Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut anak-anak
adalah karies. Pada tahun 2000 United States Surgeon General
melaporkan bahwa karies merupakan penyakit infeksi yang paling
banyak diderita anak-anak. Di seluruh dunia rata-rata 90% anak sekolah
dan orang dewasa memiliki pengalaman karies.1 Karies gigi merupakan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin
yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik.
Karies gigi dapat merusak struktur dari gigi tersebut. Penyakit ini
menyebabkan gigi berlubang, jika tidak ditangani penyakit ini dapat
menyebabkan nyeri, terlepasnya gigi dari gingiva, infeksi dan bahkan
kematian. Terdapat empat etiologi karies, yaitu host, agent, substrat dan
waktu. Faktor tersebut merupakan faktor utama, dimana bila keempat
faktor utama tersebut saling berinteraksi dalam waktu tertentu maka
terjadilah karies. Selain faktor tersebut diatas ada juga beberapa faktor
risiko seseorang terkena karies, antara lain penggunaan fluor, oral
hygiene, salivary buffer capacity dan kuantitas saliva atau flow rate,
pola makan, keturunan, ras, dan jumlah bakteri.2
Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak
(lapisan yang menutupi permukaan gigi), dimana 70% dari volume plak
terdiri dari bakteri. Bakteri tersebut berasal dari streptococcus mutans
dan lactobacillus yang akan mengubah dan menfermentasikan gula
dari sisa makanan yang tertinggal pada gigi dalam jangka waktu
tertentu sehingga berubah menjadi asam yang akan menurunkan pH
mulut menjadi rendah (sekitar pH 5,5) dan menyebabkan terganggunya
keseimbangan kondisi di sekitar mulut, diikuti dengan terjadinya
demineralisasi yang akan yang berlanjut pada jaringan-jaringan gigi
didalamnya sehingga terbentuklah kavitas.3
USDHHS (US Department of Health & Human Service)
mengatakan karies merupakan penyakit yang paling umum di negaranegara Amerika Latin dan Asia (2000).4,6 Di US sendiri karies
merupakan penyakit yang paling umum dari semua penyakit kronis
pada anak-anak. Kaste dkk. mengatakan penyakit karies gigi ini
1
mengenai 18% dari semua anak yang berusia 2-4, 52% dari anak-anak
usia 6-8, dan 80% dari remaja usia 17 (1996). 5,6 Sementara itu beberapa
peneliti mengatakan bahwa di China, rentang prevalensi karies adalah
67% - 86% pada anak-anak pra-sekolah (usia 3 sampai 6 tahun) dan
32% - 48% di kalangan remaja (12 tahun). Prevalensi karies yang tinggi
masih menjadi masalah utama kesehatan mulut pada anak-anak.6
Studi sebelumnya telah difokuskan pada identifikasi faktor
risiko
karies,
termasuk
perkembangan
kelainan
gigi,
infeksi
Ha (Alternative Hypothesis)
- Ada pengaruh hubungan antara status karies gigi sulung
-
lakukan
6. Profil Studi
Cohort Prospektif
Follow Up Desember
2000
Memiliki
Memiliki karies
karies
pada
pada gigi
gigi sulung
sulung
7. Kerangka Konsep
Kelainan
Gigi
Jumlah
lactobacilli
Kuantitas
Saliva
Infeksi
Streptococcus
mutans
Frekuensi
Asupan Sukrosa
Riwayat
Karies
Karies Gigi
Permanen
Keterangan:
Salivary Buffer
Capacity
No.
1.
2.
Nama
Variabel
Karies gigi
Umur
Definisi
Cara Pengukuran
Hasil
Ukur/Kategori
1. DMFS
a. 5 = rendah
mengenai
dengan cara melihat
b. 6-12 = sedang
jaringan keras
status karies, indeks c. 13-20 =tinggi
d. >20 = sangat
pada gigi meliputi decayed, missing
tinggi
email, dentin, dan and filled gigi
2. DMFT
pulpa disebabkan sulung atau
a. 3 = rendah
b. 4-6 = sedang
karena
permanen (DMFT)
c. 7-9 = tinggi
demineralisasi
atau permukaan
d. 10 = sangat
Penyakit yang
(hilangnya
gigi (DMFS)
mineral)7
diperiksa.
Rentang
kehidupan yang
dengan mengetahui
dengan gigi
diukur dalam
sulung (3-4
tahun
tahun kelahiran
yang dapat tertera
pada inform
consent atau
mewawancarai
Skala
Data
Ordinal
tinggi
1. Anak-anak
Rasio
tahun)
2. Remaja
dengan gigi
permanen (1113 tahun)
langsung umur
anak atau subjek
3. Jenis
Petanda gender
Kelamin
tersebut.
Mengobservasi
penampilan fisik
1. Perempuan
2. Laki-laki
Nominal
1. Keluarga yang
Ordinal
tersebut.
Mewawancarai
Sosial
keluarga anak
langsung
memiliki
Ekonomi
atau subjek
pendapatan orang
pendapatan
(SES)
tersebut yang
pertahun
4. Status
diukur
pertahunnya
subjek tersebut.
kurang dari
3000 RMB
($370 US
dollars) = SES
rendah
2. Keluarga
memiliki
pendapatan
pertahun lebih
dari 3000
RMB ($370
US dollars) =
SES tinggi
anak-anak yang sama dengan total 362 anak (46% laki-laki dan
54% perempuan) diperiksa kembali status kariesnya pada gigi
permanen. 57 anak telah melewati ulang tahun yang ke 13 saat
pemeriksaan oral dilakukan. Jadi, umur rata-rata anak yang
mengalami pemeriksaan adalah 11.7 tahun, mulai dari 11-13
tahun. Jumlah yang loss to follow up adalah 28%, dikarenakan
terdapat 2 desa yang seluruhnya relokasi untuk program irigasi
regional serta lebih dari setengah (56%) keluarga-keluarga tetap
berpendapatan dibawah rata-rata regional.
10. Eligibility Criteria, Sumber dan Metode untuk Memilih Sampel
10.1
Eligibility criteria
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat
mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat
sebagai sampel.8
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1) Anak-anak yang memiliki status karies gigi pada umur 3
sampai 4 tahun di China
2) Berada di 11 desa dan 4 TK dari 2 komunitas yang
mewakili daerah luar area metropolitan Beijing
3) Status sosial ekonomi (SES) terbagi secara merata
4) Rata-rata konsentrasi fluoride pada minuman dibawah 0.26
ppm
5) Persetujuan Orang Tua
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian.8 Kriteria eksklusi pada penelitian ini
adalah anak-anak yang tidak memiliki status karies pada gigi
10.2
sulung.
Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
penelitian
tentang
hubungan
karies
gigi
sulung
11
apakah
terdapat
pembusukan,
kehilangan
atau
13
Dari tabel 1 diatas menunjukan status karies pada gigi sulung dan
gigi permanen dari subjek tersebut. Prevalensi karies pada gigi sulung
adalah 83% dan rata-rata (mean) dari DMFT dan DMFS (Decayed
Missing Filled Surface) adalah 6,1 4,7 dan 12,5 12,4. Dari rata-rata
DMFT dan DMFS kita dapat lihat bahwa status karies pada gigi sulung
dari subjek tersebut tergolong dalam karies yang tinggi. Prevalensi
karies dengan peningkatan usia memiliki hubungan yang signifikan (p
<0,01). Namun tidak ada hubungan yang signifikan pada jenis kelamin.
Delapan tahun kemudian, pada anak-anak yang sama diperiksa kembali
status karies pada gigi permanennya dengan total 362 anak yang terdiri
dari 46% anak laki-laki dan 54% anak perempuan sehingga didapat
prevalensi karies pada gigi permanen di kalangan remaja Cina adalah
41%, dan rata-rata (mean) dari DMFT dan DMFS tergolong dalam
karies yang rendah (0,9 1,3 dan 1,1 1,8). Jika status karies
dibandingkan dengan SES (Status social ekonomi), prevalensi karies
yang lebih tinggi ditemukan diantara anak-anak dengan SES rendah
(86% vs 81%, p<0,05; DMFT 6,7 vs 5,7, p<0,01) pada gigi sulung.
Namun pada gigi permanen, diamati korelasi yang terbalik (35% vs
47%, p<0,05). Remaja pada kelompok SES tinggi mengalami karies
14
15
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semakin kecil indeks DMFS
16
17
18
yang
memvalidasi hubungan
antara karies pada gigi sulung dan gigi permanen individu yang sama.
Ketika karies pada gigi sulung digunakan sebagai indikator risiko untuk
memprediksi karies pada gigi permanen, karakteristik
yang biasa
indikator terbaik dari sensitivitas (94%) adalah karies pada salah satu
gigi geraham sulung. Indikator terbaik spesifisitas (98%) adalah karies
pada semua gigi anterior rahang atas. Tidak ada indikator tunggal baik
dengan sensitivitas tinggi dan spesifisitas untuk identifikasi individu
yang berisiko tinggi sebelum mereka mengembangkan karies. Nilai
prediktif 85,4% menunjukkan bahwa sembilan dari sepuluh anak-anak
yang memiliki karies di geraham sulung, mereka akan berkembang
menjadi karies pada gigi permanen. Dengan demikian, kombinasi dari
karies hadir pada geraham sulung (sensitivitas tertinggi) dan bebas
karies pada gigi sulung anterior rahang atas akan menjadi prediktor
terbaik untuk membedakan anak-anak sebagai tinggi-atau rendah
terkena risiko karies.6
Hasil studi ini menunjukkan suatu yang unik dimana status karies
anak-anak di Cina menunjukkan kejanggalan yang luar biasa
dibandingkan
dengan
populasi
di
negara-negara
maju.
Pada
pengambilan data pertama, prevalensi karies yang tinggi dan gigi busuk
diamati pada gigi primer dari anak-anak dengan SES rendah. Delapan
tahun kemudian, prevalensi karies dalam kelompok yang sama lebih
tinggi diantara anak-anak dengan SES yang lebih tinggi. Salah satu
penjelasan yang mungkin bahwa gigi permanen memiliki waktu
perkembangan dan pematangan yang lebih lama dari gigi primer.
Namun kurang dipengaruhi oleh gangguan prenatal. Dampak dari cacat
perkembangan pada kerentanan gigi karies mungkin berkurang pada
anak-anak dengan SES rendah. Kedua, ada perbedaan substansial dalam
tingkat konsumsi gula-dalam minuman dan rasa manis antara anak-anak
SES (daerah pedesaan) rendah dan orang-orang dari SES tinggi (daerah
perkotaan),
sebagai
akibat
dari
peningkatan
ekonomi
secara
paparan terbatas perawatan gigi restoratif, fluoride, dan antibiotikkelemahan utama adalah bahwa karies kriteria diagnostik dalam
penelitian ini didasarkan pada pengecualian dari non kavitasi (lesi
karies enamel) untuk prediksi risiko karies. Status karies pada gigi
sulung, variabel predisposisi, bisa diremehkan. Ini mungkin telah
mempengaruhi pengukuran hubungan antara variabel predisposisi dan
variabel hasil, status karies pada gigi permanen, dan berkontribusi
terhadap efisiensi prediksi rendah diamati dalam penelitian ini. Namun,
keseluruhan, penelitian kohort delapan tahun ini menunjukkan
hubungan positif yang signifikan antara karies pada gigi sulung dan
karies pada gigi permanen. Perkembangan karies masa depan dapat
diprediksi berdasarkan estimasi risiko secara keseluruhan dan status
karies pada kelompok tertentu gigi sulung.4
Pada penelitian ini, prevalensi terjadinya karies pada gigi sulung
adalah 83% dengan peningkatan usia memiliki hubungan yang
signifikan (p <0,01). Tidak ada perbedaan signifikan yang diamati
antara jenis kelamin. Hasil dari penelitian ini menggambarkan terdapat
sebuah hubungan yang signifikan antara yang mengalami karies pada
gigi sulung dan pada gigi permanen (r = 0,38, p<0,001). Dari anak-anak
yang mengalami karies pada gigi permanen, 94% dari mereka
mengalami karies pada gigi sulung mereka sebelumnya, dan pada anakanak yang sebelumnya tidak memiliki karies pada gigi sulung mereka,
83% akan terbebas dari karies gigi pada usia 12.
Dapat disimpulkan bahwa anak-anak yang dinyatakan mengalami
karies pada gigi sulung mereka memiliki resiko tiga kali lebih besar
untuk menderita karies pada gigi permanen mereka ibandingkan anakanak yang sebelumnya bebas dari karies.
16. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
No.
Kelebihan
Kekurangan
1.
Maksud penelitian ini sangat jelas, Masa observasi yang dilakukan
dilihat
dari
21
4.
22
DAFTAR PUSTAKA
23