You are on page 1of 11

METODE KERAGUAN RENE DESCARTES

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah


METODOLOGI PENELITIAN

Disusun oleh:
Abdul Wahid F.

(210114108)

Shoim Asrori

(210114114)

Siti Makmuriyanti Lestari

(210114128)

Dosen Pengampu:
Lukman Santoso, M.H.

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


PROGRAM STUDI AHWAL SYAHSIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya dengan untaian alhamdulillaahi robbil alamiin.
Sholawat serta salam tetap terlimpah pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat serta para pengikutnya sampai hari
kiamat.
Pada kesempatan ini kami telah menyelesaikan makalah mengenai
Metodologi Penelitian dengan judul Metode Keraguan Rene Descartes. Dalam
makalah ini akan kami ulas beberapa hal yang terkait dengan metode keraguan
menurut Rene Descarters.
Akhirnya kami berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf, kritik dan saran
kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.

11 Maret 2016

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

1.
2.
3.
4.

Halaman sampul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I: PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
5. BAB II: PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Pengertian Metode Keraguan (Skeptisisme) . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Riwayat Singkat Rene Descartes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
C. Pemikiran Filsafat Rene Descartes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Prinsip-prinsip Metode Keraguan menurut Rene Descartes . . 1
E. Tahapan-tahapan Metode Keraguan Rene Descartes . . . . . . . .
2
6. BAB III: PENUTUP . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
7. DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2
3
4
6
7
7
8

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern. Pada masa ini
rasionalisme semakin kuat. Masa modern mengalami timbulnya ilmu pengetahuan yang
modern, berdasarkan metode eksperimental dan matematis. Segala sesuatunya, khususnya di
dalam bidang ilmu pengetahuan mengutamakan logika dan empirisme. Seorang ahli
matematika, ilmuwan, dan filsuf terkenal dari Perancis yang dikenal sebagai filsuf pertama
dan terkemuka di era moderen adalah Rene Descartes.
Descartes pun merupakan seorang filsuf yang ajaran filsafatnya sangat populer,
karena pandangannya yang tidak pernah goyah, tentang kebenaran tertinggi berada pada
akal atau rasio manusia. Rene Descartes seorang filsuf yang tidak puas dengan filsafat
Skolastik yang pandangan-pandangannya saling bertentangan, dan tidak ada kepastian
disebabkan oleh miskinya metode berfikir yang tepat. Descartes mengemukakan metode
baru yaitu metode keraguan. Atau lebih sering dikenal dengan istilah metode skeptis.
Selanjutnya, dalam makalah ini, akan kami bahas hal-hal yang bersangkutan
tentang metode keraguan dari Rene Descartes. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin yaa robbal alaamiin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode keraguan (Skeptisisme)?
2. Siapa Rene Descartes itu?
3. Bagaimana pemikirannya terhadap filsafat?
4. Bagaimana prinsip-prinsip metode keraguan?
5. Bagaimana tahapan penerapan metode keraguan dari Rene Descartes?

BAB II
PEMBAHASAN
1

A. Pengertian Metode Keraguan (Skeptisisme)


Menurut KBBI, arti dari kata metode adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, atau cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.1 Sedangkan arti keraguan menurut KBBI adalah suatu dalam keadaan tidak tetap
hati (dalam mengambil keputusan, menentukan pilihan, dan sebagainya), keadaan ragu,
kesangsian, kebingungan, kebimbangan2. Jadi bisa kita simpulkan bahwa metode keraguan
adalah suatu tata cara yang teratur dan tersistem yang dilaksanakan untuk mencari suatu
kebenaran dari apa yang kita ragukan, demi menemukan kebenaran dibalik keraguan yang
ada.
Metode keraguan seringkali disebut dengan istilah metode skeptis. Paham
skeptisisme yang pertama kali merintis adalah seorang filsuf, Rene Descartes. Skeptisisme
adalah paham yang memandang sesuatu selalu tidak pasti (meragukan, mencurigakan).
Menurut kamus besar bahasa indonesia skeptis yaitu kurang percaya, ragu-ragu (terhadap
keberhasilan ajaran, dsb). Jadi secara umum skeptisisme adalah paham ketidakpercayaan
atau keraguan seseorang tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya. 3
B. Riwayat Singkat Rene Descartes
Rene Descartes lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 dan meninggal di
Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun. Merupakan seorang filsuf dan
matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la mthode (1637)
dan Meditationes de prima Philosophia (1641).4
Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Ia belajar pada college
selama 9 tahun (1606-1615 M.), selama 6 tahun sastra klasik, dan 3 tahun filsafat, logika,
ilmu pasti alam (termasuk astronomi dan arsitektur), dan metafisik. Filsafat itu lebih kurang
berdasarkan karya-karya Aristoteles.
Dari 1615 M sampai 1618 M ia belajar, terutama ilmu pasti alam, dan juga sedikit
filsafat skolastik. Tetapi pada waktu itu minatnya ke filsafat masih kecil. Sejak 1618 M ia
selama 10 tahun banyak dalam perjalanan, tetapi ia sekaligus sibuk berkegiatan ilmiah,
1

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Versi Online, Metode, dalam http://kbbi.web.id/metode, (diakses
pada tanggal 16 Maret 2016, jam 20.00 WIB).
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Versi Online, Ragu, dalam http://kbbi.web.id/ragu, (diakses pada
tanggal 16 Maret 2016, jam 20.02 WIB).
3
Wikipedia Indonesia, Skeptisisme, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Skeptisisme, (diakses pada tanggal
16 Maret 2016, jam 18.20 WIB).
4
Wikipedia Indonesia, Rene Descartes, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ren_Descartes, (diakses pada
tanggal 16 Maret 2016, jam 20.09 WIB).

selalu berkutub ilmu eksakta dan filsafat. Akhirnya ia berangkat ke Nedherland tahun 1628
M, dan tinggal di sana sampai 1949. Ia mengarang tentang ilmu pasti alam, metodologi dan
filsafat. Tahun 1649-1650 M ia ada di Swedia selama satu tahun. Di sana ia sakit radang
paru-paru dan meninggal dunia.5
C. Pemikiran Filsafat Rene Descartes
Descartes adalah seorang ahli matematika, saintis, dan filsuf Prancis yang terkenal
sebagai tokoh besar dalam filsafat modern dan sebagai peletak dasar nasionalisme. Dalam
mengawali metode filsafatnya, segala sesuatu harus disangsikan terlebih dahulu, termasuk
kebenaran. Apabila lewat kesangsian yang begitu radikal ada suatu kebenaran yang sanggup
bertahan sehingga tidak mungkin lagi diragukan kebenarannya, maka kebenaran itu adalah
kebenaran yang pasti, yang harus menjadi kebenaran filsafat yang pertama dan terutama.
Ciri utama filsafatnya Descartes adalah refleksi yang mendalam dan berkelanjutan
tentang tema kesadaran. Para filsuf setelah Descartes juga pada akhirnya menjadikan tema
kesadaran sebagai tema refleksi filosofis mereka. Tujuan utama filsafat menurut Descartes
dari metode ini adalah untuk mendapatkan kepastian dasar dan kebenaran yang kokoh.6
Descartes setelah menyangsikan segala sesuatu, ada satu hal yang tidak diragukan
yaitu saya yang sedang menyangsikan segala sesuatu, sedang berfikir, dan jika saya sedang
berfikir itu berarti tidak dapat diragukan lagi bahwa saya pasti ada. Ini karena tidak
mungkin yang tidak ada dapat berfikir dan menyangsikan sesuatu. Karena itu, Descartes
dengan yakin mengatakan aku berfikir maka aku ada yang sekarang terkenal dengan
istilah corgito ergo sum.
Perlu diketahui bahwa Descartes bukanlah penganut skeptisisme yang menyangsikan
segala-galanya. Kesangsian bagi Descartes hanyalah kesangsian motodis belaka.7
D. Prinsip-prinsip Metode Keraguan menurut Rene Descartes
Rene Descartes mengusulkan suatu metode umum yang memiliki kebenaran pasti.
Dalam karyanya yang termashur, Discourse on Method, risalah tentang metode, diajukan
enam prinsip penting sebagai berikut:
1. Membicarakan masalah ilmu-ilmu yang diawali dengan menyebutkan akal sehat
(commo-sense) yang pada umumnya dimiliki semua orang. Menurut Descartes, akal
sehat ada yang kurang, ada pula yang banyak memilikinya, namun yang terpenting
adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah. Metode yang ia coba temukan itu
5

Anton Bakker, Metode-Metode Filsafat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, cetakan ke-2), 68.
Reza A.A Wattimena, Metode Skeptisisme di Dalam Filsafat Modern, dalam
http://rumahfilsafat.com/2009/07/23/metode-skeptisisme-di-dalam-filsafat-modern/, (diakses pada tanggal 16
Maret 2016, jam 22.13 WIB).
7
Waris, Filsafat Umum, (Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2009), 10-11.
6

merupakan upaya untuk mengarahkan nalarnya sendiri secara optimal. Descartes


menandaskan bahwa pengetahuan budaya itu tetap kabur, pengetahuan bahasa memang
berguna, puisi itu memang indah tetapi memerlukan bakat. Ia lebih concern pada
bidang

matematika

yang

dianggapnya

belum

dimanfaatkan

secara

optimal

kemungkinannya yang cemerlang. Filsafat bagi Descartes rancu dengan gagasan yang
acapkali saling bertentangan, oleh karena itu perlu dibenahi. Satu hal yang diperlukan
dalam menuntut ilmu ialah melepaskan diri dari cengkeraman otoritas kaum guru atau
dosen, mengerahkan diri untuk belajar dari buku alam raya dan mempelajari dirinya
sendiri.8
2. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam
aktifitas ilmiah. Bagi Descartes sesuatu yang dikerjakan oleh satu orang lain lebih
sempurna daripada yang dikerjakan oleh sekelompok orang secara patungan. Descartes
mengajukan empat langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud
sebagai berikut:
a. Janganlah pernah menerima baik apa saja sebagai benar, jika anda tidak
mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan
cermat hindari kesimpulan-kesimpulan dan prakonsepsi yang terburu-buru, dan
janganlah memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda lebih dari pada
ysng terpapar dengan begitu jelas, sehingga tidak perlu diragukan lagi.
b. Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan
sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaianya secara
lebih baik.
c. Arahkan pikiran anda secara tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan
paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi-sedikit, setahap demi
setahap, ke pengetahuan yang paling kompleks, dan dengan mengandaikan
sesuatu urutan bahkan di antara objek yang sebelum itu tidak mempunyai
ketertiban kodrati.
d. Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, tinjauan
ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidak sesuatupun
yang ketinggalan.
e. Langkah yang dikemukakan Descartes ini menggabarkan suatu sikap skeptismetodis dalam upaya memperoleh kebenaran yang pasti. Descartes mengaitkan
aktifitas ilmiah dengan metode skreptis.9

8
9

Rizal Mustansyir, Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, cetakan ke-4), 108.
Ibid., 109-110.

3. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang jadi landasan bagi penerapan metode
sebagai berikut :
a. Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang dalam
agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak.
b. Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan
maupun yang meragukan.
c. Berusaha lebih mengubah diri sendiri daripada menombak tatanan dunia.
4. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acapkali terkecoh oleh indera. Kita
memang dapat membayangkan diri kita tidak bertubuh, namun kita tidak dapat
membayangkan diri kita tidak bereksistensi,karena terbukti kita dapat menyaksikan
kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, ujar Descartes, kita dapat saja meragukan
segala sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam
keadaan ragu-ragu.
5. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia, yang terdiri atas dua subtansi,
yaitu res cogitans (jiwa bernalar) dan res extensa (jasmani yang meluas). Tubuh (res
extensa) diibaratkan dengan mesin, yang tentunya karena ciptaan Tuhan maka tertata
lebih baik. Ada ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat
jasmani, jiwa secara kodrati tidak mungkin mati berama dengan tubuh. Jiwa manusia
itu abadi.
6. Dua jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan spekulatif dan pengetahuan praktis.
Pengetahuan praktis terkait dengan objek-objek konkret seperti : api, air, udara,
planet, dan lain-lain. Sedangkan pengetahuan spekulatif menyangkut hal-hal yang
bersifat filosofis. Berkat kedua pengetahuan inilah manusia menjadi penguasa
alam.10
E. Tahapan Metode Keraguan Rene Descartes
Untuk mendapatkan sesuatu pengetahuan yang tidak diragukan lagi kebenarannya,
Descartes menggariskan empat aturan sebagai berikut :
1. Kita harus menghindari sikap tergesa-gesa dan prasangka dalam mengambil suatu
keputusan, dan hanya menerima yang dihadirkan pada akal secara jelas dan tegas
sehingga mustahil disangsikan.
2. Setiap persoalan yang diteliti, dibagikan dalam sebanyak mungkin bagi sejauh yg
diperlukan bagi pemecah yang memadai.

10

Ibid., 112-113.

3. Mengatur pikiran sedemikian rupa dengan bertitik tolak dari objek yang sederhana
sampai pada objek yang lebih kompleks. Atau dari pengertian yang sederhana dan
mutlak sampai pada pengertian yang komplek.
4. Setiap permasalahan ditinjau secara universal atau menyeluruh, sehingga tidak ada
yang dilalaikan.11
Kemudian, mengenai gambaran langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam
menggunakan metode keraguan, antara lain:
1. Mulai meragukan segala sesuatu yang selama ini diterima sebagai suatu kebenaran,
2. Mengklasifikasikan persoalan dari hal yang sederhana hingga hal yang rumit,
3. Melakukan pemecahan masalah dari hal yang rumit hingga hal yang paling rumit,
dan
4. Memeriksa kembali secara menyeluruh barangkali masih ada halhal yang masih
tersisa atau terabaikan.12

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Secara umum, skeptisisme adalah paham ketidakpercayaan atau keraguan seseorang
tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya. metode keraguan adalah suatu tata
cara yang teratur dan tersistem yang dilaksanakan untuk mencari suatu kebenaran
dari apa yang kita ragukan, demi menemukan kebenaran dibalik keraguan yang ada.
2. Rene Descartes lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 dan meninggal di
Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun. Merupakan seorang
filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la
mthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641).
3. Metode filsafatnya, segala sesuatu harus disangsikan terlebih dahulu, termasuk
kebenaran. Apabila lewat kesangsian yang begitu radikal ada suatu kebenaran yang
11

Rizal Mustansyir, Filsafat Analitik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 28-29.


Anne Ahira, Mengenal Metode Filsafat Skeptis, dalam http://www.anneahira.com/metode-filsafat.htm,
(diakses pada tanggal 16 Maret 2016, jam 21.45 WIB).
12

sanggup bertahan sehingga tidak mungkin lagi diragukan kebenarannya, maka


kebenaran itu adalah kebenaran yang pasti, yang harus menjadi kebenaran filsafat
yang pertama dan terutama. Kecuali keraguan tentang diri sendiri, menurut
Descartes yakin aku berfikir maka aku ada, maka aku tidak perlu diragukan lagi
keberadaannya.
4. Prinsip metode keraguan antara lain: membicarakan masalah ilmu-ilmu yang diawali
dengan menyebutkan akal sehat yang pada umumnya dimiliki semua orang,
menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam
aktifitas ilmiah, menyebutkan beberapa kaidah moral yang jadi landasan bagi
penerapan metode, menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acapkali terkecoh
oleh indera, menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia, dan menjelaskan dua
jenis pengetahuan (yaitu pengetahuan spekulatif dan pengetahuan praktis).
5. Tahapan-tahapan dalam menggunakan metode keraguan, antara lain: mulai
meragukan segala sesuatu yang selama ini diterima sebagai suatu kebenaran,
mengklasifikasikan persoalan dari sederhana ke rumit, melakukan pemecahan
masalah dari hal rumit hingga hal paling rumit, dan memeriksa kembali secara
menyeluruh barangkali masih ada halhal yang masih tersisa atau terabaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. Mengenal Metode Filsafat Skeptis. Dalam


http://www.anneahira.com/metode-filsafat.htm. (diakses pada tanggal 16 Maret 2016, jam
21.45 WIB).
Bakker, Anton. Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, cetakan ke-2.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Versi Online. Metode. Dalam
http://kbbi.web.id/metode. (diakses pada tanggal 16 Maret 2016, jam 20.00 WIB).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Versi Online. Ragu. Dalam
http://kbbi.web.id/ragu. (diakses pada tanggal 16 Maret 2016, jam 20.02 WIB).
Mustansyir, Rizal. dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004,
cetakan ke-4.
7

Mustansyir, Rizal. Filsafat Analitik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.


Wikipedia Indonesia. Skeptisisme. dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Skeptisisme.
(diakses pada tanggal 16 Maret 2016, jam 18.20 WIB).
Wikipedia Indonesia. Rene Descartes. Dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Ren_Descartes. (diakses pada tanggal 16 Maret 2016, jam
20.09 WIB).
Waris. Filsafat Umum. Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2009.
Wattimena, Reza A.A. Metode Skeptisisme di Dalam Filsafat Modern. Dalam
http://rumahfilsafat.com/2009/07/23/metode-skeptisisme-di-dalam-filsafat-modern/.
(diakses pada tanggal 16 Maret 2016, jam 22.13 WIB).

You might also like