Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi
Oleh
ANDIKA
NIM: 080569201025
: ANDIKA
NIM
: 080569201025
Jurusan/Prodi : SOSIOLOGI
Alamat
: andika_gemistarboy@yahoo.com
Dosen Pembimbing II
Suryaningsih, M.Si
NIDN. 1010676901
ABSTRAK
Pemilihan bersalin dengan bantuan dukun beranak dipengaruhi oleh tindakan pilihan
rasional aktor dalam masyarakat yang beradaptasi dengan nilai-nilai budaya dan pengalaman yang
terjadi serta lingkungan di sekitarnya, bersalin di dukun beranak juga adanya rasa kepercayaan
antara pasien dengan dukun beranaknya sehingga seorang ibu yang bersalin yakin bahwa ibu
melahirkan di bantu oleh dukun beranak tersebut. Pelayanan kesehatan memiliki peranan penting
sebagai sarana distribusi kesehatan kepada masyarakat. Akan tetapi pelayanan kesehatan di Desa
Tanjung Kapur saat ini tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang
baik.
Di tambah lagi dengan faktor geografis yang tidak mendukung serta beban biaya yang
besar yang harus ditanggung oleh pasien ketika ia memutuskan bersalin di tenaga medis, membuat
hal itu menjadi suatu pertimbangan yang memberatkan. Sebab, jarak tempuh ke fasilitas kesehatan
cukup jauh dan harus mengeluarkan biaya transportasi yang membebankan masyarakat.
Keseluruhan hal inilah yang membuat ibu hamil memilih bersalin dengan dukun beranak dari pada
ketenaga medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apa saja yang melatarbelakangi ibu
hamil memilih dukun beranak untuk proses persalinan?. Untuk memperoleh data peneliti
menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif terhadap 7 informan. Masingmasing informan terdiri dari 7 orang ibu hamil yang pernah bersalin di dukun beranak dan salah
satu informan merupakan anak dukun beranak itu sendiri. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi lebih banyak.
Berdasarkan analisa data bahwa informan yang bersalin di dukun beranak seluruhnya
yang memiliki tingkat penghasilan dan pendidikan rendah serta dukun beranak yang telah
masyarakat kenal dengan baik. Dukun beranak juga tidak pernah menetapkan berapa upah ibu
bersalin kepada keluarga pasiennya. Di tambah dengan kemampuan khusus yang dimiliki oleh
dukun beranak yang di percaya dapat mempermudah proses kelahiran yang sulit. Hal ini yang
membuat masyarakat masih menggunakan jasa dukun beranak dalam proses persalinnanya dari
pada ketenaga medis.
ABSTRACT
The maternity election with TBAs ( Traditional Birth Attendant ) or midwifes
(Indonesian:Dukun Beranak) help is influenced by the actor of rational action in society
which adapts with the values of the culture and experience that exists and around the
environtment, theres a faith for the patient toward the maternity with midwife thats why the
pregnant woman gives the birth a child with TBA or midwife. The health service has played
an important part as the needed distribution for the society. However, the service in Tanjung
Kapur Village cant fulfill the need of the health service to the society nowadays.
In addition to the factor of geographical which doesnt support and the high cost
should be borne in a medical treatment by the patient, and it will be a difficult consideration.
Because the health facilities is far away in distance and they ought to pay off the cost of
transportation as their burden as well. It is to make all the pregnant women prefer the
midwife to medical treatment. The research aims to know Why does the pregnant mother
believe in TBA or midwife for the maternity ?. To earn research datas using the research of
descriptive with the approach of qualitative from 7 informants. Each informant is consist of
seven pregnant mothers who have been given a birth with the TBA or midwife. The collected
data will be carried out with interview for earning more informations.
Based on the analyzes data that the informant who gives a birth to the TBA or
midwife has low income and sometimes she pays whole-heartedly without provision of the
cost. And she has the special ability which is believe to easily help the pregnant mother. This
is the one thing that the society still believes in the TBA or midwife.
dan
BAB I
biaya
telahmendapatkan
PENDAHULUAN
pertolongan
A. Latar Belakang
murah
satu
mencapai
sasaran
modifikasi
program
yang
belum
sebagaimana
yang
beranak.
bahwa
ditolong
Simolol
(2010),
menyebutkan
masih
memerlukan
masyarakat
oleh
dukun
digunakan
berbeda
dari
cara
masih
seadanya
dan
lebih
pelayanan
kesehatan,
dan
keturunan.
kedua
adalah
pelayanan
kesehatan
dengan
jauh
akses,
tidak
dukun
masalah
memberikan
yang
tetap
persalinan
dukun
dan
program
persalinan
tenaga
lama.Salah
dengan
hasil
persalinan
kesehatan
perhatian
pemanfaatan
masyarakat
terhadap
kesehatan.
Faktor
saling
berkaitan
satu
sama
lain
(Notoatmodjo, 2007).
adalah
bersalin
yang
mendapat
pertolongan
persalinan
oleh
inilah
lebih
dipercayai
pertolongan
citra
yang
membantu
kali
atau
diakui
masyarakat
tinggi.
sudah
ahli
merupakan
ibu
dalam
penghalang
pertolongan
dalam
persalinan.
dari pada
memiliki
bidan.
dalam
orang
bahwa
dukun
kemampuan
medis
sebagai
yang
tinggi
menyebabkan
tua
tingkat
terhadap risiko
Dukun
yang
masyarakat.
yang
telah
kekhawatiran
yang akan
bisa
yang
melatarbelakangi
munculnya
pemberian
Pertolongan
masyarakat
yang
penentuan
perilaku
oleh
Persalinan
kontribusi
proses
malahirkan.
besar
berkontribusi
dalam
masyarakat.
Selain
terhadap
kesehatan
memanfaatkan
meminta
pelayanan
tradisional
pertolongan
dukun
bayi.
ada
masalah.
secara
dihilangkan
sekarang
Kesehatan
memerlukan
Bintan,
Pudji
Basuki
tradisional
tidak
bisa
keberadaannya.
sudah
jaman
tenaga
langsung
Walaupun
modern
dukun
masih
sebagai
Kelong,
Kawal
Masyarakat
dan
Teluk
menggunakan
jasa
Bintan.
dukun
bedah,
lemah.
jaminan
Pemerintah
persalinan
sudah
menyediakan
atau
jarum
suntik.
bagi
2011).
satu
(Jampersal)
gunting,
masih
beranak
beranak
proses
ekonomi
pengalaman
untuk
dan
Desa
yang
menjalinin
kepercayaan
masyarakat
beranak
tidak
dibekali
yang
masih
dengan
menyertainya,
dapat
dipercaya
ilmu
dukun
oleh
dan
transportasi
Keterbatasan
ekonomi
yang
kemudahan
keputusan
yang
terpencil
mempertimbangkan
merupakan
tempat
salah
satu
menjangkau
mencari
tempat
pelayanan
dengan
cara
yang
akan
pemertahanan
biaya
tradisi
yang
ada
masyarakat.
masih
mendasari ibu
menyurutkan
pendidikan,
pengetahuan,
pekerjaan,
pendapatan,
dukungan
keluarga,
terhadap
pelayanan
keterjangkauan
Dengan demikian,
di
mempunyai
minat
peranan
peranan
ibu
dalam
hamil
yang
untuk
mengetahui
apa
yang
sebagi
melatarbelakangi
Maka
judul
skripsi
TINDAKAN
yang
SOSIAL
diajukan:
IBU
HAMIL
berikut
:
ibu
Kegunaan Penelitian :
BERANAK
a.
DESA
TANJUNG
KAPUR.
hamil
yang
bersalin
Kapur.
Mengetahui
Bagi
Pengembangan
Ilmu
Pengetahuan (Teoritis)
Dari penelitian ini di harapkan dapat
B. Perumusan masalah
Berdasarkan
latar
belakang
yang
memilih
melatarbelakangi
dukun
persalinan?
beranak
ibu
untuk
hamil
proses
memberi
sumbangan
pemikiran
terhadap
pengambil
kebijakan
Dengan
hasil
diharapkan
penelitian
dapat
ini
menambah
penyelesaian
penelitian
ini
(Moleong,
2005:8).
b. Lokasi Penelitian
Penelitian
ini
dilakukan
di
D. Konsep Operasional
Pada umumnya kebiasaan yang
terjadi
dalam
persalinan
masyarakat
beranak
dengan
2.
mempertimbangkan
dan
ibu
hamil
yang
dengan
menggunakan
perilaku
orang
lain.
Adapun
yang
Sesuai
dengan
jenis
metode
pada
masyarakat
a. Jenis Penelitian
(Sugiyono 215:2010)..
adalah
penelitian
kualitatif.
F. Sumber Data
Dalam hal ini, sumber data yang digunakan
Pendekatan kualitatif
di
yang
digunakan
untuk
memperkuat
juga
dalam
diperoleh
informan
yaitu
dukun
Huberman
mengemukakan
jurnal, artikel.
G.
interatif dan
(Sugiyono
bahwa
2010:246),
aktivitas
berlangsung
secara
dalam
terus
a. Wawancara mendalam
Wawancara
percakapan
dilakukan
yaitu
dan
singkirkan.
oleh
adalah
dua
terwawancara
pihak
yang
memberikan
2007:186).
b. Observasi langsung
Observasi
digunakan
tinggal
peneliti
selama
melakukan penelitian.
c.
melalui
singkat.
3.
Penarikan kesimpulan
yakni
upaya
terkumpul
selama
penelitian
Dokumentasi
Selain
penelitian,
langsung
sekitar
penemuan
yang
wawancara
dan
mendukung
agar
menjamin
validitas.
BAB II
A. Dukun Beranak
Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan
non-medis
dilakukan
oleh
adalah
orang
yang
dianggap
10
Menurut
kepercayaan
Prawirohardjo,
terhadap
berkaitan
masyarakat
keterampilan
dukun
tindakan nyata.
beranak
tindakan
Biasanya
dukun
beranak
menolong
dalam
bentuk
persetujuan
dasarnya
individu.
dukun
kepercayaan
bersalin
masyarakat
berdasarkan
setempat
atau
pokok tersebut,
temurun
atau
dari
nenek
moyang
Tindakan Sosial
dan
pilihan
dinyatakan.Weber
bahwa
tindakan
membagi
itu
rasionalitas
a.
ini
merupakan
suatu
dipergunakan
untuk
mencapainya
11
Tindakan Tradisional
kebiasaan
akhirnya
masyarakat.
pertimbangan
mengenai
yang
diperoleh
dari
Seorang
nenek
individu
secara
1994:220).
sehingga
menjadi
Seluruh
masyarakat
dibandingkan
pertolongan
jauh
relative
berbeda
(Johnson
bidan.
dari
Cara
cara
pertolongan
kebiasaan
baginya.
didominasi dengan
(Johnson, 1994:221).
penerapannya
kurang
memperhatikan
melakukannya
masih seadanya.
b. Tindakan berorientasi nilai
Tindakan rasional nilai memiliki
sifat bahwa alat-alat yang ada hanya
adanya
tradisi-tradisi
dalam
Dalam
terminologi
sosiologi,
Kepercayaan
didalam
bermakna
sebuah
percaya
masyarakat
atas
yang
12
kepercayaan
Kepercayaan
sosial
positif,
hubungan-
sekelompok
dibangun
sejarah
dan
orang.
diterapkan
Norma-norma
berkembang
kerjasama
dimasa
untuk
berdasarkan
lalu
mendukung
dan
iklim
ibu
hamil memiliki
emosi
atau
perasaan
tanpa
1994:221).
Tindakan
afektif,
keterpaksaan
terhadap
dukun
merupakan
cenderung
tersendiri
pun
dilakukan
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI
PENELITIAN
Keadaan sosial masyarakat Desa
Tanjung Kapur sampai sekarang masih
terjalin harmonis, hal ini dapat dilihat dari
kerja sama yang dilakukan masyarakat
dalam kegiatan sosial, baik kegiatan
penataan lingkungan, kegiatan pembersihan
lingkungan maupun kegiatan sosial lainya,
sehingga kebersihan lingkungan dapat terus
dijaga dan rasa kekeluargaan dapat
ditingkatkan. Dalam kehidupan sosial
masyarakat di Desa Tanjung Kapur masih
ada rasa solidaritas yang tinggi dan
kekeluargaan. Di dalam masyarakat
sederhana kebiasaan hidup dan adat istiadat
dibentuk untuk mempertahankan hidup diri
sendiri dan kelangsungan hidup masyarakat.
Berbagai
kebiasaan
yang
dilakukan
masyarakat masih melekat salah satunya
yaitu proses persalinan yang masih
dilakukan secara tradisional atau dukun
beranak yang sering disebut masyarakat
setempat. Pengaruh sosial budaya dalam
masyarakat memberikan peran penting
dalam kesehatan. Perkembangan sosial
budaya dalam masyarakat merupakan suatu
tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah
tersebut telah mengalami suatu perubahan
dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan
budaya bisa memberikan dampak positif
maupun negatif. Hubungan antara budaya
dan kesehatan sangat erat hubungannya
seperti masyarakat desa yang sederhana
dapat bertahan dengan cara pengobatan
tertentu sesuai dengan tradisi masyarakat
tersebut.
13
14
Tamat SD
30
3
4
5
6
7
Tamat SMP
18
Tamat SMA
32
D1, D2, D3
3
S1
2
S2
1
Jumlah
210
Sumber: Arsip Kantor Kelurahan Kawal,
Maret 2014
15
16
masyarakat.
Mayoritas
pendidikan
masyarakat Desa Tanjung Kapur tidak
menyelesaikan sekolah di jenjang SD
(Sekolah Dasar), namun ada juga
masyarakat
yang
menyelesaikan
pendidikannya sampai dengan Magister
(S2).
Adanya
hubungan pendidikan
dalam proses pemilihan persalinan yaitu
masyarakat yang berpendidikan tinggi lebih
memilih ke tenaga medis sedangkan
masyarakat berpendidikan rendah memilih
dukun beranak dikarenakan dengan beberapa
faktor seperti ekonomi dan tradisi-tradisi
yang masih melekat. Pendidikan formal
sangat penting bagi seorang ibu, karena
dengan pendidikan ibu mempunyai wawasan
berfikir yang luas dan baik tentang
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
Pendidikan formal yang dimiliki oleh
seorang ibu dapat menyebabkan tingginya
pengalaman-pengalaman yang diterima
selama menempuh pendidikan formal.
Pengetahuan
akan
pentingnya
kesehatan bagi ibu dan anak tidak membuat
masyarakat memikirkan resiko yang akan
dialami bila memilih dukun beranak,
pengalaman dan rasa nyaman yang di
rasakan masyarakat enggan memilih ke
tenaga medis. Pengetahuan ini terkait
dengan lingkungan dimana masyarakat
menetap. Keadaan lingkungan sekitar sedikit
banyak akan mempengaruhi pengetahuan.
Dalam hal ini pengetahuan mengenai
kehamilan dan persalinan. Disamping itu,
keterpaparan dengan media komunikasi akan
mempengaruhi kadar pengetauhannya.
c.
Kebiasaan Keluarga
17
40
tahun
ke
atas
(Prawirohardjo,2005). Cara pertolongan
persalinan yang dilakukan oleh dukun tidak
jauh berbeda dari cara pertolongan
persalinan oleh bidan, hanya saja dalam
penerapannya
mereka
kurang
memperhatikan kesterilan dan alat-alat yang
digunakan masih seadanya. Para dukun juga
melakukan pengawasan kepada ibu hamil
semenjak para dukun tahu tentang
kehamilan ibu, hal ini sama dengan lebih
mengarah ke spiritual. Keberadaan dukun ini
tidak bisa dihilangkan dalam pemberian
pertolongan persalinan.
Salah satu faktor yang penting yaitu
perlunya meningkatkan akses masyarakat
terhadap persalinan yang sehat dengan cara
memberikan kemudahan pembiayaan kepada
seluruh ibu hamil yang belum memiliki
jaminan
persalinan.Walaupun
jaminan
18
No
1
2
3
4
5
6
7
TABEL 3
Daftar Informan Dalam Penelitian
Pendidikan
Nama
Umur
Terakhir
Samsini
39 tahun
SD
Rumini
69 tahun
SR
Siti
40 tahun
SD
Badriya
40 tahun
SMP
Janah
37 tahun
SMP
Merina
35 tahun
SMA
Nurika
42 tahun
SMA
19
Adapun
tindakan-tindakan
masyarakat
yang
melatarbelakangi
pemilihan proses persalinan dengan dukun
beranak yaitu:
a.
20
21
Masyarakat
sebagian
besar
berasumsi bahwa jika bersalin di fasilitas
kesehatan akan membutuhkan lebih banyak
biaya sehingga asumsi tersebut menjadi
salah satu alasan mengapa informan hanya
sebagian kecil yang melakukan perubahan
tempat persalinan dari rumah ke fasilitas
kesehatan. Sebagian besar lebih memilih
bersalin dirumah selain nyaman juga karena
tidak ingin direpotkan oleh masalah
pembiayaan. Hal ini sejalan dengan
penelitian oleh Arda (2009) yang
mengatakan bahwa pendapatan keluarga
yang tinggi akan cenderung mengarahkan
seorang ibu untuk bersalin di tenaga
kesehatan dan di fasilitas kesehatan. Selain
itu hal ini juga dilaporkan sama oleh
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Abdi (2009)
mengemukakan bahwa
pendapatan mempunyai kontribusi yang
besar dalam pemanfaatan pelayanan
persalinan karena akan berhubungan dengan
kemampuan membayar seseorang dalam
pembiayaan kesehatannya. Sehingga hal
yang
dapat
meningkatkan
cakupan
persalinan di fasilitas kesehatan dengan
meningkatkan pendapata rumah tangga.
Masyarakat yang berstatus sosial
ekonomi rendah punya rasa takut memeriksa
kehamilan dan besalin dengan pertolongan
bidan dan dokter di sebabkan oleh masalah
biaya. Dikembangkan oleh Max Weber
berpendapat bahwa tindakan didasarkan atas
pengalaman, persepsi, pemahaman dan
penafsirannya atas suatu objek stimulus atau
situasi tertentu. Tindakan individu ini
merupakan tindakan sosial yang rasional,
yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan
sarana-saran yang paling tepat (Sarwono,
1997:30).
Masyarakat
mempertimbangkan
biaya yang murah yaitu memilih dukun
beranak sebagai tempat pemeriksaan dan
persalinan bagi ibu hamil, selain hal ini
hampir semuanya menyatakan bahwa,
dengan dukun bayi masyarakat dapat
bersalin di rumah, ditunggui ibu dan ibu
mertua
serta
jasa pelayanan setelah
22
23
24
25
Tindakan Tradisional
Dukun
beranak
umumnya
mendapatkan keterampilan turun temurun
dari generasi diatasnya. Dukun beranak
bekerja berdasarkan pengalaman diri maupun
keyakinan yang dimilikinya. Sebagai
penolong persalinan, bidan kampung di
kampung Tanjung Kapur lebih diminati dari
pada bidan. Faktor pengalaman dirasakan
sendiri oleh sebagian besar informan karena
sudah biasa melahirkan dengan dukun
beranak. Antara dukun beranak dan
pasiennya sudah saling kenal secara akrab
bahkan banyak dari masyarakat mendasarkan
pilihan karena pengalaman dari keluarga
yang turun temurun menggunakan jasanya.
Hal ini dapat dilihat dari pernyataan
informan Janah, Samsini, Badriya sebagai
berikut:
sudah kebiasaan disini rata-rata
kalau mau melahirkan pasti ke
mbah, kan sudah lama dia itu
nolong orang melahirkan, jadi
orang-orang sini lebih percaya,
anak kedua saya juga mbah yang
nolong.(Ibu Janah - wawancara,
16 Juni 2014)
saya yang jelas sama si mbah kan
ibu saya sendiri, lebih nyaman juga
lagian sanak saudara juga udah
biasa sama si mbah kalau mau
melahirkan. (Ibu Samsini wawancara, 16 Juni 2014)
kalau melahirkan saya udah biasa
ke dukun beranak dek, sama si
mbah karna saya juga udah kenal
sama si mbah lama dari orang tua
saya dulu melahirkan saya sama si
mbah, jadi ibu memang udah biasa
sama si mbahnya dari dulu dan gak
ada masalah juga sama anak-anak
26
27
memanfaatkan
pelayanan
tradisional
dibanding fasilitas pelayanan kesehatan
modern seperti dibidan maupun puskesmas
karena masyarakat tersebut sudah secara
turun temurun melahirkan di dukun beranak.
Pengetahuan dukun beranak juga telah
dikenal oleh masyarakat sehingga secara
turun temurun di sosialisasikan kepada
generasi penerus. Kepercayaan akan
kemampuan
dukun
beranak
karena
pengalamnya dan didukung oleh adanya
interaksi yang positif seperti sikap ramah
dan sabar serta pelayanan yang memuaskan,
mengakibatkan dukun menjadi pilihan
pertama sebagai penolong persalinan.
Dukun beranak masih dipercaya
untuk merawat ibu hamil hingga membantu
persalinannya. Walaupun tidak memiliki
latar belakang ilmu medis maupun
keterampilan khusus, Dukun beranak
merupakan orang yang sangat dekat, hidup
dalam budaya yang sama dengan ibu hamil.
Pengalaman yang telah terjadi dan di alami
sebelumnya oleh ibu, baik itu pengalaman
yang di alami oleh dirinya sendiri ataupun
melihat dari orang lain.
Trust (Kepercayaan Masyarakat)
Unsur-unsur kebudayaan adalah
meliputi
pengetahuan,
kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
kemampuan serta kebiasaan yang dilakukan
oleh
masyarakat-masyarakat,
yang
merupakan hasil budi atau akal manusia.
Dalam mengatasi masalah-masalah lebih
berorientasi pada adaptasi dan pelaksanaan
strategi
terhadap
keadaan
sosial
(Koentjaraningrat, 2002).
Berdasarkan hasil survei tersebut
bahwa masyarakat memanfaatkan jasa
dukun memiliki beberapa tujuan. Pada
praktek perdukunan tersebut masyarakat
memiliki kepercayaan bahwa tujuannya
dapat terwujud, dalam hal ini masyarakat
memiliki kepercayaan terhadap dukun.
Seperti
pernyataan
informanSamsisni
dibawah yang mempercayai persalinan anak
pertama sampai terakhirnya ke mbah atau
dukun beranak ;
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
mengenai tindakan sosial ibu hamil memilih
persalinan ke dukun beranak maka dapat
disimpulkan
bahwa
pada
umumnya
masyarakat Desa Tanjung Kapur memilih
proses persalinan ke dukun beranak
dibandingkan tenaga kesehatan. Faktor
pengalaman,
pendidikan,
kebiasaan,
ekonomi
merupakan
faktor
yang
berhubungan dengan pemilihan penolong
persalinan. Proses persalinan dukun beranak
ini sudah menjadi tradisi yang dilakukan
turun temurun dari orang tua terdahulu serta
adanya kepercayaan secara bathin kepada
dukun beranak, sehingga masyarakat merasa
nyaman
dalam
menjalankan
proses
persalinan ke dukun beranak.
B. Saran
Disarankan bagi tenaga kesehatan
agar mengembangkan hubungan kerjasama
dengan dukun beranak dalam bentuk
pengajaran
dan
bimbingan
dalam
pertolongan persalinan serta pendampingan
saat pertolongan persalinan. Selain itu
meningkatkan penyuluhan dimasyarakat
dengan pendekatan sosial budaya yang
sesuai, penyuluhan tidak hanya dilakukan
terhadap ibu hamil tetapi kepada semua
masyarakat. Sebaiknya pemerintah ikut serta
dalam memberikan dukungan seperti
pelatihan
dan
pemberian
alat-alat
pertolongan peralinan gratis kepada dukun.
Selanjutnya bagi dukun beranak sendiri, agar
mau bekerjasama dengan tenaga kesehatan
dan memperbaharui pengetahuan dengan
mengikuti pelatihan-pelatihan terkait.
a. meningkatkan kinerja dan berusaha
semaksimal mungkin menghindari
perbuatan tercela dan melanggar
aturan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Abbas dan Kristiani.2006. Pemanfaatan pelayanan bidan di desa Kabupaten Muaro Jambi.
Working Paper Series No.20 Juli 2006, First Draft KMPK
29
Abdi, Telapa. 2009. Determinan Pemanfaatan Dukun Bayi oleh Masyarakat dalam Pilihan
Pertolongan Persalinan di Desa Anak Talang Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri
Hulu Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.
Arda. 2009. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoharu Kabupaten Selayar Tahun 2009.Skripsi.
Fakultas Kesehatan MAsyarakat Unhas, 2009. Makassar.
Bangsu. 2001. Pemilihan Dukun Sebagai Penolong Persalinan : diakses 05 Maret 2015.
Field,.John. 2010. Modal Sosial. Bantul : Kreasi Wacana.
Fukuyama, Francis. 2002. Trust, Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta:
Qalam.
Johnson, D. P. 1994. Teori Sosiologi: Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Jones, PIP. 2009. Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor.
Juariah, 2009, Bidan, Edisi 83, Penerbit Majalah Ikatan Bidan Indonesia, Jakarta.
Kamil, Arifin Alfi. 2006. Homeschooling Pendidikan Multikultural Untuk Remaja. UII : Impuls.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Anthropologi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Manuaba, A, D. dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta: EGC
Moleong, Lexy J., 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta ; Fitramaya.
Notoadmodjo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Karya Medika. Jakarta.
Nuhas, Milsa D. 2012. Pembinaan Dukun Bayi. Diakses 05 Maret 2015.
Prasetyawati, Arsita Eka. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Milenium Development
Goals (MDGs).Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawirahardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.
Proverawati, Atikah. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta : Nuha Medika.
Ritzer, George; Goodman, Douglas. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Sarafino, Edward. P, 2002. Health Psychology Biopsychological Interaction. 2nd ed. New John
Wiley and Sons Inc.
Sarwono, S. 2004. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Serta Aplikasinya.Jogjakarta : Gajah
Mada University.
Setyawati, Agustina Eli. 2011. Karakteristik Ibu Bersalin. Diakses 05 Maret 2015.
30