You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Audit terhadap sektor publik menjadi fokus perhatian karena dinilai instansi
pemerintah tidak terbuka terhadap masyarakat mengenai kondisi keuangan sebenarnya
dan instansi sektor publik rawan akan penyalahgunaan dana sehingga dibutuhkan aturan
yang ketat dan audit yang independen terhadap pemeriksaan laporan keuangan instansi
pemerintahan.
Audit terhadap sektor publik sangat penting dilakukan hal ini merupakan bentuk
tanggung jawab sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) untuk
mempertanggungjawabkan dana yang telah digunakan oleh instansi sehingga dapat
diketahui pemanfaatan dana tersebut dilaksanakan sesuai prosedur dan standar atau tidak.
Di tengah berbagai kritik bahwa keberadaan sektor publik tak efisien dan jauh tertinggal
dgn kemajuan dan perkembangan yg terjadi di sektor swasta lembaga sektor publik
masih memiliki kesempatan yg luas utk memperbaiki kinerja dan memanfaatkan
sumberdaya secara ekonomis efisien dan efektif. Istilah akuntabilitas publik value for
money reformasi sektor publik privatisasi good publik governance telah begitu cepat
masuk kedalam kamus sektor publik (Mardiasmo 2004:17). Bahkan istilah pemeriksaan
khusus terhadap kasus-kasus yg diperkirakan mengandung unsur penyimpangan yg
merugikan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Badan Usaha Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah sudah dikenal luas di lingkungan pemerintahan dan BUMN/BUMD
(Karni 2000:117).
Pemerintah (Pusat dan Daerah) saat ini sedang melakukan perubahan tata
pembukuan dari sistem pembukuan menjadi sistem akuntansi dalam menyusun laporan
keuangannya. Peraturan Pemerintah No. 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah merupakan pijakan awal kewajiban Pemerintah
Daerah menerapkan akuntansi yang menghasilkan laporan pertanggungjawaban berupa
Laporan perhitungan APBD, Laporan Aliran Kas, dan Neraca Daerah. Unsur laporan
tersebut berbeda dari laporan pertanggungjawaban yang lama, terutama adanya Laporan
Aliran Kas dan Neraca Daerah. Neraca Daerah merupakan laporan yang menggambarkan
posisi keuangan pemerintah mengenai aktiva, hutang dan ekuitas dana pada suatu tanggal
tertentu.
Perubahan tata usaha keuangan daerah tersebut tentunya tidak dapat dipisahkan
dengan penyiapan proses auditing (pemeriksaan). Audit atas tata usaha keuangan Pemda
(audit sektor publik) juga harus mengalami perubahan dimana tujuannya adalah
menunjukkan, dengan dasar yang cukup dan tepat dari bukti-bukti audit, apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar posisi keuangan Pemerintah Daerah, hasil operasi, dan
perubahan ekuitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

1 | Audit Sektor
Publik

1.2 Tujuan Penulisan

Mengetahui teori audit sektor publik


Mengetahui sistem audit keuangan sektor publik
Mengetahui siklus audit keuangan sektor publik
Menguasai tehnik keuangan sektor publik

1.3 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana teori audit sektor publik?


Bagaimana sistem audit keuangan sektor publik ?
Bagaimana siklus audit keuangan sektor publik ?
Seperti apa teknik audit keuangan sektor publik ?
Bagaimana contoh praktek audit sektor publik di organisasi sektor publik?

2 | Audit Sektor
Publik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Audit Sektor Publik


2.1.1

Pengertian audit Sektor Publik


Auditing merupakan suatu investigasi independen terhadap beberapa aktiva
khusus. Mekanisme audit merupakan suatu mekanisme yang dapat menggerakan
makna akuntabilitas dalam pengolaan sektor pemerintahan badan usaha milik
negara (BUMN) atau instansi yang pengelola aset negara, serta organisasi sektor
publik lainnya seperti yayasan, LSM, dan Partai politik.
Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian adalah sebagai berikut:
Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi masyarakat
atas organisasi publik dan politikus yang sudah mereka danai.
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit
keuangan negara. Audit keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.
Undang-undang ini merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu
Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de
Algemene Rekenkamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas
pengelolaan keuangan oleh pemerintah.
Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip
akuntansi berterima umum, peraturan perundang-undangan dan pengendalian
intern serta kegiatan operasi entitas sektor publik dilaksanakan secara efisien,
ekonomis, dan efektif. Dalam kekerbatasan yang ada, audit tetap perlu dilakukan
agar tercipta akuntabilitas publik yang lebih transparan dan akuntabel.

2.1.2

Regulasi dalam audit sektor publik


Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi sektor
publik, keuangan organisasi harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang undang, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta kepatutan.
Keuangan negara wajib dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta kepatuhan.

3 | Audit Sektor
Publik

2.1.3

Audit sektor publik dan Audit Sektor Bisnis


Audit sektor publik dan audit sektor bisnis berbeda atau sektor swasta.
Audit sektor publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat
niralaba seperti Pemda, BUMN, BUMD, instan lain yang berkaitan dengan
pengelolaan aset kekayaan negara, dan organisasi sektor publik lainnya seperti
yayasan, LSM, serta partai politik.
Sedangkan audit sektor bisnis dilakukan pada perusahaan milik swasta yang
berorientasi laba. Audit sektor publik dan sektor bisnis sama-sama terdiri dari
audit keuangan, audit kinerja, dan audit untuk tujuan tertentu.
1) Persamaan sektor publik dengan sektor swasta

Memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi.

Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima


umum; Objectivity, Cosistency, Materiality, Full Disclosure.

Merupakan bagian integral sistem ekonomi di suatu negara.

Menghadapi masalah kelangkaan sumber daya (scarcity of


resources).

Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan;


membutuhkan informasi yang handal dan releven untuk
melaksanakan fungsi manajemen.

Terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum.

2) Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta

Segi kegiatan dan tujuan.

Dalam Akuntansi Pemerintahan terdapat perkiraan anggaran


(budgetary accounting) yang tidak ada dalam akuntansi komersial.

Akuntansi pemerintahan menggunakan akuntansi dana. Dalam


akuntansi komersial, semua aset, kewajiban dan ekuitas merupakan
bagian dari satu dana.

Dalam akuntansi pemerintahan, pengeluaran modal dilaporkan


dalam laporan operasional maupun neraca yang dalam akuntansi
komersial tidak dilaporkan dalam laporan operasional.

Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh peraturanperaturan pemerintah sehingga bersifat lebih kaku (kurang fleksibel)
dibandingkan dengan akuntansi komersial.
4 | Audit Sektor
Publik

5 | Audit Sektor
Publik

3) Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi sektor publik dengan sektor swasta
Tabel 2.1
Perbedaan Audit sektor publik dan audit sektor swasta

Perbedaan

Sektor publik

Sektor swasta

Tujuan organisasi

Nonprofit motive

Profit motive

Sumber pendanaan

Pajak, retribusi, utang, obligasi Pembiayaan internal: modal sendiri,


pemerintah,
laba
BUMN/ laba ditahan, penjualan aktiva,
BUMD, penjualan aset negara, Pembiayaan eksternal: utang bank,
dsb
obligasi, penerbitan saham

Pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban
kepada Pertanggung
jawaban
kepada
masyarakat
(publik)
dan pemegang saham dan kreditor
parlemen (DPR/DPRD)

Struktur organisasi

Birokratis, kaku, dan hierarkis Fleksibel, datar,


fungsional, dsb

piramid,

lintas

Karakteristik anggaran Terbuka untuk publik

Tertutup untuk publik

Sistem akuntansi

Cash accounting

Accrual accounting

Laporan keuangan

Neraca, aliran kas dan laporan Neraca, aliran kas, laporan rugi laba
realisasi anggaran, catatan atas dan laporan perubahan modal
laporan keuangan

Standar akuntansi

Pernyataan standar akuntansi Pernyataan standar akuntansi keuangan


pemerintah

Auditor

Auditor sektor publik

Standar audit

Standar pemeriksaan akuntansi Standar pemeriksaan akuntan publik

Kantor akuntan publik

6 | Audit Sektor
Publik

sektor publik

2.1.4

Jenis-jenis Audit Sektor Publik


Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit
keuangan negara, yaitu:
a) Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan
untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance),
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia.
b) Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakantindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja
entitas atau fungsi yang diaudit. Perbandingan antara audit kinerja dengan
audit keuangan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2
Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja
Audit Keuangan

Audit Kinerja

Objek audit: laporan keuangan

Objek audit: organisasi, program, aktivitas/


kegiatan, atau fungsi
Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas dalam penggunaan sumber daya
untuk mencapai tujuan
Lebih bersifat kualitatif
Sangat analitis
Membutuhkan indikator, standar, dan target
kinerja untuk mengukur kinerja
Biasanya mempertimbangkan analisis biayamanfaat (cost-benefit analysis)
Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu

Menguji kewajaran laporan keuangan dari


salah saji yang material dan kesesuaiannya
dengan prinsip akuntansi yang diterima umum
Lebih bersifat kuantitatif keuangan
Tidak terlalu analitis
Tidak menggunakan indikator kinerja, standar,
dan target kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan analisis
biaya manfaat
Waktu pelaksanaan audit tertentu (biasanya
pada akhir periode akuntansi)
Audit dilakukan untuk peristiwa keuangan Mempertimbangkan kinerja masa
masa lalu (post event)
sekarang, dan yang akan datang
7 | Audit Sektor
Publik

lalu,

Tidak
dimaksudkan
untuk
membantu Dimaksudkan untuk memperbaiki alokasi
melakukan alokasi sumber daya secara optimal sumber daya secara optimal dan memperbaiki
kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit dan follow- Terdapat rekomendasi audit dan follow-up
up audit
audit
c) Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit
keuangan dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan
atas hal yang diaudit. Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat
eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati
(agrees-upon procedures). Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit
atas hal-hal lain di bidang keuangan, audit investigatif, dan audit atas
sistem pengendalian internal.

2.1.5

Audit keuangan sektor publik


Secara spesifikasi pendefinisian audit atas laporan keuangan dapat
ditemukan sbb:
Tujuan penguji atas laporan keuangan oleh auditor adalah

Ekspresi suatu opini secara jujur tentang posisi keuagan.

Hasil operasi.

Arus kas yang disesuaikan dengan prinsip akuntansi.

Laporan auditor merupakan media mengepresikan opini auditor atau


dalam kindisi tertentu dalam mrnyangkal opini.
Perbandingan antara definis audit laporan keuangan tersebut dengan
definis audit secara umum dapat mengungkapkan aspek esensial audit
keuagan sbb:
1)
2)
3)
4)

Proses sistematik secara objektif.


Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi.
Derajat atau tingkat hubungan.
Hasil audit atas laporan keuangan dikomunikasikan dalam suatu
pelaporan audit.
Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan meliputi sbb:

1)
2)
3)
4)

Segmen laporan keuangan


Pengendalian internal
Pengendalian atau pengawasan internal
Ketaatan terhadap peraturan UU yang berlaku
8 | Audit Sektor
Publik

2.4 Sistem Audit Keuangan Sektor Publik


a) Pemeriksaan Siklus Pendapatan
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya
salah saji yang material dalam proses Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain-lain yang sah.
Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai
berikut:
1. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa
perhitungan anggaran tahun lalu.
2. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian pendapatan daerah.
3. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa
perhitungan anggaran tahun perhitungan.
4. Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun
anggaran perhitungan.
5. Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, yang terdiri atas:
Kesalahan pembukuan (kekeliruan pencatatan).
Kesalahan pembebanan.
Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika).
b) Pemeriksaan Siklus Belanja
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masingmasing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus
belanja.
1) Siklus belanja organisasi sektor publik mencakup berbagai proses dan
keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik. Dua kelompok transaksi
utama dalam siklus ini adalah transaksi pembelian dan pengeluaran kas.
Kedua transaksi tersebut mempengaruhi berbagai akun berikut:

Kas,

Persediaan barang habis pakai,

Aktiva tetap,

Aktiva lain-lain,

Utang.
9 | Audit Sektor
Publik

2) Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi
sangatlah tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko
bawaan siklus belanja ini, yaitu:

Volume transaksi yang selalu tinggi,

Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otoritasi yang dapat terjadi,

Pembelian aset yang tidak perlu,

Masalah akuntansi yang berkembang.

3) Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya


salah saji. Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi kemungkinan
kesalahan pencatatan transaksi tersebut. Disamping itu, juga ada
kemungkinan bahwa organisasi sektor publik melakukan pembelian aset
yang tidak perlu.
4) Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisasi
sektor publik memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian
internal siklus belanja untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Seperti
siklus pendapatan, pengujian pengendalian umumnya tidak mengurangi
risiko pengendalian asersi hak dan kewajiban. Jadi, auditor dapat
menggunakan kombinasi strategi risiko pengendalian yang ditetapkan lebih
rendah dan pengujian subtantif.
5) Pengujian pengendalian tergantung pada pertimbangan biaya manfaat.
Auditor harus membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian
internal degnan penghematan yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian
substantif.
c) Pemeriksaan Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik
yang digunakan dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan audit aktiva tetap adalah
untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo aktiva tetap. Audit atas aktiva tetap sangat penting karena biasanya
aktiva tetap merupakan aset/kekayaan terbesar yang dimiliki oleh suatu organisasi
sektor publik.

d) Pemeriksaan Jasa Personalia


Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan
pegawai, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama di
hampir semua entitas.
e) Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)
10 | Audit Sektor
Publik

Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang
suatu organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu
periode akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor publik
umumnya rendah karena jarangnya transaksi yang terjadi.
f) Pemeriksaan Siklus Saldo Kas
Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan
siklus jasa personalia. Tujian audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang
masing-masing asersi yang signifikan, ynag berkaitan dengan transaksi dan saldo kas.
Tujuan audi ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:
Asersi keberadaan dan keterjadian
Asersi kelengkapan
Asersi hak dan kewajiban
Asersi penilaian dan pengalokasian
Asersi pelaporan dan pengungkapan

2.3 Siklus Audit Keuangan Sektor Publik


Terdapat 17 siklus dalam audit keuangan sektor publik :
1. Perencanaan audit keuangan
Standar pertama dari GAAS (General Accepted Auditing Standard) di
Indonesia SPAP untuk audit lapangan adalah perencanaan yang memadai. Berikut
adalah tiga alasan utama mengapa seorang auditor harus mempersiapkan rencana
kontrak kerja yang tepat sehingga (1) auditor dapat memperoleh cukup bukti
kompeten untuk kondisi yang ada, (2) membantu menjaga agar biaya audit yang
dikeluarkan tetap wajar, (3) serta menghindari kesalah pahaman dengan klien.
Perencanaan audit awal melibatkan empat hal, yang semuanya harus dilakukan
terlebih dahulu dalam audit. Keempatnya adalah sebagai berikut: (1) Auditor harus
memutuskan apakah akan menerima seorang klien baru atau melanjutkan pelayanan
untuk klien yang telah ada sekarang, (2) Auditor harus mengidentifikasi mengapa
klien menginginkan atau membutuhkan audit, informasi ini akan mempengaruhi
bagian lain dari proses perencanaan, (3) Auditor memperoleh pemahaman klien
tentang cara-cara penugasan untuk menghindari kesalahpahaman. (4) Dipilihnya staf
untuk penugasan, termasuk bila dibutuhkannya spesialis audit.
Merancang pendekatan audit
1) Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal,
11 | Audit Sektor
Publik

2) Memahami bisnis dan industri klien,


3) Menilai resiko bisnis klien,
4) Menetapkan meterialitas, dan menilai resiko akseptabilitas audit serta resiko
inhern,
5) Memahami pengendalian intern, dan menilai resiko pengendalian,
6) Menyusun seluruh rencana serta program audit.
Tahap selanjutnya dalam suatu laporan keuangan adalah melaksanakan
pengujian audit. Tahap ini sering disebut juga sebagai pelaksanaan pekerjaan
lapangan. Tahap terakhir dari suatu audit adalah laporan temuan. Pada tahap ini
harus dilaksanakan standar umum dan standar pelaporan dari standar auditing.
Tahap perencanaan audit menurut Indra bastian (2010):
1) Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik.
Hal ini sangat penting karena saat ini audit sektor publik tidak lagi berfokus
pada laporan realisasi anggaran saja tetapi juga laporan keuangan lainnya.
2) Penentuan tujuan dan lingkup audit
Dalam menentukan tujuan dan ruang lingkup, auditor harus memastikan
bahwa tujuan dan ruang lingkup audit yang ditetapkan telah sesuai dengan
mandat serta wewenang lembaga audit dan pengawas yang bersangkutan.
3) Penilaian resiko
Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian yang mengandung
resiko kesalahan, sehingga penilaian risiko pengendalian (control risk), risiko
bawaan (inherent risk), dan risiko deteksi (detection risk) harus dilakukan.
4) Penyusunan rencana audit
Suatu rencana audit harus disusun berdasarkan tahapan kegiatan perencanaan
audit.
2. Penetapan regulasi audit keuangan
Bagian ini penting dalam proses audit karena dibutuhkan aturan untuk
memberikan arahan yang jelas, dan sebagai kontrol agar pelaksanaan audit laporan
keuangan bisa memberikan opini yang tepat.
3. Penyusunan perencanaan audit tahuann oleh lembaga auditor
Setelah ditetapkan aturan dan regulasi langkah selanjutnya adalah menyusun
perencanaan. Perencanaan audit yang matang akan sangat menentukan kesuksesan
audit.
4. Temu rencanaan audit tahunan
Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan,
kemudian mereka bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik
untuk membicarakan perencanaan audit yang sudah disusun.
5. Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan

12 | Audit Sektor
Publik

Regulasi yang ditetapkan dalam tahap ini menyangkut tim atau personel yang
akan melakukan audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi dalam
menjalankan proses audit.
6. Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit
Kemudian regulasi yang telah diterbitkan tersebut akan diterima oleh lembaga
pemeriksa sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor
publik.
7. Survei awal karakter industri/organisasi yang akan diaudit
Tahapan selanjutnya dalam siklus audit audit sektor publik ini adalah survei
awal terhadap karakter industri/organisai yang akan diaudit.
8. Pembuatan program audit
Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit
yang akan dilakukannya. Langkah-langkah ini tertuang dalam program audit.
Suatu program audit akan berisi:

Tujuan audit untuk setiap area

Prosedur audit yang akan dilakukan

Sumber bukti audit

Deskripsi mengenai kesalahan (error).

9. Penerbitan surat tugas audit


Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada
lembaga pemeriksa untuk melaksanakan audit.
10. Pelaksanaan audit keuangan
Dalam melaksanakan audit keuangan, auditor melakukan hal-hal berikut:
1) Menilai Pengendalian Internal
Suatu proses yang dijalankan oleh eksekutif didesain untuk memberikan
keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut:
a) Keandalan atau reliabilitas laporan kkeuangan.
b) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
c) Efektivitas dan efisiensi operasi.

13 | Audit Sektor
Publik

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem yang dirancang oleh organisasi sektor publik
untuk menjaga aset yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan
penyalahgunaan. Hal inilah yang disebut sebagai pengendalian internal.
Jenis-jenis pengendalian internal:
1.1 Organisasi
Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan
untuk semua aspek operasi dan pengendaliannya, harus disebutkan secara
rinci dan jelas.
1.2 Pemisahan tugas
Salah satu fungsi utama pengendalian adalah pemisahan tugas dan
tanggung jawab. Apabila kedua hal tersebut digabungkan, maka seseorang
dapat saja mencatat dan memproses sebuah transaksi secara lengkap.
1.3 Fisik
Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur dan
keamanan yang memadai harus dirancang untuk memberi keyakinan bahwa
akses langsung maupun tidak langsung melalui dokumentasi aset terbatas
pada personel yang berwenang.
1.4 Persetujuan dan Otorisasi
Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui oleh orang yang tepat.
Batas wewenang juga harus dijelaskan.
1.5 Akuntansi
Pengecekan atas keakuratan catatan, penghitungan jumlah total,
rekonsiliasi, pemakaian nomor rekening, , jurnal, dan akuntansi untuk
dokumen.
1.6 Personalia
Keberadaan prosedur akan menjamin penempatan personel yang sesuai
dengan kemampuan dan tanggung jawabnya.
1.7 Supervisi
Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi oleh
atasan yang bertanggung jawab terhadap transaksi dan pencatatannya
sehari-hari.
1.8 Manajemen
Ini adalah pengendalian yang dilakukan oleh manajemen diluar tugas
rutinnya, yang meliputi pengendalian secara keseluruhan oleh fungsi
pengendalian internal dan prosedur review khusus lainnya.
2) Melakukan Prosedur Analtis
Prosedur analisis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang
dilakukan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan
dan data nonkeuangan.
Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan
meningkatkan pemahamannya tentang operasi organisasi yang diaudit. Prosedur
14 | Audit Sektor
Publik

analitis juga membantu auditor dalam mengidentifikasi hubungan yang tidak


sewajarnya dan fluktuasi data yang tidak diharapkan.
Ada enam langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur
analitis, yaitu:
a) Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat
b) Mengembangkan ekspektasi
c) Melakukan perhitungan dan perbandingan
d) Menganalisi data
e) Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang
signifikan
f) Menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap
perencanaan audit.
11. Pembuatan daftar temuan
Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan
temuan-temuan terkait dengan keuangan klien. Temuan-temuan tersebut kemudian
didaftar sebagai bukti dalam penyampaian pendapat nantinya.
12. Pembicaraan awal tentang daftar temuan
Berdasarkan temuan-temuan di lapangan , kemudian auditor melakukan
pembicaraan dengan pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan-temuan
tersebut. Dalam tahapan ini, auditor akan melakukan cross-check atas hasil
temuannya dengan fakta yang terjadi di lapangan.
13. Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan
Setelah hasil temuan hasil auditor di bicarakan atau melakukan cross-check
dengan pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft laporan
hasil pemeriksaan.
14. Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit
Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah di susun di dalam draft
laporan hasil pemeriksaan sudah selesai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
15. Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan
Setelah melakukan pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dan di
pastikan kellengkapan serta kesepakatan mengenai draft tersebut sudah tercapai,
kemudian akan di lakukan penyelesaian atau finalisasi draft tersebut menjadi laporan
hasil pemeriksaan akhir.
16. Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan

15 | Audit Sektor
Publik

Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak


lanjut atau dengan kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi
sektor publik.

17. Penerbitan laporan hasil pemeriksaan


Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil
pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi
yang telah di audit tersebut.

2.4 Teknik Audit Keuangan Sektor Publik


1) Prosedur analitis (Analitycal Procedures)
Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan diantra
data. Prosedur ini meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana,
analisis vertikal, atau laporan persentase, perbandingan jumlah yang sederhana
dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model matematis dan
statistik, seperti analisis regresi.
Contoh prosedur analitis adalah membandingkan item belanja menurut
anggaran dan item realisasi belanja. Hasil perbandingan itu akan menunjukan ada
tidaknya penyimpangan jumlah realisasi belanja dari jumlah yang dianggarkan
sebelumnya.
2) Inspeksi (Inspecting)
Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan
serta pemeriksaan sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas
dalam auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan
mengevalusai bukti, baik bottom-up mapun top-down. Dengan melakukan
inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan ketepatan persyaratan dalam
faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom up atas akuntansi
transaksi tersebut. Pada saat yang sama, auditor seringkali mempertimbagkan
implikasi bukti dalam konteks pemahaman faktor-faktor ekonomi dan persaingan
entitas.
Contoh kegiatan inspeksi adalah pemeriksaan terhdap bukti-bukti
transaksi seperti rekening bank, kwitansi atau tanda terima lainnya untuk
mengevaluasi apakah transaksi yang dilakukan telah sesuai atau menyimpang dari
rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.
3) Konfirmasi (Confirming)

16 | Audit Sektor
Publik

Kegiatan konfirmasi adalah bentuk kegiatan keterangan yang


memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsug dari sumber
independen di luar organisasi sektor publik yang di audit. Dalam kasus yang
lazim, klien (organisasi yang di audit) mengajukan permintaan kepada pihak luar
secara tertulis, namun auditor yang mengirimkan permintaan keterangan tersebut.

Contoh kegiatan konfirmasi adalah meminta keterangan kepada bendahara


pengeluaran terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran
yang telah dilakukannya. Kegiatan ini akan mengajukan apakah bukti transaksi
tersebut fiktif atau benar adanya. Selain keteranagn-keterangan lainya terkait
bukti tersebut.
4) Permintaan keterangan (Inquiring)
Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan maupun tertulis
oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditunjukan kepada
manajemen atau karyawan organisasi sektor publik, yang umumnya berupa
pernyataan-pernyataan yang timbul setelah dilaksanakannya prosedur analitis.
Auditor juga dapat secara langsung meminta keterangan kepada pihak external.
Contoh kegiatan permintaan keterangan adalah auditor meminta keteragan
bendahara pengeluaran atas ketidaksesuaian jumlah pengeluaran (berdasarkan
bukti transaksi yang ada) dengan jumlah anggaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5) Perhitungan (Counting)
Dua aplikasi yang paling umum adalah perhitungan (counting) adalah (1)
perhitungan fisik sumber daya berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang
ada dan (2) akuntansi seluruh dokumen, dengan nomor urut yang telah dicetak
(prenumbered). Hal pertama menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik
tentang jumlah yang ada. sementara yang ke dua dapat dipandang sebagai
penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal organisasi melalui
bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi.
Contoh kegiatan perhitungan adalah auditor menghitung asset yang telah
dibeli bagian pengadaan berdasarkan bukti transaksi yang ada.
6) Penelusuran (Tracing)
Dalam penelusuran seringkali disebut penelusuran ulang, auditor (1)
memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2)
menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat
dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian
prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga
menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi.

17 | Audit Sektor
Publik

Contoh kegiatan penelusuran adalah auditor membandingkan antara angka yang


tertera dalam kwitansi transaksi yang telah dilakukan dan jumlah angka yang
tertera dalam jurnal. Hal ini menunjukan apakah ada kesesuaian penyajian, yaitu
penyajian yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.

7) Pemeriksaan bukti pendukung (Vouching)


Pemeriksaan bukti pendukung meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam
catatan akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan
sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian
pencatatan akuntansi. Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan
dengan yang digunakan dalam penelusuran. Prosedur pemeriksaan bukti
pendukung digunakan secara luas untuk mendeteksi salah saji berupa penyajian
yang lebih tinggi dari yang sebenarnya dalam pencatatan akuntansi.
Contoh kegiatan pemeriksaan bukti pendukung adalah auditor memilih ayat
jurnal Pembelian ATK dijurnal, kemudian membandingkanya dengan kwitansi
pembelian ATK tersebut atau tanda pembelianya.
8) Pengamatan (observing)
Pengamatan berkaitan dengan memerhatikan dan menyaksikan pelaksanaan
beberapa kegiatan atau proses. Kegiatannya berupa pemrosesan rutin atau jenis
transaksi tertentu, seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja
sedang melaksanakan tugas yang telah diberikan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur organisasi sektor publik. Pengamatan sangat terutama untuk memperoleh
pemahaman atas pengendalian internal.
Contoh kegiatan pengamatan adalah auditor mengamati kegiatan bendahara
gaji dalam menjurnal ketika mengeluarkan gaji kepada para pegawai.
9) Pelaksanaan ulang (Reforming)
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang
perhitungan dan rekonsiliasi ynag dilakukan oleh organissasi sektor publik yang di
audit. Contohnya adalah menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, dan
lain-lain. Auditor juga dapat melakukan ulang beberapa aspek pemrosesan
transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal sudah sesuai dengan
pengendaliaan internal yang sudah dirumuskan.
Contoh kegiatan pelaksaaan ulang adalah auditor menghitung ulang
penyusutan kendaraan milik organisasi berdasarkan umur ekonomis yang
sebenarnya, kemudian dibandingkan dengan pencatatan beban peyusutan
kendaraan yang telah dilakukan.
10) Teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques)
18 | Audit Sektor
Publik

Apabila catatan akuntansi organisasi sektor publik dilaksanakan melalui


media elektronik, maka auditor dapat menggunakan teknik ini untuk membantu
melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.
Contoh kegiatan audit berbantukan komputer adalah auditor dengan
bantuan komputer memeriksa angka-angka dalam file jurnal bendahara dan
membandingkanya dengan kwitansi pendapatan, dan bukti bukti transaksi lainya.
11) Pengujian pengendalian
Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu:
a) Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan keefektifan desain
kebijakan atau posedur dan apakah benarbenar digunakan dalam kegiatan
organisasi
b) Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan keefektifan kebijakan dan
prosedur serta bagaiman pengaplikasiannya, konsistensinya dengan aplikasi
terdahulu dan oleh siapa aplikasi itu dilaksanakan selama satu periode.
Contoh kegiatan pengujian pengendalian adalah auditor membandingkan
dokumen SOP atau petunjuk teknis pegawai, dan mengamati pelaksaannya
dilapangan. Pengendalian akan dianggap baik jika SOP atau petunjuk teknis
mampu memberikan pedoman bagi pelaksanaan tugas-tugas pegawai, pegawai
mudah memahaminya dan mengaplikasikannya pada setiap pekerjaanya secara
konsisten.
12) Pengujian substansif
Dua kateegori umum pengujian substansif adalah:
a) Prosedur analitis, yang merupakan prosedur dalam penyediaan buktibukti
tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca, atau
sebaliknya tentang kesalahan atau ketidak beresan yang terjadi;
b) Pengujian terinci atas transaksi atau neraca merupakan pengujian untuk
menyediakan bukti-bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi
dan neraca atau sebaliknya atas kesalah dan ketidak beresan yang terjadi.
Contoh kegiatan pengujian substantive adalah auditor memeriksa secara
rinci angka dan jumlah transaksi yang telah terjadi,dimulaidari memeriksa seluruh
bukti tranaksi,catatan dalam jurnal, posting dalam buku besar, hingga laporan yang
telah jadi dengan demikian dapat ditemukan apakah ada kesalah atau ketidak
beresan.

2.5 Contoh Praktek Audit Sektor Publik Di Organisasi Sektor Publik


1) Pemerintah Pusat
19 | Audit Sektor
Publik

Audit atas pemerintah pusat ditujukan pada perolehan bukti audit yang cukup
dan tepat.
Sebagai contoh, akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan
pemerintah pusat maupun daerah sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan
penting dari reformasi akuntansi dan administrasi sektor publik. Untuk dapat
memastikan bahwa pengelolaan keuangan pemerintah yang telah dilakukan aparatur
pemerintah , maka fungsi akuntabilitas dan audit atas pelaporann keuangan sektor
publik harus berjalan dengan baik. Seiring dengan tuntutan masyarakat agar
organisasi sektor publik meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas
publik dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit yang tidak hanya terbatas
pada keuangan dan kepatuhan saja, tetapi perlu diperluas dengan melakukan audit
terhadap kinerja sektor publik.
2) Pemerintah Daerah
Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah dapat dibagi
menjadi audit keuangan dan audit kinerja. Audit dapat mempunyai gabungan tujuan
audit keuangan dan audit kinerja, atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas
pada beberapa aspek dari masing-masing jenis audit tersebut.
Sebagai contoh, pelaksanaan audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau
atas bantuan Pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit
semacam itu sering kali mencakup baik tujuan audit keuangan maupun tujuan audit
kerja.
Pemeriksaan atas pos pendapatan asli daerah mencakup:
Melakukan pengujian terhadap nilai realisasi pos
Melakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan
Melakukan konfirmasi kepada instansi yang terkait dengan pemungutan pajak
Mengetahui adanya kesalahan atau tidak atas penyetoran pendapatan
Melakukan koreksi
Melakukan pengujian.

3) LSM
Di Indonesia ada dua jenis LSM. Pertama, LSM yang melakukan fungsi
kontrol masyarakat. Kedua, LSM yang melaksanakan program entitas.
Menjamurnya LSM terutama dipicu oleh persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh
lembaga-lembaga keuangan internasional.
Sebagai contoh, bank dunia yang mensyaratkan perlunya entitas bekerja sama
dengan LSM dalam proyek yang akan dikucurkan dananya.

Dalam organisasi LSM dilakukan dua jenis audit :


Audit kinerja keuangan
Audit kinerja nonkeuangan

4) Yayasan
20 | Audit Sektor
Publik

Contohnya pelaksanaa audit atas kontrak pemborongan pekerjaan atau atas


bantuan pemerintah kepada yayasan atau badan hukum lainnya. Tujuan audit
semacam ini sering kali mencakup baik tujuan keuangan maupun tujuan audit
kinerja. Audit semacam ini umunya disebut audit kontrak.
5) Partai Politik
Sama seperti organisasi-organisasi sektor publik lainnya, audit dalam
organisasi partai politik juga dibedakan menjadi dua, yaitu audit kinerja keuangan
dan audit kinerja nonkeuangan.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Selama ini sektor publik/pemerintah tidak luput dari tudingan sebagai sarang
korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara, padahal sektor
publik merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber
legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya
pemerintahan yang bersih.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for
money dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit terhadap organisasi sektor
publik tersebut. Akan tetapi, audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit
keuangan dan kepatuhan saja, namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap
kinerja organisasi sektor publik tersebut.
Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadiankejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit
kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi
dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan
terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara
kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan tersebut.
Kemampuan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) dari sektor publik
pemerintah sangat tergantung pada kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitas audit yang
baik, maka akan timbul permasalahan, seperti munculnya kecurangan, korupsi, kolusi
dan berbagai ketidakberesan di pemerintahan. Kualitas audit sektor publik dipengaruhi
oleh kapabilitas teknikal auditor serta independensi auditor baik secara pribadi maupun
kelembagaan. Untuk meningkatkan sikap independensi auditor sektor publik, maka
kedudukan auditor sektor publik harus terbebas dari pengaruh dan campur tangan serta
terpisah dari pemerintah, baik secara pribadi maupun kelembagaan.
21 | Audit Sektor
Publik

3.2 Saran
Kealihan audit di seKtor publiK ditentukan dari kualitas SDMnya, bagaimana
memprosesnya dan bagaimana mempertanggungjawabkannya. Audit adalah final yang
dilakukan dari penyusunan laporan keuangan, baik buruknya auditlah yang
bertanggungjawab, maka dari itu perbaikan mental dan pendidikan perlu dilakukan
sedini mungkin untuk mengurangi ancaman seperti, kesalahan audit financial, KKN dan
lain-lain. Kemampuan mengaudit juga merupakan peranan penting yang harus dimiliki
perusahaan sebagai tombak menganalisis permasalahan yang ada dan pemecahan
masalah dalam upaya memperbaiki kinerja.

22 | Audit Sektor
Publik

You might also like