikasi tersebut dalam konteks
menyandingkan dan menyetarakan? Sebagai contoh, sesama sarjana teknik (kualifikasi 7),
tidak peduli dari kampus perguruan tinggi negeri (PTN) top, PTN kelas bawah, perguruan
tinggi swasta (PTS) kelas top ataupun kelas ruko harus bisa disandingkan dan disetarakan
kualifikasinya, disamakan gajinya, disamakan beban kerjanya, dan harus mampu melakukan
hal yang sama.
3.8 Peraturan Departemen Tenaga Kerja
Menimbang:
bahwa dengan diubahnya ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedelapan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor PER.12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan,
Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang
telah diubah dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 20 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, maka perlu dilakukan
perubahan atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi Nomor
PER.24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja Bagi Tenaga Kerja Yang Melakukan Pekerjaan di Luar Hubungan Kerjadengan
Peraturan Menteri;
Mengingat:
1.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 14,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3468);
2.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4279)
3.9 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Standar kompetensi adalah adalah pernyataan yang menguraikan keterampilan,
pengetahuan dan sikap yang harus dilakukan saat bekerja serta penerapannya, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja industri. Standar kompetensi fasilitator
pemberdayaan masyarakat adalah pernyataan yang menguraikan keterampilan, pengetahuan
dan sikap yang harus dilakukan saat fasilitator mengerjakan tugas memfasilitasi masyarakat
sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati dan ditetapkan (SKKNI FPM).
Dengan telah disetujuinya SKKNI oleh pemangku kepentingan pemberdayaan
masyarakat, maka diharapkan fasilitator dapat meningkatkan kemampuan hingga sesuai
dengan SKKNI tersebut dalam melaksanakan tugas-tugas pemberdayaan masyarakat.
Dengan disepakatinya SKKNI ini, diharapkan setiap pihak yang terkait dapat
memanfaatkan SKKNI ini, dalam rangka :
1. Menyusun pelatihan-pelatihan yang sesuai dan berbasis kompetensi;
2. Menyusun mekanisme penilaian kinerja fasilitator sesuai kompetensi;
3. Menyusun tingkat jabatan sesuai kebutuhan kompetensi.
Dengan SKKNI, para fasilitator dapat membuat perencanaan karir den mempersiapkan
diri sesuai dengan standar yang ditentukan oleh industri yang akan dimasukinya.
Dengan adanya SKKNI FPM ini, diharapkan para fasilitator dapat menyiapkan diri dan
melakukan self-assessment sebagai persiapan uji kompetensi (sertifikasi). IPPMI akan
menyiapkan setiap anggotanya yang terdaftar melalui orientasi persiapan uji sertifikasi
kompetensi.
3.10 unit kompetensi
Yang menjadi acuan untuk uji kompetensi FPM adalah Standar Kompetensi Kerja Nasional
bidang Fasiltator Pemberdayaan Masyarakat yang telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi. Menurut skema sertifikasi, standar kompetensi FPM yang disepakati
saat ini adalah untuk level operator, dimana cakupan kerja fasilitator berada di tingkat desa
atau kelurahan, seperti halnya yang sekarang diperankan oleh Fasilitator Kecamatan dan
Fasilitator Kelurahan. Meskipun demikian, standarisasi kompetensi FPM saat ini adalah
untuk kompentensi dasar yang seyogyanya dimiliki untuk semua pelaku pemberdayaan
masyarakat, baik fasilitator kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi maupun konsultan
management di tingkat regional dan nasional.
Salah satu yang bisa diacu adalah istilah dari International Institute for Environment
Develpoment (IIED), pengertian sertifikasi adalah Prosedur dimana pihak ketiga memberikan
jaminan tertulis bahwa suatu produk, proses atas jasa telah memenuhi standar tertentu,
berdasarkan audit yang dilaksanakan dengan prosedur yang disepakati. Sertifikasi berkaitan
dengan pelabelan produk untuk proses komunikasi pasar.