You are on page 1of 4

Perhatikan etika komunikasi mahasiswa, saat kamu sms dosen !

Sebagai orang yang berpendidikan, mahasiswa seharusnya mempunyai etika


yang luhur serta selalu bersikap sopan terutama saat berinteraksi dengan lawan
bicaranya.
Etika adalah modal utama bagi seseorang untuk mampu bertahan hidup
bermasyarakat, terutama ketika berinteraksi dengan orang lain. Siapapun itu,
etika mesti digunakan termasuk saat berbicara dan bersikap.

Dalam kehidupan kampus, sudah menjadi hal lumrah jika mahasiswa saling
berinteraksi dengan dosen terkait urusan akademik. Apalagi bagi kamu yang kini
mengerjakan skripsi, tentu hampir setiap pekan kamu akan berhadapan
langsung dengan dosen pembimbing. Mau tidak mau, kamu harus janjian
terlebih dahulu untuk ketemuan.
Meski demikian, ada sejumlah mahasiswa yang ternyata kurang memahami tata
cara mengirim pesan yang benar kepada dosen. Mahasiswa tipe ini biasanya
cenderung asal mengirim SMS, menggunakan bahasa yang kurang sopan, serta
tidak langsung keperluan alias bertele-tele.

Ia mungkin lupa bahwa ia sedang berkomunikasi dengan orang yang lebih tua
dan tempatnya menimba ilmu. Bagaimanapun ia mestinya tetap memperhatikan
etika dalam berkomunikasi dengan dosennya. Berikut etika ber-SMS atau memWA dosen:
1. Ketahui Karakteristik Dosen Terlebih Dahulu
Mengenali karakter dosen akan membantumu menemukan cara tepat untuk
berkomunikasi dengan mereka. Dosen itu banyak tipenya. Ada yang prefer untuk
dihubungi via telepon saja, SMS saja atau bahkan keduanya pun oke. Untuk
beberapa dosen malah ada yang lebih memilih e-mail dibandingkan telepon atau
SMS. Kenali tipe dosen kamu dan ketahui media "favorit" beliau untuk
berkomunikasi. Bisa tanyakan langsung atau ke teman yang memang sering
kontak dengan beliau.
2. Salam dan Perkenalkan Identitas Diri
Posisi Bapak sekarang lagi dimana? Kapan saya bisa ketemu?
Pak, untuk UTS besok materinya yang mana?
Bu, ini tugasnya dikumpul di mana? Bu, saya tadi ke ruangan ibu, tapi ibu gak
ada.
Ini beberapa SMS atau WA yang sering kali diterima dosen. Meskipun bahasanya
masih bisa dikatakan cukup sopan dan tak melanggar etika secara serius, tapi
mahasiswa tak mencantumkan namanya dalam SMS atau WA-nya.
3. Tahu Waktu
Jangan SMS dosen pada waktu-waktu yang salah! Sebagian besar dosen punya
banyak kesibukan, entah itu mengajar, meneliti, rapat, mengisi seminar, menulis

artikel atau menulis buku, termasuk membimbing.


Lebih baik ketahui jadwalnya terlebih dahulu untuk memastikan sibuk tidaknya
beliau pada jam-jam tertentu. Jika sudah pasti, SMS pada diluar jam sibuknya.
Hal ini menghindari SMS yang tidak terbalas karena biasanya ketika sibuk, pesan
SMS akan "sambil lalu" dan lupa untuk dibalas.
4. Jangan Pakai Bahasa Terkesan Memerintah
Bu saya dari kelas Boleh minta slide kuliah gak bu? Kirimin via gmail aja
ya bu, kita butuh buat belajar, makasih
Pak posisi dimana? Kapan masuk kelas? Teman-teman sudah lama
nungguinnya.
Bu kok saya dapat nilai E, sih. Padahal saya kan rajin masuk kelas
ibu. Pertimbangin lagi, ya Bu.
Sekali lagi, perlu diinget nih, dosen kan ibarat orangtua kita di kampus. Jadi,
bagusnya kita juga harus bersikap lebih sopan ketika berbicara dengannya,
persis saat berbicara dengan orangtua.
Jangan samakan dengan ketika berbicara dengan teman. Saat hendak
mengkomplain nilai, ada baiknya temui langsung beliau, bukan lewat SMS atau
WA. Ini untuk mengurangi kemungkinan salah paham.
Jangan juga mengkomplain nilai di grup WA. Karena, selain tidak sopan, kamu
bisa terkena konsekuensi hukum bila dosen tidak nyaman dengan
komplainanmu.
5. Tuliskan Singkat dan Padat Keperluanmu dan Jangan Mengatur
Jadwal
Tulislah pesanmu dengan singkat dan jelas. Jangan bertele-tele atau
kepanjangan. Cukup langsung ke keperluanmu saja
Meskipun singkat dan padat, tapi jangan sampai kamu terkesan mengatur jadwal
dosen, ya.
Berikut ini beberapa SMS atau WA yang sering diterima para dosen:
Pak bimbingannya diundur besok aja yah. Soalnya kucing saya mati.
Bu, saya masih ngeprint, bimbingannya jam 3 aja yah.
Waduh, pagi ini lagi ada kerja bakti di kosan saya Bu. Sore aja yah kumpulin
tugasnya, bu.
Ini yang mau bimbingan siapa, tapi yang merasa dibutuhkan justru kebalik. Kalau
misalnya ada keperluan lain, sebaiknya kamu meminta maaf dan menyertakan
alasan yang logis untuk dosen. Apa susah bersikap santun dan sopan, apalagi
pada orang yang lebih tua dan orang yang memberimu ilmu.
6. Ucapkan Terima Kasih
Di penghujung pesan, jangan lupa cantumkan ucapan terima kasih. Ucapan ini
menandakan bahwa kita mengapresiasi waktu dan usaha yang beliau berikan
untuk kita. Jangan mengharapkan ucapan terima kasih kembali karena bukan itu
tujuan dari ucapan terima kasih yang kamu berikan.

Ucapan terima kasih ini juga bisa meredakan tensi membaca pesan, terlebih jika
pesan inti cukup padat dan dengan demikian kemungkinan pesan kita akan
dibalas juga besar.
***
Meski terdengar sepele, tata cara mengirim pesan singkat ke dosen harus kamu
perhatikan agar SMS kamu dibalas. Bahkan, sebuah perguruan tinggi di Jakarta
membuat aturan khusus etika mengirim pesan yang baik kepada dosen.

You might also like