Professional Documents
Culture Documents
STRUKTUR TANAH
Di lapangan, zarah-zarah tanah primer tidak berada dalam keadaan terpisahpisah satu
terhadap yang lain (bersifat individu), tetapi mereka kurang lebih saling terikat ke dalam
kelompok-kelompok. Bagi tanah pasiran (sandy soils) kelompok zarah tersebut agak
sederhana, sedangkan bagi tanah berat (clay soils) pola gabungannya lebih rumit. Istilah
struktur mengandung arti "susunan dalam ruang" (spatial arrangement) dari zarah-zarah
primer ini.
Struktur tanah merupakan suatu sifat yang penting bagi tanah, karena dapat
berpengaruh tidak hanya terhadap keadaan fisika, misalnya aerasi (pengudaraan), ekonomi
panas dan air, tetapi juga terhadap ketersediaan zat-zat hara bagi tanaman, sifat
kertembusan oleh akar tanaman, perombakan bahan organik tanah, dan semua kegiatan
mikrobiologis dalam tanah.
Membahas masalah struktur tanah sebagai pemyataan susunan dalam ruang zarahzarah tanah, maka kita hams membedakan pengertian sebagai berikut :
(a)
Susunan dalam ruang zarah-zarah primer (dasar) ke dalam ikatan gabungan (agregat)
dan pengkajian mengenai gaya-gaya (forces) yang menyebabkan atau merusakkan
ikatan-ikatan tersebut. Hal ini lebih cenderung mengarah kepada penelitian (kajian)
tentang aspek teoritis struktur tanah.
(b)
Susunan dalam ruang zarah-zarah tanah yang telah bergabung tersebut beserta
agihan (distribution) ukuran pori yang dihasilkan oleh penyusunan tersebut. Ini
merupakan aspek yang lebih praktis dari kajian struktur tanah. Termasuk di dalamnya
tidak hanya tentang kajian pengaruh agihan ukuran pori terhadap watak tanah,
ekonomi udara dan air, dan terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi juga tentang
metode-metode untuk mendapatkan kondisi terbaik (lingkungan fisika tanah) bagi akar
tanaman.
(c)
Susunan dalam ruang dan pembentukan (genesis) zarah-zarah tanah yang tergabung
tersebut, baik yang diperikan (didiskripsi) di lapangan (struktur
makro) ataupun di laboratorium dengan bantuan mikroskop (struktur mikro) dinamakan
morfologi struktur tanah. Yang terakhir ini adalah arti yang diberikan oleh para pakar
yang berkecimpung dalam survei tanah, klasifikasi, dan genesis tanah.
Dari pemilahan di atas, maka bila kita akan mengartikan istilah struktur tanah boleh
jadi akan mengalami kerancuan jika kita tidak mengikutkan pencirian lebih lanjut.
Penyusunan zarah-zarah tanah individual atau terhadap yang lain menjadi pola yang
dinamakan struktur tanah. Karena ruang pori mempunyai arti penting yang sama seperti
zarah-zarah padat di dalam tanah, maka struktur tanah dapat juga didefinisikan sebagai
susunan pori-pori kecil, sedang, dan besar dalam suatu pola struktur. Definisi semacam ini
menekankan salah satu dari pengaruhpengaruh utama yang terpenting dari struktur tanah.
Struktur tanah bukan merupakan sebuah faktor tumbuh tanaman, tetapi is secara
praktis berpengaruh terhadap semua faktor tumbuh tanaman, misalnya : pemasokan air,
aerasi, ketersediaan zat-zat hara tanaman, kegiatan mikrobia, penembusan akar,
semuanya ini dan lebih banyak lagi faktor dipengaruhi oleh struktur tanah. Oleh sebab itu,
maka struktur tanah yang jelek merupakan suatu faktor tak langsung yang membatasi
pertumbuhan tanaman. Sebaliknya struktur tanah yang baik memungkinkan bagi faktorfaktor tumbuh tanaman dapat bekerja (berfungsi) pada tingkat efisiensi yang optimum.
Banyak pakar tanah telah mencoba mengklasifikasikan struktur tanah, tetapi hingga
sekarang belum ada klasifikasi yang dapat diterima secara umum, berangkali karena tidak
ada metode pengukuran struktur tanah yang memuaskan, yang diciptakan. Beberapa aspek
struktur dapat ditentukan dengan baik, namun belum ada cars untuk memerikan struktur ini
secara kuantitatif.
Klasifikasi berikut ini diambil dari berbagai sumber. Klasifikasi ini banyak mengalami
penyederhanaan dan penghilangan beberapa sub-tipenya.
- Klasifikasi menurut bentuk struktur :
(1) Struktur sederhana (simple structure) : bidang-bidang belahan alaminya tidak ada
atau kurang jelas.
a. Struktur berbutir tunggal (loose) : Ini umumnya terjadi hanya di dalam pasir dan
debu yang kandungan bahan organiknya rendah. Di dalam pasir struktur berbutir tunggal ini
memungkinkan aerasi dan gerakan air kapiler berlangsung secara maksimum. Di dalam
tanah-tanah yang lainnya keadaan
semacam ini justru sangat dikehendaki karena berarti adanya pori-pori besar yang
diperlukan bagi aerasi yang baik.
b. Struktur pejal (massive) : Struktur pejal mirip dengan struktur berbutir tunggal,
kecuali bahwa struktur pejal ini kompak (mampat)(rapat). Contohcontoh struktur pejal ini
antara lain kerak-kerak tanah yang mampat, lapisan bajak, dan lapisan-lapisan olah.
b.
Perlu dicatat bahwa suatu tanah yang tersusun sama sekali dari zarah-zarah
berukuran debu atau agregat-agregat, tidak dapat diatus (didrainasekan) oleh kakas
gravitasi, karena pori-porinya terlampau kecil (halus). Ini memerlukan suatu tegangan
sebesar 1/2 atmosfer untuk mengosongkan sebuah pori yang bergaris tengah 0,006 mm.
Sebagian besar pori-pori di dalam debu murni berukuran lebih kecil dari ini.
- Klasifikasi menurut kemantapan
Karena akar-akar tanaman dan mikrobia hidup di dalam ruang-ruang pori, maka
klasifikasi struktur tanah menurut ukuran porinya dapat diterima aka1. Persentase agihan
ruang pori dari berbagai ukuran dapat ditentukan dengan cara menghilangkan air dari
suatu contoh tanah yang telah dijenuhi dengan air. Data yang dihasilkan bila diplot ke
dalam suatu kurve pelepasan lengas tanah akan memberikan suatu gambaran yang bagus
tentang pola struktur suatu tanah.
IV.3. Genesis struktur tanah
Di bawah ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
agregat tanah.
sodium
(Na)
mempunyai
pengaruh
menceraib eraikan
(mendispersikan).
Perlu diingat sekali lagi bahwa penjonjotan dan agregasi itu hal yang sama sekali
berbeda. Penjonjotan adalah gejala elektrokinetik yang biasanya kita pelajari di dalam
seduhan air (suspensi).
Massa-massa lempung yang terjonjot pada umumnya tidak lebih besar dari pada
ukuran debu. Ini berarti nahwa lempung yang terjonjot akan merupakan suatu lingkungan
yang sangat tidak dikehendaki oleh akar-akar tanaman, kecuali bila lempung ini telah lebih
jauh teragregasi. Sering terjadi bahwa kalsium dan sampai batas-batas tertentu
magnesium menyebabkan penjonjotan lempung, dan pada waktu yang bersamaan ini
sungguh penting bagi keharaan dan reaksi yang menguntungkan bagi pertumbuhan akarakar tanaman serta mikrobia tanah. Suatu tanah tanpa bahan organik tidak akan mudah
teragregasi walaupun ditambah kapur.
Sebaliknya, sodium cenderung menceraiberaikan (deflocculate) lempung dan
menimbulkan suatu reaksi yang menyebabkan zat-zat Kara tanaman menjadi tidak