You are on page 1of 6

TUGAS NEUROLOGI

1. Seorang wanita umur 34 tahun dengan keluhan nyeri kepala, berdenyut, hilang timbul,
bertambah berat ketika melihat cahaya dan beraktivitas, disertai leher tegang.
Status neurologis: dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium: LDL: 180 mg%
(lain-lain dalam batas normal).
a. Anamnesa tambahan untuk pasien ini:
Nyeri kepala sejak kapan? Nyeri dibagian kepala sebelah mana? Disertai mual dan
muntah atau tidak? Apakah membaik dengan beristirahat? Riwayat trauma kepala
ada atau tidak? Riwayat sinusitis? Riwayat sakit stroke dalam keluarga?
Kebiasaan merokok, konsumsi alcohol? Sedang konsumsi pil kontrasepsi atau
b.
c.
d.

e.

tidak?
Diagnosa:
Migraine type headache
Diagnosa banding:
Tension headache, cluster headache, TIA
Penanganan:
- Ergotamine 1 x 2mg (po)
- Paracetamol 1 x 500mg (po)
- Diazepam 1 x 250mg
Edukasi:
- Kurangi beraktivitas diluar ruangan,

bila

terpaksa

anjurkan

untuk

menggunakan kacamata hitam.


Kurangi mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat mencetuskan

serangan seperti makanan dengan kadar MSG tinggi, alcohol, merokok.


Istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi
Konsumsi obat teratur

2. Pasien datang dengan nyeri kepala hebat sudah bertahun-tahun, terdapat keluhan
pusing berputar, telinga berdenging, penglihatan ganda, terdapat perubahan perilaku
(dahulu orangnya rame sekarang pendiam).
a. diagnosa: SOL (Space Occupying Lesion)
b. diagnosa banding: Vertigo, Astrocytoma region frontalis dekstra
c. pemeriksaan penunjang: CT-Scan kepala, MRI, pemeriksaan laboratorium
darah lengkap, foto rontgen thoraks, lumbal pungsi, USG abdomen, analisa gas
darah, angiografi, EEG.
d. Terapi:
IVFD RL 12 tetes/menit
Inj. Dexamethasone 4x2 amp
Inj. Ranitidin 2x1 amp
Inj. Antrain 3x1 amp

Inj. Citicolin 2x250 mg


Mannitol 4x150 mL
Paracetamol 3x500 mg
e. Edukasi:
Menjelaskan tentang penyakit pada keluarga dan pasien
Tirah baring
3. Seorang wanita 30 tahun datang dengan kelemahan keempat anggota gerak. Dimulai
dari tungkai dan seminggu kemudian lengan. Kekuatan motorik
. diare (+).
3 3
a. Diagnosa: Periodik paralisis e.c Hipokalemia
2 2
b. Pemeriksaan klinis:
- Pemeriksaan fisik : inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi abdomen
- Pemeriksaan status neurologis : rangsang meningeal, refleks fisiologis,
refleks patologis, sensibilitas, dan otonom.
c. Pemeriksaan penunjang:
- Laboratorium : darah lengkap dan kimia darah, elektrolit
d. Terapi:
- Koreksi kalium kalium x BB x 0,3
25
- Aspar-K 2 x 1 tab (po)
- Kalk 2 x 1 tab (po)
- Diet tinggi kalium
e. Edukasi:
- Banyak konsumsi pisang.
f. Diagnosa banding:
- Guillaine Barre Syndrom
- Myasthenia gravis
4. Seorang laki-laki umur 49 tahun datang dengan kaku seluruh anggota gerak, bila
berjalan susah, kalau sudah berjalan mau berhenti susah, pemeriksaan klinis: tremor
(+), refleks postural (+).
a. Diagnosa: Parkinson disease
b. Pemeriksaan penunjang:
- CT scan
- MRI
c. Terapi:
- Bromokriptin 2,5mg/hari
- Carbidopa 25mg L-dopa 100mg
- Benztropine 0,5-4,0mg
d. Edukasi:
- Pasien diharapkan melakukan diet tinggi protein
- Pasien di himbau untuk menghindari aktifitas yang berlebihan
- Pasien diharapkan taat dalam minum obat
- Pasien juga dianjurkan untuk selalu melatih gerakkan untuk mempertahankan
mobilitas dari pasien.

5. Seorang anak usia 4 tahun dengan keluhan kejang disertai kelemahan anggota gerak
kiri, menurut ibu pasien, imunisasi lengkap, lahir spontan, BB lahir normal, tumbuh
kembang baik, umur 6 bulan mulai tengkurap, 12 bulan sudah berjalan, 2 tahun mulai
banyak berbaring. Diagnosa? Pemeriksaan penunjang? Terapi? Edukasi ke keluarga?
a. Diagnosa: Cerebral palsy
b. Pemeriksaan penunjang:
- Elektro-ensefalografi
- CT scan
- MRI
- Laboratorium: Darah lengkap, Kimia darah, SGOT/SGPT, elektrolit

c. Terapi:
- Terapi fisik untuk mencegah kelemahan atau kemunduran fungsi otot,
-

menghindari kontraktur, dan meningkatkan perkembangan motoric anak.


Diazepam 0,12-0,8 mg/KgBB/hari per oral dibagi dalam 6-8 jam dan tidak

melebihi dosis 10mg/dosis.


Baclofen 10-40 mg/hari per oral dibagi dalam 3-4 dosis. Dosis awal 2,5-5mg
per oral 3 kali per hari, kemudian dosis dinaikkan 5-15mg/hari maksimal

60mg/hari
d. Edukasi keluarga:
- Dalam hal ini peran keluarga sangat penting agar anak dengan CP tidak
merasa minder dengan kondisinya dan bisa menjalani hidupnya dengan
-

normal.
Dukungan moril dan motivasi sangat dibutuhkan oleh pasien dengan CP.

6. Seorang laki-laki dibawa oleh keluarga karena kecelakaan lalu lintas (KLL). Pada saat
terjatuh, posisi kepala terbentur aspal, keluar darah dari hidung, mulut, telinga. Pasien
tidak sadarkan diri hingga ke IGD, tampak hematom pada kedua mata. TD: 100/60
mmHg, N: 50 x/m, R: 28 x/m, suhu badan afebris. Status neurologis: Refleks
patologis (+) bilateral, yang lain sulit dinilai.
a. Diagnosa: Cedera Kepala Berat
b. Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan laboratorium rutin darah dan urin
Foto rontgen kepala, CT-Scan
c. Terapi:
Airway: bebaskan jalan napas, jika diperlukan pasang gudel, kepala dan tubuh dalam
posisi 30.
Breathing: periksa kadar oksigen, bila hipoksia berikan oksigen 2-4 liter/menit
Circulation: pasang infus
Konsul Dokter Spesialis Saraf

Farmakoterapi:
Mannitol 4x125 mL (IV)
Asam traneksamat
Piracetam 3x1200 mg (IV)
Ketorolac 3x30 mg (IV)
Trombophob sue
d. Edukasi:
Bed rest
Diet makanan lunak
7. Seorang wanita saat bangun tidur merasa lemah anggota gerak kanan. Kalau jalan
harus dibantu, mulut mencong ke kiri, bicara pelo, nyeri kepala (-), kejang (-), pasien
tampak mengantuk. Kesadaran: somnolen, TD: 160/80 mmHg, R: 20 x/m, S B:
36,8C.
a. Diagnosa: Stroke Infark Aterotrombotik Sistem Karotis Sinistra Faktor Risiko
Hipertensi
b. Diagnosa banding: PIS (perdarahan intra serebral), stroke infark tromboemboli.
c. Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan laboratorium DL, UL, KL, dan
Elektrolit; CT-Scan; MRI.
d. Terapi:

IVFD NaCl 0,9% 16 tpm

Inj. Citicolin 2x500 mg amp

Inj. Omeprazole 2x1 gr Vial

Inj. Ranitidin 2x1 amp

Thromboaspilet 1x160 mg Tab (pagi)

Clopidogrel 1x75 mg (pagi)

Simvastatin 1x20 mg (malam)

Amlodipin 1x10 mg (malam)

e. Edukasi:
Minum obat teratur
Diet rendah garam
Fisioterapi
8. Seorang laki-laki didapatkan di tengah jalan tidak sadarkan diri, mulut berbusa, bibir
keluar darah, dibawa ke rumah sakit tidak sadar. Vital sign: dalam batas normal, status
neurologis: dalam batas normal.
a. Diagnosa: Kejang umum tonik klonik
b. Diagnosa banding: Sinkop

c. Pemeriksaan penunjang: EEG Gambaran epileptiform, pencitraan otak,


pemeriksaan laboratorium.
d. Terapi:
Farmakologis:
IVFD RL 20 tts/menit
Phenytoin 4 amp + NaCl 0,9% 100 mL (drips habis dalam 15 menit)
Maintenance: phenytoin 3x1 amp (encerkan dengan NaCl 0,9% sampai 10
mL) bolus IV
Bila ada kejang diantara pemberian: Diazepam 5 mg IV
Vitamin B6 2 x 30mg
Asam folat 1 x 1 tab
Non farmakologis:
Minum obat teratur dan tidak boleh putus obat
Makan makanan bergizi
Hindari stres
9. Seorang laki-laki umur 39 tahun dengan keluhan pusing berputar hebat, berubah
posisi bertambah hebat, mual/muntah (+). Status neurologis: dalam batas normal,
pemeriksaan laboratorium: dalam batas normal.
a. Diagnosa: Vertigo
b. Diagnosa banding: Cephalgia e.c Tension type headache
c. Pemeriksaan klinis: Penglihatan ganda, sensitif pada cahaya terang dan suara,
gangguan keseimbangan, tubuh terasa lemah.
d. Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan laboratorium hematologi dan kimia

darah.
e. Terapi:
IVFD RL 30 tetes/menit
Antivertigo: betahistine mesylat 3x6 mg (po)
Inj. Piracetam 3x1gr IV
Inj. Ondansentron 1x1 amp
Dimenhidrinat (Dramamine) 3x50mg
f. Edukasi:
Kurangi stress
Latihan untuk membuka mata, melirik ke atas, ke bawah, ke samping kiri-kanan.
Latihan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, kemudian miring kanan-miring

kiri.
Latihan duduk, berdiri dan kemudian berjalan.
10. Pasien datang dengan kelemahan tungkai sejak 5 bulan. Awalnya pasien tertimpa
balok, saat itu pasien berjalan susah dan 1,5 jam kemudian bisa berjalan kembali.
Kaki kanan terasa berat, 1 minggu kemudian kaki kiri. Selama 5 bulan pasien hanya
tiduran. Keringat malam (+), BB tetap, nafsu makan (+), istri pasien TB (+).

Status neurologis: paraparese(+), sensorik didapatkan setinggi lumbal 1 ke bawah.


BAB susah, BAK masih dapat dirasakan.
a. Diagnosa: Susp. Spondilitis Tuberkulosa setinggi Lumbal 1
b. Diagnosa banding: spondilitis piogenik, tumor metastatik spinal, keganasan

primer, fraktur kompresi.


c. Pemeriksaan penunjang:
Foto tulang belakang posisi AP dan lateral
Foto polos thoraks posisi PA
Uji Mantoux
Biakan sputum untuk menemukan basil tuberkulosa.
d. Terapi:
OAT:
Isoniazid : 300 mg
Rifampisin : 450 mg
Pirazinamid : 1000 mg
Etambutol : 750 mg
Vit B6 1 x 10 mg
Kalmeco 2 x 1 caps
Diet tinggi kalori, tinggi protein
e. Edukasi:
Tirah baring (bed rest)
Minum obat teratur, tidak boleh putus obat

You might also like