You are on page 1of 15

FILSAFAT ILMU

RESUME
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafal Ilmu
Dosen : Dr. Asep Saepudin M.Ag

Dibuat oleh :
ALDI SAPUTRA

1158020018

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015-2016

DAFTAR ISI
Daftar isi..

A. Ke Arah Pemikiran Filsafat


1. Ilmu dan Filsafat........ 1
B. Dasar-dasar Pengetahuan
1. Penalaran. 2
2. Logika.
2
3. Sumber Pengetahuan..2
4. Kriteria Kebenaran. 2
C. Ontologi: Hakikat Apa yang Dikaji
1. Metafisika..
3
2. Asumsi
3
3. Peluang...
3
4. Beberapa Asumsi dalam Imu.
5. Batas-batas Penjajahan Ilmu..

3
3

D. Epistemologi: Cara Mendapatkan Pengetahuan yang


Benar
1. Jarum Sejarah Pengetahuan.
4
2. Pengetahuan. 4
3. Metode Ilmiah.. 4
4. Stuktur Pengetahuan Ilmiah..
4
E. Sarana Berpikir Ilmiah
1. Sarana Berfikir Ilmiah...
2. Bahasa... 5
3. Matematika...........5
4. Statistika........... 5
F. Aksiologi: Nilai Kegunaan Ilmu
1. Ilmu dan Norma. 6
2. Tanggung jawab seorang Ilmuwan.
3. Nuklir dan pilihan Moral.
4. Revolusi Genetika...

6
6
6

i
G. Ilmu dan Kebudayaan
1. Manusian dan Kebudayaan.
7
2. Ilmu dan Pengembangan kebudayaan Nasional..

3. Dua pola Kebudayaan.

H. Ilmu dan Bahasa


1. Tentang terminologi:
Ilmu, Ilmu Pengetahuan atau Sains. 8
2. Quo Vadis 8
3. Politik Bahasa Nasional........... 8
I. Penelitian dan Penulisan Ilmiah
1. Stuktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah.. 9
2. Teknik Penulisan Ilmiah..
9
3. Teknik Notasi Ilmiah.
9
J.

Penutup dan Kegunaan Ilmu


1. Hakikat dan Kegunaan Ilmu.

10

Daftar Pustaka..

10

Sumber Buku.

10

ii

Bab 1
ILMU DAN FILSAFAT

1. Ilmu dan Filsafat


Pengetahuan dimulai dengan rasa ingi tahu, kepastian dimulai dengan
rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan keduanya. Berfilsafat didorong
untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum
tahu.
Ilmu merupakan
pengetahuan yang yang kita gumuli sejak bangku dasar sampai
pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat dengan Ilmu berarti
kita berterus terang kepada diri kita sendiri. Seorang yang berfilsafat
dapak diumpamakan seorang yang berpijak dibumi sedang tengadah ke
bintang-bintang.

Filsafat: Peneratas Pengetahuan

Filsafat, dapat diibaratkan pasukan marinir yang merebut pantai untuk


pendaratan untuk pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai
pengetahuan yang diantaranya adalha Ilmu. Filsafat yang menenangkan
tempak berpijak bagi kegiatan Ilmuan.

Bidang Telaah Filsafat

Selaras dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah segala


masalah yang mungkin dapat dipikirkan manusia. Sebagi fungsinya
sebagai fionir dia memepersalahkan hal-hal pokok. Dengan segenap
pemikiran ahli-ahli filsafat sejak Zaman Yunani Kuno sampai sekarang
rupa-rupanya tak kunjung selesai mempersalahkan makhluk yang satu ini.
Ilmu ekonomin mempunyai asumsi bahwa manusia adalah makhluk
ekonomi yang bertujuan mencari kenikmatan sebesar-besarnya dan
menjahui ketidaknyamanan semungkin bisa. Dia adalah makhluk hedois
yang serakah.

Cabang-cabang Filsafat
1. Filsafat Pengetahuan
2. Filsafat Ilmu
3. Filsafat Pendidikan
4. Filsafat Hukum
5. Filsafat Sejarah
Filsafat Ilmu

6.
7.
8.
9.

Filsafat Agama
11. Metafisika
Filsafat Moral
Filsafat Seni
Filsafat Matematika
10. Filsafat Pemerintah

Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemologi, yang secara spesifik


mengkaji hakiakat ilmu, ilmu merupakan cabang pengetahuan yang
memiliki cirri-ciri tertentu.

Bab 2
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
1. Penalaran
Menurut Andi Hakim Naseotion, dalam sebuah ceramah di depan layar,
televisi, sekiranya binatang mempunyai kemampuan menalar, maka
bukan harimau jawa yang sekarang ini akan dilestarikan supaya jangan
punah. Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaankekuasaannya. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang
mengembangakan pengetahuan ini secara sunggguh-sungguh. Manusia
mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan langsung
hidupnya.

Hakikat Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu


kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya manusia
merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak.
2. Logika
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang mebuahkan
pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilakn penalaarn itu
mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan
suatu cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika. Dengan
demikian maka ketetapan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal
yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan
pengambilan kesimpulan.
3. Sumber Pengetahuan
Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur maka
intuisi ini tidak bisa andalkan. Pengetahuan intuitif dapat dipergunakan
sebagai hipotesis bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar
tidaknya pernyataan yang dikemukakannya.
4. Kriteria Kebenaran

Teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria tersebut, disebut teori


koherensi. Sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan koheren
suatu pernyataan dianggap benar bila pertanyaan itu bersifat koheren
atau konsisten dengan pertanyaan-pertanyaan sebelumnya yang
dianggap benar. Paham lainnya adalah kebenaran berdasarkan kepada
teori korespondensi.

Bab 3
ONTOLOGI: HAKIKAT APA YANG DIKAJI
1. Metafisika
Bidang telaah filsafat yang sebut metafisika ini merupakan tempak
berpijak dari setiap pemikiran filasafati termasuk pikiran ilmiah.
Diibaratkan pikiran adalah roket yang meluncur kebintang-bintang,
menembus galaksi dan gemawan. Beberapa tafsiran metafisika yang
paling utama diberika oleh manusia terhadap ala mini adalah bahwa
tedapat wujud-wujud bersifat ghaib dan wujud-wujud ini bersifat lebih
tinggi atau lebih kuasa disbandingkan dengan alam nyata.
2. Asumsi
Untuk meletakan ilmu dalam perspektik filsafat ini marilah kita
bertanya kepada diri sendiri apakah sebenarnya yang ingin dipelajari
ilmu. Konsekuensi dari pilihan ini adalah jelas, sebab sekiranya kita
memilih hukum kejadian yang berlaku bagi seluruh manusia, maka kita
harus bertolak dari paham determinisme.
3. Peluang
Jadi berdasarkan teori-teori keilmuan saya tidak akan pernah
mendapatkan hal yang pasti mengenai suatu kejadian,Tanya seorang
awam kepada seorang ilmuan. Jadi berdasarkan meterologi dan geofisika
saya tidak pernah merasa pasti bahwa esok hari akan hujan atau tidak
akan hujan.
4. Beberapa Asumsi dalam Imu

Dalam analisis secara mekanistik maka terdapat empat komponen


analisis utama yakni zat, gerak ruang dan waktu. Bahwa kempat
komponen bersifat absolut. Asumsi harus relevan, asumsi harus
disimpulkan.
5. Batas-batas Penjajahan Ilmu
Ilmu membatasi lingkup penjajahannya pada batas pengalaman
manusia juga disebabkan metode yang dipergunakan dalam menyusun
yang telah teruji kebenarannya secara empiris. Cabang-cabang ilmu
berkembangkan sangat pesat dan demikian juga jumlah cabangcabangnya. Pada dasarnya cabang-cabangnya ilmu tersebut berkembang
dari dua cabang utama yakni filsafat alam yang kemudian menjadi ilmu
alam, dan ilmu bumi. Tiap-tiap cabang kemudian membikin rantingranting baru seperti fisika menjadi mekanika.

Bab 4
EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG
BENAR
1. Jarum Sejarah Pengetahuan
Salah satu cabang Pengetahuan itu yang berkembang menurut
jalannya sendiri adalah ilmu yang berada dengan pengetahuanpengetahuan lainya terutama dalam segi metodenya. Metode keilmuan
adalah jelas berbeda dengan ngelmu yang merupakan paradigm dari
abad pengetahuan.
2. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan khazanah kekayaan mental yang secara
langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Setiap
jenis pengetahuan mempunyai cirri-ciri yang spesifik mengenai
apa,bagaimana, dan untuk apa pengetahuan tersebut disusun.
3. Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan
yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan

lewat metode.tidak semua pengetahuan disebut ilmu, sebab ilmu


merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi
syarat-syarat. Metode Ilmiah bahwa ilmu merupakan kumpulan
pengetahuan peting bukan saja dalam proses penemuan pengetahuan
namun lebih-lebih lagi dalam mengkomunikasikan penemuan ilmiah
tersebut kepada masyrakat Ilmuwan. Metode ilmiah pada dasarnya
adalah sama bagi semua disiplin keilmuwan baik dalam termasuk ilmuilmu alam maupun ilmu-ilmu social.
4. Struktur Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan ilmiah
merupakan pengetahuan memenuhi syarat-syarat keilmuan, dan dengan
demikian dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu. Konsep-konsep
yang bersifat teoretis sepertis contoh tersebut di atas karena sifatnya
yang mendasar sering tidak langsung kentara kegunaan praktisnya,
secara logis maka hal ini tidak sukar untuk dimengerti, sebab makin
teoretis sebuah konsep maka makin jauh pula kaitan langsung lonsep
tersebut dengan gejala fisiknya nyata. Padahal kehidupan kita sehari-hari
adalah berhubungan dengan gejala yang bersifat kongkret tersebut.
Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak
termasuk kedalam kelompok ilmu.

Bab 5
SARANA BERPIKIR ILMIAH
1. Sarana Berfikir Ilmiah
Sarana ilmiah pada dasarmya merupakan alat yang membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada
langkah tertentu biasanya diperlukan saran tertentu pula. Tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita
untuk bisa memecahkan masalah.
2. Bahasa

Bahasa memungkinkan manusia berfikir secara abstrak dimana objekobjek yang faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang
bersifat abstrak. Bahasa dapat kita cirikan sebagai serangkaian bunyi.
Dalam hal ini bunyi sebagai alat untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan
lambing dimana rangkaian bunyi ini membentuk arti tertentu. Dengan
adanya bahasa manusia hidup dalam duni yakni pengalaman yang nyata
dan dunia simbolik yang dinyatakan dalam bahasa.
3. Matematika
Matematika adalah yang melambangkan serangkaian makna dari
pernytaan yang ingin kita sampaikan. Matematika mempunyai kelebihan
lain dibandingkan dengan bahasa verbal. Ditinjau dari perkembangannya
maka ilmu dapat dibagii dalam 3 tahap , yaitu tahap sistematik,
kompratif, dan kuantitatif. Matematika dalam garis besar merupakan
pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif.
4. Statistika
Merupakan konsep baru yang tidak dikenal pada zaman pemikiran
Yunani kuno, Teori mengenai kombinasi bilangan sudah terdapat dalam
aljabar dan dikembangkan sarjana muslim namun bukan dalam
lingkungan teori peluang. Konsep statistika sering dikaitkan dengan
distribusi variable yang telaah dalam suatu populasi tertentu. Dan juga
statistics merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk
menarik kesimpulan secara induktif berdasarkan peluang tersebut. Bahwa
penguasaan statistika mutlak diperlukan untuk dapat berpikir ilmiah
dengan sah sering sekali dilupakan orang. Ilmu secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji kebenaranya. Semua
percaytaan ilmiah adalah bersifat faktual.

Bab 6
AKSIOLOGI: KEGUNAAN ILMU
1. Ilmu dan Moral
Merupakan kenyataan yang tidak dipungkiri bahwa peradaban manusia
sangat berhutan pada ilmu dan teknologi. Berkat kemajuan dalam bidan

ini maka pemenuhan kebutuhan manusia dapat dilakukan secara lebih


cepat dan lebih mudah, disamping penciptaan berbagai kemudahan
dalam bidang-bidang seperti kesehatan, pengangkutan, pemukiman,
pendidikan dan komunikasi.
2. Tanggung jawab Sosial Ilmuwan
Ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan
dikaji secara tebuka oleh masyarakat. Jelahlah kira seorang ilmuan
mempunyai tanggung jawab sosial yang terpikul dalam bahunya. Secara
histori fungsi sosial dari para kaum ilmuwan telah lama dikenal dan
diakui. Pada hakikatnya mencermikan sikap kelembagaan profesi
keilmuan dalam menanggapi masalah-masalah sosial. Proses menemukan
kebenaran secara ilmiah mempunyai implikasi etis bagi seorang ilmuwan.
3. Nuklir dan pilihan Moral
Seorang ilmuwan secara moral tidak akan membiarkan hasil
penemuannya dipergunakan untuk menindas bangsa lain meskipun yang
mempegunakan itu bangsanya sendiri. Sejarah telah mencatat bahwa
para ilmuwan bangkit dan bersikap terhadap polotik pemerintahaanya
yang menurut mereka melanggar asas-asas kemanusiaan. Salah satu
musuh kemanusiaan yang besar adalah peperangan. Perang
menyebabkan kehancuran, pembunuhan, dan kesengsaraan.
4. Revolusi Genetika
Revolusi genetika merupakan babkan baru dalam sejarah keilmuan
manusia karena sebelum ini ilmu tidak pernah menyentuh manusia
sebagi objek penelaah itu sendiri. Namun penelaah-penalah
dimaksudkan untuk mengembangkan ilmu dan teknologi. Dan tidak
membidik secara langsung manusia sebagai objek penelaahan.
Seorang ilmuwan tidak boleh memutarbalikkan penemuanya bila
hipotesisnya yang dijungjung tinggi yang disusun di atas pemikiran
yang terpengaruh prefensi moral ternyata hancur berantakan karena
bertentangnan dengan fakta-fakta pengujian. Menyatakan sikap yang
menolak manusia sebagai objek penelitian genetika.

Bab 7

ILMU DAN KEBUDAYAAN


1. Manusia dan Kebudayaan
Lebih dari seratus tahun yang lalu , dimana kebudayaan diartikan sebagai
keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum,
dan adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya. Secar lebih terperinci
membagi kebudayaan menjadi unsure-unsur yang terdiri dari system religi dan
upacara keagamaan, siatem, dan organisasi kemasyrakatan, system
pengetahuan, bahasa kesenian, serta system teknologi dan peralatan. Manusia
dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang banyak sekali.
2. Ilmu dan Pengembangan Kebudayaan Nasional
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan merupakan
unsure dari kebudayaan. Kebudayaan disini merupakan seperangkat system
nilai, tat hidup dan sarana bagi manusia dalam kehidupannya. Kebudayaan
nasional merupakan kebudayaan yang mencerminkan aspirasi dan cita-cita
suatu bangsa yang diwujudkan dengan kehidupan bernegara. Pengembangan
kebudayaan nasional merupakan bagian dari kegiatan suatu bangsa, baik
disadari atau tidak maupun dinyatakan eksplisit atau tidak.
1. ilmu sebagai asas Moral, merupakan kegiatan berpikir untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar.
2. nilai-nilai ilmiah dan pengembangan kebudayaan nasional , terpancar dari
hakikat keilmuan yakni kritis, rasional, logis, obyektif, terbuka, menjujung
kebenaran , dan pengamdian universal.

3. kearah peingkatan peranan keilmuan, ilmu berssifat mendukung


pengembangan kebudayaan nasional, maka masalahnya adalah cara
meningkatkan.
3.

Dua pola Kebudayaan

Meningkatakan Negara-negara barat akan adanya dua pola


kebudayaan dalam tubuh mereka yakni masyrakat, ilmu dan teknologi.
Sekiranya teori ilmu-ilmu sosial merupakan alata bagi manusia untuk
memcahkan masalah yang dihadapi, seperti juga ilmu-ilmu alam, maka
mau tidak mau jawaban yang diberikan ilmu-ilmu sosial harus makin
bertambah cermat, dan teapat. Adanya dua Kebudayaan yang berbagi
kedalam ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial ini sayangnya masih
terdapat di Indonesia. Untuk itu diperlukan usaha yang lebih sungguhsungguh dari ilmuwan bidang sosial. Sekiranya teori ilmu-ilmu alam dan
sosial merupakan alat bagi manusia untuk memecahkan masalah.

Bab 8
ILMU DAN BASA
1. Tentang terminologi : Ilmu, Ilmu Pengetahuan, dan Sains ?
Skenario yang hipotesis ini menggambarkan kebingungan dalam
penggunaan terminologi ilmu pengetahuan. Masalah ini menajdi serius
bila kita membahas hakikat ilmu ini secara filasafi. Alternative pertama
adalah menggunakan ilmu pengetahuan untuk sience dan pengetahuan
untuk knowledge.
2. Quo Vadis ?
Ternyata dalam konperensi tersebut terdapat pendapat lain yang
sangat berbeda yaitu : ilmu merupakan genus dimana terdapat macammacam species seperti ilmu kebatinan, ilmu agama, ilmu filsafat, dan ilmu
pengetahuan. Dengan demikian ilmu maka terminologi ilmu pengetahuan
adalah sinonim.
3. Politik Bahasa Nasional
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, seebagai
sarana komunikasi antarmanusia dan sebagai sarana budaya yang
mempersatuka kelompok manusia yang mempergunakan bahasa
tersebut.
Selaku alat komunikasi pada pokonya bahasa mencakup tiga unsure
yakni : selaku alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang
berkonotasi perasaan, berkonotasi sikap, berkonotasi pikiran. Setelah
secara strategis melihat perkembangan bahasa dilihat dari tiga sisi fungsi
komunitatif bahasa, maka perhatian kita akan alihkan untuk melihaat
kaitan antara dua fungsi dari bahasa yakni komunikatif dan kohesif.
Skenario ini membawa kita kepada simulasi mengenai kaitan antara
fungsi komunikasi dan fungsi kohesif dari bahasa, agar dapat
mencerminkan zaman. Perkembangan bahasa tentu saja tidak dapat
dilepaskan dari sector-sektor lain dan juga tumbuh dan berkembang,
ditinjau dari filsafat ilmu adalah tidak benar dan sebaiknya tidak usah
dilahirkan.
Apakah fair itu,
saya memutar otak saya, membongkar timbunan buku, ternyata tida ada

padanan pada kata yang tepat untu itu.kemana saya mesti bertanya:
kepada pendidik, kepada para ilmuwan ahli bahasa, ahli kebudayaan,
atau PSSI. Mengapa harus ada kata seperti itu , yang sedemikian
pentingnya dalam pemebentukan karakte rmanusia.

Bab 9
PENELITIAN DAN PENULISAAN ILMIAH
1. Stuktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah
Sebenarnya banyak sekali bentuk cara Penulisan keIlmuan yang dapat
kita temui dalam berbagai pedoman penulisan, bentuk luarnya bisa
berbeda namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Dengan demikian
maka lebih penting adalah bukan saja mengetahui teknik-teknik
pelaksanaanya melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya.
Penyusunan kerangaka teoretis : secara garis
besar maka cara tersebut dapat dikategorikan kepada cara ilmiah dan
cara non ilmiah.
2. Teknik Penulisan Ilmiah
Pembahasan secara Ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada
pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebagai premis dalam argumentasi
kita. Pernyataan ilmiah kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup
beberapa hal. Harus dapat kita identifikasi orang yang membuat
pernyataan tersebut. Harus kita identifikasi lembaga yang menerbitkan
publikasi ilmiah tersebut beserta tempat berdomisi dan waktu penerbitan
itu dilakukan.
3. Teknik Notasi Ilmiah
Tanda catatan kaki diletakan diujung kalimat yang kita kutip dengan
mempergunakan angka Arab yang diketik naik setengah spasi, catatn kaki
setiap bab di beri nomor urut , mulai angka 1 sampai habis dan diganti
dengan no 1 kembali pada bab yang baru, satu kalimat mungkin terdiri

dari beberapa catatan kaki sekiranya catatan kalimat itu terdiri dari
beberapa kutipan. Semua kutipan diatas, baik yang dikutip secara
langsung Mupun tidak langsung , sumber kita sertakan dalam daftar
fustakan. Demikian secara singkat telah dibahas salah satu contoh,
secara lebih terperinci dapat dibaca dalam pedoman penulisan secara
khusus menkaji masalah ini dengan berbagai variasi. Publikasi dalam
bahasa Indonesia mengenai pembahasan metode penelitian secara
lengkap umpamanya dapat di baca dalam buku karangan.

Bab 10
PENUTUP
1. Hakikat dan Kegunaan Ilmu
Suatu hari bertanyalah seorang murid kepada plato apakah
sebernarnya kegunaan dari pelajararan matematika yang telah
diberikannya selama ini. Filsuf besar tersinggung dengan pernyataan ini
dan langsung memecat murid tersebut dari sekolah. Dengan demikian
tidak usah heran kalau dalam memecahkan masalah kehidupan orang
tidak selalu salah dan berkonsultasi kepada ilmuan melainkan kepada
dukun. Kedua melakukan fungsi yang sama meskipun dengan asa dan
prosedur yang berbeda. Antara keduanya tergantung pada kepercayaan
kita.

Daftar pustaka

Sumantrisurya S. jujun, Filsafat Ilmu sebuah pengantar popular,


Jakarta, pustaka sinar harapan, 2007.

10

You might also like