Professional Documents
Culture Documents
DI INDONESIA
DJOKO SURYANTO
Hp. 0812 952 6683
Definisi Banjir :
Banjir adalah pertistiwa terbenamnya daratan karena volume air
yang meningkat. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai
yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan
yang tinggi dan terus menerus.
Penyebab banjir antara lain:
1. curah hujan yang tinggi
2. semakin luasnya hutan yang gundul
3. kurangnya daya resap air ke dalam pori-pori tanah
4. pembuangan sampah di sungai
5. sistem drainase yang kurang baik
6. jebolnya waduk atau tanggul, dan lain sebagainya.
Sungai.
1)
2)
3)
4)2. Tanggul Banjir dan Tembok Banjir (Floodwall).
5)
6)
3. Saluran
Penyalur
Banjir atau
Banjir Kanal
Pengaturan
Sungai
(River Training)
dan Normalisasi
Alur(Flood
Sungai.Way).
Tanggul Banjir dan Tembok Banjir (Floodwall).
Saluran Penyalur Banjir atau Banjir Kanal (Flood Way).
Waduk/Kolam
Penampung
Banjir Sementara
Basin).
4. Waduk/Kolam
Penampung
Banjir (Retarding
Sementara
(Retarding
Sistem
Drainase dan Pompanisasi
Bendungan Pengendali Banjir.
Basin).
Basin).
Maksud di turunkannya hujan adalah Rahmat Allah untuk seluruh makhluk di alam
semesta ini sebagai sumber kehidupan dan bertujuan untuk memberikan
keyakinan , keimanan ; peringatan bagi umatnya untuk di maknahi sebagai
hikmah bagi umat yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Tujuan diturunkannya hujan adalah rencana Allah SWT yang Maha Agung dan lagi
bijaksana serta maha kasih sayangnya kepada seluruh makhluk di alam semesta
ini , sehingga rencana penciptaan hujan tersebut telah ditulis di Lauhul Mahfuzh ,
50. 000 tahun sebelum penciptaan Langit dan Bumi dan telah ditakdirkan oleh
Allah SWT termasuk kejadian apa saja yang terjadi di muka bumi ini .
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan
langit dan bumi.
Beliau shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qolam. Lalu Allah
firmankan padanya, Tulislah. Qolam mengatakan, Apa yang akan aku tulis?
Allah berfirman, Tulislah berbagai takdir dari segala sesuatu yang akan terjadi
hingga hari kiamat.
Begitu pentingnya rencana hujan itu diturunkan karena hujan berfungsi sebagai
sumber kehidupan seluruh makhluk di alam semesta ini, sebagai pendukung misi
dari Allah SWT yang akan menciptakan langit dan bumi ini sehingga turunnya
hujan termasuk kunci ilmu ghoib dan hanya Allah SWT yang mengetahui kapan
turunnya.
Jumlah air di bumi ini 97 % adalah air asin yang berada di lautan
dan 3 % adalah air tawar, dari 3 % tersebut 30 % air dalam tanah
dan 70 % ada di gunung es dan glacier, hanya 0,3 % air tawar yang
ada di permukaan yang bisa di manfaatkan oleh manusia.
KETERSEDIAAN AIR
Distribusi air di Bumi
Sembilan puluh tujuh % dari tatal air di Bumi berada di laut
berupa air asin sekitar 1400 x 1015 m3
Air tawar di Bumi 3 % yang meliputi :
Lokasi
Ketersediaan air %
75.00
24.00
0.30
0.065
0.035
0.030
: 136
: 374
: 750
: 545
: 870
: 940
x 106 km2
x 106 km2
mm/Tahun
mm/Tahun
mm/Tahun
mm/Tahun
REPUBLIKA.CO.ID, Berdasarkan hasil penelitian, dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air
menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 triliun ton air per tahun. Angka ini ternyata
sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun.
Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam bentuk hujan
berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Menurut Harun Yahya, fenomena alam itu
sesunguhnya telah dinyatakan dalam Alquran sejak abad ke-7 M dengan menggunakan istilah
"menurunkan air dari langit menurut kadar".
Mari kita simak Alquran surah Az-Zukhruf [43] ayat 11, ''Dan Yang menurunkan air dari
langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang
mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).''
Menurut Harun Yahya, air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut
"ukuran atau kadar" tertentu. ''Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini,'' ujar
pemilik nama asli Adnan Oktar ini.
Bahkan, kata dia, sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini,
mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini. Tetapnya jumlah ini sangatlah penting
bagi keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan ini.
Satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan
ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan
hujan senantiasa turun setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan
dalam Alquran. Maha Benar Allah SWT dengan Segala Firmannya..
Jadi begitulah filosofi terjadinya HUJAN, dari air laut yang asin
dirubah menjadi air tawar untuk kebutuhan semua mahkluk di bumi
Tetapi apa yang terjadi selama ini dalam pengendalian banjir yang
dilakukan adalah membuang air hujan secepatnya kelaut, cara ini
bertentangan dengan tujuan dan fungsi dari siklus hidrologi , kalau
ingin mencegah banjir kita harus kembali ke filosofi dari siklus
hidrologi tersebut, selama penanganan banjir masih bertentangan
dengan filosofi siklus hidrologi hasilnya tidak akan bermanfaat dan
tidak pernah akan selesai permasalahan tersebut.
Padahal sudah jelas tujuan dan manfaat air hujan itu untuk
kebutuhan mahkluk di bumi, dari air laut yang asin diproses menjadi
air tawar di bumi ,supaya menjadi sumber sumber air di bumi. Seperti
firman Allah
IKLIM DI INDONESIA
Indonesia secara geografi berada di antara benua Asia dan Australia menjadi
tempat perlintasan arah angin yang berganti arah setiap 6 bulan sekali, sehingga
Indonesia mengalami pergantian musim hujan dan musim kemarau.
Karena itu Indonesia dipengaruhi Iklim musim.
Iklim musim ditandai dengan pergantian musim setiap 6 bulan sekali yaitu musim
hujan dan kemarau, musim kemarau atau musim kering terjadi antara bulan April
sampai dengan bulan September dengan ciri ciri curah hujan lebih kecil dari 60
mm per bulan, sedangkan musim hujan atau musim basah di tandai dengan
meningkatnya curah hujan di suatu daerah di banding biasanya dalam jangka
waktu tertentu secara tetap, musim hujan terjadi antara bulan oktober sampai
dengan bulan maret.
1.
2.
3.
FAKTA 1.
SUMBER BMKG
SUMATRA
SUMBER BMKG
JAWA BARAT
SUMBER BMKG
JAWA TENGAH
SUMBER BMKG
JAWA TIMUR
SUMBER BMKG
BALI
SUMBER BMKG
NTB
SUMBER BMKG
NTT
SUMBER BMKG
KALIMANTAN
SUMBER BMKG
SULAWESI
SUMBER BMKG
MALUKU
SUMBER BMKG
PAPUA
Minimum (mm)
100
50
50
50
0
0
0
0
0
0
50
150
Maksimum (mm)
>700
500
400
300
300
300
300
300
300
400
450
500
Gambar 3.22. (a) Fluktuasi Curah Hujan Harian dan (b) Jumlah Curah Hujan 3 Harian
di Stasiun Citeko (Jan 1985-Feb 2008).
Gambar 3.23. (a) Fluktuasi Curah Hujan Harian dan (b) Jumlah Curah Hujan 3 Harian
di Stasiun Halim Perdana Kusuma (Jan 1977-2006).
Gambar 3.24. (a) Fluktuasi Curah Hujan Harian dan (b) Jumlah Curah Hujan 3 Harian
di Stasiun Soekarno-Hatta (Jan 1985-Feb 2008).
Gambar 3.25. Fluktuasi Curah Hujan Harian dan (5b) Jumlah Curah Hujan 3 Harian di Stasiun Tanjung Priok (1977-1983 dan
1989-2007).
Gambar 3.21. Curah Hujan Bulanan Jakarta tahun 1866-2003 (sumber: BMG)
FAKTA 2.
695000
700000
705000
710000
715000
9325000
9325000
690000
PERUBAHAN PENGGUNAAN
LAHAN DI JAKARTA TAHUN
9320000
9315000
9320000
9315000
705000
710000
1972-2002
715000
690000
2000
695000
2000
Meters
700000
705000
710000
715000
9315000
9315000
9320000
9305000
9320000
2000
2000 Meters
9320000
9315000
2000
2000 Meters
715000
695000
9320000
9315000
9310000
710000
715000
715000
9305000
9300000
2002
9295000
9295000
9300000
9305000
710000
KETERANGAN
AIR/SUNGAI
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN
RAWA/TAMBAK/LAUT
SAWAH
VEGETASI
9310000
705000
715000
9315000
700000
710000
9320000
695000
705000
9295000
690000
9300000
1998
700000
9325000
9305000
9325000
690000
9310000
9310000
710000
715000
KETERANGAN
AIR/SUNGAI
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN
RAWA/TAMBAK/LAUT
SAWAH
VEGETASI
9305000
9295000
9300000
705000
710000
9315000
700000
705000
9320000
695000
700000
9295000
690000
9300000
1993
695000
9325000
9305000
9325000
690000
9300000
715000
9295000
710000
9305000
705000
9310000
700000
9310000
9300000
9325000
KETERANGAN
DANAU
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
RAW A/TAMBAK/LAUT
SAWAH
URBAN
VEGETASI
9295000
695000
9300000
690000
9305000
1983
9310000
9325000
715000
9310000
710000
9295000
9295000
9300000
9305000
705000
700000
KETERANGAN
DANAU
FASILITAS UMUM
LAHAN TERBUKA
PERMUKIMAN
RAW A/TAMBAK/LAUT
SAWAH
VEGETASI
9315000
700000
2000 Meters
9320000
695000
695000
9295000
690000
9300000
1972
2000
9325000
9305000
9325000
690000
9310000
9310000
9320000
9315000
690000
695000
700000
705000
Catatan penulis di indicator 3 adalah dari data tersebut sudah terbukti faktanya , penyebab
utamanya adalah daerah resapan yang berkurang.
Belum lama ini gubernur DKI menurut berita telah berkoordinasi dengan
Bapenas mengenai pembangunan Giant Sea Wall berikut beritanya :
Proyek Giant Sea Wall DKI Dimulai Pertengahan 2014
Zulfi Suhendra - detikfinance
Rabu, 05/03/2014 16:02 WIB
Jakarta -Proyek Giant Sea Wall atau tanggul raksasa penangkal banjir akan segera dibangun dari Teluk Naga Tangerang hingga
Tanjung Priok Jakarta Utara. Proses kontruksinya akan dimulai pada pertengahan tahun 2014.
Hal ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat ditemui di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), Jalan Taman Suropati, Jakarta, Rabu (5/3/2014).
"Pertengahan tahun ini (dimulai)," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan saat ini proyek raksasa di DKI tersebut, masih dalam tahap studi kelayakan dan detail engineering design.
"Sekarang lagi FS sama DED," singkatnya.
Secara terpisah, Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas Dedi Priatna mengatakan pembangunan Giant Sea Wall akan dilakukan
secara bertahap. Untuk membangun Giant Sea Wall, pemprov DKI menyiapkan dana hingga Rp 150 miliar.
"DKI menyediakan dana kalau tidak salah itu Rp 150 miliar," kata Dedi.
Pembangunan Giant Sea Wall, lanjut Dedi akan dibarengi dengan percepatan proyek pengelolaan limbah terpusat atau Jakarta
Sewerage. Giant Sea Wall sendiri ditargetkan akan rampung pada tahun 2024. Sedangkan 15 zona proyek Jakarta Sewerage
ditargetkan selesai dalam waktu yang sama.
"Nah jadi pak Gubernur berharap bahwa Giant Sea Wall ini akan membantu pembangunan Jakarta Sewerage. Jakarta Sewerage
ini kan kalau normal dibiayai oleh pemerintah selesainya akan 2050. Kata Pak Gubernur itu kelamaan. Karena Giant Sea Wall ini
yang tahap 1 akan selesai pada 2024 maka diharapkan Jakarta Sewerage itu 2024 juga kan selesai. Jadi itu akan dijadikan satu
paket dengan Giant Sea Wall," kata Dedi.
"Tapi untuk zona 1 sekarang tetap akan dibangun oleh pemerintah. Zonanya kan ada 15. Zona 1 akan dibangun oleh pemerintah
dan akan dikasihkan ke swasta," tutupnya.
Pembangunan Giant Sea Waall ini adalah solusi yang benar karena air
hujan di simpan dijadikan air baku dan Jakarta bisa bebas banjir karena air
hujan tersebut alirannya bisa di atur dengan pompa serta tidak terpengaruh
dengan air pasang laut, tetapi hasil kelayakannya belum selesai.
Sekiranya tidak layak seperti yang disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI
seperti berikut beritanya
Basuki Nilai "Deep Tunnel" dan "Giant Sea Wall" Tak Layak Dibangun
Kamis, 16 Januari 2014 | 11:14 WIB
KOMPAS.com/KURNIA SARI AZIZA Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (kiri) bersama Menteri
Luar Negeri Belanda Frans Timmermans (kanan). Menlu Belanda menyambangi Balaikota Jakarta, Rabu
(20/2/2013), dalam rangka kerjasama giant sea wall, penanggulangan banjir, dan revitalisasi kawasan Kota
Tua.
Baca juga
JAKARTA, KOMPAS.com Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak yakin megaproyek
penanggulangan banjir, deep tunnel dan giant sea wall, jadi dibangun. Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta
tidak akan mengalokasikan anggaran sepersen pun untuk membangun proyek ratusan triliun tersebut.
"Dulu kita berpikir bangun giant sea wall untuk menahan rob, sebuah ide bagus. Tapi, sekarang apa masih
perlu bikin itu?" kata Basuki, saat berkunjung ke kantor Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Kajian pembangunan megaproyek giant sea wall dibutuhkan Jakarta pada 20 tahun yang lalu. Hingga saat ini,
kata dia, Pemprov DKI masih mencari investor atau pihak swasta yang mau melakukan feasibility study (uji
kelayakan) dan membangun megaproyek giant sea wall. Apabila pihak investor atau swasta tidak ada yang
berminat melakukan uji kelayakan, maka proyek tersebut ditengarai memang tidak feasible.
Daripada membangun giant sea wall, kata Basuki, lebih baik Pemprov DKI menjalankan program reklamasi 17 pulau. Selain
dapat menanggulangi banjir di kawasan utara Jakarta, program tersebut diyakini mampu menarik para investor mereklamasi
pulau.
Beberapa waktu lalu, Basuki sempat disambangi oleh pihak asing. Pihak asing itu berniat ikut membangun giant sea wall, tetapi
kekurangan biaya untuk melakukan uji kelayakan. Saat itu juga, Basuki berujar, jika ingin mencari untung dari proyek giant sea
wall, terlebih dahulu biayai uji kelayakannya. Pemprov DKI hanya bertugas untuk memberikan izin pada investor.
"Desain giant sea wall ini kelihatan hebat sekali seperti garuda yang mengepakkan sayap. Tapi, gimana? Reklamasi 17 pulau
saja belum dikerjakan," kata Basuki.
Sama halnya dengan giant sea wall, proyek terowongan bawah tanah, deep tunnel, juga dinilai tidak layak. Sebab, kata Basuki,
konsep deep tunnel yang dibangun di Malaysia berbeda dengan yang akan dibangun di Jakarta.
Ia mengaku, tak sedikit investor yang tertarik membangun megaproyek itu di awal pemerintahannya bersama Jokowi. Namun,
hingga saat ini, pihak investor itu tidak lagi menyambanginya. Hal itu berarti pihak investor telah mengetahui apakah proyek
tersebut layak dibangun atau tidak.
Dalam pembangunan proyek besar, Basuki enggan berspekulasi. Lebih baik, pihak swasta yang melakukan uji kelayakan.
Apabila memang layak, nantinya swasta pula yang akan meraup keuntungannya.
"Walaupun kita enggak menaruh uang, tapi tetap kita masukkan proyeknya ke rencana pembangunan jangka menengah
daerah (RPJMD) 2013-2017," ujarnya.
Giant sea wall ini merupakan salah satu gagasan Foke, sapaan mantan gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, untuk menjaga dari
bahaya rob dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih. Ada jalan melingkar di atas giant sea wall dan pusat
pertumbuhan ekonomi baru. Sementara itu, megaproyek deep tunnel nantinya dapat berfungsi untuk beragam kepentingan.
Selain sebagai saluran air raksasa pada saat banjir, di saat yang lain juga bisa sebagai sarana transportasi, jalan tol, fiber optik,
penyaluran air, transportasi kendaraan, jalur utilitas PLN, gas, telepon, dan sebagainya.
Alternative 2.
Membuat Waduk di Muara BKB dan BKT seperti di bawah ini :
Muara BKB
Muara BKT
A
Pond
Pond
Dasar sungai
Kondisi
sekarang
Dasar laut
Potongan A - A
Dasar sungai
Dasar Laut
Kondisi setelah
ada Waduk
Jika pada musim hujan permukaan air di waduk di turunkan minus (-3 m) dibawah
elevasi muka air Laut (elv. + 0 ) dengan cara di pompa sebelum musim hujan datang,
antara bulan Nopember, dengan kondisi tersebut jika hujan turun air limpasan yang
masuk ke bkt dan bkb langsung terbuang secara lancar karena posisi air di waduk
lebih rendah dari pada muka air di bkt dan bkb.
Estimasi
Data Waduk BKB &
Cengkareng Drain
Kapasitas
Luas
Panjang
Lebar
Kedalaman
Kapasitas Pompa
Kebutuhan pompa
Waktu operasi Pompa
data Waduk
Data Waduk BKT
: 56 juta m3
: 930 Ha
: 8400 m
: 1100 m
:6m
: 5 m3/det
: 20 unit
:3,5 hari
Kapasitas
: 25,4 juta m3
Luas
: 455 Ha
Panjang
: 7000 m
Lebar
: 650 m
Kedalaman
:6m
Papasitas pompa
: 5 m3/det
Kebutuhan pompa
: 10 unit
Waktu operasi pompa : 3,5 hari
2
3
2.
Setelah musim hujan akan ber akhir permukaan waduk mulai kita
naikkan sampai sama dengan muka air laut.
3. Air dalam waduk secara terus menerus akan terisi oleh air sungai
yang alirannya mendapat suplai dari resapan waktu musim hujan
melalui aliran bawah tanah ( base flow) walaupun sudah tidak
ada hujan.
4. Kondisi air di waduk pada awal pembuatan secara ber angsur
angsur akan terganti oleh air hujan dan air asin akan di pompa
ke laut.
5. Setelah air di waduk sudah terganti dengan air tawar , air tersebut
dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan untuk pemerintah
DKI.
6. Dengan demikian tujuan dari hydrology cicle yang difirmankan
oleh Allah SWT telah sesuai, insya Allah bermanfaat amiin.
No.
Sungai
m/hari-hujan
DAS
Volume
m2
m3/tahun
Angke
0.75
0.01388
180
239750000
449243550
Pesanggrahan
0.75
0.01388
180
177370000
332355906
Krukut grogol
0.75
0.01388
180
221990000
415964862
Ciliwung
0.75
0.01388
180
374720000
702150336
Sunter
0.75
0.01388
180
153490000
287609562
Cakung
0.75
0.01388
180
134030000
251145414
Mokervat
0.75
0.01388
180
25710000
48175398
0.75
0.01388
180
8430000
15796134
0.75
0.01388
180
10 cipinang
0.75
0.01388
180
57430000
107612334
11 kali buaran
0.75
0.01388
180
8930000
16733034
0.75
0.01388
180
37020000
69368076
TOTAL
2696154606
TOTAL
= 2.696.154.606 m3/th
Kebutuhan air
asum. 30 l/hari/org : 130 jt m3/th
asum. 27000l/detik
: 850 jt m3/th
7
5
Seandainya air hujan itu bisa di tampung pada waktu hujan yang Daerah aliran
sungai dan Wilayah DKI seperti saat ini kondisinya volumenya adalah 3 milyart
meter kubik per tahun sedangkan kebutuhan DKI hanya 1 milyart meter kubik
per tahun. Ini sudah melebihi yang di butuhkan diluar kebutuhan industri dan
lain lain.
Selama ini DKI mendapatkan air baku dari Sungai Citarum melalui Bendungan
Jatiluhur dan Sungai Cisadane melalui Bendung Pasar Baru dengan membeli air
baku di kedua wilayah tersebut untuk keperluan pelayanan masyarakatnya,
padahal potensi sumber air dari 13 sungai yang melewati wilayahnya dibiarkan
terbuang kelaut waktu musim hujan karena untuk mengendalikan banjir,
kejadian ini yang seharusnya tidak boleh terjadi karena sudah diberikan rahmat
di wilayahnya tetapi belum bisa mensyukuri rahmatnya akirnya belum diberikan
petunjuk untuk penyelesaiaanya masalah banjir yang sudah terjadi selama
hampir 40 tahun lamanya, bahkan makin parah cara penanganannya yaitu
menghalau awan ke tengah laut atau ke daerah lain se olah olah menolak
awan yang telah dibawa oleh Allah SWT.
Insya Allah tulisan saya ini bisa meng inspirasi kepada yang membuat kebijakan
di Negara yang kita cintai ini, karena Indonesia secara geografi letaknya sangat
baik untuk kehidupan makhluk di bumi ini sebab oxsigennya berlebihan karena
hutannya terluas di bumi ini dan begitu juga dengan curah hujannya cukup
banyak serta sinar matahari yang begitu ideal siang dan malam dengan waktu
yang sama lamanya yaitu 12 jam, karena posisinya yang berada di garis
katulistiwa.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan pembangunan Waduk Ciawi
di hulu Sungai Ciliwung tersendat karena kebutuhan dana untuk pembangunannya terlalu besar
dibandingkan manfaat pendirian waduk itu. Pembangunan waduk yang rencananya bertempat di Ciawi,
Jawa Barat itu diperkirakan akan menelan dana Rp 3,5 triliun.
Bandingkan, harga pembangunan Waduk Jatigede dengan kapasitas air hampir 1 miliar kubik, hampir
sama dengan Waduk Ciawi yang hanya dapat menampung 33 juta kubik air, kata Djoko saat ditemui di
sela-sela kunjungan ke Kanal Banjir Barat Jumat, 18 Januari 2013.
Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum,
Muhammad Hasan. Ia menjelaskan, pertimbangan dana pembangunan tersebutlah yang membuat
pemerintah mempertimbangkan untuk mengehntikan pembangunan.
Gubernur DKI Jakarta Jokowi sempat minta tolong Wakil Presiden Boediono untuk mempercepat
pembangunan Waduk Ciawi. Jokowi yakin waduk itu bisa mengurangi debit air Ciliwung yang masuk ke Ibu
Kota.
Pembangunan Waduk Ciawi termasuk mahal, kata Hasan pada kesempatan yang sama. Mahalnya
pembangunan waduk dikarenakan waduk harus melalui proses review geologi. Review ini penting karena
kondisi lahan waduk dinilai mengkhawatirkan sehingga perlu penataan geologi ulang untuk mengetahui
dengan pasti seluruh kondisi tanah yang ada.
Akibat tanah yang dinilai lebih labil dan sulit dibangun, harga konstruksi pembangunan waduk pun juga
menjadi lebih besar daripada pembangunan Waduk Jatigede. Kementerian Pekerjaan Umum tidak ingin
pembangunan waduk yang sangat mahal itu hanya sia-sia karena air dalam waduk malah merembes dan
tidak bisa menampung aliran air di hulu sungai.
Selain itu, pembangunan waduk tersebut dinilai hanya dapat mengurangi resiko banjir di di hilir, yaitu
Jakarta, sekitar 10-15 persen saja.
"Karena semua pertimbangan itu, desain teknik dan kajian ulang geologi tanah pembangunan waduk terus
dilakukan dengan hati-hati," kata Djoko Kirmanto. Setelah desain teknik jadi, Kementerian Pekerjaan
Umum akan meminta persetujuan DPR sebelum melanjutkan proyek ini. Jadi pembangunan Waduk Ciawi
manfaatnya tidak seberapa, kata Djoko.
RAFIKA AULIA
Waduk Ciawi dan Sukamahi Hanya Bisa Kurangi 10% Banjir Jakarta
Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto bicara soal banjir di Jabodetabek. (sumber:
Beritasatu.com)
Jakarta - Waduk Ciawi dan Sukamahi yang rencananya mulai dibangun tahun 2015 dan selesai tahun
2018, hanya bisa mengurangi banjir masuk ke Jakarta sekitar 10%. Waduk Sukamahi disebut hanya bisa
menampung air 2,4 juta meter kubik (m3), sementara Waduk Ciawi cuma bisa menampung air 11,8 juta
m3.
Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto, di kantornya,
Rabu (22/1). Dijelaskan Djoko, Waduk Sukamahi akan dibangun di atas lahan seluas 46 hektare (ha),
sedangkan Waduk Ciawi akan dibangun di atas lahan seluas 104 ha.
Djoko pun mengatakan, dua waduk yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu, dapat mulai
dibangun pada tahun 2015, dengan catatan pengadaan tanah yang dilakukan pemerintah daerah dapat
selesai. Konstruksinya direncanakan akan berlangsung selama 2-3 tahun.
"Bisa dibangun pada tahun 2015. Saat ini detail engineering design sedang disempurnakan. Dapat selesai
pada 2018, namun tergantung pembebasan lahan," kata Djoko.
Djoko pun mengatakan bahwa dana untuk membangun dua waduk itu disediakan sebesar Rp1,8 triliun, di
mana semuanya berasal dari anggaran Kementerian PU.
Penulis: E-8/SIT
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok menilai wajar penolakan yang
dilakukan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar soal sodetan dari Kali Ciliwung ke Kali Cisadane. Ahok mengaku tengah
memikirkan cara lain untuk memecah volume air dari Ciliwung.
"Kita lagi pikir juga, bisa nggak kita bikin semacam gorong-gorong ke arah KBT (Kanal Banjir Timur) dari Casablanca," kata
Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (24/1).
Selain itu, Ahok juga ingin menambah beberapa waduk di Jakarta Utara. "Kami juga mau nambah waduk-waduk di (Jakarta)
Utara. Sehingga ketika Manggarai di siaga 3 saja sudah kami lepas. Ini akan dicoba sekarang," jelasnya.
Guna menjalankan proyeknya, Ahok bakal membuat dua waduk di daerah Cakung dan Cilincing. Sedangkan untuk waduk lama,
nantinya bakal diperlebar.
"Kira-kira luasnya 20 sampai 50 hektare. Yang waduk lama terus kita per besar," ujarnya.
Selain itu, mantan bupati Belitung Timur ini bakal membuat beberapa waduk di wilayah lainnya. "Terus yang ke arah tol, ada Kali
Tunjungan, kita mau bikin waduk 90 hektare. Terus Cengkareng, kita mau bebasin tanah. Kita mau bangun waduk berbatasan
dengan Tangerang sekitar 120 hektare. Terus PIK, akan ada 30 hektare waduk. Waduk Pluit, Sunter diperbaiki. Kita yakin akan
punya banyak waduk," ungkapnya.
Menteri PU: Tidak Ada yang Bisa Jamin Jakarta Bebas Banjir
Oleh Hanz Jimenez Salim
Posted: 15/01/2014 21:50
TOPIK #Banjir Jakarta
Gambar 4.24. Data kegiatan sumur resapan di Wilayah Jabodetabek yang telah di bangun
(2003-2007)
5. Untuk mengendalikan banjir 25 tahun-an seperti tahun 2007 diperlukan jumlah sumur
resapan optimal di DAS Ciliwung 24.447 unit, di DAS Cisadane 16.984 unit, di DAS
Pesangrahan 21.598 unit, di DAS Krukut-Grogol 75.379 unit, di DAS Kali Angke 27.370 unit,
di DAS Cakung 36.956 unit, di DAS Sunter 30.934 unit, dan di DAS Kali Bekasi 28.154 unit
6. Pola vegetatif dengan pola agroforestry dapat dilakukan di 6 DAS yaitu 6.505 Ha di DAS
Cisadane, 1.470,7 Ha di DAS Angke, 801,7 Ha di DAS Pesangrahan, 3.461,4 Ha di DAS
Ciliwung, 354,2 Ha di DAS sunter dan 5.014,9 Ha di DAS Kali Bekasi
7. Jumlah DAM penahan yang seharusnya dibuat di DAS Cisadane 376 unit, DAS Ciliwung 94
Unit dan DAS Kali Bekasi 155 unit semuanya berada di Kabupaten Bogor
8. Jumlah gully plug yang sesuai, dibangun di DAS Cisadane 622 unit, di DAS Ciliwung 151
unit dan di DAS Kali Bekasi 203 unit, DAS Angke 4 unit, DAS Pesanggrahan 1 unit.
9. Saat ini jumlah sumur resapan yang sudah dibangun di sekitar Jabodetabek 1.910 unit atau
hanya 0,73 % dari yang seharusnya dibangun
10. Lokasi yang ideal untuk kegiatan konservasi dengan sistem gulud sejumlah 1.160 ha yang
semuanya terletak di Kabupaten Bogor
11. Luas ideal untuk vegetasi tetap di DAS Cisadane 9.931 ha, DAS Angke 4.595 ha, DAS
Pesangrahan 2.943 ha, DAS Ciliwung 5.806 ha, DAS sunter 3.594 ha dan DAS Kali Bekasi
7.725 ha.