You are on page 1of 16

BAYI BARU LAHIR RESIKO TINGGI

Bayi baru lahir resiko tinggi adalah neonatus tanpa memperhatikan usia
gestasi atau berat badan lhir yang mempunyai kemampuan morbiditas atau
mortalitas yang lebih besar dari rata-rata kerena kondisi atau situasi yang
tumpang tindih pada keadaan normal suatu kejadian yang dikaitkan dengan
kelahiran dan penyesuaian pada keberadaan ekstrauterin.
KLASIFIKASI MENURUT UKURAN
- Bayi berat badan lahir rendah (BBLR): bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi
- Bayi berat badan lahir sangat rendah sekali atau bari berat badan lahir
ekstrem rendah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gram.
- Berat badan lahir sangat rendah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 1500 gram
- Berat badan lahir rendah sedang - bayi yang lahir dengan berat badan antara
1501 sampai 2500 gram
- Bayi berat sesuai usia gestasi bayi yang lahir dengan berat badan berada
diantara persentil ke- 10 dan ke- 90pada kurva pertumbuhan intrauterin.
- Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi bayi yang lahir
dengan berat badan berada adi bawah persentil ke- 10 pada kurva
pertumbuhan intrauterin.
- Retardasi pertumbuhan intrauterin (intrauterine growth retardation/IUGR)
ditemukan pada bayi yang pertumbuhan intrauterinnya mengalami retardasi
(terkadang digunakan sebagai istilah yang lebih deskriptif bayi kecil untuk
usia gestasi).
- Bayi besar untuk usia gestasi bayi yang berat badan lahirnya berada di atas
persentil ke- 90 pada kurva pertumbungan intrauterin
KLASIFIKASI MENURUT USIA GESTASI
- Bayi prematur (praterm) bayi yang lahir sbelum gestasi minggu ke-37, tanpa
memperhatikan berat badan lahir.
- Bayi full-term bayi yang lahir antara awal minggu ke 38 sampai akhir
gestasi minggu ke 42, tanpa mempertahankan berat badan lahir.
- Bayi postmatur (postterm) bayi yang lahir setelah minggu ke-42 dari usia
gestasi, tanpa memperhatikan berat badan lahir.

KLASIFIKASI MENURUT MORTALITAS


Lahir hidup kelahiran dimana neonatus memanifestasikan adanya denyut
jantung, pernafasan, atau menunjukkan gerakan volunter, tanpa
memperrhatikan usia gestasi.

Kematian janin kematian janin setelah gestasi 20 minggu dan sebelum


persalinan, dengan tidak adanya tanda-tanda kehidupan setelah lahir.
Keatian neonatus kematian yang tejadi dalam 27 hari pertama kehidupan,
kematian neonatus akhir terjadi pada 7-27 hari.
Mortalitas perinatal - menggambarkan jumlah total janin dan neonatus awal
yang meninggal per 100 hari kelahiran.
Kematian postnatal kematian yang terjadi pada hari ke 28 sampai 1 tahun.

PENGKAJIAN
- Pengkajian usia gestasi
- Pengakajian bayi baru lahir
- Pedoman pengkajian fisik
Pengkajian umum
Dengan menggunakan timbangan elektronik, timbang setiap hari, atau lebih
sering bila diintruksikan
Ukiran panjangg dan lingkar kepala secara periodik
Gambarkan bentuk dan ukuran tubuh umum, postur saat istirahat,
kemudian bernafas, adanya edema dan lokasinya.
Gambarkan adanya deformtitas yang nyata
Gambarkan adanya tanda sdistres: warna buruk, mulut terbuka, kepala
terangguk-angguk, meringis, alis berkerut.
Pengkajian pernafasan
Gambarkan bentuk dada (barrel, cembung), kesimetrisan, adanya insisi,
selang dada atau penyimpangan lain.
Gambarakan penggunaan otot aksesoris: pernafasan cuping hidung atau
substernal, interkostal, atau retraksi subklavikular.
Tentukan ferkuensi dan keteraturan pernafasan.
Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan: stridur, krekels, mengi,
bunyi, mengorok, penurunan udara masuk, keseimbangan bunyi nafas.
Tentukan apakah penghisapan diperlukan
Gambarkan tangisan bila tidak diintubasi
Gambarkan oksigen ambien dan metode pemberian: bila didintubasi,
gambarkan ukuran selang, jenis ventilator dan penyiapanya, serta metode
pengamanan selang.
Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial
oksigen dan karbon dioksida dengan oksigen transkurtan (tcPco2) dan
karbon dioksida transkutan (tcPo2)

Pengkajian kardiovaskuler
Tentukan frekuensi dan irama jantung
Gambarkan bunyi jantung, termasuk adanya mur-mur
Tentukan titik intensitas maksimum, titik dimana bunyi dan palpasi denyut
jantung yang terkeras (perubahan pada titik intensitas maksimum dapat
menunjukkan pergeseran mediastinal)
Gambar warna bayi (mungkin berasal dari jantung, pernafasan, atau
hematopoietik): sianosis, pucat, pletora, ikterik, mottling.
Kaji warna bantalan kuku, membran mukosa, bibir.
Tentukan tekanan darah. Tunjukkan eksremitas yang digunakan dan ukuran
kanser, periksa setiap eksremitas sedikitnya sekali.
Gambarkan nadi perifer, pengisapan kapiler (<2 3 detik), perfusi perifer
(mottling).
Gambarkan monitor, parameternya, dan apakah alarm berada pada posisi
on.
Pengkajian Gastrointestinal
Tentukan adanya distensi abdomen: lingkar perut bertambah, kulit
mengkilat, tanda-tanda eritema dinding abdomen, peristaltik yang dapat
dilihat, lengkung susu yang dapat dilihat, status umbilikus.
Tentukan adanya tanda-tanda regurgitasi, dan waktu yang berhubungan
dengan pemberian makan, karakter dan jumlah sisa bila diberi makanan
melalui lavase; bila selang nasogatrik terpasang, gambarkan tipe
penghisapan, drainase (warna, konsistensi, pH, guaiak).
Gambarkan jumlah, warna, konsistensi, dan baru dari adanya muntah.
Palpasi garis tepian hati
Gambarakan jumlah, warna konsistensi feses; periksa adanya darah samar
dan / penurunan substansi bila diintsruksikan atau diindikasikan dengan
tampilan feses
Gambarkan bising usus: ada atau tidak ada (harus ada bila makan).
Pengkajian Genitourinaria
Gambarkan adanya abnormalitas genetalia
Gambarkan jumlah (seperti ditentukan oleh berat badan), warna, pH,
temuan labstik, dan berat jenis urin (untuk obeservasi keadekuatan
hidrasi)
Periksa berat badan (pengukuran paling akurat untuk pengkajian hidrasi)
Pengkajian Neurologis Muskuloskeletal

Gambarkan gerakan bayi : acak, bertujuan, gelisah, kejutan, spontan,


menonjol; tingkat aktivitas dengan stimulasi; evaluasi berdasarkan usia
gestasi.
Gambarkan posisi atau sikap bayi: fleksi, ekstensi
Gambarkan refleks yang di amati: morro, menghisap, babinski, refleks
plantar, dan refleks yang diharapkan lainnya.
Tenteukan perubahan pada lingkar kepala (bila diindikasikan); ukuran dan
tegangan fontanel, garis sutura.
Tentukan respons pupil pada bayi >32 minggu gestasi.

Pengkajian Suhu Tubuh


Tentukan suhu kulit dan aksila
Tentukan hubungan dengan suhu lingkungan
Pengkajian Kulit
Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, khususnya dimana
alat pemantau, infus atau alat lain kontak dengan kulit, periksa juga dan
perhatikan adanya preparat kulit yang digunkan (misalnya plaster povidoniodin).
Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering halus, pecah, terkelupas, dll
Gambarkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.
Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada
tempatnya dan amati adanya tanda-tanda infiltrasi.
Gambarkan jalur pemasangan kateter infus intravena, jenis (arteri, vena,
perifer, umbilikus, sentral, vena sentral perifer); jenis infus (obat, salin,
dekstrosa, elektrolit, lemak, nutrisi parenteral total); jenis pompa infus
dan frekuensi aliran; jenis jarum (kupu-kupu, kateter) tampilan area
insersi.
- Tanda-tanda stres atau keletihan pada neonatus
Stres otonomik
Akrosianosis
Pernafasan dalam dan cepat
Frekuensi jantung reguler dan cepat
Perubahan pada stres
Status tidur atau dangkal
Menangis atau rewel
Mata berkaca-kaca atau kewaspadaan tegang

Perubahan perilaku
Mata tidak berfokus atau tidak terkoordinasi
Lengan dan kaki lemas
Bahu flaksid turun ke belakang
Cegukan
Bensin
Menguap
Mengejan, buang air besar
- Jarak karakteristik perkembangan perkembangan respon anak terhadap
nyeri.
- Observasi manifestasi klinis dari prematuritas:
o Sangat kecil, penampilan rapuh
o Kulit merah sampai merah muda dengan vena dapat dilihat
- Rambut tipis dan halus, lanugo pada punggung dan wajah
- Sedikit atau tidak bukti lemak subkutan
- Kepala lebih besar dari tubuh
- Bantalan penghisap menonjol
- Berbaring dalam sikap rileks
- Eksremitas terektensi
- Kartilago telinga berkembang buruk
- Sedikit keriput halus pada telapak tangan dan kaki
- Pada wanita klitoris menonjol
- Pada pria skrotum belum berembang, tidak menggantung, dan rugae minimal
dan testis tidak turun
- Sendi mudah di manipulasi, dan longgar.
- Refleks menggenggam, menghisap, menelan, dan refleks muntah tidak ada,
lemah, atau tidak efektif.
- Tanda-tanda neurologis lain tidak ada atau menurun
- Tidak dapat mempertahankan suhu tubuh
- Urine encer
- Thoraks lunak
- Bernafas periodik, hipoventilasi
- Episode apnea sering
- Observasi manifestasi klinis pascamaturtas:
o Tidak ada lnugo
o Sedikit verniks kaseosa bila ada, wwarna kuning tua atau hijau
o Rambut kulit kepala berlebihan atau berkurang
o Kuku jari panjang
o Kulit lebih putih dari pada bayi cukup bulan
o Kulit sering pecah, seperti kulit kertas, dan deskuamasi

o Penampilan fisik letih, jaringan subkutan sedikit


o Penampilan kurus dan panjang.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan
neuromuskular, penurunan energi, dan keletihan.
2. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur
dan penurunan lemak tubuh subkutan
3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
4. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan (resiko tinggi) berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna nutrisi karena imaturitas dan / atau penyakit
5. Risiko tinggi kekurangan atau kelebihan volume cairan berhubungan dengan
karakkterristik fiisiologi imatur dari bayi preterm dan / atau imaturitas atau
penyakit.
6. Risiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit
imatur, imobilitas, penurunan status nutrisi, prosedural invasif.
7. Resiko tinggi cedera karena peningkatan tekanan intrakranial berhubungan
dengan sistem saraf pusat imatur dan respons stres fisiologis.
8. Nyeri berhubungan dengan prosedur, diagnosa, tindakan
9. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kelahiran
preterm, lingkungan NICU tidak alami, perpisahan dari orangtua.
10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi/maturasi,
kurang pengetahuan (kelahiran bayi preterm dadn / atau sakit), gangguan
proses kedekatan orangtua.
11. Antisipasi berduka berhubungan dengan kelahiran bayi beresiko tinggi yang
tidak diperkirakan, prognosis kematian, dan / atau kematian bayi.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DX 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan
neuromuskular, penurunan energi, dan keletihan.
Tujuan : pasien menunjukkanoksigenasi yang adekuat.
Kriteria hasil: - Jalan nafas tetap paten
- Pernafasan memberikan oksigenasi dan pembuangan CO2 yang
adekuat
- Prekuensi dan pola nafas dalam batas yang sesuai dengan usia
dan berat badan (uraikan)
- Gas darah arteri dan keseimbangan asam-basa dalam batas
normal sesuai usia pascakonsepsi.
- Oksigenasi jaringan adekuat.

Intervensi
1. Posisikan untuk pertukaran darah yang optimal: tempatkan pada posisi
telungkup bila mungkin
Rasional: posisi ini menghasilkan perbaikan oksigenasi, pemeberian makan
ditoleransi dengan lebih baik, dan lebih mengatur pola tidur.
2. Tempatkan pada posisi terlentang dengan leher sedikit ekstensi dan hidung
menghadap keatap dalam posisi mengendus.
Rasional: untuk mencegah adanya penyempitan jalan nafas
3. Hindari hiperektensi leher
Rasional: mengurangi diameter trakhea
4. Observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang diinginkan; kenali tandatanda distres - misalnya mengorok, sianosis, pernafasan cuping hidung, apnea.
5. Lakukan penghisapan
Rasional: untuk menghilangkan mukus yang terakumulasi dari nasofaring,
trakea, dan selang endotrakeal.
6. Penghisapan seperulanya berdasarkan pengkajian (misalnya auskultasi dada
bukti penurunan oksigenasi, peningkatan kepekaan bayi).
7. Jangan pernah melakukan penghisap secara rutin
Rasional: dapat menyebabkan bronkospasme, bradikardia karena situasi saraf
vagal, hipoksia, dan peningkatan tekanan intrakranial, mempredisposisikan
bayi pada hemoragik intraventrikuler.
8. Gerakan teknik menghisap yang tepat
Rasional: penghisapan yang tidak tepat dapat menyebabkan infeksi, kerusakan
jalan nafas, pneumotoraks, dan hemoragik intraventrikuler
9. Gunakan teknik penghisap 2 orang
Rasional: asisten dapat memberikan hiperoksigenasi dengan cepat sebelum
dan setelah insersi kateter.
10. Lakukan perkusi, vibrasi, dan drainase postural seusai ketentuan
Rasional: memudahkan drainase sekret
11. Hindari ppenggunakan posisi trendelenburg
Rasional: dapat menyebabkan peningkatan TIK dan menurunkan kapasitas paru
akibat dari gravitasi yang mendorong kearah diafragma.
Selama mengganti popok, tinggikan bayi edikit dibawah pinggul dan jangan
mengangkat kaki dan tungkai.
12. Gunakan posisi semi telungkup atau miring
Rasional: mencegah aspirasi pada bayi dengan mukus berlebihan atau yang
sedang di beri makan
13. Observasi adanya tanda-tanda distres pernafasan
14. Lakukan regimen yang diresepkan untuk terapi oksigenasi suplemental
(pertahankan kosentrasi O2 ambien padatingkat FiO2 minimum berdasakan
gas darah arteri, SaO2, dan oksigen transkutan (tcPO2)).

15. Pertahankan suhu lingkungan yang netral


Rasinal: menghemat penggunaan O2.
16. Pantau dengan ketat pengukuran gas darah, tcPO2, dan pembacaan SaO2.
17. Tunjukkan pemahaman tentang fungsi alat pendukung pernafasn: alat bantu
mekanis, kantong insuflasi dengan masker dan/atau selang adaptor
endotrakeal, tent/hood oksigen, penghangat lembab
18. Observasi dan kaji respons bayi terhadap terapi ventilasi dan oksigenasi.
DX 2: Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang
imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan.
Tujuan : mempertahankan suhu tubuh stabil.
Kriteria Hasil: suhu aksila tepat dalam rentan normal untuk usia pascakonsepsi
Intervensi
1. Tempatkan bayi dalam incubator, penghangat radian, atau pakaian hangat
dalam keranjang terbuka
Rasional: mempertahankan suhu tubuh stabil
2. Pantau suhu aksila pada bayi yang tidak stabil (gunakan probe kulit atau
kontrol suhu udara; periksa fungsi mekanisme servokontrol bila digunakan)
3. Atur unit servokontrol atau kontrol suhu udara sesuai kebutuhan
Rasinal: mempertahankan suhu kulit dalam rentan termal yang diterima
4. Gunakan pelindung panas plastik bila tepat
Rasional: menurunkan kehilangan panas
5. Pantau tanda-tanda hipertermia
6. Periksa suhu bayi, dalam hubungannya dengan suhu ambien dan suhu unit
pemanasan
Rsional: kehilangan panas radian langsung
7. Hindari situasi yang dapat mempredisposisikan bayi pada kehilangan panas,
sperti terpapar udara dingin, jendela, mandi, atau timbang dingin.
8. Pantau glukosa darah
DX 3: Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
kurang.
Tujuan: tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi nasokomial.
Kriteria hasil: bayi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi nasokomial.
Intervensi
1. Pastikan bahwa semua pemberi perawatan mencuci tangan sebelum dan
setelah mengurus bayi.
Rasional: meminimalkan pemajanan pada organisme infeksi
2. Pastikan bahwa semua alat yang kontak dengan bayi sudah bersih atau steril.

3. Cegah personel dengan infeksi saluran pernafasan atas atau infeksi menular
agar tidak mengadakan kontak langsung dengan bayi.
4. Isolasi bayi lain yang mengalami infeksi sesuai kebijakan institusional
5. Instruksikan pekerja perawatan kesehatan dan orang tua dalam prosedur
kontrol infeksi.
6. Beri antibiotik sesuai instruksi
7. Pastikan spesis ketat atau sterilisasi seperti terapi IV perifer, pungsi lumbal,
dan pemasangan kateter arteri/vina.
DX 4 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan (resiko tinggi) berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna nutrisi karena imaturitas dan / atau penyakit
Tujuan: mendapatkan nutrisi yang adekuat, dengan masukan kalori untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, dan menunjjukkan
penambahan berat badan yang tepat.
Kriteria hasil: bayi mendapat kalori dan nutrien esensial yang ade kuat
Bayi menunjukkan penambahan berat badan yang menetap 20-30
gr/hari) saat fase akut pascaakut penyakit.
Intervensi
1. Pertahankan cairan parenteral atau nnutrisi parenteral total sesai instruksi
2. Pantau adanya tanda-tanda toleransi terhadap terapi parenteral total,
terutama protein dan glukosa.
3. Kaji kesiapan bayi untuk menyusu pada payudara ibu, khususnya kemampuan
untuk mengkoordinasikan menelan dan bernafas.
4. Susukan bayi pada payudara ibu bila penghisapan kuat, serta menelan dan
refleks muntah ada.
Rasional: meminimalkan resiko aspirasi
5. Ikuti kontrol unit untuk meningkatkan volume dan konsetrasi formula.
Rasional: menghindari intoleransi pemberi makanan
6. Gunakan pemberian makan orogastrik bila bayi mudah lelah dan mengalami
penghisapan, refleks muntah atau menelan yang lemah
7. Bantu ibu mengeluarkan ASI
Rasional: menciptakan dan memeprtahankan laktasi sampai bayi dapat
menyusu ASI
8. Bantu ibu dengan menyusui bila mungkin dan diinginkan
DX 5 Risiko tinggi kekurangan atau kelebihan volume cairan berhubungan dengan
karakkterristik fiisiologi imatur dari bayi preterm dan / atau imaturitas atau
penyakit.
Tujuan: menunjukkan status hidrasi yang adekuat
Kriteria hasil: menunjukkan bukti homeostatis

Intervensi
1. Pantau dengan ketat cairan dan elektrolitndengan terapi yang meningkatkan
kehilangan air tak kasat mata (IWL)
2. Implementasikan strategi untuk meminimalkan IWL, seperti penutup plastik,
peningkatan kelembaban ambien
3. Pastikan masukan cairan oral/parenteral yang ade kuat.
4. Kaji status hidrasi ( misalnya, turgor kulit, tekanan darah, edema, berat
badan, membran mukoasa, berat jenis urine, elektrolit, fontanel)
5. Atur cairan parenteral dengan ketat
Rasional: menghindari dehidrasi, hidrasi berlebihan, atau ekstravasasi.
6. Hindari pemberian cairan hipertonik (mislanya, obat tidak diencerkan, infus
glukosa terkonsentrasi)
Rasional: untuk mencegah beban berlebihan pada ginjal imatur dan vena yang
rapuh.
7. Pantau keluaran urine dan nilai laboratorium
Rasional: bukti dehidrasi atau hidrasi berlebihan (keluaran urine adekuat 12ml/kgBB/jam).
DX 6 Risiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit
imatur, imobilitas, penurunan status nutrisi, prosedural invasif
Tujuan: mempertahankan integritas kulit
Kriteria hasil: kulit tetap bersih dan utuh tanpa tanda-tanda iritasi atau cedera.
Intervensi
1. Lakukan perawatan luka berdasakan pendoman perawatan luka.
Perawatan kulit umum
- Bersihkan kulit dengan air hangat biasa. Gunakan sabun halus
nonalkalin atau pembersih hanya jika diperlukan, seperti untuk
menghilangkan feses.
- Besihkan mata setiap hari, dan juga area oral dan popom atau
penireal, serta area dimana terjadi kerusakan kulit
- Berikan xat pelembab setelah pemebrsihan untuk mempertahankan
kelembaban dan merehidrasi kulit; bersihkan kulit dengan
perlahandari krim lama sebelum memberikan lapisan baru, kecuali
pada area popok.
- Bila menggunakan minyak safflower, beberapa asam lemak esensial
dapat diabsobsiuntuk tambahan pelembut kulit sebagai pelembab.
- Gunakan matras penghilang tekanan ataua pengurang tekanan untuk
mencegah area tekan.

DX 7 Resiko tinggi cedera karena peningkatan tekanan intrakranial berhubungan


dengan sistem saraf pusat imatur dan respons stres fisiologis
Tujuan: menunjukkan tekanan intra kranial normal ( kecuali jika peningkatan TIK
berhubungan dengan penyakit bayi) dan tidak ada bukti hemoragi
intraventrikel (kecuali jika terdapat kondisi sebelumnya).
Kriteria hasil: tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan TIK dan hemoragi
intraventrikuler.
Intervensi
1. Kurangi stimulasi lingkungan
Rasional respon stres khususnya peningkatan tekanan darah, meningkatkan
resiko peningkatan TIK
2. Tetapkan suatu rutinitas yang memberikan periode tidur/istirahat tanpa
gangguan
Rasional: Menghilangkan atau meminimalkan stres.
3. Gunakan penanganan minimal, pegang atau ganggu bayi hanya jika benar-benar
diperlukan, sediakan popok ekstra di bawah bokong untuk mempermudah
penggantian popok yang kotor, angkat pinggul bayi, bukan tungkai dan kaki.
4. Atur (kumpulkan) perawatan selama jam-jam bangun yang normal sebanyak
mungkin
Rasional: untuk meminimalkan gangguan tidur dan kebisingan intermiten yang
sering.
5. Tutup dan buka selimut serta lampu dimatikan
Rasional: Untuk memungkinkan jadwal siang / malam
6. Tutup incubator dengan kain serta tempatkan tanda-tanda jangan diganggu
didekatnya
Rasional: untuk menurunkan sinar dan menyadarkan orang lain pada periode
istirahat.
7. Hindari bicara keras atau tertawa
8. Tetap tenang
9. Batasi jumlah pengunjung dan staf di dekat bayi pada sekali waktu.
10. Jelaskan arti dari bunyi-bunyi yang tidak dikenal
11. Jaga agar kebisingan alat tetap minimum:
a. kecilkan alarm serendah dan seaman mungkin.
b. Datangi segera alarm dan telfon jika berbunyi
c. Tempatkan alat di samping tempat tidur seperti ventilator atau pompa
IV, jauh dari kepala tempat tidur.
d. Putar katup keluar dari ventilator jauh dari telinga bayi.
e. Lakukan tindakan yang membutuhkan peralatan pada suatu waktu.
f. Matikan alat di tempat tidur yang tidak digunakan, seperti penghisap
dan oksigen

g. Hindari kebisingan yang keras dan tiba-tiba, seperti membuang sampah


di tong sampah, menjatuhkan benda, menempatkan sesuatu di atas
incubator, menutup pintu dan lemari.
h. Matikan radio dan televisi
i. Tempatkan penutup telinga lembut pada bayi.
12. Kaji dan atasi nyeri dengan metode farmakologis dan nonfarmakologis
Rasional: melakukan intervensi yang tepat dengan segera
13. Hindari obat hipertonik dan cair
Rasional: meningkatkan aloran darah serebral
14. Tinggikan kepala 20 o
Rasional: menurunkan TIK
15. Pertahankan oksigenasi yang adekuat
Rasional: hipoksia akan meningkatkan aliran darah serebral dan TIK
16. Hindari membalik, memiringkan kepala dengan tiba-tiba
Rasional: membatasi aliran darah arteri karotis dan oksigenasi yang adekuat
ke otak.
DX 8 Nyeri berhubungan dengan prosedur, diagnosa, tindakan
Tujuan: tidak mengalami nyeri ataupun nyeri menurun
Kriteria hasil: tanda-tanda nyeri pada bayi minimal atau tidak ada.
Intervensi
1. Kenali bahwa bayi, tanpa memperhatikan usia gestasi, merasakan nyeri
2. Bedakan antara manifestasi klinik nyeri dan stres
3. Gunakan tindakan nyeri nonfarmakologis yang sesuai denga usia dan kondisi
bayi; ubah posisi, membedong, melindungi, menimang, mengayun, memainkan
musik, mengurangi stinulasi lingkungan, tindakan kenyamanan taktil
(mengayun, menepuk) dan penghisapan nonnutritif (empeng)
4. Kaji efektifitas tindakan nyeri nonfarmakologis
Rasional: beberapa tindakan (mengayun) dapat meningkatkan distres bayi
prematur.
5. Anjurkan orang tua untuk memberi tindakan kenyamanan bila mungkin
6. Tunjukkan sikap sensivitas dan perhatian terhadap ketidaknyamanan bayi
7. Diskusikan dengan keluarga tentang kekhawatiran mereka terhadap nyeri
bayi.
8. Dorong keluarga untuk bicara dengan praktisi kesehatan tentang
kekhawatiran mereka.
DX 9 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kelahiran
preterm, lingkungan NICU tidak alami, perpisahan dari orangtua.
Tujuan: mencapai pertumbuhan dan perkembangan potensial yang normal.

Kriteria hasil: bayi menunjukkan penambhana berat badan mantap saat melewati
fase akut penyakit dan bayi hanya terpapar stimulus yang tepat.
Intervensi
1. Berikan nutrisi optimal
Rasional: menjamin penambahan berat badan yang mantap dan pertumbuhan
anak
2. Berikan periode istirahat yang teratur tanpa gangguan
3. Berikan intervensi perkembangan yang sesuai
4. Kenali adanya tanda-tanda stimulasi berlebihan (flaksiditas, menguap,
membelalak, memalingkan wajah dengan aktif, peka rangasngan, menangis)
5. Tingkatkan interaksi orangtua ke bayi
Rasinal: merupakan hal-hal yang esensial untuk pertumbuhan dan
perkembangan normal.
DX 10 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi/maturasi,
kurang pengetahuan (kelahiran bayi preterm dadn / atau sakit), gangguan proses
kedekatan orangtua.
Tujuan: - keluarga mendapat informasi tentang kemajuan bayi
Menunjukkan prilaku kedekatan yang positif
Saudara kandung menunjukkan prilaku kedekatan yang positif.
Keluarga siap untuk perawatan di rumah
Kriteria hasil: - orangtua mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran mengenai
bayi dan prognosis, serta menunjukkan pemahaman dan
keterlibatan dalam perawatan.
- Orangtua mengunjungi bayi segera setelah kelahiran dan pada
interval sering
- Orang tua berhubungan secara positif dengan bayi
- Orangtua memberikan perawatan untuk bayi dan menunjukkan sikap
nyaman dalam hubungannya dengan bayi
- Orangtua mengidentifikasi tanda-tanda stres atau keletihan pda
bayi.
- Saudara kandung mengunjungi bayi di NICU atau ruang perawatan
- Saudara kandung menunjukkan pemahaman tentang penjelasan
(uraikan)
- Saudara kandung mendapatkan benda yang berhubungan sengan bayi
(uraikan).
- Keluarga menunjukkan kemampuan melakukan perawatan untuk bayi
- Anggota keluarga menyebutkan bagamana dan kapan menghubungi
pelayanan yang tersedia.

Anggota keluarga mengenali pentingnya tindakan lanjut perawatan


medis

Intervensi
1. Prioritaskan informasi
Rasonal: membantu orangtua memahami aspek paling penting dari perawatan,
tanda perbaikan, atau penyimpangan pada kondisi bayi.
2. Dorong orantua untuk mengajukan pertanyaan mengenai status bayi.
3. Jawab pertanyaan, fasilitasi ekspresi kekhawatiran mengenai perawatan dan
prognosis.
4. Bersikap jujur, berespons pada pertanyaan dengan jawaban yang benar
Rasional: menciptakan rasa percaya
5. Dorong ayah dan ibu untuk berkunjung dan / atau menghubungi unit dengan
sering.
Rasional: sehingga mereka mendapat informasi tentang kemajuan bayinya.
6. Tekankan aspek positif dari status bayi
Rasional: mendorong rasa pengharapan
7. Dorong kunjungan orangtua sesegera mungkin
Rasional: sehingga proses kedekatan dimulai.
8. Dorong orangtuauntuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengunjungi bayi dengan sering
b. Menyentuh, menggendong, dan merawat bayi bila sesuai dengan kondisi
fisik.
c. Bersikap terlibat aktif dalam perawatan bayi
d. Membawakan pakaian untuk memakaikannya pada bayi segera setelah
kondisi menizinkan.
e. Kuatkan usaha orang tua
Rasional: untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka
f. Waspadai tanda ketegangan dan stres pada orang tua
g. Izinkan orangtua untuk menghabiskan waktu sendiri brsama bayi.
h. Bantu orangtua menginterpretasikan respon dan tanda stimalasi
berlebihan atau keletihan
i. Identifikasi sumber-sumber (misalnya, transportasi, pengasuh bayi)
Rasional: memungkinakan orangtua untuk berkunjung
9. Dorong saudara kandung untuk mengunjungi bayi bila mungkin
10. Jelaskan, kejadian, penampilan bayi, dan mengapa bayi mereka tidak dapat
pulang ke rumah
Rasional: menyiapkan mereka untuk berkunjung
11. Berikan foto bayi atau benda-denda lain bila saudara kandung tidak dapat
berkunjung.

12. Anjurkan saudara kandung untuk membuat foto atau membawa benda kecil
lainya, seperti surat, untuk bayi dan diletakkan pada inkubator atau keranjang
bayi.
13. Kaji kesiapan keluarga (khususnya ibu atau pemberi prawat primer lain) untuk
merawat abyi dilingkungan rumah
Rasinal: mempermudah transisi orangtua ke rumah bersama bayi
14. Ajarkan teknik perawatan bayi dan observasi yang diperlukan
15. Dorong orangtua, bila mungkin untuk menghabiskan 1 atau 2 malam bersama
bayi diruang pra pulang di rumah sakit sebelum dipulangkan.
Rasional: mengembangkan kepercayaan diri dalam merawat bayi di rumah.
16. Kuatkan tindak lanjut perawatan medis
17. Rujuk pada lembaga atau pelayanan yang tepat
Rasinal: sehingga bantuan yang diperlukan dapat diberikan.
18. Dorong fasilitas keterlambatan dengan kelompok pendukung orangtua atau
rujukan ke kelompok pendukung orang tua atau rujuk kekelompok pendukung
yang tepat.
Rasional: agar mendapat dukungan terus-menerus
19. Beri kesempatan pada keluarga untuk mepelajari RJP bayi dan respon pada
insiden tersedak.
DX 11 Antisipasi berduka berhubungan dengan kelahiran bayi beresiko tinggi
yang tidak diperkirakan, prognosis kematian, dan / atau kematian bayi.
Tujuan: - keluarga mengakui kemungkinan kematian anak dan menunjukkan
prilaku berduka yang sehat.
Keluarga mendapat dukungan emosi dan fisik yang adekuat.
Kriteria hasil: - keluarga mendiskusikan kenyataan kematian dan menunjukkan
sikap realistis
- Keluarga berduka atas kematian bayi dengan tepat.
- Keluarga menunjukkan perilaku berduka (dipengaruhi budaya
dan sosial) yang tepat.
Intervensi
1. Beri kesempatan bagi keluarga untuk menggendong bayi mereka sebelum
kematian dan bila mungkin ada di tempat saat kematian terjadi.
2. Gukung keputusan keluarga untuk menghentikan pemberian dukungan hidup
3. Atur atau lakukan ritual agama untuk bayi
4. Berikan kesempatan pada keluarga untuk melihat menyentuh menggendong,
merawat, memeriksa, dan bicara pada bayi mereka secara pribadi sebelum
dan setelah kematian.
5. Bairkan tubuh bayi tetap di tempatnya untuk bebrapa jam
6. Berikan foto yang diambil sebelum dan kematian bayi pada keluarga
7. Berikan alat pengingat lain tentang kematian anak

8. Anjurkan keluarga memberikan nama pada bayi bila mereka belum


melakukannya
9. Identifikasi sumber-sumber untuk membantu pengaturan pemakaman
10. Selalu ada untuk keluarga
11. Berikan dukungan religius yang tepat
12. Diskusikan penyakit bayi dan kematiannya dengan keluarga
13. Bicara dengan keluarga secara terbuka dan jujur tentang pengaturan
pemakaman
14. Berikan kesempatan pada keluarga untuk menghubungi unit bila mereka
mempunyai pertanyaan mengenai penyakit bayi dan kematiannya
15. Dapat menghubungi keluarga setelah kematian
16. Rujuk keluarga pada pendukung yang tepat.

You might also like