You are on page 1of 25

DAFTAR ISI

Arsitektur dekontruksi
A.................................................................Sejarah Arsitektur Dekontruksi
B...................................................................................................................
01
B. Pengertian Arsitektur Dekontruksi..............................................................
C. Ciri-ciri Gaya Arsitektur Dekontruksi.........................................................
D. Dekontruksi dalam Desain..........................................................................
E. Karakter Arsitektur Dekontruksi.................................................................
F. Pelaksaan Arsistesktur Dekontruksi...........................................................
G. Sejarah, Konteks, dan Pengaruh modernisme dan postmodernisme........
H. Penelusuran Preseden Dekontruksi...........................................................
I. Dekontruksi dalam Bansgunan

A. Sejarah Arsitektur Dekontruksi


Pada 8 April 1988 dalam international Symposium on Deconstruction
yang diselenggarakan oleh Academy Group di Tate Gallery, dikukuhkan bahwa
dekonstruksi bukanlah gerakan yang tunggal atau koheren, meski banyak diwarnai
oleh kemiripan kemiripan formal di antara karya arsitek yang satu dengan yang
lainnya.
Dekonstruksi tidak memiliki ideologi ataupun tujuan formal, kecuali
semangat

untuk

membongkar

kemapaman

dan

kebakuan.

Aliran dekonstruksi mulanya berkembang di kalangan arsitek Perancis dan


Inggris, kemudian oleh Philip Johnson dan Mark Wigley melalui sebuah pameran
yang bertema deconstructivist Architecture yang di selenggarakan di Museum of
Art, New York, tanggal 23 Juni 30 Agustus 1988, Dekonstruksi menjadi sebuah
aliran baru dalam Arsitektur dan dapat meneruskan atau menggantikan gaya
Internasional (International Style), yang dalam tahun tigapuluhan juga
diperkenalkan dalam Museum yang sama. Tentu ini merupakan sukses besar bagi
para dekonstruktivis yang ikut pameran itu, yaitu : Frank O. Gehry, Daniel
Libeskind, Ren Koolhaas, Peter Eisenman, Zaha M. Hadid, Coop Himmelblau
dan Bernard Tschumi.
Sebenarnya yang memperkasai untuk menerapkan konsep dekonstruksi
dalam bidang arsitektur pertama kali adalah Bernard Tschumi. Selanjutnya,
bersama mantan mahasiswanya yang bernama Zaha Hadid dan Peter Eisenman,
mencoba memperkenalkannya melalui pameran dengan nama Deconstruction
Architecture.
Pada sebuah simposium di Tate Gallery di London dalam bulan Maret
1988 terjadi beda pendapat antara pihak yang berpegangan pada hubungan
Dekonstruksi dengan filsafat dan pihak yang memandang Dekonstruksi sebagai
perkembangan Sejarah Seni dan Konstruktivisme Rusia. Sukses ini berkat
kombinasi filsafat Dekonstruksi; Jacques Derrida dan Konstruktivisme Rusia.
Karena itu penting untuk meninjau pertalian antara teori dan praktek,
antara renungan dan rancangan. Pada bulan Oktober tahun 1985 pada Colloquium

di Paris duapuluh orang Arsitek, filsuf dan kritisi membicarakan peran teori dalam
Arsitektur dari arti Arsitektur bagi filsafat.
Aliran Dekonstruksi tidak terdapat dalam Arsitektur saja, bahkan Jacques
Derrida telah menemukan logik yang bertentangan dalam akal dan implikasi,
dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa sebuah teks tidak pernah setepatnya
mengandung arti yang hendak dikatakannya atau tidak mengatakan yang
dimaksudkan. Derrida berpendapat bahwa kegiatan Tschumi dan Eisenman dalam
Arsitektur sama dengan perbuatannya dalam filsafat, yaitu kegiatan Dekonstruksi.
B. Pengertian Arsitektur Dekontruksi
Dekonstruksi adalah istilah yang digunakan pertama kalinya pada tahun
1967, oleh Jacques Derrida, seorang ahli bahasa yang juga filsuf dan budayawan
Perancis kelahiran Algeria, tahun 1930.Pakar ini menelaah secara radikal teori
ilmu bahasa yang pada waktu itu menganut Strukturalisme yang pernah
dikembangkan oleh Ferdinand deSaussure antara tahun 1906-1911.
Dekonstruksi juga merupakan reaksi terhadap modernisme dalam
perkembangan

ilmu

pengetahuan,

seni

dan

filsafat.Modernisme

dalam

perkembangan filsafat ilmu berdasar pada ratio, logos dalam intelektual


manusia.Sebagaimana peranan logos, yaitu menciptakan, mengorganisasi,
menyusun suatu jalan pikiran dengan sistem yang jelas, maka hal-hal yang kecil,
hal-hal yang dasar menjadi hilang. Pengalaman individual, pengalaman pribadi
yang begitu kaya biasanya dihilangkan demi mencapai suatu konstruksi yang
jelas, tegas dan tepat.
Kata

dekonstruksi

dipergunakan

Derrida

dalam

buku

De

la

Grammatologie, di mana kata tersebut merupakan terjemahan dari istilah


Heidegger, yaitu: destruktion dan abbau. Dalam konteks ini, keduanya
mempunyai kesamaan pengertian sebagai: operasi yang dilakukan atas struktur
atau

arsitektur tradisional dari konsep dasar ontology atau metafisik barat

(occidental).
Tetapi dalam bahasa Perancis, istilah destruction mengimplikasikan suatu
pengancuran total, tetapi Derrida tidak menginginkan adanya penghancuran yang

total

itu.

Untuk

itulah

Derrida

memakai

kata

deconstruction yang

diketemukannya dalam Littre untuk menandai maksudnya dalam bahasa Perancis.


Rumusan Derrida mengenai dekonstruksi (deconstruction) tidak pernah
secara definitif diperoleh. Kesulitan terletak pada Phenomenon deconstruction
sebagai gejala mengada yang tidak pernah menuju ke arah kebakuan. Derrida
mengatakan bahwa dekonstruksi bukan semata-mata metoda kritis.Metoda kritis
perlu diartikan sebagai memiliki sifat kritis terhadap dirinya sendiri.
Dengan hakekat kritis ini maka wilayah jelajah dekonstruksi tidak dibatasi
pada konteks filosofi saja.Selain itu, oleh Derrida dekonstruksi juga dianggap
bukanlah merupakan metoda berpikir yang destruktif, karena senantiasa
membongkar habis struktur-struktur makna dan bangun suatu konsep. Menurut
Derrida sikap dekonstruksi senantiasa afirmatif dan tidak negatif, sebab sesuatu
yang negatif tidaklah membuka diri pada pencarian pemahaman lebih utuh.
C. Ciri-Ciri Gaya Arsitektur Dekonstruksi
Gaya arsitektur dekonstruksi sungguh menarik diperhatikan dan diamati.
Gaya ini memiliki tampilan yang menarik dan "nyeleneh", dengan gaya
dekonstruksi pemilik rumah bebas berekspresi dan menciptakan sebuah hunian.
Disini, kita bisa melihat arsitektur dari sisi yang lain.
Arsitektur dekonstruksi merupakan suatu pendekatan desain bangunan
sebagai usaha-usaha percobaan untuk melihat arsitektur dari sisi yang lain.
Pandangan dekonstruksi lahir dari suatu atmosfir yang berlandaskan pada konsep
filosofi anti kemapanan dan semangat eksplorasi ruang-ruang dan material
bangunan.
Berikut adalah beberapa ciri dari arsitektur dekonstruksi:
Penampilan bidang-bidang simpang siur.
Garis-garis yang tidak beraturan dan bidang-bidang yang bertabrakan.
Keseluruhan struktur terlihat-lihat runtuh.

Dekonstruksi membawa bentuk-bentuk geometri yang cenderung


berbentuk aneh. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan penerimaan
keabsolutan terhadap keaslian bentuk-bentuk geometri yang selama ini
dikenal.
Arsitektur dekonstruksi merupakan suatu pendekatan desain bangunan
yang merupakan usaha-usaha percobaan untuk melihat arsitektur dari sisi yang
lain
Arsitektur dekonstruksi juga telah menggariskan beberapa prinsip penting
mengenai arsitektur:
1. Tidak ada yang absolut dalam arsitektur, sehingga tidak ada satu langgam
yang dianggap terbaik sehingga semuanya memiliki kesempatan yang
sama untuk berkembang.
2. Tidak ada pendewaan tokoh dalam arsitektur sehingga tidak timbul
kecenderungan pengulangan ciri antara arsitek satu dan yang lain hanya
karena arsitek yang satu dianggap dewa yang segala macam karyanya
harus ditiru.
3. Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus diakhiri,
sehingga perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah kepada
keragaman pandangan dan tata nilai.
4. Pengutamaan indera pengelihatan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu
karya dalam arsitektur harus diakhiri. Potensi indera lain harus dapat
dimanfaatkan pula secara seimbang.
D. Dekonstruksi dalam Desain
Arsitektur modern seringkali menyebut dirinya sebagai arsitektur yang
paling rasional, arsitektur yang paling memiliki teknologi tinggi, dan arsitektur
yang memiliki sistem fungional yang sempurna sehingga pada waktu itu tidak ada

alternatif pemikiran lain di dalam arsitektur selain berpikir monoton seperti


halnya paham fungsional yang dimiliki oleh arsitektur modern.
Pengaruh dari suatu fenomena dari fungsi-fungsi yang dijanjikan dapat
dirasakan pada bentukan yang terjadi, sehingga menghasilkan bentukan-bentukan
yang tidak berkembang, seperti desain yang penuh dengan kotak-kotak
sederhana.
Makin lama keadaan ini menimbulkan kejenuhan, sehingga mulai timbul
konflik penyangkalan dan usaha-usaha untuk keluar dari jalur yang ada.
Dekonstruksi

merupakan

salah

satu

jalan

keluar

yang

patut

dipertimbangkan dari permasalahan-permasalahan yang timbul dari kejenuhan


akan arsitektur modern.Sehingga dapat dihasilkan pemahaman dan perspektif baru
tentang arsitektur.
Pada arsitektur dekonstruksi yang ditonjolkan adalah geometri 3-D bukan
dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut yang
menunjuk kepada kejujuran yang sejujur-jujurnya.
Penggunakan warna sebagai aksen juga ditonjolkan dalam komposisi
arsitektur dekonstruksi sedangkan penggunaan tekstur kurang berperan.
Bangunan yang menggunakan langgam arsitektur dekonstruksi memiliki
tampilan yang terkesan tidak masuk akal, dan memiliki bentukan abstrak yang
kontras melalui permainan bidang dan garis yang simpang siur.
Pada arsitektur dekonstruksi yang dikomunikasikan adalah:
a. unsur-unsur yang paling mendasar, essensial, substansial yang dimiliki oleh
arsitektur.
b. Kemampuan maksimal untuk berarsitektur dari elemen-elemen yang essensial
maupun substansial.

Arsitektur dekonstruksi tidak mengikatkan diri kedalam salah satu dimensi


Waktu (Timelessness).Pandangan seperti ini mengakibatkan timbulnya pandangan
terhadap

Dekonstruksi

yang

berbunyi

"Ini

merupakan

kesombongan

dekonstruksi."
E. Karakter Arsitektur Dekonstruksi
Secara substantif, metafora dekonstruktif yang dilandasi oleh konsep
filosofi-anti ini mempunyai ekspresi-ekspresi diantara pemahanam rasional dan
irasional.Dekonstruksi membawa bentuk-bentuk geometri yang cenderung
berbentuk aneh.Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan penerimaan
keabsolutan terhadap keaslian bentuk-bentuk geometri yang selama ini dikenal.
Dalam hal ini, esensi bentuk bukan menjadi indikator utama dalam
Arsitektur Dekonstruksi. Indikator utamanya adalah esensi makna dan simbol
dengan beberapa paradigma konseptual sebagai berikut :
- Logo Sentris : Konsep arsitektur yang merupakan gabungan antara
pemahaman arsitektural dan pemahaman filosofis. Dari pemahaman
filosofis arsitektur akan mangalami proses artikulasi metafisik secara
multivalensi.
- Anti Sintesis

: mengandung konsep penolakan terhadap sementara

pandangan bahwa arsitektur adalah sintesis. Berpaling dari nilai nilai hakiki
yang akan menurunkan aturan yang seirama dengan hukum alam yaitu nilai
intuisi. Hal ini dikarenakan nilai intuisi lebih mewadahi otoritas dalam
proses visualisasi.
- Anti Fungsional

: Dekonstruksi mendasarkan faham bahwa antara

bentuk (form) dan Fungsi (function) bukan merupakan hubungan


yang dependent melainkan independent. Hubungan

yanag

bersifat

independent antara formdan function memberi peluang bagi penggunaan


metode kreatif seperti superposisi, fragmentasi, dan kombinasi yang
berdasar pada prinsip-prinsip matematis.
- Anti Order

: Order akan mengasilkan ekspresi keutuhan dan kestabilan.

Order dalam arsitektur yang berakar pada arsitektur klasik sperti unity,
balance, & Harmony akan memeberi kecenderungan pada pembentukan
space yang figuratif.

Arsitektur Dekonstruksi bukan mengarah pada kecenderungan ruang dan


objek yang figuratif akan memperkuat keabsolutan order. Disamping itu, order
melahirkan bentuk-bentuk geometri yang programatis yang akan berlawanan
dengan konsep visualisasi simbol/makna yang retorikal, tidak fixed, dan
multivalen. Karena makna adalah sesuatu yang kontekstual, tergaantung atas nilai
masyarakat sesaat.
F. Pelaksana arsitektur dekonstruksi
Kejenuhan terhadap kemonotonan mampu mengusik beberapa arsitek
.Sehingga beberapa arsitek mulai membuat karya mutakhir yang desebut
arsitektur dekonstruksi.Seperti yang dilakukan Peter Eisenman dengan koleganya
Richard Meier pada thun 1970an. Beberapa bangunanpun sudah dianggap menjadi
icon dari arsitektur dekonstruksi.
Seiring perkembangan arsitektur dekonstruksi, makin berkembang pula
arsitek-arsitek yang menghasilkan karya karya yang luar biasa.
Diantara dari mereka adalah Frank O. Gehry, Zaha Hadid, Morphosis,
Bernard Tschumi, Daniel Libeskind, Michael Soekin, Coop Himmelbau, Gunter
Behnisch, Lebbeus Woods, Kazuo Shinohara.
G. Sejarah, Konteks, dan Pengaruh Modernisme dan postmodernisme
Deconstructivism dalam arsitektur kontemporer bertentangan dengan
rasionalitas memerintahkanModernisme .Hubungan dengan Postmodernisme juga
jelas bertentangan. Meskipun arsitek postmodernis deconstructivist dan teori-teori
baru lahir diterbitkan bersama satu sama lain dalam jurnal pertentangan
(diterbitkan 1973-1984), bahwa isi jurnal menandai awal dari istirahat yang
menentukan antara dua gerakan. Deconstructivism mengambil sikap konfrontatif
terhadap banyak arsitektur dan sejarah arsitektur , ingin memisahkan dan
membongkar arsitektur,

Sedangkan postmodernisme kembali memeluk-sering

licik atau ironisnya-referensi sejarah bahwa modernisme telah dijauhi,

deconstructivism menolak penerimaan postmodern referensi seperti . Hal ini juga


menolak ide ornamen sebagai pikiran setelah-atau hiasan.
Selain oposisi, teks lain yang deconstructivism dipisahkan dari keributan
modernisme

Sdan

postmodernisme

adalah

penerbitan

Robert

Venturi

Kompleksitas 'dan Kontradiksi dalam arsitektur(1966). Sebuah titik yang


menentukan bagi postmodernisme baik dan untuk deconstructivism,Kompleksitas
dan Kontradiksi berpendapat terhadap kejelasan, kemurnian dan kesederhanaan
modernisme. Dengan, publikasi fungsionalisme dan rasionalisme , dua cabang
utama modernisme, yang terguling sebagai paradigma sesuai dengan pembacaan
postmodernis dan deconstructivist, dengan pembacaan yang berbeda.
Pembacaan postmodern dari Venturi (yang sendiri adalah seorang
postmodernis) adalah bahwa ornamen dan kiasan sejarah menambahkan kekayaan
untuk arsitektur yang modernisme telah terdahulu.Beberapa arsitek postmodern
berusaha mengajukan permohonan kembali ornamen bahkan untuk bangunan
ekonomis dan minim, upaya terbaik digambarkan oleh Venturi konsep tentang
"gudang dihiasi."Rasionalisme desain diberhentikan tetapi fungsionalisme
bangunan itu masih agak utuh.
Hal ini dekat dengan tesis pekerjaan utama berikutnya Venturi ini, bahwa
tanda-tanda dan ornamen dapat diterapkan ke arsitektur pragmatis, dan
menanamkan kompleksitas filosofissemiologi .

Akron Art Museum


Pembacaan deconstructivist Kompleksitas dan Kontradiksi sangat berbeda.
Bangunan dasar adalah subjek problematika dan seluk-beluk di deconstructivism,

tanpa detasemen untuk ornamen. Daripada memisahkan ornamen dan fungsi,


seperti

postmodernis

seperti

Venturi,

aspek

fungsional

dari

bangunan

dipertanyakan.
Geometri adalah deconstructivists apa ornamen adalah posmodernis,
subjek komplikasi, dan ini komplikasi geometri pada gilirannya, diterapkan pada
aspek fungsional, struktural, dan spasial bangunan deconstructivist. Salah satu
contoh kompleksitas deconstructivist adalah Frank Gehry 's Vitra Design Museum
di Weil-am-Rhein, yang mengambil kubus putih polos khas dari modernis galeri
seni dan mendekonstruksi itu, menggunakan geometri mengingatkan kubisme dan
ekspresionisme abstrak.
Ini merongrong aspek fungsional kesederhanaan modernis saat mengambil
modernisme, khususnya gaya internasional, yang kulitnya plester putih
mengingatkan, sebagai titik awal. Contoh lain dari membaca deconstructivist
Kompleksitas dan Kontradiksi adalah Peter Eisenman 's Wexner Pusat Seni . Pusat
Wexner mengambil bentuk pola dasar dari benteng , yang kemudian Bumiputera
berupaya menumbuhkan dengan kompleksitas dalam serangkaian luka dan
fragmentations.
Sebuah grid tiga-dimensi, berjalan agak sewenang-wenang melalui
gedung.Grid, sebagai referensi untuk modernisme, yang itu adalah suatu
accoutrement, bertabrakan dengan jaman abad pertengahan kastil. Beberapa
kolom grid sengaja tidak mencapai tanah, melayang di atas tangga menciptakan
rasa nyaman neurotik dan bertentangan dengan tujuan struktural dari kolom .Pusat
Wexner mendekonstruksi pola dasar benteng dan membuat ruang dan struktur
dengan konflik dan perbedaan.
Filosofi deconstructivist

Saluran utama dari filsafat decontructivist untuk teori arsitektur adalah


melaui filsuf Jacques Derrida pengaruh dengan Peter Esienman .Eisenman
menarik beberapa basis filosofis dari gerakan sastra Dekonstruksi , dan
berkolaborasi secara langsung dengan Derrida pada proyek-proyek termasuk entri
untuk Parc de la Villette kompetisi, didokumentasikan dalam Pekerjaan Chora l.
Kedua Derrida dan Eisenman, serta Daniel Libeskind prihatin dengan " metafisika
kehadiran ", dan ini adalah subjek utama dari filsafat deconstructivist dalam teori
arsitektur. Perkiraan adalah bahwa arsitektur adalah bahasa mampu berkomunikasi
makna dan menerima perawatan dengan metode filsafat linguistik.

Dialektika

keberadaan dan ketiadaan, atau padat dan void terjadi di banyak proyek Eisenman,
baik dibangun dan terbangun.Kedua Derrida dan Eisenman percaya bahwa lokus,
atau tempat kehadiran, adalah arsitektur, dan dialektika yang sama ada dan tidak
adanya ditemukan dalam konstruksi dan deconstructivism.
Menurut Derrida, pembacaan teks-teks yang terbaik dilakukan ketika
bekerja dengan struktur naratif klasik. Setiap deconstructivism arsitektur
membutuhkan keberadaan pola dasar konstruksi con tertentu, harapan
konvensional sangat mapan untuk bermain fleksibel terhadap. Rancangan Frank
Gehry 'sendiri Santa Monica tinggal, (dari 1978), telah dikutip sebagai
prototipikal deconstructivist bangunan.Titik tolaknya adalah sebuah rumah
pinggiran kota prototipikal diwujudkan dengan satu set khas makna sosial yang
dimaksudkan. Gehry diubah massa nya, amplop ruang, pesawat dan harapan lain
dalam sebuah subversi yang menyenangkan, suatu tindakan konstruksi "de" "
Selain konsep Derrida tentang metafisika kehadiran dan deconstructivism,
gagasan tentang jejak dan penghapusan, yang terkandung dalam filosofi menulis
dan arche-menulis menemukan cara mereka ke deconstructivist peringatan .
Daniel Libeskind membayangkan banyak proyek-proyek awal sebagai bentuk
tulisan atau wacana tertulis dan sering bekerja dengan bentuk puisi konkret .Dia
membuat patung arsitektur dari buku dan sering dilapisi model dalam teks-teks,
secara terbuka membuat arsitektur nya mengacu pada menulis. Pengertian dari
jejak dan penghapusan diambil oleh Libeskind dalam esai dan dalam proyeknya
untuk Berlin Museum Yahudi .
Museum ini dipahami sebagai jejak penghapusan dari Holocaust ,

dimaksudkan untuk membuat subjek dibaca dan menyentuh. Memorial seperti


Maya Lin 'sVietnam Veterans Memorial dan Peter Eisenman Memorial untuk
orang-orang Yahudi Dibunuh di Eropa juga mencerminkan tema dari jejak dan
penghapusan.
Seni kontemporer
Dua strain seni modern, minimalis dan kubisme , memiliki pengaruh
terhadap deconstructivism. kubisme analitis memiliki efek yakin tentang
deconstructivism, sebagai bentuk dan isi yang dibedah dan dilihat dari perspektif
yang berbeda secara bersamaan. Sebuah sinkronisitas ruang disjoined jelas dalam
banyak karya Frank Gehry dan Bernard Tschumi .kubisme sintetis , dengan
penerapan seni yang ditemukan , tidak sebesar pengaruh pada deconstructivism
sebagai kubisme analitis , namun masih ditemukan di awal dan lebih vernakular
karya Frank Gehry. Deconstructivism juga berbagi dengan minimalisme
pemutusan dari referensi budaya.
Dengan kecenderungan ke arah deformasi dan dislokasi, ada juga aspek
ekspresionismedan arsitektur ekspresionis terkait dengan deconstructivism. Pada
saat deconstructivism cermin varietas ekspresionisme, neo-ekspresionisme , dan
ekspresionisme abstrak juga.Bentuk-bentuk sudut dari Ufa Cinema Center oleh
Coop Himmelb au mengingat geometri abstrak dari lukisan bernomor Franz Kline
, dalam massa mereka polos. Para UFA Cinema Center juga akan membuat
pengaturan mungkin untuk angka-angka sudut digambarkan dalam adegan jalanan
kota Jerman oleh Ernst Ludwig Kirchner .Pekerjaan Wassily Kandinsky juga
memiliki kemiripan dengan arsitektur deconstructivist. Gerakan-Nya ke
ekspresionisme abstrak dan jauh dari pekerjaan figuratif, dalam semangat yang
sama seperti penolakan deconstructivist ornamen untuk geometri.
Beberapa seniman di tahun 1980-an dan 1990-an memberikan kontribusi
pekerjaan yang dipengaruhi atau mengambil bagian dalam deconstructivism.
Maya Lin dan Rachel Whitereadadalah dua contoh. 1982 proyek Lin untuk
Vietnam Veterans Memorial , dengan granit lembaran yang memutuskan bidang
tanah, adalah satu. Its beling seperti bentuk dan pengurangan konten ke teks
dipengaruhi deconstructivism minimalis, dengan rasa fragmentasi dan penekanan

pada membaca monumen. Lin juga memberikan kontribusi bekerja untuk Pusat
Wexner Eisenman.

H. Penelusuran Preseden Dekonstruksi


Dekonstruksi di dalam arsitektus tidak bisa dilepaskan dari preseden
preseden yang dihasilkan oleh arsitek-arsitek yang menjadi tokoh dekonstruksi,
misalnya : Frank Gehry, Peter Eisenman, Zaha Hadid, Bernard Tschumi, dan Rem
Ksoolhas. Penelusuran Preseden sangat diperlukan untuk menemukan arah
kecenderunagn dari paradigma suatu objek atau prodak konkrit dari suatu
arsitektur dekonstruksi.
- Frank Gehry
Frank Gehry merancang bangunannya tampak sebagai suatu ekspresi
benda seni (scluptural) dari pada wadah suatu fungsi.Sosok solid dan masif
menjadi kesan suatu kenihilan.

Frank mengkomposisikan bidang dan ruang


tidak

menggunakan

arsitektur

klasik,

prinsip-prinsip order dari


secara

utuh

bangunan

memperlihatkan suatu komposisi yang terpuntir,


retak bahkan terkesan belum selesai.

- Rem Koolhas

Dasar-dasar yang dipakai oleh Rem Koolhas dalam


mendesain bangunannya terletak pada konsep
kombinasi

tipologi.

Dari

beberapa

karyanya

membuktikan bahwa tipologi menjadi suatu acuan


utama dalam menampilkan masa, blok bangunan
dan fasad bangunan diwarnai dengan keadaan yang
abstrak yang terdidi dari kotak-kotak kaca yang
disusun secara repetitif dan tiba-tiba dipecahkan
oleh beraneka macam motif grafis seperti balkon-balkon, bentukan segitiga
merah, dan kotak-kotak biru, hal ini bertujuan untuk kepentingan artistik agar
bangunan menjadi lebih memiliki daya jual.
- Peter Eisenman
Peter Eiseman memiliki
dasar

pemikiran

mengkomposisikan

dalam
ruang-

ruangnya pada suatu keadaan


yang memutarbalikan order-order
dalam

arsitektur

klasik.Ruang

yang terwujud di hiasi dengan


berbagai patahan-patahan, ruang
melayang, dan balok-balok yang
terkesan beterbangan.
Dalam perancangan komposisi ruangnya Peter menekankan suatu sistem
yang naratif dengan urutan yang sistematis sehingga dapat mengeskspresikan
suatu komposisisuperposisi dari sebuah perjalanan masa silam, merasakan masa
kini dan secara lamunan melayang ke masa yang akan datang.
- Bernard Tschumi

Pendekatan perancanagan yang digunakan oleh


Bernard

Tschumi

adalah

Teori

Manhattan

Transcript yaitu transgresi dan regresi.Teori ini


mendasarkan studi gerak manusia sebagai dasar
untuk menggerakan titik, garis dan bidang dalam
membentuk ruang. Dari ideologi ini dapat
terbaca bahwa dekonstruksi bukan style (gaya)
melainkan suatu proses yang bisa menghasilkan
banyak gaya.

- Zaha Hadid
Didalam karyanya Zaha Hadid menjulangkan
struktur berlapis yang terkesan lentur pada karyakaryanya.

Penyusunan

denah

dilakukan

dengan

dimensi yang berbeda sehingga menciptakan suatu


komposisi void dan solid yang sangat kaya dan
sekaligus tidak efektif. Filosofi anti tercermin dalam
berbagai konsep dis- dan de- pada semua karyanya
yang anti pusat, anti as, anti simetri, anti seimbang,
anti selaras, dan anti fungsi.
Berbagai hal tersebut menempatkan dirinya sulit dikelompokan dalam
arsitektur pasca-fungsionalis karena bukan termasuk pasca-modern maupun neoklasik. Karyanya sejalan dengan dekonstruksi dan cenderung kepada pascastrukturalis
I. Dekontruksi dalam Bangunan
Beberapa karya besar dari arsitek-arsitek yang menjunjung langgam
dekonstruksi dapat dilihat pada uraian berikut.

VILA OLIMPICA HOTEL ARTS

The Vila Olimpica Hotel Arts berlokasi di Olympic Village yang memiliki luas
150.000 square feet.Dengan waktu pelaksanaan yang cukup lama (1989-1992),
bangunan ini menjadi sebuah karya yang unik.
Dengan menampilkan bentukan bentukan trimatra , bangunan yang
merupakan transformasi dari bentuk ikan yang direalisasikan dalam sebuah
konstruksi sepanjang 54 meter dengan ketinggian 35 meter. Dengan bentukan dan
dimensi seperti ini, bangunan ini menjadi landmark bagi daerah sekitar.

Arsitek : Frank O. Gehry


Lokasi : Barcelona, Spanyol
Bangunan ini memamerkan penonjolan konstruksi yang mutakhir sebagai
daya

tarik

yang

menjadikan

bangunan

ini

lebih

hidup

dan

berirama.Pengkomunikasian antara hasil teknologi dan pemilihan bahan mampu


berperan dalam meningkatkan elemen elemen artistic dan estetik yang dominan
pada bangunan ini.
Selain unsur unsur yang lepas dari keteraturan, masih dapat kita amati
bagian bagian yang tak lepas dari peninggalan pendahulunya, yaitu arsitektur
modern. Hal ini nampak pada hadirnya unsur unsur geometris yang terdapat
pada sisi podium.

Sehingga dapat kita amati bagaimana arsitek melakukan perjalanan untuk


menghasilkan karya, langkah langkah apa yang menjadi pemikiran arsitek
sebelum masuk kedalam dekonstruksi.

DENVER ART MUSEUM

Bangunan ini didirikan diatas lahan seluas 146.000 square feet dan menjadi
bangunan yang memiliki konstruksi paling unik bagi lingkungan sekitarnya.
Hal yang pertama kali nampak pada bangunan ini adalah proyeksi trimatra
yang nampak kontras namun menjadikan bangunan ini lebih berirama.

Arsitek : Daniel Libeskind


Lokasi : Denver, Colorado USA

Bentukan yang penuh dengan bidang mencuat yang dikantilever menjadi


daya tarik utama dari bangunan ini.Penggunaan metal, kaca, titanium dan batubatu alam dianggap menambah sifat artistic dari bangunan ini.

Gambar. Blokplan Denver Art


Museum
Untuk

dapat

menghasilkan

bentukan

seperti

ini

tentunya

juga

mengandalkan kemampuan teknologi dan pemilihan bahan yang tepat dan


memiliki spesifikasi yang tepat dan tentunya berkualitas tinggi.

Gambar.Interior pada Denver Art


Museum
Bangunan ini lebih cenderung mencerminkan massa daripada ruang
yang ada didalamnya.Sehingga eksprisi sang arsitek dapat dituangkan secara lugas
tanpa ada batasan apapun.

VITRA INTERNATIONAL HEADQUARTERS

Bangunan ini berlokasi didaerah sub-urban di luar kota Basel yang dipenuhi
oleh bangunan industri seperti pabrik serta apartment yang diperuntukkan sebagai
pelengkap daerah baru yang sedang berkembang.

Arsitek : Frank O. Gehry


Lokasi : Basel, Switzerland

Sebagai bangunan yang berlokasi di daerah yang sedang berkembang, maka


diperlukan hal hal yang mampu menjadi daya tarik bagi keperluan komersial
bangunan itu sendiri, terlebih bangunan ini juga diperuntukkan sebagai bangunan
industri.
Karenanya pada bangunan ini, unsur ruang masih diperhatikan dalam
penggarapan desainnya, sehingga muncul bentukan yang lebih sederhana jika
dibandingkan dengan contoh kasus pada Denver Art Museum pada pembahasan
sebelumnya. Bangunan ini nampak memperatahankan bentukan geometrisnya .
Meskipun bentukan yang terjadi lebih sederhana, namun tidak mengurangi
eksistensi bangunan sebagai bagian dari arsitektur dekonstruksi. Permainan
bidang masih menjadi unsur penangkap bagi eksistensi tersebut .
Unsur penangkap lain dapat dihadirkan dari permainan penggunaan bahan
pada fasade eksterior bangunan. Nampak penggunaan metal dan permainan warna
menjadi daya tarik dari bangunan ini.

THE TOWER OF BIEL AND OPEN ARCHITECTURE

The Power and The Freedom

Arsitek : Coop Himmelbau


Lokasi : Forum Arteplage Biel,
Switzerland
Menara-menara ini merupakan simbolisasi dari kekuatan dan kebebasan,
disusun perbagian hanya dalam jangka waktu sebulan.Desain konsep berorientasi
pada konstruksi urban yang memberi kesan ringan namun kokoh.

Buah karya Wolf D. Prix, Helmut Swiczinsky and partner ini dibuat untuk
keperluan The 6th Swiss National Exhibition tanggal 15 May 2002 hingga 20
October 2002.Dengan bentukan seperti ini nampak jelas bahwa bangunan ini
mampu menjadi landmark yang memancarkan power dan kebebasan penuh.

Dapat dilihat bahwa bangunan ini sangat berani dalam permainan olahan
bentuk, baik permainan bidang, garis dan massa. Permainan sense indera yang
tidak hanya terpaku pada segi visual juga berperan dalam peletakan massa dan
penggabungan massa menjadi nilai tambah yang pantas diperhitungkan.
Merupakan proyeksi karya 3 dimensi yang murni, tidak tampak seperti
hanya sebuah kotak persegi namun lebih terlihat hidup dan berirama.

Bangunan ini sepenuhnya merupakan penuangan dari kreativitas tim arsitek


sehingga nampak lepas tanpa adanya batasan.

Estetika arsitekturalnya nampak pada pemanfaatan kecanggihan teknologi


dan pemilihan bahan yang memiliki spesifikasi yang tepat sehingga dapat
mendukung tampilan fisik bangunan.
Ketepatan menggunakan baja sebagai rangka yang di tutup oleh kaca dan
terekspos pada malam hari akibat dari pendaran lampu makin menambah
eksistensi bangunan ini.

Tampak Bangunan

Siteplan

potongan

DER NEUE ZOLLHOF

Arsitek : Frank O. Gehry


Lokasi : Dusseldorf, Germany

Bangunan ini berlokasi di tepi sungai Rheine di daerah publik yang


berskala urban. Menempati lahan seluas 28.000 meter persegi menjadikan
kompleks bangunan ini mampu menghadirkan sesuatu tanpa memikirkan
keterbatasan ruang.
Letaknya yang berada di tepi dermaga sungai menjadi nilai tambah karena
memungkinkan terbentuknya open space di bagian muka kompleks bangunan
yang membuat perpaduan visualisasi bentuk bangunan terekam dengan komposisi
yang baik.
Desain ketiga bangunan ini nampak berorientasi kepada ruang
didalamnya mengingat fungsi bangunan.Namun batasan tersebut tidak lantas
membatasi bentukan yang terjadi. Unsur simpang siur yang menjadi salah satu ciri
dari arsitektur dekonstruksi masih nampak jelas .

Ketiga bangunan ini memiliki karakteristik yang berbeda satu sama


lainnya , namun tetap memberikan kesan dinamis pada kesatuannya.Penampilan
bentukan 3 dimensi membuat eksistensi bangunan ini sebagai bangunan yang
berlanggam dekonstruksi tampak nyata.Permainan bidang bidang menjadi salah
satu pemicunya.

Selain permainan bidang bidang geometris , permainan kecangihan


teknologi konstruksi juga ditonjolkan dalam desain pada bangunan ini.Hal ini
ditunjang dengan pemanfaatan material yang tepat sehingga menunjang kesan
yang hadir .

You might also like