You are on page 1of 6

NO.

1.

DATA KLINIS
DEFINISI

HEPATITIS A

HEPATITIS B

Hepatitis A adalah penyakit infeksi akut pada hati yang


Penyakit infeksi akut pada yang menyebabkan
disebabkan oleh Virus Hepatitis A. Transmisinya berasal
peradangan hati yang disebabkan oleh Virus
dari jalan fecal-oral dimana makanan atau minuman yang
masuk ke dalam tubuh telah terkontaminasi. Masa Hepatitis B. Infeksi HBV mempunyai 2 fase akut
inkubasinya antara 2-6 minggu.
dan kronis :

Akut, infeksi muncul segera setelah terpapar virus


itu.beberapa

2.

ANAMNESIS
Dan
PEMERIKSAAN
FISIK

kasus

berubah

menjadi

hepatitis

fulminan.
Kronik, bila infeksi menjadi lebih lama dari 6 bulan

Gejala awal hepatitis A sering menyerupai


Gejala-gejala yang muncul antara lain :
- Kehilangan nafsu makan
influenza sehingga sering terjadi kesalahan diagnosis
- Cepat lelah
pada tahap awal penyakit ini. Gejala biasanya muncul
- Mual dan muntah
- Gatal seluruh tubuh
setelah 2-6 minggu masa inkubasi.
- Nyeri abdomen kanan atas
- Kuning, kulit dan atau sklera
- Warna urin seperti teh atau cola
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu :
- Warna feses lebih pucat
Fase Inkubasi
Hepatitis fulminan adalah perkembangan yang lebih
Merupakan waktu antara masuknya virus dan
berat dari bentuk akut. Gejalanya:
timbulnya gejala atau ikterus.
Panjang fase ini
- Ketidakseimbangan mental seperti : bingung,
tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur
lethargy, halusinasi (hepatic encephalopati)
Kolaps mendadak disertai keadaan sangat
penularan, makin besar dosis inokulum, makin pendek
fase inkubasi.

lemah

- Jaundice
- Pembengkakan abdomen
1. Fase Prodromal (pra ikterik)
Gagal hati, gejalanya :
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama
- Asites
- Jaundice yang persisten
dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat singkat
- Kehilangan nafsu makan, penurunan berat
atau insidious ditandai dengan malaise umum, mialgia,
badan
atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas, dan
- Muntah disertai darah
- Perdarahan pada hidung, mulut, anus, atau
anoreksia. Mual, muntah, dan anoreksia berhubungan
dengan perubahan penghidu dan rasa kecap. Diare atau
konstipasi

dapat

terjadi.

Demam

derajat

rendah

umumnya dapat terjadi. Nyeri abdomen biasanya ringan


dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium.
2. Fase Ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga
muncul bersamaan dengan munculnya gejala. Pada
banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah timbul
ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi
justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
3. Fase Konvalesen (penyembuhan)
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan
keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas
fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat

keluar bersama feses

dan kembalinya nafsu makan. Pada hepatitis A perbaikan


klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu,
hanya < 1% yang fulminan.
Gejala juga dapat berupa :

3.

LABORATORIUM

Kuning, pada kulit ataupun pada sklera mata


Air seni seperti teh ataupun kuning seperti jus jeruk
Feses lebih kuning dari normal
Pemeriksaan darah rutin perifer
- Hb
- Ht
- Leukosit
- Trombosit
- LED
Pemeriksaan fungsi liver biasanya akan meningkat
- SGOT
- SGPT
- Bilirubin total
- Bilirubin direct
- Bilirubin indirect
- Alkaline fosfatase
- Gamma GT
Pemeriksaan serologi HAV dan anti HAV

Pemeriksaan darah rutin perifer


- Hb
- Ht
- Leukosit
- Trombosit
- LED
Pemeriksaan fungsi liver biasanya akan meningkat
- SGOT
- SGPT
- Bilirubin total
- Bilirubin direct
- Bilirubin indirect
- Alkaline fosfatase
- Gamma GT
Pemeriksaan serologi meliputi :
HBsAg: (+) saat gejala(+), fs akut, sangat
infeksius
HBeAg : selama fase akut (menunjukkan status
yang sangat infeksius)

4.

TATALAKSANA

- Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia

Anti-HBcAg : pertanda serologis infeksi HBV


akut yang paling berharga
Anti-HBsAg : vaksin hep.B (+)
anti-HBsAg dan anti-HBcAg terdeteksi pada
orang dengan infeksi yang sembuh.
Tatalaksana

hepatits

akut

tidak

berat yang akan menyebabkan dehidrasi.


membutuhkan terapi antiviral dan prinsipnya adalah
- Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang
suportif. Pasien dianjurkan beristirahat cukup pada
adekuat
periode simptomatis. Hepatitis B immunoglobulin
- Tidak ada rekomendasi diet khusus
- Makan pagi dengan porsi cukup besar adalah yang (HBIg) dan kortikosteroid tidak efektif. Lamivudin
-

paling baik ditoleransi.


100 mg/hari dilaporkan dapat digunakan pada
Menghindari konsumsi alcohol selama fase akut.
hepatitis fulminan akibat eksaserbasi akut HVB.
Aktivitas fisik yang berlebihan harus dihindari.
Pada HBV kronis, tujuan terapi adalah untuk
Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung derajat
mengeradikasi infeksi dengan menjadi normalnya
kelelahan.
Tidak ada pengobatan spesifik untuk Hepatitis A, nilai aminotransferase, menghilangnya replikasi
simptomatis saja. Penderita akan dinasehatkan untuk virus dengan terjadinya

serokonversi HBeAg

istirahat total, menghindari makanan berlemak dan menjadi antiHBe dan tidak terdeteksinya HBValkohol, diet yang seimbang,

DNA lagi. Bila respons terapi komplit, akan terjadi


pula serokonversi HBsAg menjadi anti HBs,
sehingga sirosis serta karsinoma hepatoseluler dapat
dicegah.
Berdasarkan rekomendasi APASL (Asia Pacific
Association for Study of the Liver), anak dengan

HBV dipertimbangkan untuk mendapat terapi


antiviral bila nilai ALT lebih dari 2 kali batas atas
normal selama lebih dari 6 bulan, terdapat replikasi
aktif

(HBeAg

dan/atau

HBV-DNA

positif).

Sebaiknya biopsy hati dilakukan sebelum memulai


pengobatan untuk mengetahui derajat kerusakan
hati. Interferon dan lamivudin telah disetujui untuk
digunakan pada terapi hepatitis B kronis. Bila hanya
memakai interferon (dosis 5-10 MU/m2, subkutan
3x/minggu) dianjurkan diberikan selama 4-6 bulan,
sedangkan

bila

hanya

digunakan

lamivudin

tersendiri diberikan paling sedikit selama 1 tahun


atau paling sedikit 6 bulan bila telah terjadi konversi
HBeAg menjadi anti HBe.
5.

PENCEGAHAN

1. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan


lingkungan
2. Menghindari penularan melalui makan dan
minuman yang terkontaminasi
3. Hindari suntikan, tato, tusuk jarum yang
terkontaminasi, sex yang tidak aman
4. Pemeriksaan darah donor terhadap hepatitis virus
5. Melakukan sex yang aman
6. Program vaksinasi hepatitis A

1. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan


lingkungan
2. Menghindari penularan melalui makan dan
minuman yang terkontaminasi
3. Hindari suntikan, tato, tusuk jarum yang
terkontaminasi, sex yang tidak aman
4. Pemeriksaan darah donor terhadap hepatitis
virus
5. Melakukan
sex
yang
amanProgram
vaksinasi hepatitis B

You might also like