terjadinya dua atau lebih rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan kesadaran diantara kejang, atau serangan yang berlangsung terus menerus selama 30 menit atau lebih. 1. Telaah Resep 2. Rekonsiliasi Obat Dilanjutkan dengan intervensi farmasi yang sesuai hasil telaah dan rekonsiliasi obat 1. Pemilihan obat 2. Dosis dan lama pemberian obat 3. Cara pemberian obat 4. Kegagalan terapi obat 5. Efek samping obat 6. Interaksi obat 1. MESO dan ROTD 2. Pemilihan obat (terhadap kegagalan kepatuhan konsumsi obat serta monitoring toksisitas dan efek samping obat) 1. Rekomendasi pemilihan obat 2. Pemantauan terapi obat 3. Monitoring efek samping obat 4. Memberikan rekomendasi alternatif terapi jika ada interaksi obat 1. Informasi obat 2. Konseling obat dalam meningkatkan kepatuhan pasien meminum/menggunakan obat
7. Penelaah Kritis
Apoteker Klinik
8. Indikator
1. Tidak terjadi intoksikasi obat
2. ROTD segera dikenali/ diatasi
9. Kepustakaan
1.
2. 3.
4.
Widyati, Dr. M. Clin. Pharm, Apt Praktek
Farmasi Klinik Fokus Pada Pharmaceutical Care, Brilian Internasional. 2014 Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi No. 58. Kemenkes RI. 2015 Pusponegoro dkk Neurologi IDAI, Konsesus Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI Kemenkes, Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Pasien Pediatri.
5.
6.
Kemenkes RI. 2011
American Society of Hospital Pharmacist. ASHP Guidelines on a Standardized Method for Pharmaceutical Care. 1996 WHO. Background document : The diagnosis, treatment and prevention of typhoid fever. 2007