You are on page 1of 18

PEMELIHARAAN

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah seminar manajemen oprasional
Dosen / Asisten : Iwan Setiawan

Disusun oleh :
Eka Nurani
Hasbi Adam
Susi Kurniasih Febriani

: 3402130087
: 3402130102
: 3402130225

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH
2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Ciamis,

September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

ii

BAB I PENDAAHULUAN...................................................................................

A.
B.
C.
D.

Latar Belakang Masalah............................................................................


Kajian Teori...............................................................................................
Gambaran Umum Perusahaan...................................................................
Permasalahan.............................................................................................

1
2
3
6

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

A. Analisis Permasalahan...............................................................................
B. Aplikasi Pada Kasus Perusahaan...............................................................

7
12

BAB III PENUTUP...............................................................................................

14

A. Simpulan....................................................................................................

14

Daftar Pustaka.......................................................................................................

15

Lampiran : Kasus Perusahaan...............................................................................

16

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada perusahaan kategori menengah ke bawah, maintenance masih kurang
diperhatikan, karena kegiatannya cukup kompleks dan bukan hanya dilakukan sekali
waktu saja. Hasil dari maintenance tidak dapat dirasakan secara langsung saat
melalukan pemeliharaan, namun hasilnya dapat dirasakan pada masa yang akan datang.
Apabila maintenance tidak dilakukan, maka secara teratur mesin-mesin fasilitas itu akan
mengalami kerusakan, dan akhirnya akan berakibat fatal sehingga merugikan
perusahaan. Dampak yang paling dirasakan adalah berkurangnya umur ekonomis serta
tingkat penyusutan yang tinggi.
Kurang diperhatikannya maintenance diantaranya disebabkan oleh banyaknya dana
yang dibutuhkan, dan rumitnya tugas maintenance. Namun bagi kegiatan operasi
perusahaan, maintenance sudah menjadi dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran
untuk melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas produksi.
Dalam era globalisasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah
sangat cepat membawa perubahan yang semakin baik di perusahaan. Bentuk
perubahannya didasarkan dari salah satu kegiatan produksi perusahaan yaitu pada
sistem pemeliharaan (maintenance). Sistem pemeliharaan dalam kegiatan produksi di
perusahaan sangat penting terutama untuk kelancaran proses produksi, memperpanjang
waktu ekonomis sumber daya, dan menjamin keselamatan kerja pada sumber daya
manusianya. Kelancaran proses produksi tergantung dari kondisi sumber daya
seperti spare part, perangkat, sarana dan sumber daya manusia yang ada di perusahaan.
Salah satu masalah yang mungkin terjadi dalam kegiatan proses produksi adalah
terjadinya kerusakan pada salah satu sumber daya tersebut.
Hal ini akan mempengaruhi pada perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi yang
sering mengalami kerusakaan pada perangkat MSAN yang akan mengakibatkan
gangguan pada produk perusahaan tersebut.

B. Kajian Teori
Semakin tingginya tingkat persaingan di dunia industri bidang komunikasi,
perananan perusahaan dirasakan sangat penting untuk selalu berinovasi dalam
mengahasilkan produk yang mampu bersaing dengan produk perusahaan lain yang
sejenis. Untuk itu perusahaan harus memperhatikan kelancaran proses produksi produk
tersebut dengan cara melakukan pengecek kan maupun perbaikan terhadap alat dan
fasilitas-fasilitas produksi yang mengalami kerusakan atau gangguan. Dengan
diperbaikinya sistem pemeliharaan (maintenance) yang merupakan salah satu fungsi
yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk dapat memberikan kelancaran proses
produksi demi menghasilkan produktivitas yang efektif. Salah satu cara untuk
menghasilkan produktivitas yang efektif dengan cara memperbaiki sistem pemeliharaan
(maintenance).
Menurut pendapat Agus Ahyari (2002:351) tentang fungsi pemeliharaan adalah: fungsi
pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan
peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi
tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses
produksi
Didalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan terdapat dua persoalan yang dihadapi,
pertama yaitu persoalan teknis yang berhubungan dengan usaha-usaha
untuk menghilangkan atau mengurangi timbulnya gangguan akibat kondisi perangkat
yang kurang baik. Yang kedua yaitu pada persoalan ekonomis yang bagaimana
melakukan kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:251), terdapat dua jenis pemeliharaan yaitu
preventive maintenance dan corrective maintenance.
1. Preventive maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan tau perawatan untuk mencegah
terjadinya kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi
mengalami kerusakan pada waktu yang digunakan dalam proses produksi.

2. Corrective maintenance, merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah


terjadinya kerusakan atau terjadi karena kelalaian yang terjadi pada fasilitas atau
peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa pemeliharaan mempunyai tujuan yang penting
menurut Patrick (2001,407), tujuan pemeliharaan antara lain:
1) Mempertahankan kemampuan alat atau fasilitas produksi guna memenuhi kebutuhan
yang sesuai dengan target serta rencana produksi,
2) Mengurangi pemakaian dan penyimpangan diluar batas dan menjaga modal yang
diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan sesuai
dengan kebijakan perusahaan,
3) Menjaga agar kualitas produk berada pada tingkat yang diharapkan guna memenuhi
apa yang dibutuhkan produk itu sendiri dan menjaga agar kegiatan produksi tidak
mengalami gangguan,
4) Memperhatikan dan menghindari kegiatan-kegiatan operasi mesin atau perangkat
serta peralatan yang dapat membahayakan kegiatan kerja,
5) Mencapai tingkat biaya serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan
maintenance secara efektif dan efisien untuk keseluruhannya,
6) Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari
suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu
tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang serendah mungkin.
C. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, biasa disebut Telkom Indonesia atau
Telkom adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan
telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan
telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak
15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.

Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia (52,56%), dan 47,44% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor
dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan,
termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
2. Visi dan Misi Perusahaan
a) Visi
Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication,
Information, Media, Edutainment dan Services (TIMES) di kawasan regional.
b) Misi

Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang


kompetitif.

Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

3. Struktur Organisasi
Telkom telah mencanangkan sebuah grand strategy menuju sustainable competitive
growth, dengan sasaran sebagai berikut:
1. Pertumbuhan organik yang akan dicapai dengan penguatan bisnis inti melalui
fokus

pada

strategi

segmentasi

pelanggan

yaitu

layanan

konsumer,

layanan enterprise, dan layanan wholesale dan internasional, yang didukung


oleh 10 juta sambungan POTS dan 5 juta sambungan Speedy.
2. Pertumbuhan

inorganik

relateddiversification

yang

berupa

akan

pengembangan

dicapai
bisnis

melalui
baru,

strategi

pengelolaan

portofolio strategis, serta membangun sinergi antara kami dan entitas anak kami.
Dalam rangka implementasi yang efektif dari strategi-strategi tersebut di atas,
dipandang perlu adanya beberapa hal sebagai berikut:
1. Direktur yang fokus menangani segmen layanan wholesale dan internasional

2. Direktur yang fokus menangani pengembangan portofolio bisnis.


3. Mekanisme atau model parenting yang mampu membangun sinergi antara
Entitas Anak dengan Induk Perusahaan maupun antar-Entitas Anak.
Untuk itu, pada tahun 2012 Telkom telah melakukan beberapa perubahan menyangkut
pembagian tugas dan wewenang Direksi, sebagai berikut:
1. Mengalihkan tugas dan wewenang penanganan bisnis di segmenwholesale dan
internasional, dari semula di bawah Direktur Enterprise & Wholesale (EWS)
menjadi di bawah Direktur Compliance & Risk Management (CRM). Dengan
demikian Direktur EWS dapat lebih fokus pada pengembangan segmen
bisnis enterprise.
2. Menambah tugas dan wewenang Direktur CRM untuk menangani segmen
bisnis wholesale dan internasional, selain tugas dan wewenangnya sebagai
Direktur CRM.
3. Menyesuaikan tugas dan wewenang Direktur IT, Solution & Strategic Portfolio
(ITSSP) agar lebih fokus pada upaya inovasi dan pengembangan portofolio
bisnis, dengan mengalihkan sebagian aktivitas Direktorat ITSSP, khususnya
yang terkait dengan pengelolaan dan pendayagunaan IT dan tarif, menjadi di
bawah Direktorat Network & Solution (NWS).
4. Menambah tugas dan wewenang Direktur NWS untuk menangani pengelolaan
dan pendayagunaan IT serta service operation & management, untuk
mendukung upaya pengembangan bisnis yang sudah berjalan (established).
Selain itu, untuk membangun sinergi yang lebih efektif di lingkungan Telkom Group,
Kami membentuk struktur Dewan Eksekutif beranggotakan empat Direktur Utama dari
Entitas Anak. Dewan Eksekutif menjalankan tugas advisoryterkait dengan formulasi
strategi, perencanaan, penetapan kebijakan serta pemantauan kinerja, untuk masingmasing lini bisnis yaitu bisnis seluler, bisnis internasional, bisnis IME dan bisnis menara
telekomunikasi.

D. Permasalahan
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA ( PT.TELKOM ) adalah sebuah perusahaan
go public yang bergerak di bidang komunikasi. PT. TELKOM yang memiliki pelanggan
yang sangat banyak menghasilkan berbagai macam produk, salah satunya seperti
Telepon Rumah, Internet Telkom speedy, TelkomFlexi, dan sebagainya. PT. TELKOM
sering mengalami kerusakaan pada perangkat MSAN. Karena pelanggan merupakan
sumber daya yang berperan penting dalam perusahaan ini, maka dengan adanya
gangguan pada perangkat MSAN, ini akan berdampak buruk kepada pelanggan, baik
pada tingkat pelayanan dan juga akan mengakibatkan pelanggan tidak mau
berlangganan kembali. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas dan laba perusahaan
menjadi turun.
Maka dari itu, PT. TELKOM harus melakukan pemeliharaan (maintenance) pada
perangkat MSAN yang berasal dari kabel-kabel, perangkat-perangkat maupun
komponen-komponen lainnya. Melalui pelaksanaan maintenance yang baik pada
sumber daya tersebut maka kemungkinan kerusakan yang akan terjadi dapat dikurangi
atau dapat dihindarkan sama sekali, sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Permasalahan
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang
harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur
pemeliharaan.
Factor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang
dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai factor
penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk
meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan
pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya
bank data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan
segala jenis mesin dalam system manufaktur.
Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang
diharapkan, perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang
menawarkan pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job
training.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, factor yang perlu
diperhatikan adalah prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan
untuk menghindari korosi, kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan
secara rutin. Sedangkan pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin
secara langsung, mendinginkan panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang
umur mesin.

Prosedur berikutnya adalah monitor dan penyesuaian. Monitor harus dilakukan


secara kontinu dengan jadwal yang sudah ditentukan. System monitor yang baik akan
mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :


1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam
manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang
menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka
tidak aka nada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan
meningkat.
3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang
harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan
persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya
operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu
adanya biaya tambahan karena proses pengerjaan ulang.
5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus
produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih
besar (dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar
lagi jika output semakin besar.
6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas
yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
Terdapat dua jenis taktik pemeliharaan : pemeliharaan pencegahan dan pemeliharaan
kerusakan.
I.

Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)


Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan rutin,

pemeliharaan, dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah kegagalan.
Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat kematian
dini (infant mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang dimaksud

tingkat kematian dini sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal kehidupan sebuah produk
atau proses.

Hasil yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus
diproses kembali dan yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan
konsumen kepada perusahaan akibat produk gagal. Tambahan yang timbul
menyebabkan biaya produksi membengkak (tidak minimal). Jika biaya produksi
membengkak, maka harga barang menjadi tinggi.
Pemeliharaan yang periodic dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas
produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan Unit Kritis dikarenakan :
1. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas
proses produksi.
2. Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
3. Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun
keselamatannya.
Preventive maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal ini
dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap sinyal kapan
suatu system akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan suatu system
memerlukan service ( perbaikan).
Dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses, mesin, atau
peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang berisi baik jenis
pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan. Sejarah
pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system
pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan.
Arsip seperti ini juga memberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu
juga pemasok.
II.

Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan

Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi


ketika peralatan gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan dasar
prioritas.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi,
yaitu :
1. Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai
2. Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang tidak mendukung dalam
3.
4.
5.
6.
7.
8.

pegoperasian mesin produksi


Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan dan pelumasan
Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat gesekan, dan
Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat beroperasi
Kerusakan yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
Inefisiensi operasi, karena harus melakukan pemrosesan ulang.
Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang konsumen terhadap

produk.
9. Rendahnya profitability, karena berkurangnya permintaan konsumen dalam
jangka panjang.
10. Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain, karena produk yang gagal.
11. Menurunnya kualitas produk, karena produk yang gagal.
12. Karyawan menjadi tidak puas, karena menghasilkan produk yang gagal.
13. Keuntungan menjadi semakin rendah akibat menurunnya permintaan.
Karena itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki. Memperbesar atau
meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan system bekerja secara lebih
cepat. Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan enam fitur berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Personel yang terlatih dengan baik


Sumber daya yang cukup
Kemampuan untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan dan prioritas
Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan material
Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan
Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between
failures (waktu rata-rata kegagalan).

Pemeliharaan Produksi Total

10

Dengan memadukan manajemen kualitas total dengan pandangan strategis


pemeliharaan dari sisi perancangan proses dan peralatan untuk pemeliharaan
pencegahan.
1. Sebagai tambahan, pemeliharaan produktif total mencakup:
2. Perancangan mesin yang andal, mudah dioperasikan, dan mudah dalam
pemeliharaan
3. Menekankan biaya kepemilikan total di saat membeli mesin, sedemikian rupa
sehingga biaya pelayanan dan pemeliharaan sudah termasuk dalam biaya
pembelian tersebut
4. Membuat rencana pemeliharaan pencegahan yang memanfaatkan praktek
operator yang terbaik, departemen pemeliharaan, dan depot pelayanan.
5. Melatih pekerja untuk mengoperasikan dan memelihara mesin mereka sendiri.
Teknik Lain untuk Menetapkan Kebijakan Pemeliharaan :
SIMULASI
Simulasi merupakan usaha untuk meniru ciri, penampilan, dan karakteristik dari
system nyata. Karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan, simulasi
komputer merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak berbagai kebijakan.
Simulasi yang dilakukan melalui model fisik juga bermanfaat dengan cara menirukan
bagian dari system manajemen operasional melalui pembuatan model matematik yang
diusahakan untuk sedekat mungkin dengan realita dan model tersebut, kemudian
digunakan untuk memperkirakan efek-efek berbagai tindakan.
Bagi seorang manajer, dalam menggunakan model simulasi dibuat langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menentukan masalah
Memperkenalkan variable penting yang disertai dengan masalah yang dihadapi
Membuat model angka / matematiknya
Menyusun arah tindakan yang mungkin untuk pengujian
Melakukan percobaan
Mempertimbangkan hasil ( memodifikasi model atau mengubah input data)
Memutuskan arah tindakan yang akan diambil.

Manfaat dari model simulasi antara lain :

11

1. Simulasi relative berterus terang dan fleksibel.


2. Simulasi dapat digunakan untuk menganalisa situasi dunia nyata yang luas dan
kompleks.
3. Komplikasi dunia nyata dapat diikuti ( ditiru), yang biasanya tidak dapat ditiru
dalam kebanyakan model perencanaan atau manajemen operasional.
4. Pemanfaatan waktu dimungkinkan dalam simulasi melalui penggunaan simulasi
komputer.
5. Simulasi memungkinkan para manajer mengetahui sebelumnya pilihan apa saja
yang paling menarik.
6. Simulasi tidak mempengaruhi system dunia nyata.Dengan adanya simulasi,
dapat dipelajari efek interaktif dari komponen atau variable individual untuk
menentukan mana yang lebih penting.
7. Simulasi sering merupakan sebuah teknik yang sesuai untuk permasalahan
pemeliharaan, karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan,
simulasi merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak berbagai
kebijakan ( baik melalui simulasi komputer ataupun simulasi fisik).
Apabila dalam suatu system mengandung elemen yang menunjukkan adanya peluang,
maka metode simulasi Monte Carlo dapat digunakan sebagai eksperimen terhadap
elemen peluang melalui sampling acak.
B. Aplikasi Teori Pada Kasus Perusahaan
Didalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan terdapat dua persoalan yang
dihadapi, pertama yaitu persoalan teknis yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
menghilangkan atau mengurangi timbulnya gangguan akibat kondisi perangkat yang
kurang baik. Yang kedua yaitu pada persoalan ekonomis yang bagaimana melakukan
kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien.
Dengan begitu banyaknya pelanggan yang dimiliki oleh PT. Telkom pemeliharaan pada
setiap MSAN harusnya dilakukan secara rutin karena ini akan membuat masalah
dikemudian hari terhadap kualitas pelayanan kepada para pelanggan PT. Telkom itu
sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Manahan P. Tampubolon (2004:251), terdapat
dua jenis pemeliharaan yaitu preventive maintenance dan corrective maintenance.

12

1. Preventive maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan tau perawatan untuk


mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas
produksi mengalami kerusakan pada waktu yang digunakan dalam proses produksi.
2. Corrective maintenance, merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah
terjadinya kerusakan atau terjadi karena kelalaian yang terjadi pada fasilitas atau
peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Jika dilihat dari segi manfaat yang akan didapat oleh PT. Telkom ini dari pemeliharaan
(maintenance) pada perangkat-perangkat pendukung milik perusaannya bukan hanya
memberikan kepuasan kepada pelanggan namun juga faktor umur ekonomis dari
perangkat-perangkat tersebut akan bertambah seperti menurut pendapat Agus Ahyari
(2002:351) tentang fungsi pemeliharaan adalah: fungsi pemeliharaan adalah agar dapat
memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta
mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal
dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pemeliharaan (Maintenance) yang dijalankan oleh sebuah perusahaan harus berlangsung
secara rutin dan berkelanjutan hal ini dikarnakan selain sebagai salah satu bentuk
pelayanan

terhadap

konsumen

pemeliharaan

juga

sangat

bermanfaat

bagi

keberlangsungan sebuah perusahaan karena secara tidak langsung pemeliharaan yang

13

dilakukan secara rutin kepada perangkat-perangkat atau mesin-mesin yang dimiliki


sebuah perusahaan akan menambah umur ekonomis dari mesin-mesin tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta.
BPFE.
Tampubolon, P. Manahan, 2004, Manajemen Operasional, edisi pertama, Ghalia
Indonesia

14

OConnor, Patrick D. T. 2001. Practical Reliability Engineering , Fourth Edition, Jonh


Wiley & Sons Ltd. England.
Agung

Suryanto,

THESIS

ANALISA

PENGARUH

TPM

TERHADAP

EFEKTIVITAS MESIN PACKAGING Universitas Pancasila , Jakarta 2006


Bill Huber, http/rockproduct-com/rockefficiency formula" 25 september,2016 12.00
Frank J. Riley, "Assembly Automation, A Management Handbook" Industrial Press Inc.
Second Edition, New York, 1996
Internet, http:// www. Informasi-trainingcom/ total productive maintenance - 3 24
September 2016 11.00
Gopala Khrisnan Prof., Maintenance & Spare part Management Prentice hall of India
1991
Admin, http://www.telkom.co.id/visi-misi-dan-tujuan.html 23 September 2016 12.00
Admin, http://www.telkom.co.id/struktur-organisasi-perusahaan.html 23 September
2016 12.00

Lampiran : Kasus Perusahaan


Permasalahan dikutip dari dokumen yang beralamatkan di :
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2756/Bab
%201.pdf

15

You might also like