Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Hana Mitayani (012116403)
Rizkyana Puspita Rini (012116514)
Pembimbing:
dr. Cipta Pramana, Sp.OG
BAB II
LAPORAN KASUS
1.
2.
IDENTITAS
Nama
: Ny. A
Usia
: 23 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Pendidikan Terakhir
: SMA
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
No RM
: 340947
Tanggal Masuk RS
: 29 Oktober 2015
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 29 Oktober 2015 di
Keluhan Utama
Keluar darah merah segar dari jalan lahir sejak pagi jam 05.30
2.
3.
Keluhan Tambahan
Pusing dan lemas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Semarang pada tanggal 29 Oktober 2015 pukul
07.39 WIB dengan keluhan keluar darah segar dari jalan lahir sejak tadi pagi jam
05.30 tanpa disertai rasa nyeri. Pasien mengeluh pusing dan lemas. riwayat perut
diurut-urut (-), minum obat atau jamu-jamuan sebelumnya(-), post coitus (-), trauma
(-),dan demam (-) disangkal pasien. Pasien mengaku masih merasakan gerak janin,
3
keluar lendir (-) darah (-) air ketuban(-). Kemudian pasien di kirimkan ke bangsal VK
pada pukul 09.00. Sebelumnya pasien belum pernah melakukan pemeriksaan USG,
sehingga pasien diperiksa USG poli kandungan pada jam 10.00 menunjukkan hasil
plasenta previa marginalis.
4.
Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 12 tahun
2. Lama
: 7 hari
3.
Siklus
: 28 hari (teratur)
4.
HPHT
: 20 Januari 2015
5.
HPL
: 27 Oktober 2015
5.
6.
7. Riwayat ANC
8.
9.
Riwayat KB
: Riwayat Ginekologi
Mioma (-)
Kista (-)
Abortus (-)
diabetes mellitus, hipertensi, alergi, asma, penyakit jantung, anemia dan tbc
disangkal.
12.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 29 oktober 2015
-
a. Status Generalis:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran: Compos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah` : 110/80
Nadi
Suhu
RR
Antropometri
BB
TB
BMI
Kepala
Bentuk
Rambut
: 86x/menit
: 36,50C
: 20x/menit
: 63 kg
: 157 cm
: 25,60 (Pre obesitas menurut WHO)
: Normocefali.
: Lebat, hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut.
Mata
Palpebra oedem -/-, konjugtiva anemis -/-, sclera ikhterik -/-, pupil isokor, reflex
cahaya +/+, sekret -/-.
Hidung
Bentuk normal, septum ditengah, sekret -/-, concha hipertrofi -/-.
Telinga
Bentuk simetris, liang lapang, mukosa hiperemis, serumen -/-, membran timpani
intake.
Mulut
Mukosa lembab, lidah merah muda,
Tenggorokan
Tonsil T1-T1 tenang, faring hiperemis (-).
Leher
KGB
: Tidak terdapat pembesaran.
Kel. Tiroid
: Tidak terdapat pembesaran.
JVP
: Tidak terdapat pembesaran.
Thorax
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
dinamis
: Vokal fremitus kanan dan kiri simetris saat inspirasi dan
Perkusi
Auskultasi
Cor
Inspeksi
Palpasi
ekspirasi
: Sonor pada kedua lapang paru.
: Suara nafas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-.
: Ictus cordis tidak terlihat.
:Ictus
cordis
midclavicularis
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Extremitas
teraba
pada
ics
v,1cm
medial
linea
Akral hangat +/+, oedema superior dan inferior -/b. Status Obstetri
- TFU
: 29 cm
- DJJ
: 140x/menit
- His
:-
- Leopold
: Preskep, Puka, U
4.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nilai Rujukan
Hb
10,6
11,7-15,5
Hematokrit
32,40
35-47
Leukosit
11,0
3,6-11,0
Trombosit
305
150-400
GDS
69
70-115
Ureum
19,5
8,0- 20,0
Creatinin
0,6
0,5-0,8
136,0
135-147
3,8
3,5-5,0
Ca
1,23
1,12-1,32
Negatif
Negatif
Kimia klinik
Imunologi
HBSAg
Hasil USG
Tanggal 29 oktober 2015
DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 Usia 23 tahun Hamil 39minggu
Janin 1 hidup intrauterin
Preskep, U , puka
Belum inpartu
Plasenta previa marginalis
Perdarahan antepartum
6.
PENATALAKSANAAN
- Rencana terminasi perabdominan (SC CITO)
- Observasi tanda vital, his, perdarahan, dan denyut jantung janin
- Kosongkan kandung kemih
8. RESUME
Seorang perempuan, G1P0A0 Umur 23 tahun hamil 39 minggu datang ke IGD
RSUD Semarang tanggal 29 Oktober 2015 dengan keluar darah segar dari jalan lahir
sejak jam 05.30 pagi tanpa disertai rasa nyeri. Darah yang keluar berwarna merah
segar. Pasien juga mengeluh lemas dan pusing. Pasien mengatakan tidak keluar lendir
(-), darah (-), air ketuban (-). Riwayat perut diurut, minum obat atau jamu-jamuan,
post coitus, trauma dan demam disangkal. Kemudian pasien di kirimkan ke bangsal
VK pada pukul 09.00. Sebelumnya pasien belum pernah melakukan pemeriksaan
USG, sehingga pasien diperiksa USG poli kandungan pada jam 10.00 menunjukkan
hasil plasenta previa marginalis.
perdarahannya.
Kemudian
dilakukan
terminasi
kehamilan
secara
perabdominam dengan menimbang bahwa umur janin saat ini aterm dan bayi dapat
hidup di luar kandungan. Penatalaksanaan ini dapat dikatakan tepat karena
kemungkinan perdarahan ibu, jika berlanjut, dapat membahayakan nyawa ibu dan
juga janinnya. Tatalaksana juga dipilih perabdominal karena tepi plasenta berada pada
pinggir OUI
pervaginam.
Penyebab dari terjadinya plasenta previa secara umum masih belum diketahui.
Faktor predisposisi untuk terjadinya plasenta previa diantaranya riwayat sectio
sesaria, multiparitas dan multigravida, usia tua dan merokok.
10
BAB III
FOLLOW UP
S
O
-
Pemeriksaan Fisik:
Ku/kesadaran: baik/ CM
Mata
: SI-/-, CA-/Thorax : C/P dbn
Abdomen
: Bu(+) dbn
Extremitas
:
AD ektremitas superior dan inferior -/- OE ektremitas superior dan inferior -/Status obstetri:
TFU : 29cm
HIS :DJJ : 140 x
Status obstetri:
- Cut (+), TFU sepusat.
12
S
O
-
Cek Hb
Pemeriksaan Fisik:
Ku/kesadaran: baik/ CM
Mata
: SI-/-, CA-/Thorax : C/P dbn
Abdomen
: Bu(+) dbn
- Extremitas
:
AD ektremitas superior dan inferior -/Extremitas
:
OE ektremitas superior dan inferior -/AD ektremitas superior dan inferior -/OE ektremitas superior dan inferior -/Status obstetri:
- Ppv (+) dbn, Cut (+) keras, TFU 2 jari
Status nifas dan gyn:
di bawah pusat.
ASI
: +/+
PPV
: + (20cc)
Status nifas dan gyn:
- ASI
: +/+
Fl/fx
: + /- PPV
: + ( 20 cc)
Bab/bak : +/+
- Fl/fx
: +/Flaktus
:+
- Bab/bak : +/+
- Flaktus
:+
Status lokalis:
Perban
Rembes
Pus
Darah
Serum
:+
::::-
Status lokalis:
Perban : +
Rembes : Pus
:13
A
P
- T.A.K
Tanda Vital:
- TD
: 110/80
- Nadi : 84x/menit
- Suhu : 36,7OC
- RR
: 20x/menit
Pemeriksaan Fisik:
Ku/kesadaran: baik/ CM
Mata
: SI-/-, CA-/Thorax : C/P dbn
Abdomen
: Bu(+) dbn
- Extremitas
Darah : Serum : -
Pemeriksaan Fisik:
Ku/kesadaran: baik/ CM
Mata
: SI-/-, CA-/Thorax : C/P dbn
Abdomen
: Bu(+) dbn
- Extremitas
AD ektremitas superior dan inferior -/OE ektremitas superior dan inferior -/-
AD ektremitas superior dan inferior -/OE ektremitas superior dan inferior -/-
Status Bbstetric:
Status Bbstetric:
- Cut (+) keras, TFU 2 jari di bawah - Cut (+) keras, TFU 2 jari di bawah
pusat.
pusat.
-
14
A
P
Perban
Rembes
Pus
Darah
Serum
:+
::::-
Perban
Rembes
Pus
Darah
Serum
:+
::::-
15
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
15
endometrium. Implantasi ini terjadi pada daerah endometrium atas terutama pada dinding
posterior dari uterus
Endometrium sendiri sebelum terjadinya proses di atas terjadi perubahan untuk
menyiapkan diri sebagai tempat implantasi dan memberi makan kepada blastokist yang
disebut sebagai desidua. Setelah terjadi implantasi desidua akan dibedakan menjadi:
1. Desidua basalis: desidua yang terletak antara blastokist dan miometrium
2. Desidua kapsularis: desidua yang terletak antara blastokist dan kavum uteri
3. Desidua vera: desidua sisa yang tidak mengandung blastokist
Bersamaan dengan hal ini pada daerah desidua basalis terjadi suatu degenerasi
fibrinoid, yang terletak diantara desidua dan trofoblast untuk menghalangi serbuan
trofoblast lebih dalam lagi. Lapisan dengan degenerasi fibrinoid ini disebut sebagai lapisan
Nitabuch
Pada perkembangan selanjutnya, saat terjadi persalinan, plasenta akan terlepas dari
endometrium pada lapisan Nitabuch tersebut.
4.3 Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum
(2,3)
. Sejalan dengan
bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah proksimal
memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah
mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut bermigrasi. Plasenta
previa dibagi menjadi: (2,5)
1. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium
uteri internum
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri
internum
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium
uteri internum
4. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari
ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal.
16
Ada juga literatur yang membagi plasenta previa dengan menggunakan pembagian
grade I sampai grade IV, namun pada dasarnya pembagian tersebut tidaklah berbeda jauh.
Tabel 1. Pembagian plasenta previa
Grade
I
Deskripsi
Plasenta berada pada segmen bawah rahim tetapi tepi terbawah
II
III
IV
Faktor predisposisi:
Beberapa faktor predisposisi terjadinya plasenta previa adalah sebagai berikut:
17
Kehamilan ganda
Riwayat SC
Riwayat aborsi
Multiparitas
Diagnosa Banding
Solutio palcenta
Karsinoma serviks
Vasa previa
DIC
Laserasi vagina/serviks
18
4.4
Epidemiologi
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan
pada usia di atas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan ganda daripada
kehamilan tunggal. Uterus bercacat ikut mempertinggi angka kejadiannya. Pada
beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan insidennya berkisar 1,7%
sampai dengan 2,9%. Di negara maju insidennya lebih rendah yaitu kurang dari 1%
mungkin disebabkan berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi (1,2).
4.5
Etiologi
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belum
diketahui secara pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua
di daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang yang mungkin. Teori lain
mengemukakan salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak
memadai mungkin sebagai akibat dari proses radang atau atrofi. Paritas tinggi, usia
lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, kuret, miomektomi, dan sebagainya
berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di endometrium yang
semuanya dapat dipandang sebagai faktor risiko terjadinya plasenta previa. Cacat
bekas bedah sesar berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali. Pada
perempuan perokok dijumpai insiden plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat.
Hipoksemia akibat karbon monoksida hasil pembakaran rokok menyebabkan
plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya kompensasi. Plasenta yang terlalu besar
seperti pada kehamilan ganda dan eritroblastosis fetalis bisa menyebabkan
pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum (2,4).
4.6
Manifestasi Klinik
Ciri yang menonjol dari plasenta previa adalah perdarahan uterus keluar melaui
vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua ke
atas. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan
kembali terjadi tanpa sesuatu sebab yang jelas setetah beberapa waktu kemudian, jadi
berulang. Pada setiap pengulangan terjadi perdarahan lebih banyak bahkan seperti
mengalir. Pada plasenta letak rendah baru terjadi pada waktu mulai persalinan; perdarahan
bisa sedikit sampai banyak mirip pada solutio plasenta. Perdarahan diperberat berhubung
segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Dengan
demikian, perdarahan bisa berlangsung sampai pascapersalinan. Perdarahan juga bisa
bertambah disebabkan serviks dan segmen bawah rahim pada plasenta previa lebih rapuh
dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah terjadi pada upaya pengeluaran
plasenta dengan tangan misalnya pada retensio plasenta sebagai komplikasi plasenta akreta
(2,3)
Berhubung plasenta terletak pada bagian bawah, maka pada palpasi abdomen
sering ditemui bagian terendah janin masih tinggi di atas simpisis dengan letak janin tidak
dalam letak memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat ibu hamil merasa nyeri dan
perut tidak tegang.
4.7
Multiparitas
, gemeli
Kelainan pada
rahim (atrofi, cacat)
Riwayat
kehamilan
Merokok
Implantasi abnormal
Implantasi embrio
(embryonic plate)
padabagianbawah
(kauda) uterus
Isthmus uteri tertarik
(melebar)menjadi dinding
cavum uteri (SBR/ Segmen
Bawah Rahim )
Desidua lepas
dari plasenta
Laserasi
Dinding
rahim
tipis
pertumbuhan
trofoblas
Plasenta akan
melekat
lebih kuat
Plasenta
berkembang
menutupi ostium
interna
tidak dapat
Lahir
normal (lahir
sesar)
Perdarahan
Servik
membuka
dan
mendatar
Cemas
Hipovolemi
a
anemia
Perubahan
perfusi jaringan
hipoksia
Kekurang
an
volume
cairan
Resiko
cedera
4.8
goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul
Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah
dari OUE atau dari kelainan serviks dan vagina,seperti erosion porsionis
uteri,karsinoma porsinis uteri,polipus serviks uteri,varieces vulva dan trauma.
Apabila perdarahan berasal dari OUE,adanya plasenta previa harus dicurigai.
plasenta perkreta.
Perabaan fornices
Perbaiki kekurangan cairan atau darah dengan infuse NaCl 0,9% atau RL
2.
Jika perdarahan sedikit atau sedikit dan fetus hidup tetapi prematur pertimbangkan
terapi ekspetatif sampai persalinan atau terjadi perdarahan banyak
Terapi Ekspektatif
Terapi ini dilakukan kalau janin masih kecil hingga kemungkinan hidup di dunia
luar baginya kecil sekali. Sikap ekspektatif tentu hanya dapat dibenarkan kalau keadaan
ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali.Dulu anggapan kita ialah bahwa
kehamilan dengan placenta previa harus segera diakhiri untuk menghindarkan perdarahan
yang fatal. Tapi sekarang terapi dapat dilakukan dengan alasan: (2,6)
1. Perdarahan pertama pada placenta previa jarang fatal
2. Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas
Syarat :
-
Belum ada tanda inpartu,keadan umum ibu cukup baik (Hb dalam batas
normal)
Pemeriksaan USG
Perbaiki anemia dengan Sulfat Ferosus atau Ferosus Fumarat per oral
60 mg selama 1 bulan
Terapi aktif
1.
Janin matur
2.
Jika terdapat plasenta letak rendah dan perdarahan yang terjadi sangat
sedikit,persalinan pervaginam masih mungkin,jika tidak dilakukan SC
3.
-
4.
1.
-
praevia marginalis dan placenta praevia lateralis yang menutup ostium kurang dari
setengah bagian. Kalau pada placenta praevia lateralis, placenta terdapat di sebelah
belakang maka lebih baik dilakukan SC karena dengan pemecahan ketuban kepala
kurang menekan pada placenta, karena kepala tertahan promontorium yang dalam hal
ini dilapisi lagi oleh jaringan placenta.Pemecahan ketuban dapat menghentikan
perdarahan karena :
-
bokong. Versi Braxton hicks biasanya dilakukan pada anak yang sudah mati, karena
kalau dilakukan pada anak yang masih hidup, anak ini pasti akan lahir mati.
Mengingat bahayanya, yaitu robekan pada cervix dan pada segmen bawah rahim.
2. Sectio Caesarea
Maksud Sectio Caesarea adalah :
-
4.10
Komplikasi
BBLR
Malformasi
Anemia
Partus prematurus
Pertumbuhan
terhambat
Anemia fetus
janin
Komplikasi tindakan SC
Prolaps tali pusat
Prolaps placenta
Placenta acreta
Robekan jalan lahir
DAFTAR PUSTAKA
1. Joy,
Saju.
September
2015.
Placenta
Previa.
Diakses
dari
http://emedicine.medscape.com/article/262063-overview#showall
2. Chalik, T.M.A., Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan. Dalam :
Prawirohardjo, Sarwono., 2008. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan I. Jakarta :
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. Leveno, Kenneth J at al. 2009. Obstetri Williams panduan ringkas Ed 21. Jakarta:
EGC
4. Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid I & II Edisi 2. EGC, Jakarta.
5. Rosenberg Tom, Pariente Pali. Critical Analysis of Risk Factor and Outcome of
Placenta Previa. Arch Gynecol Obstest.2011;284(1):47-51.
6. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
7. P.J. Conroy,M.D., Caesarean Section for Placenta Previa. Boston Medical
Surgery, New England Journal of Medicine .2013
8. William T.Van Huysen, M.D., Placenta previa of a Succenturiate Lobe. New
England Journal of Medicine. 2012.