You are on page 1of 13

KEWARGANEGARAAN

KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL

KELOMPOK 3 :

1.
2.
3.
4.
5.

Didit Singgih M.
Duwi Pusriati
Lailatul Maulida
Septi Herowati
Triyatun

TENAGA PENYULUH LAPANGAN


AKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar
dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional
Indonesia. Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional
berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosiokultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang
dimaksud dengan Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Uraiannya mencakup :
1.identitas manusia Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan
monopluralistik.

Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus

monopluralistik tersebut akan mempengaruhi eksistensinya.


Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai
macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu,
nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian
disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah
yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional
sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak
kehilangan identitas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Identitas Nasional


Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas
sendidri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu
memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim
hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut
terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana
dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri
suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar
psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh
karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki
suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia
tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah
kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor
biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku
tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang
sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian
adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia
lain (Ismaun, 1981: 6).
Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya adalah
bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar
manusia yang mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup
bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional. Para tokoh
besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat kepribadian bangsa tersebut adalah
dari beberapa disiplin ilmu, antara lain antropologi, psikologi dan sosiologi. Tokoh-tokoh
tersebut antara lain Margareth Mead, Ruth Benedict, Ralph Linton, Abraham Kardiner.
B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia meliputi :
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
2.

Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki

bangsa Indonesia (Suryo, 2002).


Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan
yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di
Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial
dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut
mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai
faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara bangsa
beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di
Indonesia pada awal abad XX.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The Power
of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor
pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial,
bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai
macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan
meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Kesatuan tersebut tidak
menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan Bhineka Tunggal
Ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini
bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan
bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi
bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dalam hubungan ini sangat
diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan
bangsa dan Negara Indonesia. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika
yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga

bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Demikian pula
menyangkut biroraksi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa
meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan. Faktor keempat, meliputi
penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.
Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan
dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan,
dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan
merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat
perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas
nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya,
etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang
cukup panjang.
C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakkanlah
prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa, yang diangkat dari filsafat
hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia , yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu
prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara
berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Nilai-nilai
esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan
nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara
lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908,
kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi
sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri,
membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang

kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu
akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga
merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang
dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.
D. Sejarah Paham Kelahiran Nasionalisme Indonesia yg Berwawasan Parokhial:
1. 1908 Budi Oetomo Berbasis Sub Kultur Jawa
2. 1911 Sarikat Dagang Islam Kaum Entrepeneur Islam Bersifat Ekstrovert Dan Politis
3. 1912. Muhammadiya Dari Subkultur Islam Modernis Bersifat Introvert Dan Sosial
4. 1912. Indische Party Dari Sub Kultur Campuran, Yg Memncerminkan Elemin Politis
Na-Sionalisme Non rasial dg selogan TEMPAT YANG MEMBERI NAFKAH YANG
MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI TANAH AIRNYA
5. 1913. Indische Social Democratiche Vereniging Mengejawantahkan Nasionalisme Politik
Radikal Dan Berorientasi Marxist.
6. 1915. Trikoro Dharmo Sebagai Emberio Yong Java
7.

1918 Yong Java

8.

1925. Manifisto Politik

9.

1926. Nahdatoel Oelama (Nu)Dari Sub Kultur Santri Dan Ulama Serta Pergerakan Lain

Seperti Sub Ethnis Jong Ambon, Jong Sumatwera, Jong Selebes Yang Melahiorkan
Pergerakan Nasionalisme Yg Berjati Diri Indonmesianess
10. 1928 . Soempah Pemoeda 28 Okt 1928
11. 1931. Indonesia Muda
E. Karakteristik Indentitas Nasional
a. Unsur Identitas Pancasila dengan Rohnya Bhineka Tunggal Ika

Nilai-Nilai Yg Hidup Dalam Berbagai Masyarakat


Menyangkut Sopan Santun
Tata pergaulan Termasuk Bidang Agama Serta
Moral
Adat Istiadat
Budaya
b. Pelaksanaan Unsur Identitas Nasional

Menjelang tahun 1997 indonesia terjadi krisis nilai, moral disusul krisis ekonomi dan
politik sehingga indonesia kehilangan orientasi nilai. Dari sisni timbul suatu pergerakan
semacam social terorisme. Lalu 1998 puncak krisis sehingga timbul penjarahan massal.
Hakikat identitas nasional indonesia adalah pancasila yg diaktualisasikan dalam bergagai
kehidupan dan berbangsa. AKTUALISASI ini untuk menegakkan pancasila dan uud 45
sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan uud 45 terutama alinea ke 4.
F. Pemberdayaan Identitas Nasional Indonesia
1. Tantangan Globalisasi
Bersifat sentrifugal bersumber pada faktor Eksternal dan internal
a.

Eksternal

Berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neolibralisme dan kapitalisme.


Hal ini dimulai berbagai kesepakatan melalui konfrensi internasional : WTO APEC. AFTA
dan bentuk kesepakatan yang lain yang berhubungan dengan perekonomian, sosial dan politik
yg dapat menindas masyarakat lemah baik dari segi ekonomi, sosial, politik.
b. Internal

Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh infra struktur mental yang
kondusif. Ernest Renan dalam bukunya quest ceqyune nation menyatakan bahwa hakikat
nasionalisme itu le desire vivre ensemble (keinginan untuk hidup bersama) bertumpu pada
kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual une ame,un prinsipe spirituel yang berakar
pada kepahlawanan masa lalu yang tumbuh karena ada kesamaan penderitaan dan kemuliaan
dimasa lalu.
2. Hilangnya Identitas Nasional Yang Tidak Pernah Ada
Dua orang penguasa Indonesia yang paling kuat, Sukarno (1945-1966) dan Suharto
(1966-1998) berupaya keras merumuskan identitas Indonesia dari segi kebudayaan.
Keduanya secara sederhana memformula hal itu dalam Pancasila. Penguasa-penguasa
Indonesia berikutnya, Habibie (1998-2000), Abdurrahman Wahid (2000-2001), Megawati
(2001-kini) tidak sempat memformula identitas bangsa karena periiode kekuasaannya yang
singkat, lagipula mereka didera oleh masalah krisis kekuasaan. Sebagai penguasa seumur
jagung sungguh tak banyak yang mereka dapat lakukan. Jika bangsa Irak sekarang dapat

mengidentifikasi dirinya pada peradaban Babylonia, tidaklah demikian halnya dengan kita
karena subjek identifikasi itu yang tidak pernah ada. Mr. Muhammad Yamin tergila-gila pada
Majapahit, Sukarno menfavoritkan Sriwijaya dan Majapahit, Suharto terobsesi pada Mataram
pasca Giyanti 1755. Namun sesungguhnya kerajaan-kerajaan yang mereka jadikan acuan itu,
apalagi Mataram, tidak pernah mengendalikan Nusantara.
Di zaman Menpora Abdul Gafur siswa-siswa sekolah disuruh menangis tersedu
sedan seraya membaca teks Sumpah Pemuda, tetapi di Kongres Pemuda II sumpah itu
disusun dalam suasana biasa-biasa saja, dan tidaklah pula dapat dikatakan itu adalah saat
kelahiran jabang bayi Indonesia. Penyatuan teritori Hindia Belanda sendiri baru tercapai
setelah korte verklarieng van Hentz tahun 1904. Proses penyatuan teritori lewat kekerasan.
Tentu saja Indonesia sebagai suatu entitas kebudayaan di luar jangkauan korte verklarieng
vanHentz.
Mencari puncak Ki Hajar
Identitas Nasional sulit dikenali, apakah pada gedung-gedung di Jakarta, ataukah pada
cara berpakaian kaum elit, atau pada lagu-lagu pop Indonesia. Mungkin pada koreografi Inul
kita dapatkan asli pesisir, tapi itu Jawa, bukan pula Indonesia. Formula ini verbalistik belaka,
tak dapat lagi diperjelas, apalagi dirinci. Tingallah formula ini sebagai mantra yang dituliskan
di pelbagai makalah kebudayaan, dan dibaca-baca dalam setiap pidato kebudayaan. Syahdan,
budayawan pun terstratifikasi menjadi budayawan Nasional dan budayawan daerah.
Budayawan daerah terpromosi sebagai budayawan Nasional bila secara phisik pindah ke
Jakarta atau banyak menulis, atau diwawancara, oleh media Jakarta. Biasa pusat-daerah
mestinya tak layak mengemuka lagi dalam era reformasi. Jauh mendaki namun puncak Ki
Hajar tak kunjung bersua. Karena tidaklah begitu mudah mengidentifikasi gunung
kebudayaan daerah, mana yang puncak, mana yang tebing, dan mana pula kakinya bukan
sesuatu yang sederhana untuk ditentukan, lagi pula apa keperluannya. ornamen politik (dan
kebudayaan) Manipol-Usdek, tinggallah yang tersisa sampai sekarang sebuah nama gang di
Kampung Duri, Jakarta-Barat, yaitu Gg. Usdek.

BAB III
STUDI KASUS

Krisis Identitas Nasional - lunturnya kebudayaan Indonesia


Negara merupakan suatu gambaran komunitas politik dimana masyarakat menyatakan
dirinya sebagai bagian dari sebuah negara tersebut (Benedict Anderson,1991). Sedangkan
secara umum Identitas Nasional diartikan sebagai keanggotaan seseorang dalam sebuah
negara.
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga
menunjukkan suatu keunikan serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal
dari kata nation yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosiokultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama.Jadi,
Identitas

Nasional

adalah

ciri-ciri

atau

sifat-sifat

khas

bangsa

Indonesia

yang

membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Identitas Nasional Indonesia meliputi


segenap yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain seperti
kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia, demografi atau kependudukan
Indonesia, ideologi dan agama, politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Identitas
nasional merupakan konsep suatu bangsa mengenai dirinya sendiri. Indonesia merupakan
negara yang memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terdiri dari berbagai macam suku
dari sabang sampai merauke dan pastinya memiliki keanekaragaman identitas nasional. Basis
dari identitas nasional diantaranya socially (yaitu identitas yang mengarah kepada peran
sosial dalam masyarakat berdasarkan proses sosialisasi dari individu yang berbeda),
culturally (yaitu identitas yang mengarah kepada atribut kebudayaan) , politically (identitas
yang mengarah kepada sumber politik dari peran sosial dalam masyarakat, contohnya sebagai
pemilih dalam pemilu, atapun sebagai warga negara).
Menurut pendapat saya, identitas nasional dan jati diri suatu bangsa harus dijaga agar
bangsa tersebut tidak mudah dihancurkan oleh bangsa lain dan menjadi bangsa yang kuat.
Kita mungkin terkadang bingung mengenai apa itu identitas nasional bangsa indonesia, oleh
karena itu topik identitas nasional yang kita pelajari dalam pelajaran citizenship ini dapat
membantu kita memahami arti dari identitas nasional dan bagaimana kita bertindak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Topik identitas nasional dapat

menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi diantara warga negara indonesia jika setiap
warga negara menyadari dan mengimplementasikan nilai-nilai identitas nasional yang telah
ada. Namun dalam pengamatan saya, identitas nasional di negara ini mulai memudar.
Kurangnya rasa nasionalisme dan rasa satu indonesia membuat identitas nasional negara ini
menjadi kacau atau disebut krisis identitas nasional. Salah satu definisi nasionalisme yaitu
menurut Arif Budiman nasionalisme adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa
yang mempunyai sejarah yang sama, bahasa yang sama dan pengalaman yang sama. Sejarah
mengenai nasionalisme di indonesia dimulai dari berdirinya organisasi Budi Utomo pada
tahun 1908 yang menjadi tonggak berdirinya organisasi-organisasi pemuda pada saat itu.
Saat ini dapat kita lihat bahwa indonesia telah mengalami krisis identitas nasional. Banyak
penduduk indonesia telah melupakan unsur unsur kebudayan yang merupakan basis dari
identitas nasional suatu bangsa. Contohnya yaitu budaya barat yang masuk ke indonesia
melalui globalisasi telah banyak mengubah pola hidup generasi muda saat ini, salah satunya
yaitu melupakan kultur budaya bangsa indonesia sendiri. Ada puluhan budaya yg telah
diklaim oleh negara sebelah. Dan berikut ini daftarnya :
1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
5. Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
6. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
7. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
8. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
9. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
10. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
11. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
13. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
14. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
15. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
16. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
17. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
18. Kain Ulos oleh Malaysia
19. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
20. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
21. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
sumber budaya-indonesia.org

Dari kasus tersebut dapat diketahui bahwa identitas nasional bangsa indonesia telah
mengalami kelunturan. Hal tersebut ditunjukkan dalam masalah Indonesia-malaysia tersebut.
Dalam kasus ini, saya menyimpulkan bahwa rasa nasionalisme dan identitas bersama sebagai
warga negara indonesia masih sangat kurang. Hal tersebut menyebabkan mudahnya indonesia
dijadikan sasaran dari pihak luar yang bertujuan memecah belah bangsa ini sehingga bangsa
indonesia hancur. Oleh karena lunturnya rasa nasionalisme dan terjadinya krisis identitas
nasional di kalangan rakyat indonesia saat ini terutama generasi muda diharapkan juga peran
serta pemerintah dalam menyelesaikan masalah tersebut selain peran warga negaranya
sendiri. Dari banyaknya kasus-kasus yang mengancam identitas nasional dan kesatuan tanah
air indonesia, maka kita sebagai generasi muda harus berusaha untuk mempertahankan nilainilai budaya yang telah ada dan terus menjaga dan melestarikannya. Kita harus menyadari
bahwa kita sebagai bangsa indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang harus
dipertahankan dan menjadi ciri dari bangsa indonesia, dan kita harus bangga menjadi bagian
dari tanah air kita yaitu Indonesia.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan selalu
memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah sistem
hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada empat, yaitu faktor primer,
faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif. Keempat faktor tersebut pada dasarnya
tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah
berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan
bangsa lain.
B. SARAN
Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat
membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan keunika-keunikan
dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus menanamkan akan cinta tanah air yang
diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang telah ditetapkan
serta mengamalkan nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas di dalam pancasila yang
dijadikan sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan keunikan inilah,
Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan bangsa lain dan itu
semua tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga Indonesia itu
sendiri untuk tetap menjaga nama baik bangsanya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedia.com
http://www.google.com
http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/identitas-nasional.html

You might also like