Professional Documents
Culture Documents
1. KONSEP DASAR
1.1 Definisi
Letak Sungsang adalah kehamilan pada bayi dengan presentasi
bokong dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada
pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah
pintu atas panggul atau simfisis (Manuaba, 2008).
Letak Sungsang merupakan keadaan dimana janin memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
uteri (Sarwono Prawihardjo 2005)
1.2 Etiologi Presentasi Bokong
Menurut Winkjosastro (2007) penyebab terjadinya janin letak
sungsang adalah:
1.2.1 Dari Faktor Ibu
Presentasi bokong disebabkan oleh multiparitas, plasenta previa dan
panggul sempit.
1.2.2 Dari Faktor Janin
1.2.2.1 Hidrosefalus atau anensefalus
1.2.2.2 Gemelli
1.2.2.3 Hidramnion atau Oligohidramnion
1.2.2.4 Prematuritas
2)
pusat dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus
3)
uteri.
Punggung anak dapat teraba pada salah satu sisi perut dan bagian-bagian
kecil pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang
4)
1.5 Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relative lebih banyak, sehingga memungkinkan
janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan
diri dalam presentasi kepala, letak sungsang, ataupun letak lintang. Pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa menempati ruang
yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam ruangan yang
lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala.
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak
sungsang diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion,
hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul sempit. Kadang-kadang letak
sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus.
Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan
letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus
(Sarwono Prawirohardjo, 2005).
1.6 WOC
1.7
Letak Sungsang
1.8
1.9
1.10
Sudut Ibu
1.11
1.12
Keadaan Rahim
1.13
Keadaan Plasenta
Hidrosefalus/Ansefalus
Sudut Janin
Kehamilan Gemelli
Keadaan Jalan Lahir
Hidramnion/Oligohidramnion
Prematuritas
Penyebab
Keadaan Rahim
Rahim arkuabus
Septum pada rahim
Uterus dupleks
Mioma bersama kehamilan
Komplikasi
Ibu
Perdarahan
Robekan jalan lahir
Infeksi
Bayi
Asfiksia
Trauma persalinan
Infeksi
5
1.14
Pemeriksaan Penunjang
1.15 Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar
bokong meliputi:
1) Persalinan Spontan (Spontan Bracht)
1.29
Persalinan berlangsung dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
manipulasi penolong
2) Ekstraksi Parsial
1.30
Ekstraksi parsial dilakukan jika persalinan sontan tidak
berhasil, atau jika scapula inferior tidak terlihat setelah ibu
mengedan sebanyak
parsial:
1.31
a. Fase lambat
1.32 Fase dimana penolong menunggu dengan sabar lahirnya
bokong sampai umbilicus, setelah itu tali pusat dikendurkan.
1.33
b. Fase Cepat
1.34 Fase dimana penolong harus bertindak cepat, mulai dari
lahirnya umbilicus sampai lahirnya mulut, maksimal waktu
adalah 8 menit.
1.35
c. Fase Lambat
1.36 Fase mulai dari lahirnya mulut, sampai berturut turut
lahir hidung, dahi dan seluruh kepala.
1.37 Ekstraksi Parsial dapat dilakukan dengan tiga cara:
o Cara Klasik
1.38 Prinsipnya adalah melahirkan bahu belakang terlebih
dahulu. Untuk melahirkan bahu belakang, kedua kaki
dipegang dengan satu tangan, di tarik cunam keatas sejauh
mungkin , dan tangan yang satu lagi melahirkan tangan
belakang.
o Cara Muller
1.39 Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan terlebih
dahulu, kedua tangan penolong memegang panggul bayi
secara femuro-pelvik dan ditarik cunam ke bawah sampai
bahu depan lahir, kemudian ditarik ke atas untuk melahirkan
bahu belakang.
o Cara Lovset
1.40 Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan dengan cara
memutar badan janin 180 derajat, kemudian setelah bahu
depan lahir, badan janin diputar lagi ke arah berlawanan
untuk melahirkan bahu belakang.
3) Ekstraksi Total
1.41
1.42
1.43
Komplikasi
1.44 Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), komplikasi pada
kehamilan bayi letak sungsang meliputi:
1.9.1
Bagi Ibu
1) Robekan perineum lebih besar.
2) Jika ketuban pecah dini dapat terjadi partus lama.
3) Infeksi.
1.9.2
Bagi janin
1.45 Adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong dan
perut lahir karena tali pusat terjepit.
1.46Menurut Manuaba (2008), komplikasi presentasi bokong pada
bayi adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
2.4
hamil sungsang.
4) Riwayat kesehatan dahulu
2.5
Adanya riwayat rachitis, asteomalasia, TBC tulang,
dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan bentuk panggul
(kesempitan panggul) adanya riwayat kelainan uterus maupun
bentuknya, tumor uterus ataupun panggul yang merupakan faktor
predisposisi terjadinya letak sungsang.
2.6
5) Riwayat obstetric
2.7
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Pernah mengalami letak sungsang, kehamilan dengan
hidramnion dan pernah melahirkan prematur.
Biasa terjadi pada ibu yang banyak anak/multi paritas.
6) Psikososial dan spiritual
2.8
Resiko psikologis yang terjadi berkaitan dengan
bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan, sehingga wanita
sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai
segala sesuatu yang mungkin dihadapi. Kelainan letak anak
2.8.1
faktor
fundus uteri.
Leopold II : Teraba bagian yang keras, datar, memanjang
10
Leoplold IV :
convergen.
2.11
2.12
3) Auskultasi
2.13 DJJ terdengar lebih tinggi/sejajar dengan pusat (setelah
kanan/kiri/tepat pada pusat).
4) Pemeriksaan panggul luar
2.14 Kemungkinan adanya panggul menyempit
5) Pemerikasaan panggul luar
Dapat teraba bokong yang ditandai oleh adanya sakrum, kedua
2.15
b.
hambatan.
Anus : jari yang dimasukkan dalam anud akan mengalami
rintangan otot.
2.16
tangan.
a. Kaki : dapat teraba tumit.
b. Tangan : ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan
jari-jari lain dan panjang kari kurang lebih sama dengan
telapak tangan.
2.17
2.18
2.19
2.20
2.21
2.22
11
2.23
Diagnosa Keperawatan
2.2.1
Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan tahanan pada
jalan lahir
2.2.2
Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan
obstruksi pada penurunan janin
2.2.3
Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan
malpresentasi janin
2.2.4
Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis
situasi
2.24
2.25
Intervensi
2.25.1 Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan tahanan pada jalan
lahir.
2.26 Kriteria Evaluasi :
2.27Berpartisipasi dalam perilaku untuk menurunkan sensasi
nyeri dan meningkatkan kanyamanan
2.28 - Tampak rileks diantara kontraksi
2.29 - Melaporkan nyeri berulang/dapat diatasi
2.30 Intervensi Keperawatan :
1) Buat upaya yang memungkinkan klien/pelatih untuk merasa
nyaman mengajukan pertanyaan
2.31
(Rasional : Jawaban pertanyaan dapat menghilangkan
rasa takut dan peningkatan pemahaman)
2) Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana
2.32
(Rasional : Mendorong relaksasi dan memberikan klien
cara mengatasi dan mengontrol tingkat ketidaknyamanan.
3) Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi. Berikan instruksi
bila perlu
2.33
(Rasional : Relaksasi dapat membantu menurunkan
tegangan dan rasa takut yang memperberat nyeri dan menghambat
kemajuan persalinan)
4) Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage, gosokan punggung,
sandaran bantal, pemberian kompres sejuk)
2.34
(Rasional : Meningkatkan relaksasi,
menurunkan
12
(Rasional
Menghilangkan
nyeri,
meningkatkan
dapat
adrenal
/pelepasan
katekolamin
menyebabkan
Menurunkan
ansietas,
meningkatkan
2.73
2.74
2.75
2.76
2.77
2.78
2.79
2.80
2.81
DAFTAR PUSTAKA
2.82
2.83
2.84
2.85
2.86
2.87
2.88
2.89
2.90
2.91
2.92
2.93
2.94
2.95
2.96
2.97
16