You are on page 1of 15

TUGAS MAKALAH

ANALISIS NOVEL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEMIOTIK

OLEH :
YELNA WATY
A1M1 16 070

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirahim..
Puji syukur kehadiaran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang saya buat ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimkasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, unutk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi dan saya penulis sangat
bersyukur karena telah menyelasaikan makalah yang menjadi tugas teori sastra dalam
novel ''Di Bawah Bayang-Bayang Ode''.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk
semua.

Kendari, Oktober 2016


Penulis

Yelna Waty

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................2
A. Teori Sejarah Pendekatan semiotik..........................................................2
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................5
B. Sinopsis.................................................................................................... 5
C. Kajian Semiotik....................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 8
A. Kesimpulan... 9
B. Saran. 9
C. Penutup. 9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan karya kreatif yang diciptakan oleh manusia, dimana didalam
karya sastra, bahasa digunakan sebagai mediumnya.Karya sastra juga digunakan
sebagai sarana hiburan bagi pembaca.Dengan membaca karya sastra, pembaca juga
memperoleh kepuasan tersendiri.Salah satu karya sastra tersebut adalah novel.Novel
merupakan karya sastra yang memaparkan kehidupan manusia yang ditulis secara
bebas oleh pengarang.Novel juga dianggap mampu mempengaruhi pembaca dalam
bertindak.Karena cerita yang dipaparkan dalam novel merupakan cerminan dari
kehidupan manusia.Sehingga tak ayal, membuat pembaca terkadang terbawa oleh
alur yang diciptakan oleh pengarang.
Namun, dari beberapa penikmat karya sastra, khususnya novel, masih banyak yang
tidak mengerti maksud dari pengarang.Pembaca cenderung tidak dapat menafsirkan
makna yang hendak disampaikan oleh pengarang.Hal ini bisa disebabkan karena
struktur novel yang sulit, menggunakan bahasa yang tidak lazim, dan kompleks.Oleh
karena itu, diperlukannya analisis untuk dapat memahami makna yang disampaikan
oleh pengarang, yaitu dengan menguraikan tanda-tanda yang terdapat dalam novel.
Pembaca perlu membaca beberapa kali agar makna yang terdapat dalam novel dapat
dipahami. Akan tetapi, tidak setiap pembaca memiliki pandangan yang sama terhadap
makna yang terdapat dalam novel. Bisa jadi, tanda satu akan berbeda pemaknaannya
ketika ditafsirkan oleh pembaca yang lain.
Salah satu novel yang akan dianalisis dalam makalah ini adalah novel yang berjudul ''
Di Bawah Bayang-Bayang Ode''. Dalam novel ini, diceritakan sebuah kisah nyata
yang berada di wilayah Wakatobi di mana di ceritakan cinta dua anak manusia yang
mempertahankan cintannya yang penuh dengan liku liku adat pelanggaran,penghianat
an,sehingga berakhir dengan kehilangan jiwa.Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis akan menganalisis novel berjudul''Di Bawah Bayang-Bayang Ode''karya
Sumiman Udu dengan menggunakan kajian semiotik.

B. Rumusan Masalah
Dalam analisis ini, masalah yang akan diangkat adalah menganalisis tanda-tanda yang
terdapat dalam novel''Di Bawah Bayang-Bayang Ode''menggunakan kajian semiotika.
C. Tujuan
Untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai kalimat-kalimat yang
dianggap sulit dan kurang dipahami.
1. Teori pendekatan semiotik, Sinopsis dan kajian Semiotik

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Sejarah Pendektan Semiotik


Studi sastra bersifat semiotik merupakan usaha untuk menganalisis karya sastra, di
sini novel khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensikonvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat
variasi-variasi di dalam struktur novel atau hubungan dalam (internal) antara unsurunsurnya akan dihasilkan bermacam-macam makna.
Teori semiotik memperhatikan segala faktor yang ikut memainkan peranan dalam
komunikasi, seperti faktor pengirim tanda, penerimaan tanda, dan struktur tanda itu
sendiri.Berdasarkan penjelasan diatas diketahui karya sastra itu merupakan struktur
bermakna.Hal ini mengingat bahwa karya sastra merupakan sistem tanda yang
mempunyai makna yang mempunyai makna yang mempergunakan medium
bahasa.Dalam usaha menangkap, memberi, dan memahami makna yang terkandung
didalam karya sastra, pembacalah yang sangat berperan. Karya sastra tidak akan
mempunyai makna tanpa ada pembaca yang memberikan makna kepadanya.
Semiotik (semiotics) berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti tanda atau
sign.Tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif.
Mampu menggantikan suatu yang lain (stand for something else) yang dapat
dipikirkan atau dibayangkan (Broadbent, 1980). A. Teew (1984: 6) mendefinisikan
semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian disempurnakan
menjadi model sastra yang mempertanggungjawabkan semua faktor dan aspek hakiki
untuk pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam
masyarakat manapun.semiotika merupakan istilah yang berasal dari kata Yunani
semeion yang berarti tanda atau sign dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang
mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Tanda-tanda
adalah basis dari seluruh komunikasi (littlejhon:1996). Manusia dengan perantaraan

tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya.Banyak hal bisa


dikomunikasikan di dunia ini.
Secara umum, semiotik didefinisikan sebagai berikut; Semiotik biasanya
didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tandatanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk
mengomunikasikan informasi.Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta
tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh
seluruh indera yang kita miliki] ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode
yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap
kegiatan dan perilaku manusia.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji
tanda.Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari
jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika,
atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal
ini tidak dapat dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate).
Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal
mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem
terstruktur dari tanda.
Semiotika yang merupakan bidang studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu
bekerja (dikatakan juga semiologi). Dalam memahami studi tentang makna
setidaknya terdapat tiga unsur utama yaitu :

tanda,

acuan tanda, dan

pengguna tanda.

Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita. Tanda
mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan bergantung pada pengenalan oleh
penggunanya sehingga disebut tanda.
Kajian semiotik merupakan kajian terhadap tanda-tanda secara sistematis yang
terdapat dalam karya sastra termasuk novel.Ada dua hal yang berhubungan dengan
tanda, yakni yang menandai/ penanda yang ditandai/penanda. Hubungan antara tanda
dengan acuan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Ikon
Ada kemiripan antara acuan dengan tanda.Tanda merupakan gambar/arti
langsung dari petanda.Misalnya, foto merupakan gambaran langsung yang
difoto.Ikon masih dapat dibedakan atas dua macam, yakni ikon tipologis, kemiripan
yang tampak disini adalah kemiripan rasional. Jadi, didalam tanda tampak juga
hubungan antara unsur-unsur yang diacu, contohnya susunan kata dalam kalimat, dan
ikon metaforis, ikon jenis ini tidak ada kemiripan antara tanda dengan acuannya, yang
mirip bukanlah tanda dengan acuan melainkan antar dua acuan dengan tanda yang
sama. Kata kancil misalnya, mempunyai acuan binatang kancil dan sekaligus
kecerdikan.
2. Indeks
Istilah indeks berati bahwa antara tanda dan acuannya ada kedekatan
ekstensial.Penanda merupakan akibat dari petanda (hubungan sebab akibat).
Misalnya, mendung merupakan tanda bahwa hari akan hujan, asap menandakan
adanya api. Dalam karya sastra, gambaran suasana muram biasanya merupakan
indeks bahwa tokoh sedang bersusah hati.
3. Simbol
Simbol yang ada tentunya sudah mendapat persetujuan antara pemakai tanda
dengan acuannya.Misalnya, bahasa merupakan simbol yang paling lengkap, terbentuk
secara konvensional, hubungan kata dengan artinya dan sebagainya. Ada tiga macam
simbol yang dikenal, yakni (1) simbol pribadi, misalnya seseorang menangis bila

mendengar sebuah lagu gembira karena lagu itu telah menjadi lambang pribadi ketika
orang yang dicintainya meninggal dunia, (2) simbol pemufakatan, misalnya burung
Garuda/Pancasila, bintang= keutuhan, padi dan kapas= keadilan sosial, dan (3)
simbol universal, misalnya bunga adalah lambang cinta, laut adalah lambang
kehidupan yang dinamis
Menganalisis novel bertujuan memahami makna yang terkandung dalam
novel.Menganalisis novel adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks
novel.Karya sastra itu merupakan struktur yang bermakna.Hal ini mengingat bahwa
karya sastra itu merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang
mempergunakan medium bahasa.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Sinopsis Novel ''Di Bawah Bayang-Bayang Ode''


Di Bawah Bayang-Bayang Ode adalah salah satu novel karya Sumiman
Udu.novel ini menceritakan dua anak manusia yatu Imam dan Amalia Ode. dengan
Imam yang penuh liku-liku adat,pelarangan,pelanggaran, hingga sebuah permintaan
yang

berakhir

dengan

kehilangan

jiwa.mimpi

pertemuan

seseorang

yang

memanggilnya ibu, telah mempertahankan cintanya. ia bertahan sampai ia melahirkan


anaknya, perkawinan dengan La Ode Halimu, menyadarkan La Ode Halimu bahwa
perkawinan bukan hanya di landasi oleh adat dan budaya tetapi juga harus di landasi
dengan cinta dan kasih sayang. jaba tangan bukan hanya sebagai ritual tetapi lebih
dari itu.
B.

Kajian Semiotika Novel ''Di Bayang-Bayang Ode''


Hasil analisis data beserta temuan penelitian novel ''Di Bawah Bayang-Bayang
Ode'' karya Sumiman Udu mencakup beberapa hal.Ikon yaitu tanda yang
mirip dengan objek yang diwakilinya.
Dalam novel'' Di Bawah Bayang-Bayang Ode'' terdapat beberapa ikon, diantaranya:
1. Ikon

yaitu

tanda

yang

mirip

dengan

objek

yang

Dalam novel Di Bawah Bayang-Bayang Ode Pelangi terdapat


diantaranya:
Ikon Wakatobi sebagai penanda sosial
Dalam novel ini dekskripsikan bagaimana kondisi masyarakat

diwakilinya.

beberapa

ikon,

waktobi

yang bercerita tentang penderitaan manusia karna cinta terlarang karna belum
bisa terbebas dari adat istiadatnya.

Ikon permainan sebagai penanada social

Permainan yang dilakukan oleh pemeran utama sewaktu kecil merupakan

penanda sosial kehidupan mereka.permainan yang tidak memerlukan biaya.


Ikon adat sebagai penanda tradisi
Dalam novel ini di gambarkan dua anak manusia yang yang belum bisa
terbebas dari adat istiadat yang membelenggu pemikiran mereka untuk

mendapatkan pendidikan dan kegihupan yang lebih layak.


Ikon perumahan mewah/kumuh sebagai ikon penanda social
Dalam novel ini di gambarkan adanya kesengajaan sosial yang tinggi antara
Imam dan Amalia Ode dimana Iman orang yang sederhana, rumahnya pun
kumuh berbeda dengan Amalia Ode berasal dari keluarga kaya raya dan
rumahnya mewah.

2. Indeks

adalah

tanda

yang

hadir

secara

asosiatif

akibat

terdapatnya

hubungan ciri acuan yang sifatnya tetap. Berdasarkan analisis pada novel ''Di
Bawah Bayang-Bayang Ode''terdapat suatu indeks diantaranya :
Indeks perilaku /tokoh utama
Perilaku pada tokoh dalam novel ''Di Bawah Bayang-Bayang Ode'' meliputi
penuh semangat tinngi, berpikir sederhana, optimis, dan sabar dalam

menghadapi cobaan kehidupan.


Indeks penampilan fisik masyarakat
Penampilan fisik para tokoh dalam novel ''Di Bawah Bayang-Bayang Ode''

merupakan gambaran masyarakat Wakatobi.


Indeks pekerjaan tokoh utama
Pekerjaan tokoh yang berbeda dilakukan oleh tokoh yang berpendidikan rendah
menjadikan berpendidikan tinggi.

Indeks gaya hidup

Gaya hidup masyarakat lapisan atas di gambarkan oleh tokoh Amalia Ode yang
hidup di lingkungan berada dan berdarah biru ,sedangkan masyarakat lapisan
bawah di wakili oleh Imam yaitu merupakan anak dari keluarga yang sederhana
atau miskin.

3. Simbol

atau

lambang

adalah

semacam

tanda,

lukisan,

perkataan,

rencana dan sebagainya yang menyatakan sesuatu hal atau mengandung maksu
d tertentu dalam novel''Di Bawah Bayang-Bayang Ode''karya Sumiman Udu ini
terdapat beberapa simbol yakni:
Simbol nama
Terdapat suatu simbol nama dalam novel 'Di Bawah Bayang-Bayang Ode'
seperti nama tokoh,nama tempat kejadian,dan lainya.simbol nama tokoh

Imam, Amalia Ode, La Ode halimu dan lain-lain.


Simbol Ketidakadilan
Simbol ketidakadilan terlihat pada kutipan novel Di Bawah BayangBayang Ode.
''Awas sekali lagi kau menantang Odemu seperti itu,ibu akan menyuruh

paman-pamanmu agar kau di beri pelajaran''


Simbol kekayaan
Simbol kekayaan terdapat dalam kutipan novel Di Bawah Bayang-Bayang
Ode.
''untuk itu, ibu dan paman-pamanmu telah menerima La Ode Halimu ini,
sebagai calon suamimu. keluarganya memiliki status sosial yang sama

dengan kita,lia.mereka juga kaya raya''


simbol kemiskinan terdapat dalam kutipan novel Di Bawah BayangBayang Ode.
'' Bagi ibu, itu sangat berat nak! bukankah kau tau bahwa kita hanya
golongan maradika, sementara mereka adalah golongan kaomu atau
walaka? "

Simbol doa
simbol berdoa dalam kutipan novel.
'' Ya Allah, berikanlah aku petunjuk, berikanlah aku kekuatan agar aku
bisa memperjuangkan cintaku,keyakinanku''

Simbol kecerdasan
Imam adalah sosok orang yang cerdas,merupakan tanda sebagai konsep
dalam wujud simbol. Dapat di lihat dari kutipan novel Di Bawah BayangBayang Ode.

"Selama ini, saya selalu mencari ladang yang baik agar kelak kelapa yang
kutanam itu dapat menghasilkan yang baik. Apalah artinya menanam bibit
yang belum matang terlebih di tanam pada ladang atau tanah yang tandus"

BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Setelah penulis menganalisis novel Di Bawah Bayang-Bayang Ode''segi
semiotik,maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Sastra dalam bentuk novel merupakan salah satu cara untuk mengembangkan
sastra Indonesia.
Bahasa yang dipergunakan oleh Sumiman Udu dalam novelnya, diwarnai oleh
pribadi pengarangnya. Dengan kata lain, bahasa yang disajikan itu sesuai pula
dengan

zaman

penciptaanya

yaitu

bahasa

indonesia

sebagai

bahasa

persatuan, yang tidak banyak mengandung ciri kedaerahan artiya istilah atau

dialek bahasa daerah belum menjadi bahasa Indonesia tidak banyak di gunakan, hal
ini sesuai dengan waktu yang melatarbelakangi.
Berdasarkan semiotik bahasa merupakan salah satu tanda atau lambang lambang.
Lambang-lambang bahasa tersebut dapat berupa kata, kalimat dan teks. Oleh
karena itu, novel sebagai salah satu hasil karya sastra memiliki sitem tanda atau
lambang yang bermakna dengan media bahasa yang estetik.
Tanda atau lambang memiliki banyak interpretasi,berdasarkan hasil interpretasi
si penerima lambang.
Berdasarkan analisis semiotik terhadap novel''Di Bawah Bayang-Bayang Ode''
karya Sumiman Udu,maka tanda atau lambang yang terdapat di dalamnya banyak
di temukan. Tanda atau lambang tersebut ada yang berupa kata, kalimat dan teks.

B. Saran
1. Untuk mengajarkan bahasa Indonesia terutama pengajaran sastra, guru
bahasaIndonesia harus lebih mengigatkan siswa dalam menggauli karyakarya sastra dan tidak hanya berpatokan pada buku paket.
2. Dalam mengajarkan apresiasi sastra, guru hendaknya memberikan variasi
dalam mengajarkannya. hal ini bermaksud
kejenuhan

bagi

siswa

sekaligus

untuk

membangkitkan

mengatasi
minatnya

rasa
untuk

mempelajari sastra terutama novel.


3. Dalam mengajarkan apresiasi sastra, guru hendaknya memperkenalkan
kepada anak didik, bahwa karya sastra sebagai salah satu novel
memiliki tanda atau lambang bahasa yang mempuyai makna tertentu
yang digunakan oleh pengarang dalam bahasa novelnya. Hal ini perlu
diperkenalkan karena merupakan salah hal yang perlu dikaji dalam
mengapresiasikan karya sastra yaitu mengenai semiotik dari karyasastra

tersebut.Karena novel dibagun dengan bahasa yang estetik dengan


menggunakan tanda dan lambang bahasa.
4. Novel "Di Bawah Bayang-Bayang Ode''perlu dibaca

oleh

setiap

masyarakat karena dengan mmbaca novel ini akan dapat termotifasi, agar
tetap pada pendirian

C. Penutup
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT, karena berkat yang maha kuasa,
penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis ini. Untuk itu, tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya
karya tulis ini dan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangannya

DAFTAR PUSTAKA
http://www.wakatobicenter.com/2016/05/resensi-novel-di-bawah-bayang-bayangode.html,diakses:22 oktober 2016
Udu,Sumimam.2003,Dibawah Bayang-Bayang Ode.Pekan Baru:Seligi Press

You might also like