You are on page 1of 4

Biomagnifikasi dan Bioakumulasi

Adanya aliran energi dalam ekosisitem, menyebabkan terbentuknya


silus nutrisi dalam bentuk rantai makanan, jaring jaring makanan
dan piramida makanan yang melibatkan berbagai organisme. Aliran
energi maupun siklus nutrisi yang berlangsung dalam ekosistem
dapat menyebabkan masuknya senyawa senyawa polutan ke
dalam rantai makanan dan sikus. Cara masuknya polutan ke dalam
rantai makanan disebut bioakumulasi, sedangkan kecendrungan
polutan untuk menambah kosentrasinya dalam tingkatan trofik yang
lebih tinggi disebut biomagnifikasi.
A Polusi
Akibat dari berbagai aktivitas organisme, akan dihasilkan berbagai
molekul dan senyawa yang dibuang ke lingkungan atau ekosistem.
Senyawa senyawa organic yang bisa diuraikan oleh
mikroorganisme dan terurai secara alami di alam akan diuraikan
dan kemudian masuk kembali ke siklus biogeokimia atau berbagai
siklus dalam ekosistem. Senyawa senyawa yang tidak bisa
diuraikan akan tetap presisten di alam dan menjadi polutan.
Aktivitas yang dilakukan oleh manusia modern paling banyak
menghasilkan polutan. Pembakaran bahan bakar fossil ataupun
hutan akan menghasilkan banyak sekali polutan di udara dan
dengan adanya perubahan cuaca seperti hujan dan angin, polutan
pultan tersebut dapat masuk ke tanah ataupun badan air dan
selanjutnya masuk ke siklus energi dan nutrisi yang berlangsung di
ekosistem.
B. Proses bioakumulasi dan biomagnifikasi
Polusi dan polutan dapat membahayakan karena walaupun terdapat
jumlah kecil di lingkungan, senyawa tersebut dapat masuk ke dalam
tubuh organisme dan bila telah masuk ke dalam tubuh organisme
maka akan cenderung untuk terakumulasi dan bertambah
konsentrasinya dalam tingkatan trofik yang lebih tinggi sehingga
menjadi berbahaya.
Proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dapat terjadi bila polutan
yang terdapat pada suatu ekosistem atau lingkungan memiliki sifat
sifat berikut :
1. Bersifat tidak mudah terurai ( long lived)
2. Mudah berpindah ( mobile )
3. Larut dalam lemak
4. Memiliki aktivitas biologi
Bila polutan bersifat mudah terurai maka polutan tersebut akan
segera terdenaturasi oleh alam sebelum menjadi berbahaya. Bila
polutan tersebut tidak mudah berpindah maka polutan tersebut
akan tetap di suatu tempat dan tidak mudah termakan atau masuk
ke dalam tubuh organisme. Bila polutan tersebut larut dalam air
maka polutan akan di ekskresikan oleh organisme. Polutan yang

larut dalam lemak akan tertahan dalam tubuh organisme dalam


waktu lama. Bila polutan tidak memiliki aktivitas biologi, mungkin
akan mengalami biomagnifikasi dan tidak terlalu dikhawatirkan
karena kemungkinan tidak menyebabkan masalah.
C. Dampak bioakumulasi dan biomagnifikasi pada manusia dan
lingkungan
Polutan yang terakumulasi di alam dan dalam tubuh organisme
memiliki dampak negatif baik pada manusia maupun lingkungan.
Akumulasi zat zat polutan pada lingkungan akan berakibat pada
terganggunya berbagai siklus alam yang terjadi di lingkungan.
Sebagai contoh yang paling umum saat ini adalah akumulasi
berbagai senyawa karbon pada atmosfer yang berakibat pada
rusaknya lapisan ozon. Kerusakan ozon menyebabkan efek rumah
kaca yang menyebabkan radiasi sinar ultraviolet yang berlebihan,
akibatnya terjadi pemanasan global yang berdampak pada
terganggunya siklus cuaca atau iklim di berbagai belahan dunia.
Akibat dari terganggunya berbagai siklus di lingkungan akan
berdampak pada organisme, karena organisme sangat bergantung
pada lingkungan. Sebagai contoh, akibat dari efek pemanasan
global yang menyebabkan perubahan iklim dan cuaca secara drastis
di muka bumi, maka manusia maupun organisme lain merasakna
dan sangat terpengaruh oleh efek tersebut. Badai dan curah hujan
yang berlebihan menyebabkan terjadinya banjir dan kerusakan pada
berbagai ekosistem. Musim penghujan dan musim kemarau yang
kini tidak jelas batasnya di Indonesia memicu timbulnya berbagai
penyakit endemik seperti demam berdarah.
Berbagai penyakit lain yang disebabkan karena transmisi leh vector
juga berjangkit meluas karena daur hidup vector penyakit umumnya
dipengaruhi oleh cuaca atau musim. Akibat musim dan cuaca yang
tidak jelas batasannya, maka daur hidup vektor penyakit yang
seharusnya terputus menjadi terus berlanjut.
Biomagnifikasi polutan terutama polutan berbahaya pada rantai
makanan juga membawa dampak negatif pada manusia dan
organisme lain. Dampak yang paling mengerikan dari biomagnifikasi
adalah tragedy Minamata yang terjadi di Jepang. Akibat limbah
pabrik yang dibuang ke laut, maka laut di sekitar teluk minamata
tercemar logam berat. Logam berat yang terdapat di ekosistem
teluk masuk ke rantai makanan organisme laut pada ekosistem
tersebut. Biomagnifikasi terjadi pada ekosistem tersebut, kadar
logam berat pada ikan dan organisme predator lainnya menjadi
tinggi.
Manusia sebagai konsumen yang menempati tingkatan trofik
tertinggi menjadi organisme yang paling tinggi kandungan
konsentrasi logam beratnya. Akibat biomagnifikasi logam berat
pada manusia maka timbullah berbagai penyakit pada penduduk di
sekitar teluk Minamata, yang dikenal sebagai penyakit Minamata,
antara lain berbagai jenis kanker. Bayi-bayi yang dilahirkan pada

saat itu juga banyak yang cacat akibat dari logam berat yang
bersifat teratogenik.
Berbagai jenis polutan lain seperti plastik, radioisotop dan minyak
merupakan contoh jenis polutan berbahaya lain yang menyebabkan
dampak negatif pada organisme bila mengalami bioakumulasi dan
biomagnifikasi.
Plastik yang termakan oleh organisme akan menyebabkan cedera
pada organ pencernaan dan strangulation. Radioisotop dapat
merusak molekul biologis terutama DNA sehingga memicu
timbulnya kanker, berbagai penyakit lain dan menyebabkan
kematian. Minya yang terbuang ke laut akan menyebabkan
organisme laut kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian
pada organisme laut lainnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh zat yang dihasilkan dari aktivitas
manusia, yang berbahaya bila mengalami proses bioakumulasi dan
biomagnifikasi.
Plastik yang termakan oleh organisme akan menyebabkan cedera
pada organ pencernaan dan strangulation. Radioisotop dapat
merusak molekul biologis terutama DNA sehingga memicu
timbulnya kanker, berbagai penyakit lain dan menyebabkan
kematian. Minyak yang terbuang ke laut akan menyebabkan
organisme laut kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian
pada organisme laut lainnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh zat yang dihasilkan dari aktivitas
manusia, yang berbahaya bila mengalami proses bioakumulasi dan
biomagnifikasi :
Substannsi
Use and Problems
PCB plychlorinated biphenyls

PAHs
Polynuclear aromatic
Hydrocarbons
Heavy Metals :
- mercury
- copper
- cadmium
- chromium
- lead
- nickel
- zinc
- tin (TBT or tributyltin)
Cyaniced

Insulators in transformers
Platsticizer
Fire rertardant
Biomagnifics
Impirs reproduction
Widespread in aquatic system
component of petroleum
products
carcinogenic
mercury from gold mining
many from metal processing
may affect nervous system
may affect eproduction

used in leaching gold


used in fishing
toxic

selenium

Concertrade by farming
desert soils
Reproductive failures
Toxic

Secara umum, bioakumulasi dan biomagnifikasi sangat berbahaya


bagi manusi maupun organisme lainya. Akibat langsung maupun
tidak langsung dari proses tersebut akan berakibat fatal bagi
manusia tidak organisme lain. Manusia merupakan makhluk yang
paling besar perananya bioakumulasi dan biomagnifikasi akan
mencegah terjadinya bencana besar pada manusia dan organisme
lainya

DDT (dichloro dipheryl trichloroethane) : waktuparuhnyaa selama 15


tahun, digunakan sebagai pestisida untuk nyamuk dan serangga.
bioakumulasi: kematian, kerusakan sistem syaraf, kegagalan
reproduksi.
Pada hewan, DDT diubah menjadi DDE. aktivitas biologi: kegagalan
reproduksi, masalah sistemimun, kerusakan sistem syaraf, dan
kematian.
DDT masih digunakan, terutama di Indonesia unutk membunuh
nyamuk malaria.

You might also like