You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini banyak sekali makanan yang dijual di pasaran. Semua makanan dijual dengan
berbagai macam cara. Beberapa pedagang yang menginginkan untung yang banyak
menggunakan bahan kimia untuk makanan yang dijualnya. Misalnya saja menggunakan
pengawet. Pengawet sebenarnya ada pengawet alami hanya saja penggunaanya tidak praktis.
Jika menggunakan pengawet buatan maka penggunaannya lebih praktis dan lebih murah
dibandingkan dengan pengawet alami. Salah satu pengawet buatan yang banyak digunakan
oleh pedagang untuk pengawet buatan saat ini adalah formalin.
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Disektor
industri sebenarnya formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid mempunyai banyak
mamfaat untuk pembersih lantai, kapal, gudang-gudang, pakaian, pembasmi lalat dan
berbagai serangga. Mengenai masalah formalin, perhatian pemerintah kita sangat baik,
karena selain digunakan dalam sektor industri, formalin juga disalahgunakan untuk keperluan
lain seperti pengawetan makanan yang sangat tidak baik apabila di konsumsi oleh tubuh
manusia. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang maka formadehid dapat merusak hati, ginjal,
limpa, pankreas ,dll.
Formalin itu sendiri sangat berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jangka
panjang. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang formalin dan
dampaknya bagi tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Apa yang dimaksud dengan formalin ?


Apa saja sifat dari formalin ?
Bagaimana struktur dari formalin ?
Apa manfaat dan kegunaan formalin ?
Apa saja ciri-ciri makanan yang mengandung formalin ?
Apa saja dampak dari formalin ?
Bagaimana bahaya formalin dalam tubuh ?
Bagaimana cara penganggulangan formalin ?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian formalin


Mengetahui sifat dari formalin
Mengetahui struktur formalin
Mengetahui manfaat dan kegunaan formalin
1

5.
6.
7.
8.

Mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung formalin


Mengetahui dampak formalin
Mengetahui bahaya formalin
Mengetahui cara penanggulangan formalin

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Formalin


Formalin merupakan larutan formaldehid 35-40% dalam air dengan metanol 10-15%
sebagai stabilisator.Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Namun kini, formalin sangat memasyarakat. Padahal menurut WHO dan FAO tidak ada
toleransi sedikitpun dari badan dunia untuk kesehatan dan pangan itu membolehkan
penggunaan formalin sebagai pengawet makanan. untuk penggunaan formalin. Alasannya
karena formalin termasuk dalam kategori bahan pengawet makanan yang sangat berbahaya.

2.2 Sifat Formalin


Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein,
karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat unsur protein
mulai dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap kebagian dalamnya. Dengan matinya
protein setelah terikat unsur kimia dari formalin maka bila ditekan tahu terasa lebih kenyal .
Selain itu protein yang telah mati tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan
senyawa asam, Itulah sebabnya tahu atau makanan berformalin lainnya menjadi lebih awet.
Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi
(kekurangan air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di
permukaan. Artinya, formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan
baru yang melindungi lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain. Bila
desinfektan lainnya mendeaktifasikan serangan bakteri dengan cara membunuh dan tidak
bereaksi dengan bahan yang dilindungi, maka formaldehida akan bereaksi secara kimiawi dan
tetap ada di dalam materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya.
Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak
terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih, bila formalin yang masuk
ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Masalahnya, sebagai bahan yang digunakan hanya untuk mengawetkan makanan,
dosis formalin yang digunakan pun akan rendah. Sehingga efek samping dari mengkonsumsi
makanan berformalin tidak akan dirasakan langsung oleh konsumen.
Banyak pihak mengingatkan formalin juga memiliki sifat karsinogen atau dapat
menyebabkan kanker.Tetapi kemunculan kanker akibat bahan berbahaya ini dengan kanker
dari penyebab yang lain hampir sulit dibedakan, keduanya membutuhkan waktu panjang
untuk menyerang tubuh manusia.
Isu kandungan formalin dalam berbagai produk makanan mendapat tanggapan serius
dari pemerintah, karena dalam jangka panjang dapat memicu terjadinya kanker. Menurut
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sampai kadar tertentu, formalin
diizinkan untuk pengawet kosmetik, yaitu untuk pasta gigi maksimum 0,1% dan untuk
produk kosmetik lainnya 0,2%. Ketentuan ini sesuai dengan aturan yang berlaku secara
3

internasional seperti ASEAN Cosmetic Directive, European Union Directive, dan SK BPOM
untuk kosmetik.

Sifat Fisik
Nama sistematis
: Metanal
Rumus molekul
: CH2O
Nama Lain
: Formalin, Formol, Metal Adehid, Metilen oksida
Density
: 0,815 pada 200C
Titik Didih
: -19,300 C
Titik Leleh
: -1170 C
Tidak bewarna
Mudah terbakar (Toksik)
Sifat Kimia
- Larut dalam air, alkohol dan pelarut pelarut polar.
Sedikit larut dalam Ester, Klorofom dan hidrokarbon.
- Formaldehida lebih reaktif daripada senyawa aldehida lainnya.
- Mengalami Reaksi subtitusi aromatik eloktofilik dan senyawa aromatik serta bisa
mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena
- Mengalami reaksi Cannizzaro dalam keadaan katalis basa

2.3 Struktur Formalin


Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan
aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai
formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida
awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi
oleh Hoffman tahun 1867.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol.
Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung
karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau.
Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen
terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil
sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.

2.4 Kegunaan atau manfaat Formalin


4

Formalin sebenarnya adalah bahan pengawet yang digunakan dalam dunia


kedokteran misalnya sebagai bahan pengawet mayat. Bahan ini juga biasa digunakan
untuk mengawetkan hewanhewan untuk keperluan penelitian. Selain sebagai bahan
pengawet formalin juga memiliki fungsi lain sebagai berikut:
1. Zat antiseptik untuk membunuh mikroorganisme.
2. Desinfektan pada kandang ayam dan sebagainya.
3. Antihidrolik (penghambat keluarnya keringat) sehingga sering digunakan sebagai
bahan pembuat deodorant.
4. Bahan campuran pembuatan tisu, dan
5. Bahan baku industri pembuatan lem plywood, resin maupun tekstil
Sebenarnya formalin sudah lama digunakan dalam bidang industri dan masyarakat
untuk berbagaikeperluan. Di antaranya adalah untuk bahan pembuatan pupuk dalam bentuk
urea, bahan pembuatanproduk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan
bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur
minyak. Di bidang industri kayu sebagai bahanperekat untuk produk kayu lapis (plywood).
Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1 persen)digunakan sebagai pengawet untuk berbagai
barang konsumen seperti pembersih rumah tangga,cairan pencuci piring, pelembut, perawat
sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industry perikanan, formalin digunakan untuk
menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan. Formalindiketahui sering digunakan
dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit sepertifluke dan kulit
berlendir.
Fungsi asli formalin yang lain adalah sebagai bahan pembuat Sutra buatan, Zat
pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Dalam dunia Fotografi biasanya digunakan untuk
pengeras lapisan gelatin dan kertas. Formalin juga berfungsi sebagai bahan untuk isulasi
busa, bahan perekat untuk produk kayu lapis (playwood), dalam konsentrasi yang sangat
kecil ( < 1 persen ) digunakan sebagai pengawet. Untuk berbagai barang konsumen, seperti
pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, Shampo mobil,
lilin dan karpet, Methyl Oxide- karsan- Trioxane.
2.5 Ciri-ciri Makanan Yang Mengandung Formalin
Berikut ini terdapat beberapa ciri penggunaan formalin, walaupun tidak terlampau
khas untuk mengenali pangan formalin, namun dapat membantu membedakannya dari
pangan tanpa formalin.

1. Mie basah
Mie basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang
tidak mengandung formalin, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat
Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius), bau agak
menyengat, tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal; Formaldehida
atau formalin merupakan bahan kimia yang biasa dipakai untuk membasmi bakteri atau
berfungsi sebagai disinfektan. Juga berfungsi untuk mengawetkan dan mengeringkan kulit.
5

Sedangkan coustic soda dipakai sebagai bahan campuran pembersih toilet dan akan menjadi
panas jika terkena air.
Bahan-bahan tersebut bukan merupakan bahan aditif untuk makanan tetapi untuk
industri. Jika dikonsumsi manusia tentunya akan membawa dampak buruk pada kesehatan.
Mulai dari gangguan ringan hingga penyakit serius seperti ginjal, kanker, dan lain-lain. Yang
paling baik dan aman adalah mi buatan sendiri. Namun, jika harus membeli mie basah ada
beberapa hal yang perlu dicermati.
Berikut ini ciri-ciri mie segar atau mie basah yang memakai bahan berbahaya:
1. Saat dipegang mie terasa sangat kenyal atau liat.
2. Selain aroma terigu biasanya tercium aroma seperti obat meskipun sudah
berulang kali dibilas air bahkan direbus.
3. Mie sangat liat saaat dipotong dengan sendok. Tekstur kenyalnya mirip karet
karena yang alami kenyalnya berasal dari gluten tepung terigu.
4. Mie tahan disimpan atau dibiarkan dalam suhu ruangan selama 1-2 hari.
5. Mie memiliki warna kuning terang yang kuat sebagai tanda jika memakai
pewarna yang bukan untuk makanan.
6. Rasanya hambar, kenyal dan gurih dari tepung terigu saja
7. Harganya murah.
Sedangkan mie yang dibuat dari bahan alami memiliki ciri-ciri:
1. Saat dipegang mie terasa lembut teksturnya.
2. Beraroma tepung terigu dan sedikit bau anyir telur.
3. Mi mudah sekali putus atau patah karena tidak terlalu liat. Tekstur liatnya
dari gluten tepung dan telur ayam.
4. Saat direbus airnya agak keruh karena ada tepung terigu dan telur yang ikut
terlarut di dalamnya.
5. Mie tidak tahan disimpan lama, mudah sekali berjamur terutama jika
memakai telur.
6. Rasanya gurih, empuk dan lembut karena memakai telur.
7. Harganya agak mahal.
Alternatif lain yang cukup aman adalah membeli mie kering organik, mie dengan
tambahan sayuran atau mi kering biasa yang diproduksi oleh produsen yang memiliki
sertifikat mutu internasional. Meskipun harganya lebih mahal.
2. Tahu
Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur/rusak/ busuk sampai tiga hari
pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10
derajat Celsius), terlampau keras, namun tidak padat, bau agak mengengat;
3. Ayam Potong
6

Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
4. Ikan Basah
Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah
segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk; tidak rusak sampai tiga hari pada
suhu kamar ( 25 derajat Celsius); bau menyengat;
5. Baso
Baso yang tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius), teksturnya
sangat kenyal;
6. Ikan Asin
Ikan asin yang tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius),
bersih cerah, tidak berbau khas ikan asin.

2.6 Dampak dari Penggunaan Formalin


Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik.
a. Akut (efek pada kesehatan manusia terlihat langsung).
1) Bila terhirup akan terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa
terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan jaringan dan luka pada
saluran pernafasan seperti radang paru dan pembengkakan paru. Tanda-tanda lainnya meliputi
bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung
berdebar, sakit kepala, mual dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat
menyebabkan kematian.
2) Bila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah,
mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
3) Bila terkena mata akan menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit,
gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan
berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat
dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
4) Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual,
muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala,
hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat
terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
b. Kronik (setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang).

1) Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala,
gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung,
mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Efek neuropsikologis meliputi
gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat
berkurang. Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan. Kanker pada hidung, rongga
hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.
2) Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah, kerusakan
pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi radang kulit yang
menimbulkan gelembung.
3) Jika terkena mata, yang paling berbahaya adalah terjadinya radang selaput mata.
4) Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan
kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada.
Pemakaian formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh
manusia, dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai muntah-muntah,
mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan peredaran darah. Konsumsi
formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri
(kencing darah) dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian. Injeksi
formalin dengan dosis 100 gr dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3 jam.
Formalin tidak termasuk dalam daftar bahan tambahan makanan (additive) pada Codex
Alimentarius, maupun yang dikeluarkan oleh Depkes. Humas Pengurus Besar Perhimpunan
Dokter spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyatakan formalin mengandung
37% formalin dalam pelarut air dan biasanya juga mengandung 10 persen methanol.
Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena dapat menyebabkan kanker,
mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh, korosif dan iritatif.
Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin yang membahayakan sebesar 6 gram.
Padahal rata-rata kandungan formalin yang terdapat pada mie basah 20 mg/kg mie.
2.7 Bahaya Dari Formalin
Formalin sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang
ditimbulkan dapat berupa : Luka bakar pada kulit, Iritasi pada saluran pernafasan, reaksi
alergi dan bahaya kanker pada manusia. Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat
bersifat Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi,
kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing. Kronik : efek
pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan
berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal,
pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan
kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).
Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah
jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
8

Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala,
ganggua pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada
ginjal dan sensitasi pada paru Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah,
keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan head
dan kemandulan pada perempuan Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan,
paru dan otak. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah,
rasanya sakit, gatal-gatal, penglihatan kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan
bahan beronsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang
hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata. Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan dan
perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi
pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang,
tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
pancreas, system susunan saraf pusat dan ginjal.
2.8 Cara Penanggulangan Formalin
`
Isu adanya formalin yang terdapat dalam bahan makanan dan alat makan sehari-hari
ini memang harus diwaspadai. Tetapi sebaiknya tidak mensikapi secara berlebihan. Bukan
berarti kita harus sama sekali tidak makan tahu, bakso, mi basah atau ikan asin. Atau kita
tidak harus menghindari bahan plastik atau melamin untuk alat makan kita. Karena tidak
semua bahan makanan atau alat makan tersebut mengandung formalin. Yang penting
konsumen harus jeli dengan memperhatikan kualitas makanan dan alat makan yang dibeli
atau dipakai.
Pencegahan paparan langsung terhadap formalin harus dilakukan, khususnya bagi
pekerja industri yang memakai bahan formalin. Agar tidak terhirup gunakan alat pelindung
pernafasan, seperti masker, kain dan alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan
masuknya formalin kedalam hidung atau mulut. Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap
udara (exhaust fan) yang tahan ledakan. Gunakan pelindung mata atau kacamata
pengamanyang tahan terhadap percikan. Sediakan kran air untuk mencuci mata ditempat
kerja yang berguna apabila terjadi kecelakaan darurat. Pencegahan paparan pada kulit
sebaiknya menggunakan sarung tangan dan pakaian pelindung bahan kimia yang tahan
terhadap bahan kimia. Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja atau cuci tangan
sebelum makan.
Meskipun dampaknya sangat berbahaya jika terakumulasi didalam tubuh, sangat tidak
bijaksana jika melarang penggunaan formalin. Banyak industri memerlukan formalin
sehingga harus bijaksana dalam menggunakannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Senyawa
kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus
kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan
yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane.
10

Formalin sudah lama digunakan dalam bidang industri dan masyarakat untuk
berbagaikeperluan. Di antaranya adalah untuk bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea,
bahan pembuatanproduk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan
untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.
Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik. Formalin
sangat berbahaya bila terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat
berupa : Luka bakar pada kulit, Iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya
kanker pada manusia. Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat Akut : efek
pada kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi, kemerahan, mata berair,
mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing. Kronik : efek pada kesehatan manusia
terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin
parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat,
menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia
diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi
akumulasi formalin dalam tubuh.
Pencegahan paparan langsung terhadap formalin harus dilakukan, khususnya bagi
pekerja industri yang memakai bahan formalin. Agar tidak terhirup gunakan alat pelindung
pernafasan, seperti masker, kain dan alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan
masuknya formalin kedalam hidung atau mulut. Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap
udara (exhaust fan) yang tahan ledakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012.Ciri-ciri Mie Berformalin.


http://food.detik.com/read/2012/03/07/093920/1859848/294/ini-dia-ciri-ciri-mie-berformalin
(diakses 21 Oktober 2016)
Anonim. 2015. Ciri-ciri Makanan Yang Mengandung Formalin.
http://id.shvoong.com/lifestyle/food-and-drink/2307748-ciri-ciri-makan-yangmengandung/#ixzz28o2jQWZH (diakses 21 Oktober 2016)
11

Dr.Handayani. 2006. Bahaya Kandungan Formalin Pada Makanan. Http:// Pt. Astra
International Tbk.Ac.Id (Diakses 21 Oktober 2016)
Fauzi,Leny. 2016. Selektivitas Metode Analisis Formalin Secara
Spektrofotometri Dengan Pereaksi Schryver. Http ://Uny.Journal.Ac.Ic (Diakses 21 Oktober
2016)

LAMPIRAN

SOAL ESSAY
1. Apa yang dimaksud dengan formalin dan tuliskan strukturnya ?
2. Mengapa formalin tidak boleh digunakan untuk pengawet makanan ?
3. Apa fungsi sebenarnya dari formalin itu sendiri ?
12

4. Sebutkan ciri-ciri formalin yang terdapat di dalam mie ?


5. Bagaimana dampak jika seseorang memakan formalin ?
JAWABAN
1. Formalin merupakan larutan formaldehid 35-40% dalam air dengan metanol 10-15%
sebagai stabilisator.Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat
menusuk. Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair
yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde
atau trioxane.

2. Karena melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang
banyak terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih, bila
formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Masalahnya, sebagai bahan yang digunakan hanya untuk mengawetkan makanan,
dosis formalin yang digunakan pun akan rendah. Sehingga efek samping dari
mengkonsumsi makanan berformalin tidak akan dirasakan langsung oleh konsumen.
Banyak pihak mengingatkan formalin juga memiliki sifat karsinogen atau dapat
menyebabkan kanker.Tetapi kemunculan kanker akibat bahan berbahaya ini dengan
kanker dari penyebab yang lain hampir sulit dibedakan, keduanya membutuhkan
waktu panjang untuk menyerang tubuh manusia.
3. Formalin sebenarnya adalah bahan pengawet yang digunakan dalam dunia
kedokteran misalnya sebagai bahan pengawet mayat. Bahan ini juga biasa digunakan
untuk mengawetkan hewanhewan untuk keperluan penelitian. Selain sebagai bahan
pengawet formalin juga memiliki fungsi lain sebagai berikut:
1. Zat antiseptik untuk membunuh mikroorganisme.
2. Desinfektan pada kandang ayam dan sebagainya.
3. Antihidrolik (penghambat keluarnya keringat) sehingga sering digunakan sebagai
bahan pembuat deodorant.
4. Bahan campuran pembuatan tisu, dan
5. Bahan baku industri pembuatan lem plywood, resin maupun tekstil
Sebenarnya formalin sudah lama digunakan dalam bidang industri dan masyarakat
untuk berbagaikeperluan. Di antaranya adalah untuk bahan pembuatan pupuk dalam
bentuk urea, bahan pembuatanproduk parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras
kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga dipakai sebagai pencegah korosi
untuk sumur minyak.
13

4. Berikut ini ciri-ciri mie segar atau mie basah yang memakai bahan berbahaya:
1. Saat dipegang mie terasa sangat kenyal atau liat.
2. Selain aroma terigu biasanya tercium aroma seperti obat meskipun sudah
berulang kali dibilas air bahkan direbus.
3. Mie sangat liat saaat dipotong dengan sendok. Tekstur kenyalnya mirip karet
karena yang alami kenyalnya berasal dari gluten tepung terigu.
4. Mie tahan disimpan atau dibiarkan dalam suhu ruangan selama 1-2 hari.
5. Mie memiliki warna kuning terang yang kuat sebagai tanda jika memakai
pewarna yang bukan untuk makanan.
6. Rasanya hambar, kenyal dan gurih dari tepung terigu saja
7. Harganya murah.
Mie basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang
tidak mengandung formalin, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat
Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius), bau
agak menyengat, tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal.
5. Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik.
a. Akut (efek pada kesehatan manusia terlihat langsung).
1) Bila terhirup akan terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan
pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk. Kerusakan
jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru dan pembengkakan paru.
Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada,
yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah. Pada
konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
2) Bila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah,
mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
3) Bila terkena mata akan menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya
sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan
berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang
hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
4) Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan,
mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit
kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu
juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf
pusat dan ginjal.
b. Kronik (setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang).
1) Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala,
gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir
hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Efek
neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu,
14

kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan haid dan kemandulan
pada perempuan. Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan
otak.
2) Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah,
kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi
radang kulit yang menimbulkan gelembung.
3) Jika terkena mata, yang paling berbahaya adalah terjadinya radang selaput mata.
4) Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan
kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan rasa gatal di
dada.

15

You might also like