You are on page 1of 5

REPORT OF ANALYSIS

Date:17/12/2016
Customer

: Martha R

Type of sample

Sample receive on

: 24 -10-2016

Sample analyzed on : 26-10- 2016


Type of analysis

: SEM EDX (Scanning Electron Microscopy)

SEM (Scanning Electron Microscopy)


SEM merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk karakterisasi
morfologi. Permukaan dari sampel dapat dilihat dengan proses scan yang
dilakukan oleh berkas elektron. Kemudian berkas elektron yang menumbuk
sampel tersebut terpantulkan dan ditangkap oleh detektor. Sinyal yang
tertangkap oleh detektor ditampilkan oleh layar CRT (TV).
KONDISI PENGUJIAN
SEM (Scanning Electron Microscopy)

SEM merupakan sistem yang terdiri dari sebuah sumber penyedia


elektron yang dipercepat dengan tegangan tinggi hingga 30 keV, kemudian
dikonsentrasikan menjadi sebuah berkas halus yang discan pada permukaan
benda kerja setelah melalui berbagai proses sepanjang perjalanannya.
Skema yang menunjukan komponen-komponen utama sebuah SEM
ditunjukan pada Bagan 1. Seperti telah dijelaskan di atas, elektron-elektron
akan berinteraksi dengan atom-atom pada material atau bahan melalui
berbagai mekanis. Hasil interaksi elektron dengan benda kerja ini
selanjutnya di deteksi oleh satu atau beberapa detektor guna diubah
menjadi sebuah gambar mikrostruktur atau spektrum yang memberikan
informasi tentang kandungan kimia bahan. SEM yang digunakan adalah
merek HITACHI SU 3500 dengan detector EDX merk HORIBA dan dilakukan
pengukuran dengan parameter Vacc 20 kV.

Bagan 1. Skema alat, menunjukan komponen penting sebuah SEM modern.

HASIL PENGUJIAN

Sampel yang diuji menggunakan SEM-EDX berebentuk pellet. Terdapat 4


sampel yang diuji. Seluruh sampel tersebut merupakan bahan BaFe12O19
dengan penambahan bahan aditif Al2O3-MgO dengan konsentrasi yang
berbeda-beda yang disintering pada suhu yang sama yakni 12000C. Sampel
A adalah BaFe12O19 tanpa menggunakan tambahan aditif. Sampel B adalah
BaFe12O19 dengan menggunakan tambahan Al2O3-MgO dengan konsentrasi
sebanyak 0,9%. Sampel C adalah BaFe12O19 dengan menggunakan tambahan
Al2O3-MgO dengan konsentrasi sebanyak 1,5%. Hasil pengujian SEM
terdapat pada gambar 1,2,3 dan 4.

Gambar 1. Sampel A

Gambar 2. Sampel B

Gambar 3. Sampel C

Gambar 4. Sampel D

Hasil pengujian SEM menunjukkan bentuk morfologi sampel. Sampel A


memiliki ukuran partikel yang cenderung lebih kecil dari sampel B,C,D dan
bentuk partikel yang tidak homogen. Sampel B dengan konsentrasi aditif 0,3
menunjukkan terjadinya aglomerasi antar partikel yang disebabkan oleh
adanya proses sintering. Sampel C menunjukkan adanya aglomerasi serta
terbentuknya struktur bulat-bulat yang berdasarkan EDX menunjukkan

terbentuknya oksigen mencapai 31,44%, hal tersebut menunjukkan bahwa


oksigen yang terlibat semakin banyak . Sedangkan Sampel D menunjukkan
bahwa aglomerasi partikel terdapat pada hanya sebagian saja, sehingga
bentuk dan ukuran partikel tidak homogen.
Dari hasil analisa EDX keempat sampel memiliki unsur unsur, antara lain :
Elemen
t

A
Mass
%

B
Mass
%

C
Mass
%

D
Mass
%

O
Mg
Al
Fe
Ba

32.59
0.01
0.31
61.83
5.26

14.23
0.10
0.52
62.54
22.60

31.44
1.30
3.11
8.13
56.04

32.68
2.57
3.6
52.09
9.06

Dari hasil EDX menujukkan bahwasannya Komponen penyusun untuk sampel


A unsur yang lebih dominan adalah unsur O sebesar 32.59 %, sedangkan untuk
sampel B unsur yang lebih dominan adalah unsur Fe sebesar 62.54 , pada sampel C
unsur penyusun dominan adalah Ba sebesar 22,60, sedangkan sampel D sama
dengan sampel B yakni didominasi oleh Fe namun dengan kadar berbeda yakni
52.09. Hasil EDX menunjukkan bahwa kadar unsur penyusun masing-masing
sampel berbeda secara signifikan karena pengaruh penambahan kadar yang
berbeda dan karana distribusi yang kurang merata dan partikel yang tidak homogen
karena proses milling yang kurang lama.

You might also like