You are on page 1of 12

JURNAL BELAJAR

KEANEKARAGAMAN HEWAN (KH)


Dosen Pengampu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati M.Pd.
Hari, tanggal

: Rabu, 19 Oktober 2016

Nama/ NIM

: Lelly Luckitasari/ 150341600339

Kelas

:A

Prodi

: S1 Pendidikan Biologi

Topik

: Filum Hemichordata

I.

Konsep Belajar

Anatomi

Morfologi

Hemichordata

Klasifikasi

Kelas Enteropneusta
Fisiologi
Kelas Pterobranchia
Habitat dan Peranan

Kelas Planctosphaeroidea

Kelas Graptolita
II.

Bukti Belajar
A. Filum Hemichordata

Hemichordata artinya hewan chordata yang chorda dorsalisnya tidak


sempurna, sesuai dengan namanya hemichordata berasal dari kata (hemi:
semu, chorda: penyokong tubuh dalam). Hemichordata adalah devisi yang
berbentuk cacing laut deuterostome binatang, umumnya dianggap sebagai
saudara dari grup echinodermata. Mereka kembali ke yang lebih rendah atau
tengah Cambrian dan penting termasuk kelas fosil disebut graptolites,
sebagian besar yang menjadi punah di Carboniferous.
B. Ciri Umum Filum Hemichordata
1) Tubuh bilateral simetris dan triploblastic
2) Jaringan saraf dorsal serta ventral
3) Sistem sirkulasi darah masih sangat sederhana
4)
Alat reproduksinya terpisah (gonokoris) dan

kadang-kadang

hermaprodit
5) Reproduksi seksual.
6) Bentuk tubuh menyerupai cacing laut, berukuran kecil, lunak dan halus
7) Tubuh terdiri atas 3 bagian yaitu: Proboscis, leher (Collar) dan badan
(Truncus) yang panjang
8) Mempunyai banyak celah insang berpasangan dikedua sisi
9) Notokord hanya ditemukan pada bagian anterior (bucal diverticulum)
C. Struktur Morfologi Filum Hemichordata
Hemichordata bertubuh lunak, silindris, dan bersilia memanjang,
serta dilindungi oleh mukosa. Panjang tubuh antara 2 cm hingga 2-5
m.Berwarna abu-abu, dan ada juga yang kemerahan.Hemichordata
memiliki bau khas. Tubuh simetris bilateralnya dibagi atas.
1) Proboscis
Proboscis terletak pada ujung anterior tubuh, ukurannya bervariasi
tergantung jenisnya.Proboscis berongga dan tersusun atas dinding otot
yang tebal.
2) Collar
Collar terletak disebelah posterior tangkai proboscis dan sebelah
anterior truncus. Tersusun oleh otot sirkuler dan longitudinal.
Permukaan kolarbiasanya disesuaikan dengan peninggian, tekanan dan
aktivitas darihewan tersebut ketika membenamkan diri dalam tanah.
Collarukurannya lebih pendek dari pada proboscis. Collar memiliki 2
rongga yang masing-masing dipisahkan oleh mesenteri dorsal dan
ventral.
3) Truncus

Truncus dibagi atas.


a. Daerah anterior
b. Daerah pertengahan
c. Daerah posterior
D. Struktur Anatomi Filum Hemichordata
Tubuh Hemichordata ditandai dengan

Organisasi

tripartit.

Anteroposterior sumbu dibagi menjadi tiga bagian: yang prosome


anterior, yang mesosome menengah, dan metasome posterior. Tubuh
cacing acorn adalah cacing berbentuk dan dibagi ke proboscis anterior,
leher menengah, dan badan posterior. Proboscis adalah tubuh berotot
dan bersilia, digunakan dalam penggerak dan dalam pengumpulan dan
transportasi partikel makanan. Mulut terletak antara proboscis dan leher.
Badan adalah bagian terpanjang dari hewan. Pada bagian ini terdapat
faring, yang berlubang dengan celah insang (atau celah faring),
kerongkongan, usus yang panjang, dan anus terminal, serta mengandung
gonad.
Prosome dari pterobranchia bergerak ke otot dan bersilia berbentuk
perisai yang digunakan dalam gerak dan mengeluarkan coenecium
tersebut.

Mesosome

meluas

ke

satu

pasangan

(dalam

genus

Rhabdopleura) atau beberapa pasang (dalam genus Cephalodiscus)


senjata tentakel digunakan dalam Feeding filter. Metasome atau batang
mengandung saluran pencernaan melingkar, gonad, dan meluas ke
kontraktil individu tangkai itu menghubungkan ke anggota lain dari
koloni. Dalam genus Cephalodiscus, individu aseksual diproduksi
kontraktil tinggal melekat pada badan induk individu sampai
pengembangan.
E. Fisiologi Filum Echinodermata
1. Sistem Skeleton (Rangka)
Pada Balanoglossu, belum ada struktur yang bisa didefinisikan
sebagai endoskeleton tetapi terdapat 4 macam struktur yang mendukung
tubuhnya, yaitu divertikulum bukal, skeleton probosis, skeleton brankhial,
dan phygochord.
2. Sistem Muskulus/ Otot
Sitem otot masih sangat sederhana. Lapisan otot yang tipis terletak di
sebelah bawah jaringan ikat. Sebagian besar dinding tubuhnya tersusun atas:
lapisan epidermis yang terdiri atas sel epitelium bersilia, sel retikuler, sel

kelenjar, dan sel sensoris. Tidak memiliki dermis. Di sebelah dalam epidermis
dijumpai serabut-serabut syaraf, dan membran basalis. Lapisan oto
longitudinal diketemukan pada proboscis, kolar, dan trunkus, sedangkan otot
sirkuler hanya diketemukan pada proboscis dan kolar.
3. Sistem Pencernaan
Sistem percernaan pada beberapa spesies hemichordata memiliki
perabung transversal berpasangan, dorsal di belakang insang, yang
mengindikasikan seka pencernaan. Mulut membuka lebar di batas ventral
anterior leher, di belakang proboscis : berikutnya rongga bukal yang
berdilatasi dan kemudianfaring, dengan lubang berbentuk U di kedua sisi yang
menghubungkan dengan kantung insang. Usus yang lurus, dengan seka
kantung hati (hepatica dorsal), mengarah ke anus terminal.
4. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi mencakup pembuluh middorsal dimana darah tak
berwarna mengalir di bagian anterior (seperti pada annelida) dan sebuah
pembuluh midventral. Keduanya bergabung di jantung, dorsal ke notokord,
dan terdapat cabang-cabang lain di dekat celah insang. Kontraksi pembuluh
yang lebih besar kemungkinan meyebabkan darah bersirkulasi.
5. Sistem Respirasi
Rongga pada proboscis dan leher kemugkinan terisi dengan air melalui
poridorsal : ketika bagian ini menjadi membengkak, hewan tersebut menggali
pasir atau lumpur, di bantu oleh gerak otot batang tubuh : campuran air dan
pasir yang mengandung sampah organik memasuki mulut air masuk melalui
celah insang untuk respirasi.
6. Sistem Ekskresi
Sebuah glomerulus kecil yang tidak berpasangan, atau kelenjar
proboscis di duga menjadi organ ekskresi pada Hemichordata.
7. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sel serabut di dasar epidermis.Konsentrasinya
menyediakan korda saraf middorsal dan dan midventral, dengan
penghubung berbentuk cincin di antara keduanya di bagian leher. Korda yang

menebal, berongga pada beberapa spesies, terdapat di leher, dorsal terhadap


rongga mulut dan memiliki banyak serabut saraf di epidermis proboscis.
8. Sistem Reseptor
Pada Balanoglossus, organ reseptor belum berkembang. Sel-sel sensoris
banyak dijumpai pada lapisan epidermis yang dihubungkan oleh jaringan
saraf, dan jumlah ini nampak lebih banyak pada proboscis. Pada banyak
spesies, beberapa sel sensoris membentuk fotoreseptor untuk menerima
cahaya. Pada sisi ventral dari bagian dasar proboscis mengalami penonjolan
berbentuk U yang disebut organ silia pre-oral. Organ ini besilia, dan sel-selnya
bersatu membantu jaringan saraf, berfungsi untuk kemoreseptor.
9. Sistem Reproduksi
Cacing acorn memiliki jenis kelamin biologis yang terpisah, meskipun
setidaknya beberapa spesies juga mampu bereproduksi aseksual.Yang terdapat
banyak gonad, yang terletak dekat dengan faring dan melepaskan gamet
melalui pori kecil dekat celah insang. Cacing acorn betina meletakkan
sejumlah besar telur tertanam yang kemudian dibuahi oleh laki-laki eksternal
sebelum arus air menyebar dan membubarkan telur individu.
Kebanyakan spesies, telur menetas menjadi larva planktonik dengan
tubuh memanjang ditutupi silia. Pada beberapa spesies, ini berkembang secara
langsung menjadi dewasa, tetapi pada spesies lain ada tahap peralihan bebas
berenang disebut sebagai larva tornaria.Larva tornariasangat mirip dalam
penampilan dengan larva bipinnaria dari starfishes, dengan band-band yang
berbelit-belit silia menjalankan seluruh tubuh karena perkembangan embrio
dari blastula dalam telur juga sangat mirip dengan echinodermata, ini
menunjukkan hubungan dekat filogenetik antara kedua kelompok.
Alur mulai terbentuk beberapa hari atau minggu di sekitar bagian tengah
tubuh larva, dengan bagian anterior akhirnya ditakdirkan untuk menjadi
belalai, sedangkan sisanya membentuk leher dan badan. Larva akhirnya
menetap dan berubah menjadi dewasa kecil untuk mengambil gaya hidup
menggali.Pterobranchiabereproduksi dengan tunas dan secara seksual.
F. Klasifikasi Filum Hemichordata
1) Kelas Eteropneusta

Ciri khusus dari kelas Enteropneusta adalah :


Merupakan hewan soliter,menyerupai cacing

laut

yang

bisa

membenamkan diri dipasir, dan umumnya diketahui sebagaiacornatau

cacing berlidah
Tubuh dibedakan atas: Proboscis dipisahkan dari bagian badan oleh
cincin kolar yang tebal, leher (Collar) yang pendek, badan (Truncus)

yang memanjang.
Epidermis bersilia dan mengandung banyak kelenjar
Memiliki beberapa celah insang dan gonad
Saluran pencernaan makanan lurus dengan ujung terminal berupa anus
Jenis Kelamin terpisah
Contoh: Balanoglossus, (Saccoglossus = Dolichoglossus), dan
Ptychodera.

Gambar 2.1. Enteropneusta


(https://biologikelasb.blogspot.co.id/2013/01/makalah
-biosistematik-hewan-phylum.html)
2) Kelas Pterobranchia
Kelas Pterobranchia didirikan oleh Ray Lankester pada tahun 1877. Pada
waktu itu, ditemukan genus tunggal berupa Rhabdopleura. Rhabdopleura pada
awalnya dianggap sebagai polyzoon menyimpang, tetapi ketika laporan
Challenger pada Cephalodiscus diterbitkan di tahun 1887, menjadi jelas bahwa
Cephalodiscus sekarang termasuk genus kedua dalam urutan serta memiliki
afinitas ke arah Enteropneusta.

Pterobrancia merupakan cacing kecil yang hidup di dalam tabung yang


berada di dasar laut atau sering diperairan yang relatif dalam. Pterobranchia hidup
dengan cara berkelompok atau berkoloni. Panjang individu tidak lebih 12 mm.
Tubuh terdiri atas probosis yang berbentuk seperti tameng (perisai) dan tangantangan yang mengandung tentakel terdapat di bagian dorsal kelepak (Collar).
Tangan tentakel tersebut disebut tangan lophophore. Tentakel berfungsi untuk
menangkap makanan yang berupa organisme kecil dan disalurkan oleh cillia ke
mulut. Pterobranchia makanan dengan menyaring plankton dari air dengan
bantuan silia yang melekat pada tentakelnya. Ada sekitar 30 spesies hidup yang
dikenal dalam kelompok ini.
Cacing acorn, tubuh mereka dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebuah
belalai anterior, kerah, dan batang. Belalai yang lebar dan pipih di ujung, dan di
sebagian besar spesies mengandung kelenjar tabung yang mengeluarkan bahan
organik di mana pterobranchia akan menghabiskan kehidupan dewasanya. Kerah
ini dikenakan sejumlah senjata besar, masing-masing mencakup deretan tentakel
sepanjang satu sisi.Jumlah senjata bervariasi antara spesies, dengan apa-apa 1-9
pasang. Tentakel yang dibahas dalam silia membantu menyaring makanan dari air.
Reproduksi Pterobranchia dapat dilakukan secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual umumnya dengan menggunakan budding yang tumbuh
sebagai koloni dan memulai sebagai individu baru. Sedangkan reproduksi
seksualnya hampir sama dengan kelas Enteropneusta yaitu dengan fertilisasi luar
tubuh.
Ciri-ciri dari pterobranchia antara lain sebagai berikut.

Merupakan hewan yang hidupnya menetap, berbentuk soliter atau koloni dan

merupakan hewan air


Proboscis dilengkapi dengan tentakel bersilia, yang berfungsi menggerakkan

makanan melalui aliran air


Collar dilengkapi dua hingga lebih lengan-lengan bertentakel
Saluran pencernaan makanan berbentuk U dengan arus dorsal yang letaknya

dekat mulut
Gonad jumlahnya sedikit
Perkembangbiakan terjadi melalui pembentukan kuncup.

Gambar 2.2. Pterobranchia


(https://biologikelasb.blogspot.co.id/2013/01/makalah
-biosistematik-hewan-phylum.html)
3) Kelas Plantosphaeroidea
1. Hewan ini diketahui hanya memiliki stadia larva yang ransparan,
bersifat pelagic dan mirip dengan larva tornaria.
2. Permukaan tubuh larva dilengkapi oleh sabuk bersilia
3. Saluran pencernaan makanan berbentuk U
4. Hewan dewasanya belum diketahui
4) Kelas Graptolita

Gambar 2.4. Graptolita


(https://biologikelasb.blogspot.co.id/2013/01/makalah

-biosistematik-hewan-phylum.html)
Anggota dari kelas ini diketahui sebagai anggota hemichordata yang

sudah punah
Bukti-bukti utamanya hanya bisa diketahui dari struktur fosil yang

bentuknya seperti tabung/pembuluh


Setiap hewan berlindung dalam kelompoknya
Anggota dari kelas ini diketahui melimpah pada periode ordovisium

dan periode Silur


Contoh: Dendroogroptus
G. Habitat dan Peranan Filum Hemichordata

Penyebarannya luas, kebanyakan hidup di pantai di daerah panas atau


sedang sepanjang lautan Pasifik di Amerika Utara dan California; beberapa
ada yang hidup di laut yang dalam.
Peranan
1. Sebagai bahan penelitian
2. Penyeimbang ekosistem
III.

Relevansi
Berikut merupakan relevansi saya dalam mengikuti perkuliahan

No Sebelum
Sesudah
1
Saya belum mengetahui lebih lengkap Saya sudah

mengetahui

mengenai

mengenai struktur morfologi secara struktur morfologi secara lengkap dari


lengkap dari filum Hemichordata

filum Hemichordata

Saya belum jelas mengenai anatomi Saya sudah jelas mengenai anatomi dari

3.

dari filum Hemichordata


filum Hemichordata
Saya belum mengetahui klasifikasi Saya sudah mengetahui klasifikasi dari

4.

dari filum Hemichordata


filum Hemichordata
Saya belum mengetahui fisiologi dari Saya sudah mengetahui fisiologi dari

5.

filum Hemichordata
filum Hemichordata
Saya belum mengetahui habitat dan Saya sudah mengetahui habitat dan
peranan dari filum Hemichordata

VI.

peranan dari filum Hemichordata

Identifikasi Masalah

Semua masalah yang ditanyakan dalam diskusi kelas, beserta dengan


jawabannya.
1. Masalah:
Hemichordata itu filum atau subfilum?
Jawaban:
Hemichordata itu adalah filum karena Hemichordata sudah memiliki
coelom yang sesungguhnya
2. Masalah:
Apa perbedaan celah dan kantong?
Jawaban:
Celah itu letaknya di dalam kantong, sedangkan kantong terdiri dari
bebrapa celah

3. Masalah:
Apa nama bagian coelom tubuh Hemichordata?
Jawaban:
Protocol, mesosol, metasol
VII. Elemen yang menarik
1. Mengamati leaflet yang telah disediakan oleh dosen model.
2. Mengisi LKM yang telah diberi waktu oleh dosen model.
3. Mempresentasikan mindmape yang telah dibuat berdasarkan kreativitas
4.

setiap kelompok
Bergoyang PPAP dan sebagai instrukturnya anak laki-laki Offering A,
lucu dan seru serta membakar semangat

VIII. Refleksi Diri (Umum)


Mata kuliah Keanekaragaman Hewan kali ini membahas mengenai
filum Hemichordata. Filum Hemichordata memiliki ciri utama tubuhnya
menyerupai cacing laut dan halus. Sistem skeleton Hemichordata adalah
belum dapat didefinisikan. Sistem muskulus berupa otot sirkuler dan
longitudinal. Sistem pencernaan memiliki perabung transversal berpasangan,
dorsal di belakang insang, yang mengindikasikan seka pencernaan, sistem
sirkulasi merupakan system peredaran darah tertutup. System respirasi di
dalam faring melalui celah insang, sistem ekskresi menggunakan kelenjar
proboscis atau glomerulus. Sistem saraf Hemichordata sangat primitive
dengan system reseptor berupa fotoreseptor. System reproduksinya terpisah
dengan gonad yang banyak. Selain itu, juga dipelajari habitat Hemichordata
yang hidup di laut. Filum Hemichordata ini dibagi menjadi 4 kelas utama
yaitu; Enteropneusta, Pterobranchia, Planctosphaeroidea, dan Graptolita.

IX.

Refleksi Diri (khusus)

Pertemuan Hemichordata suasananya menyenangkan dan menarik.


Pertama masuk kelas, untuk membangkitkan semangat yaitu bergoyang PPAP
untuk anak laki-laki. Akan tetapi, semua harus mengikuti. Kemudian, oleh
Mbak Winda ditampilkan video tentang filum Hemichordata dan apa yang
kita pikirkan ditulis dalam LKM. Selanjutnya Mbak Winda memberi waktu
15 menit untuk mempercantik mindmape masing-masing kelompok. Setelah
itu, perwakilan kelompok mengambil kocokan untuk tampil di depan
mempresentasikan mindmapenya meliputi struktur morfologi, anatomi,
klasifikasi, fisiologi, dan habitat serta peranan. Setelah itu, Mbak Winda
memberi penguatan berdasarkan sejarah, Hemichordata itu adalah filum
bukan subfilum. Hal ini terjadi karena Hemichordata sudah memiliki coelom.
Sangat menyenangkan.
X. Referensi
Indriwati, Sri Endah, Sofia Ery Rahayu, Masjhudi, dan Ibrohim. 2016.
Keanekaragaman Hewan (Handout). Malang: UM FMIPA Jurusan
Biologi
Kastawi, Yusuf dkk.2005.Zoologi Avertebrata.Malang:UM Press

KRITERIA PENILAIAN JURNAL BELAJAR


MATAKULIAH KEANEKARAGAMAN HEWAN
SEMESTER GASAL 2016-2017

LELLY LUCKITASARI
150341600339/ S1 P. Bio/ Offr. A
No.

Jurnal Minggu ke-9

Elemen

Skor Penilaian
Maks DS T D

I. Identitas
1 Nama dicantumkan
2 Seluruh masukan dibubuhi tanggal
3 Konsep yang dipelajari dicantumkan

5
5
5

II. Sistematika
4 Jurnal terorganisasi dengan baik dan lengkap

10

III. Isi Jurnal


5 Mengeksplor beragam konsep yang dipelajari
6 Menyajikan hasil eksplorasi berupa informasi sebagai bukti
Belajar
7 Terdapat pernyataan yang menunjukkan relevansi dan keterkaitan terhadap konsep yang dipelajari
8 Mengidentifikasi permasalahan beserta pemecahannya
9 Mengidentifikasi elemen yang menarik beserta alasannya
10 Jurnal menunjukkan bahwa mahasiswa dapat melihat dirinya
sendiri sebagai pembelajar, menemukan dan menyelesaikan
masalah serta bekerja untuk meningkatkan kebiasaan
Belajarnya
Umum (terkait dengan hal-hal yg sifatnya umum)
Khusus (terkait dengan hal-hal yang sudah dibahas/
substansial)
Jumlah Skor Maksimal
Instrumen penilaian dikembangkan oleh Indriwati, S.E. (2003)
Keterangan:
DS
: penilaian diri sendiri
T
: penilaian teman
D
: penilaian dosen

10
10
10
15
15

5
10

100

You might also like