You are on page 1of 48

Bioteknologi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Rangkaian dari

Sains
Sains formal[tampilkan]
Sains fisik[tampilkan]
Sains kehidupan[tampilkan]
Ilmu sosial[tampilkan]
Ilmu terapan[tampilkan]
Antardisiplin[tampilkan]

Portal
Kategori

l
b

Kristal insulin.

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa.[1] Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.[1]
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.[2] Di bidang medis, penerapan bioteknologi
pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.[1] Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
[3]
Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.[4] Penelitian di
bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain
yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti
sediakala.[4] Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena
mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap
hama maupun tekanan lingkungan.[5] Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai
pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi
yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai
atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.[2]
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap
tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.[2]
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme
baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk
bioteknologi, antara lain[2]:

Jagung resisten hama serangga


Kapas resisten hama serangga

Pepaya resisten virus


Enzim pemacu produksi susu pada sapi
Padi mengandung vitamin A
Pisang mengandung vaksin hepatitis

KONSEP DASAR STERILISASI DAN DESINFEKSI.

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
sertaa hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah penulis
yang berjudul KONSEP DASAR STERILISASI DAN DESINFEKSI.
Shalawat dan salam tidak lupa penulis kirimkan kepada rasulullah Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju zaman terang benderang ini.
Makalah ini di maksudkan sebagai tuntutan belajar bagi mahasiswa di institusi
pendidikan kesehatan khususnya program studi D-3 Kebidanan. Semoga dengan adanya makalah
ini bisa memberi sedikit pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri, makalah ini
terselesaikan oleh karena bantuan banyak pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulismengucapkan terimakasih kepada:
1. DR. Ir. H. Budi Santoso, MS. Selaku Ketua STIKES Darul Azhar Batulicin.
2. Lidia Widia,S.ST,M.Kes selaku Ketua Prodi D-3 STIKES Darul Azhar Batulicin.
3. Dosen Pengampu Mata Kuliah dr. I Made Haryadi Thenaya .Yang telah memberikan bimbingan
sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik.
4. Teman-teman D-3 Kebidanan Angkatan ke VII yang membantu terselesaikannya penyusunan
makalah ini.
Tentunya penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kata
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari para
pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Simpang Empat. 2 April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

1.1
1.2
1.3
1.3.1
1.3.2
1.4

2.1

3.1
3.2

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

ii

BAB 1

PENDAHULUAN...........................................................................

LATAR BELAKANG......................................................................................
RUMUSAN MASALAH.................................................................................
TUJUAN..........................................................................................................2
Tujuan Umum...................................................................................................
Tujuan Khusus..................................................................................................
MANFAAT.......................................................................................................

1
2

BAB 2

PEMBAHASAN.............................................................................

TINJAUAN TEORITIS...................................................................................

BAB 3

PENUTUP.......................................................................................

2
2
2

KESIMPULAN................................................................................................ 9
SARAN ..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lingkup bidang kebidanan memberikan asuhan kebidanan baik pada pasien yang
beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi
sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara
mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu
mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut
secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi
seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besaar bagi dunia
kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar.
Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat
menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan
lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang membahas
tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah ini. Juga bagaimana
aplikasinya dalam keseharian dunia kebidanan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan sterilisasi?
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6

Apa yang dimaksud dengan desinfeksi?


Apa yang dimaksud dengan antiseptik?
Apa saja pengendalian mikroorganisme?
Apa macam-macam limbah said?
Bagaimana peranan tenaga kesehatan/bidan dalam sterilisasi dan desinfeksi?

1.3. TUJUAN
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah ini adalah, agar mahasisiwa atau mahasiswi bisa mengetahui
sterilisasi dan desinfeksi, memahami dan mengenal apa yang dimaksud dengan sterilisasi dan
desinfeksi tersebut. Mahasiswa atau mahasiswi mampu menerapkan yang telah di bahas di
makalah ini.
1.3.2. Tujuan Khusus

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud dengan sterilisasi


Apa yang dimaksud dengan desinfeksi
Apa yang dimaksud dengan antiseptik
Apa saja pengendalian mikroorgamisme
Apa macam-macam limbah said
Bagaimana peranan tenaga kesehatan/bidan dalam sterilisasi dan desinfeksi
1.4. MANFAAT
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan mengenai

1.4.1

sterilisasi dan desinfeksi. Secara praktis makalah iniberguna bagi :


Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan di bidang kesehatan khususnya

tentang sterilisasi dan desinfeksi.


1.4.2 Pembaca / dosen, sebagai media informasi dalam pembuatan makalah

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN TEORITIS
2.1.1

PENGERTIAN STERILISASI
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk

kehidupan mikroba yang dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.
Sterilisasi juga dikalatan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau apatogen
beserta spora yang terdapat pada alat kebidanan dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau
bahan kimia.
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan
lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun
yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari
semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan


organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh miroorganisme
dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Steralisasi
juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta
spora yang terdapat pada alat kebidanan dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.

2.1.2 PENGERTIAN DESINFEKSI


Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada
objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bekteri. Desinfeksi
juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen
dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat
kebidanan. Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui
dengan mencuci, mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah
terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Desinfektan dapat diartikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri

dan

virus,

juga

untuk

membunuh

atau

menurunkan

jumlah

mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik diartikan


sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad
renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan
dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian.
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang
digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri

dan

virus,

juga

untuk

membunuh

atau

menurunkan

jumlah

mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.


2.1.3 PENGRTIAN ANTISEPTIK
Antiseptik diartikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau
membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada
jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi
tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.
Antiseptik

adalah

zat

yang

dapat

menghambat

atau

menghancurkan

mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda


mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
2.1.4 PENGENDALIAN MIKROORGANISME

Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat dengan


diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika atau bahan
kimia.
A.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Beberapa cara untuk mengendalikan mikroorganisme :


Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
Desinfeksi
Antiseptis
Sterilisasi
Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya
Pengendalian Mikroba dengan Radiasi
Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi
Pengendalian Mikroba dengan Bahan Kimia
Penjelasan:

1) Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi


Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam megendalikan mikroorganisme
pd suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah men-ciptakan
lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi per-tumbuhan
mikroba sekaligus membunuh sebagian besar populasi mikroba.
2) Desinfeksi
Adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap per-alatan,
lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif mikrobial. Desinfeksi
diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk membu-nuh sel vegetatif saja,
tidak mampu membunuh spora.
3) Antiseptis
Merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh
untuk melawan infeksi mencegah pertumbuhan mikro-organisme dengan cara
menghancur-kan atau menghambat aktivitas mikroba.
4) Sterilisasi/suci hama
Proses menghancurkan semua jenis kehidup atau -an mikroorganisme
sehingga menjadi steril. Sterilisasi seringkali dilakukan dengan peng-aplikasian
udara panas. Ada dua metode yang sering digunakan, yaitu Panas kering dan
Panas lembab :
a) Panas kering, biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat laboratorium.
Suhu efektifnya adalah 160oC selama 2 jam. Alat yang digunakan pada umumnya
b)

adalah oven.
Panas lembab dengan uap jenuh berte-kanan. Sangat efektif untuk sterilisasi
karena menyediakan suhu jauh di atas titik didih, proses cepat, daya tembus kuat
dan kelem-baban sangat tinggi sehingga mempermudah koagulasi protein sel-sel

mikroba yang menyebabkan sel hancur.

Suhu efektifnya adalah 121oC pada

tekanan 5 kg/cm2 dengan waktu standar 15 menit. Alat yang digunakan : pressure
cooker, autoklaf (autoclave) dan retort.
5) Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya :
a) Tyndalisasi : Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman
kaleng.
b) Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora mikroba tanpa merusak
zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang diproses. Suhu
pemanasan adalah 65oC selama 30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.
B) Pasteurisasi : Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu terkendali
berdasar-kan waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling resisten untuk
dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh hanyalah bakteri patogen dan
bakteri penyebab kebusukan namun tidak pada bakteri lainnya. Pasteurisasi
biasanya dilaku-kan untuk susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya. Suhu
pemanasan adalah 65oC selama 30 menit.
C) Boiling : Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada suhu
100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membunuh sel vegetatif bakteri yang
patogen maupun non patogen. Namun spora dan beberapa virus masih dapat
hidup. Biasanya dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll.
D) Red heating : Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus)
sampai berpijar merah. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat yang
sederhana seperti jarum ose.
E) Flaming : Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar bunsen
dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran.
2.1.5 MACAM-MACAM LIMBAH SAID
Rumah sakit merupakan sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan
pelayanan kesehatan dan dapat dimanfaatkan pula sebagai lembaga pendidikan
tenaga kesehatan dan penelitian. Pelayanan kesehatan yang dilakukan rumah sakit
berupa kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan serta
jiwa (Said dan Ineza, 2002).
A)
jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi bagian berikut ini
1)
Limbahklinik
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di unit-

unit resiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko
tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staff rumah sakit. Oleh karena itu
perlu diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. contoh limbah jenis tersebut
ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang
diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung urin dan produk darah.
2)
Limbah
Patologi
Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum keluar
dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
3)
Limbah
Bukan

Klinik

Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang
tidak berkontak dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit,
limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk
mengangkut dan mambuangnya.
4)

Limbah

Dapur

Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai serangga seperti
kecoa, kutu dan hewan mengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staff
maupun pasien di rumah sakit.
5)

Limbah

Radioaktif

Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah


sakit, pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik.
2.1.6 PERANAN TENAGA KESEHATAN/BIDAN DALAM STERILISASI DAN
DESINFEKSI .
A. Peranan Tenaga Kesehatan dalam Sterilisasi dan Disinfeksi
Dalam dunia kesehatan khususnya bidan sterilisasi dan disinfeksi digunakan
sebagai pencegah infeksi (PI).Dengan adanya praktek pencegah infeksi dapat
mencegah mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya
(ibu,bayi baru lahir(BBL),dan para penolong persalinan)sehingga dapat memutus

1)
2)
3)
4)
5)
6)

rantai penyebaran infeksi.


Tindakan- tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut:
Cuci tangan
Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
Memproses alat bekas pakai
Menangani peralatan tajam dangan aman
Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelola sampah secara
benar)

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk
kehidupan mikroba yang dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi.
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek

yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bekteri.


Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau

menghancurkan

mikroorganisme pada jaringan hidup


3.2 SARAN
3.2.1 BAGI STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
Somoga makalah yang penulis susun ini dapat sangat bermanfaat bagi
Perguruan Tingi Stikes Darul Azhar dan dapat memberikan pengetahuan sedikit
tentang sterilisasi dan desinfeksi. Penulis mengetahui bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya,
bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saran dari Perguruan Tinggi Stikes Darul
Azhar yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar dapat terciptanya
makalah yang baik.
3.2.2

BAGI PEMBACA
Pengetahuan mengenai darah hendaknya dimiliki oleh semua tenaga medis.
Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan tenaga medis tersebut akan dapat
memperaktikkan dengan benar atau cara pelaksanaan dalam menjalankannya.,
oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm
diunduh pada tanggal 06mei 2011 18:29
http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resumepengendalian-infeksi.html
12:31 5 19 2011

http://sriwahyuniogie.blogspot.co.id/2015/05/konsep-dasar-sterilisasi-dandesinfeksi.html

Putri Andini ^^v


Jumat, 10 Januari 2014
MAKALAH STERILISASI DAN DESINFEKSI

MAKALAH
STERILISASI DAN
DESINFEKSI

dr. Edison Harianja, Sp.PK

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4
Ade Surya Fitriani
Eva Faulina Ramadhianti
Fathia Heflin
Mesya Ardipa Pebriramadhani

Picilia
Riska Sandra
Seli Melina
YAYASAN MITRA HUSADA TENGGARONG
AKADEMI KEBIDANAN KUTAI HUSADA
TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada
pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai
bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan
mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi,
imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi
infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula
pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau
tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang
besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat
penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau
mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril
ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih
spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang
membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah
ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Bagaimana macam-macam sterilisasi

4.
5.
6.

Bagaimana macam-macam desinfeksi


Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
Bagaimanaaplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan
dan keperawatan

C. Tujuan
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah
1.
2.

ini adalah:
Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.
Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi dan

3.

desinfeksi.
Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan
desinfeksi.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
A. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,
dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang

patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk
membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative
maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman
patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a.
b.

Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas

dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.


c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d.
Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril
e.
f.

selesai.
Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka

harus dilakukan steralisasi ulang.


B. Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.


Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau
M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk
mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan
diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila
permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu
kamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
kelembaban
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau/ baunya disenangi
7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis.

1.
2.
3.
4.

Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi


Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah makanan menjadi rusak
Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.
Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi:


1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau
0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini

ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran

Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum,
pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.
b. Panas kering:
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu
relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang
digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka
sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
c. Uap air panas
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi
termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh
dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum
d. Uap air panas bertekanan
Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs,
apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf
berfungsi dengan baik digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang
telah distrerilkan.diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari:
Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya,

Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf


Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella,
Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/

30 menit
Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan
sterilisasi dengan cara ini:

a.
b.
c.
d.

Memiliki daya antimikrobial sangat kuat


absorbsi as. NukleatDaya kerja
Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
penetrasi lemahKelemahan

Sinar ion bersifat hiperaktif


Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan makanan,
terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan
disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi

3.

dengan sinar gamma disebut juga sterilisasi dingin


Sterilisasi dengan Cara Kimia
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
Rongga (space)
Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat

a.

1.
2.
3.
4.
5.

mudah menguap
6. Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan
disinfekstan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia
1.Jenis bahan yang digunakan
2.Konsentrasi bahan kimia
3.Sifat Kuman
4.pH
5.Suhu
c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi
1.Alkohol
a) Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel rusak
b) Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk aktif
2.Halogen
a) Mengoksidasi protein kuman
3.Yodium
a) Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
b) Efektif terhadap berbagai protozoa
4.Klorin
a) Memiliki warna khas dan bau tajam
b) Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
5.Fenol (as. Karbol)
a) Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan
tegangan permukaan
b) Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan

6.Peroksida (H2O2)
a) Efektif dan nontoksid
b) Molekulnya tidak stabil
c) Menginaktif enzim mikroba
7.Gas Etilen Oksida
a) Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik
Macam-macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan :
1.

Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi
kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran
gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan
pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap
tanpa meninggalkan efek sisa.
2.

Aldehida

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada


kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril
kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy
duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.

tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora
baru alan mati setelah 10 jam.
3.

Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas


dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%
larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion
halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam
dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).
5.

Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk


membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat
organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena
sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah
sakit dan laboratorium.
6.

Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak


digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan tingkat tinggi dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau
M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :

a.

Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru setiap
hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun

b.

kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.


Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.
Keuntungannya adalah efek tinggal dan kurang menyebabkan perubahan warna

c.

pada instrumen atau permukaan keras.


Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan
1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk
beberapa

jenis

logam

karena

bersifat

korosif,

terutama

untuk

aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan


menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga
desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas tingkat
menengah bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.
Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain
1.Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah
yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik.Hal ini
mudahsekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen.Namun garam dari logam
berat itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan
lagipula mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan
merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia
lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.
2..Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya
bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif,
walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung
pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi
dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal
(bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai
bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
3.Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan klor
dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai
untukmencuci alat-alat makan dan minum.

4.Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis


Larutan fenol 2 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin
lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa
campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektandesinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang
mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.
5.Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi
jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai
bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun,
agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena
itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen
lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi
konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
6.Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan
benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena
efekpreservatifnya (sebagai pengawet).
7.Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai
gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan
fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
8.Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen
pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang
membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya
untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun
yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara
komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong
tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah
sebagianbesar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen
oksida.
9.Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai

sifat

antseptiknya

yang

sedang,

karena

kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan

dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya

kemungkinandimasuki organisme aerob.


Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,
media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya
baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai
proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk
vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan
desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang
sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara

khusus membunuh kuman penyebab penyakit.


Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan Dan
Keperawatan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang
bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk

prosedur invasive sepeti:


a. Mengisap jalan napas pasien
b. Memasukkan kateter urinarius
c. Mengganti balutan luka
Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal kertas
berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat
kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini
dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur.

Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan


yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum, srung
tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang diperlukan untuk
membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan, tetapi juga mengurangi
pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
d. Sanitasi lingkungan rumah sakit
Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan
pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan caracara

untuk

mengurangi

pencemaran,

dilakukan

pengambilan

contoh

mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-pinggan petri yang


menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah pembersihan
merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas yang baru.
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan
kombinasu pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah cukup,
kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan desinfektan.Agar
efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang cukup selama waktu
tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu menjaga air untuk
mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus di cuci dan di keringkan baik-baik
setiap hari untuk mengurangi pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah
sering kali di gunakan untuk membersihkan permukaan benda lain selain lantai.
Bila larutan yang sam dipakai seharian, maka dapat mengakibatkan pencemaran
oleh mikrobe yang lebih parah dibandingkan sebelum di bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih
e.

mudah dicapai.
Universal Precaution
Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui
darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu
ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa

semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.


f. Cuci Tangan
Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan yang
mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan atau
yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung tangan).

Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika
1.
2.
3.
4.
g.

melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:


Gown/barakschort :
Masker :
Sarung Tangan
Kaca mata pelindung/goggles
Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau
steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah

medis sampai menjadi arang.


h. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis
1) Desinfekatan :
a) Aseptik/Asepsis
Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi
untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg
sering menyebabkan infeksi.
Tujuannya untuk mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada
permukaan hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman
digunakan.
b) Antisepsis
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau
bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
c) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau penggunaan
desinfektan kimia
2) Sterilisasi :
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba
yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi.
Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi
dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas
tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.
a) Pemprosesan Alat
b) Dekontaminasi
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum
dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat ditangani
oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih medis sebelum
pencucian berlangsung.
c) Pencucian/ bilas

Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah,


atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah
mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg menangani objek
tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen
dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
d) Sterilisasi/DTT.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2.beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah
makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.

3.sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor,
derifat fenol atau sodium hipokrit.
B. Saran
2.

Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin
keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat

juga dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi.


3. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses
pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.

Daftar Pustaka
Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan
Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan, EGC, Jakarta.
Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC
http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm l diunduh pada
tanggal 06mei 2011 18:29

http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resumepengendalian-infeksi.html

Putri Andini ^^v

Jumat, 10 Januari 2014


MAKALAH STERILISASI DAN DESINFEKSI

MAKALAH
STERILISASI DAN
DESINFEKSI

dr. Edison Harianja, Sp.PK

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4
Ade Surya Fitriani
Eva Faulina Ramadhianti
Fathia Heflin
Mesya Ardipa Pebriramadhani
Picilia
Riska Sandra
Seli Melina
YAYASAN MITRA HUSADA TENGGARONG
AKADEMI KEBIDANAN KUTAI HUSADA
TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada
pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.Pengetahuan mengenai
bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan
mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi,
imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi
infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula
pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau
tempat untuk melakukan asuhan kebidanan .
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang
besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat
penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau
mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril
ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih
spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang
membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah
ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
2. Apa tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
3. Bagaimana macam-macam sterilisasi
4. Bagaimana macam-macam desinfeksi
5. Apa perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
6. Bagaimanaaplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan
dan keperawatan
C. Tujuan
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka kami menyimpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah:
1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.
2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi dan
desinfeksi.

3.

Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan


desinfeksi.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
A. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,
dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk
membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative
maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman

patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a.
b.

Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas

dengan menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.


c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d.
Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril
selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan steralisasi ulang.
B. Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau
M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.Untuk
mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan
diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila
permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Kriteria desinfeksi yang ideal:


1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu
kamar
2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
kelembaban
3. Tidak toksik pada hewan dan manusia
4. Tidak bersifat korosif
5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
6. Tidak berbau/ baunya disenangi
7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
8. Larutan stabil
9. Mudah digunakan dan ekonomis.

1.
2.
3.
4.

Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi


Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah makanan menjadi rusak
Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.
Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara

mekanik, fisik dan kimiawi:


1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau
0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik
2. Sterilisasi secara fisik
Dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran

Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum,
pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun terbatas penggunaanya.
b. Panas kering:
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.Waktu
relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan suhu yang

digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka
c.

sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.


Uap air panas
Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik disinfeksi
termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak terbunuh

dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl. Botulinum


d. Uap air panas bertekanan
Menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121 C dan tekanan 15 lbs,
apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf
berfungsi dengan baik digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang
telah distrerilkan.diinkubasi selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari:
Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya,

Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf


Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu
Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella,
Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/

30 menit
Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan

a.
b.
c.
d.

sterilisasi dengan cara ini:


Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
absorbsi as. NukleatDaya kerja
Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
penetrasi lemahKelemahan
Sinar ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan makanan,
terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan
disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi

dengan sinar gamma disebut juga sterilisasi dingin


3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia

1.
2.
3.
4.
5.

Rongga (space)
Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat

mudah menguap
6. Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan
disinfekstan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia
1.Jenis bahan yang digunakan
2.Konsentrasi bahan kimia
3.Sifat Kuman
4.pH
5.Suhu
c. Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi
1.Alkohol
a) Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel rusak
b) Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi & enzim tdk aktif
2.Halogen
a) Mengoksidasi protein kuman
3.Yodium
a) Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
b) Efektif terhadap berbagai protozoa
4.Klorin
a) Memiliki warna khas dan bau tajam
b) Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
5.Fenol (as. Karbol)
a) Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan
tegangan permukaan
b) Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan
6.Peroksida (H2O2)
a) Efektif dan nontoksid
b) Molekulnya tidak stabil
c) Menginaktif enzim mikroba
7.Gas Etilen Oksida
a) Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik
Macam-macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.Disinfektan yang tidak

berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati.Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan :
1.

Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi
kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran
gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan
pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap
tanpa meninggalkan efek sisa.
2.

Aldehida

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada


kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid
merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk
mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril
kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy
duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.
tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora
baru alan mati setelah 10 jam.
3.

Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas


dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4%
larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).

Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada


hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion
halide.Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam
dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).
5.

Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk


membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat
organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah.Namun karena
sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah
sakit dan laboratorium.
6.

Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak


digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan tingkat tinggi dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau
M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga

a.

desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :


Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik.Zat ini harus dilarutkan baru setiap
hari dengan akuades.Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun

kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.


b. Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.
Keuntungannya adalah efek tinggal dan kurang menyebabkan perubahan warna
pada instrumen atau permukaan keras.
c. Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan
1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk
beberapa

jenis

logam

karena

bersifat

korosif,

terutama

untuk

aluminium.Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan


menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga
desinfektan diatas.Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas tingkat

menengah bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.


Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain
1.Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah
yangkecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik.Hal ini
mudahsekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen.Namun garam dari logam
berat itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan
lagipula mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan
merkuroklorida(sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia
lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.
2..Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya
bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif,
walaupun beberapakhamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung
pada konsentrasi zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi
dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal
(bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai
bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
3.Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.persenyawaan klor
dengankapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai
untukmencuci alat-alat makan dan minum.
4.Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
Larutan fenol 2 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin
lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa
campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektandesinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang
mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.
5.Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi
jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai
bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun,

agen inimenimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena
itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen
lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi
konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
6.Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan
benzylalcohol juga antiseptic.Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena
efekpreservatifnya (sebagai pengawet).
7.Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai
gas.Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan
fungisida.Dalamlarutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
8.Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen
pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang
membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya
untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun
yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara
komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong
tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah
sebagianbesar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen
oksida.
9.Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai

sifat

antseptiknya

yang

sedang,

karena

kemampuannyamengoksidasi.Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan


dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya

kemungkinandimasuki organisme aerob.


Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,
media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya
baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai
proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk
vegetative maupun bentuk spora.

Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab


penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan
desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang
sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara

khusus membunuh kuman penyebab penyakit.


Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan Dan
Keperawatan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik
maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering,
sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang
bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk

prosedur invasive sepeti:


a. Mengisap jalan napas pasien
b. Memasukkan kateter urinarius
c. Mengganti balutan luka
Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal kertas
berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat
kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan.Hasil prose ini
dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan
yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum, srung
tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang diperlukan untuk
membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan, tetapi juga mengurangi
pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
d. Sanitasi lingkungan rumah sakit
Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan
pencemaran oleh mikrobe dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan caracara

untuk

mengurangi

pencemaran,

dilakukan

pengambilan

contoh

mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan.Pinggan-pinggan petri yang


menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah pembersihan
merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para petugas yang baru.
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan
kombinasu pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah cukup,
kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan desinfektan.Agar
efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang cukup selama waktu
tertentu.Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu menjaga air untuk
mengepel agar tidak tercemar.Kain pel harus di cuci dan di keringkan baik-baik
setiap hari untuk mengurangi pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah
sering kali di gunakan untuk membersihkan permukaan benda lain selain lantai.
Bila larutan yang sam dipakai seharian, maka dapat mengakibatkan pencemaran
oleh mikrobe yang lebih parah dibandingkan sebelum di bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih
e.

mudah dicapai.
Universal Precaution
Pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui
darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu
ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa

f.

semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.


Cuci Tangan
Pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan yang
mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan atau
yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika

1.
2.
3.
4.
g.

melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:


Gown/barakschort :
Masker :
Sarung Tangan
Kaca mata pelindung/goggles
Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau
steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah

medis sampai menjadi arang.


h. Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis
1) Desinfekatan :
a) Aseptik/Asepsis

Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi


untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun yg
sering menyebabkan infeksi.
Tujuannya untuk mengurangi jumlah mikroorganisme baik pada
permukaan hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman
digunakan.
b) Antisepsis
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau
bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
c) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa
endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau penggunaan
desinfektan kimia
2) Sterilisasi :
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba
yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi.
Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi
dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas
tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.
a) Pemprosesan Alat
b) Dekontaminasi
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum
dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat ditangani
oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih medis sebelum
pencucian berlangsung.
c) Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah,
atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah
mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg menangani objek
tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau detergen
dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
d) Sterilisasi/DTT.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2.beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah
makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan
biakan murni.
3.sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor,
derifat fenol atau sodium hipokrit.
B. Saran
2.

Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin
keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat

juga dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi.


3. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses
pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.

Daftar Pustaka
Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan
Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan, EGC, Jakarta.
Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC
http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.htm l diunduh pada
tanggal 06mei 2011 18:29

http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resumepengendalian-infeksi.html

Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi


1. 1. Latar Belakang Lingkup bidang kebidanan memberikan asuhan
keperawatan baik pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah
terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya infeksi sangat
penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran
infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi
dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi. Selain itu,
diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi
tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula
pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi
atau tempat untuk melakukan asuhan kebidanan . Perkembangan ilmu
mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besar bagi dunia
kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan
beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau
mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril
ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih
spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi. Maka
dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang

2.

3.
4.

5.
6.
7.

8.

9.

membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam


makalah ini.Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia
kebidanan.
2. Adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media, dan
lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik
yang patogen maupun yang an patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai
proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik
bentuk vegetative maupun bentuk spora.
3. Adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen.
4. Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah 1)
Mencegah terjadinya infeksi 2) Mencegah makanan menjadi rusak 3)
Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri 4) Mencegah
kontaminasi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam melakukan biakan
murni.
5. 1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) 2. Sterilisasi secara fisik 3.
Sterilisasi dengan Cara Kimia
6. 1. Alkohol 2. Aldehida 3. Biguanid 4. Senyawa halogen. 5. Fenol
6 Klorsilenol
7. Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan,
media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Sedangkan
desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan
terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen. Dari
kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi
memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang
sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi
secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.
8. Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses
fisik maupun kimiawi. Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan
operasi dan ruang bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempat
tidur pasien untuk prosedur invasive seperti: Mengisap jalan napas pasien
Memasukkan kateter urinarius Mengganti balutan luka Sanitasi
lingkungan rumah sakit Universal Precautioi Cuci Tangan Pengolaan
Sampah Medis Dan Air Limbah Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat
Medis
9. Demi kesehatan si buah hati, pastikan bahwa barang-barang yang ada
di sekitarnya tetap bersih. Seperti mainannya, dan alat-alat makannya.
Begitu pula dengan botol susunya. Botol susu yang akan digunakan oleh si
kecil harus selalu steril. Anda dapat membersihkannya dengan
merebusnya atau diamkan dengan air panas selama 5 menit. Anda juga
dapat mensterilkan botol menggunakan alat khusus. Tapi jika Anda ingin
berhemat, merebus botol adalah cara yang tepat dan efektif. Setelah itu,
cuci bersih botol dengan menggunakan sabun dan bilas hingga bersih

menggunakan air yang mengalir. Pastikan bahwa botol susu benar-benar


bersih agar tidak ada bakteri yang berkembang.
10. 10. Jika Anda ingin membuatkan susu untuk si kecil, pastikan air yang
Anda gunakan aman untuk dikonsumsi.orang memberikan tips untuk
mensterilkan air yang anak Anda konsumsi: 1. Masukan air kedalam
panci. 2. Letakkan panci tersebut diatas kompor dengan api yang sedang.
3. Tunggu air sampai mendidih dan biarkan air tersebut mendidih selama
beberapa menit. 4. Matikan api, dan biarkan air tersebut dingin sampai
suhunya seperti suhu ruangan. Jangan berikan susu yang sudah
didiamkan selama 1 jam pada suhu ruangan ya, karena susu tersebut sudah
tidak baik untuk dikonsumsi. Simpan di dalam lemari pendingin jika
memang Anda ingin menyimpannya.

Konsep Dasar sterilisasi dan desinfeksi

KONSEP

DASAR

DESINFEKTAN

PENGERTIAN DESINFEKTAN

Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang


digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik
seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri,
jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat
digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian (Signaterdadie, 2009).

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai
antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah
bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik.
Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau
tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga
dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses
pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan
desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.

Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan
sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganisme
yang akan dimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua
cara, cara fisik (pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia).
Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenisjenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya.

Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi


umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan
pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan
alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan
halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan
halogen atau yang mengandung gugus-X; golongan fenol dan fenol
terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan
pengoksidasi, dan golongan biguanida.

Telah dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalin


dan glutaraldehid) dan halogen (iodium dan hipoklorit) terhadap
mikroorganisme Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi yang
resisten terhadap ampisilin dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan
dari disinfektan turunan aldehid dan halogen yang dibandingkan dengan
fenol dengan metode uji koefisien fenol.
Fenol digunakan sebagai kontrol positif, aquadest sebagai kontrol negatif
dan larutan aldehid dan halogen dalam pengenceran 1 : 100 sampai 1 : 500
dicampur dengan suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella
typhi resisten ampisilin yang telah diinokulum, keburaman pada tabung
pengenceran menandakan bakteri masih dapat tumbuh.
Nilai koefisien fenol dihitung dengan cara membandingkan aktivitas suatu
larutan fenol dengan pengenceran tertentu yang sedang diuji. Hasil dari uji
koefisien fenol menunjukan bahwa disinfektan turunan aldehid dan
halogen lebih efektif membunuh bakteri Staphylococcus aureus dengan
nilai koefisien fenol 3,57 ; 5,71 ; 2,14 ; 2,14 berturut-turut untuk formalin,
glutaraldehid, iodium dan hipoklorit, begitu juga dengan bakteri
Salmonella typhi, disinfektan aldehid dan halogen masih lebih efektif
dengan nilai koefisien fenol 1,81 ; 2,72 ; 2,27 dan 2,27 berturut-turut untuk
formalin, glutaraldehid, iodium dan hipoklorit. (Signaterdadie, 2009).

PENGGUNAAN DESINFEKTAN

a.

Desinfektan sangat penting bagi rumah sakit dan klinik. Desinfektan akan
membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari peralatan
maupun dari staf medis yang ada di rumah sakit dan juga membantu
mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Perlu
diperhatikan bahwa desinfektan harus digunakan secara tepat (Imbang,
2009).

Desinfektan

tingkat

rendah

dapat

dibagi

menjadi

golongan

1. Golongan pertama

Desinfektan yang tidak membunuh virus HIV dan Hepatitis B.

1. Klorhexidine (Hibitane, Savlon).


2. Cetrimide (Cetavlon, Savlon).
3. Fenol-fenol (Dettol).

Desinfektan golongan ini tidak aman untuk digunakan :


1. Membersihkan cairan tubuh (darah, feses, urin dan dahak).
2. Membersihkan peralatan yang terkena cairan tubuh misalnya sarung
tangan yang terkena darah.

Klorheksidine dan cetrimide dapat digunakan sebagai desinfekan kulit

fenol-fenol dapat digunakan untuk membersihkan lantai dan perabot


seperti meja dan almari namun penggunaan air dan sabun sudah dianggap
memadai.

2. Golongan kedua

Desinfektan yang membunuh Virus HIV dan Hepatistis B.

a). Desinfektan yang melepaskan klorin.

Contoh : Natrium hipoklorit (pemutih, eau de javel), Kloramin (Natrium


tosilkloramid, Kloramin T) Natrium Dikloro isosianurat (NaDDC),
Kalsium hipoklorit (soda terklorinasi, bubuk pemutih)

b). Desinfektan yang melepaskan Iodine misalnya : Povidone Iodine (Betadine,


Iodine lemah)
1. Alkohol : Isopropil alkohol, spiritus termetilasi, etanol.
2. Aldehid : formaldehid (formalin), glutaraldehid (cidex).
3. Golongan lain misalnya : Virkon dan H2O2. (Imbang, 2009)

You might also like