Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. RS
Umur
: 33 Tahun
: Gadut
Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluh sakit gigi. Dibawa ke dokter dan dinyatakan
sakit gigi biasa.
1 bulan yang lalu tenggorokan pasien bengkak dan semakin membesar. Sukar menelan
sejak seminggu yang lalu. Air liur banyak, mulut kotor dan berbau. Sukar menelan, hanya
bisa makan bubur. Rahang kaku, tidak bisa membuka mulut dengan lebar.
Hidung tersumbat sejak < 1 bulan yag lalu. Tidak bisa bernafas melalui hidung sejak 2
minggu yang lalu. Stridor (+) saat tidur dan terjaga.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
: Tampak sakit
Kesadaran
: Somnolen
Tekanan darah
: 110 / 70 mmHg
Frekuensi nadi
: 84 x /menit
Suhu
: 36,7 oC
Pemeriksaan Sistemik
Mata
Toraks
Abdomen
Kelainan
Kel. Congenital
Dekstra
Tidak ada
Sinistra
Tidak ada
Daun Telinga
Trauma
Radang
Kel. Metabolik
Nyeri tarik
Nyeri tekan tragus
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Dinding Liang
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Bau
Warna
Jumlah
Jenis
Tidak ada
Coklat kekuningan
Sedikit
Basah
Tidak ada
Coklat kekuningan
Sedikit
Basah
Telinga
Sekret/serumen
Utuh
Perforasi
Gambar
Membran timpani
Warna
Putih mutiara
Reflex cahaya
Tidak ada
Bulging
Tidak ada
Retraksi
Ada
Atrofi
Tidak ada
Jumlah perforasi
Tidak ada
Jenis
Tidak ada
Kuadran
Tidak ada
Pinggir
Tidak ada
Putih mutiara
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tanda radang
Fistel
Sikatrik
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
3
Mastoid
Nyeri ketok
Rhine
Schwabach
Weber
Kesimpulan
Tidak ada
-
Tidak ada
-
Kelainan
Deformitas
Kel. Congenital
Trauma
Radang
Massa
Dekstra
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sinistra
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Hidung
Pemeriksaan
Hidung luar
Dekstra
Tidak ada
Tidak ada
Sinistra
Tidak ada
Tidak ada
Rinoskopi Anterior
Vestibulum
Cavum nasi
Sekret
Vibrise
Radang
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ukuran
Warna
N
Merah muda
N
Merah muda
Permukaan
Edema
Licin
Tidak ada
Licin
Tidak ada
Ukuran
Warna
Permukaan
Edema
N
Merah muda
Licin
Tidak ada
N
Merah muda
Licin
Tidak ada
Cukup lurus/deviasi
Permukaan
Warna
Spina
Kripta
Abses
Perforasi
Lokasi
Bentuk
Ukuran
Permukaan
Warna
Konsistensi
Mudah digoyang
Pengaruh
Cukup lurus
Licin
Merah muda
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
-
Cukup lurus
Licin
Merah muda
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
-
Dekstra
Tidak simetris
Hiperemis
Ada
Ada
Sinistra
Tidak simetris
HIperemis
Ada
Ada
Konka inferior
Konka media
Septum
Massa
vasokonstriktor
Gambar
Rinoskopi Posterior
Tidak dilakukan
mole
arkus faring
Kelainan
Simetris /tidak
Warna
+ Edema
Bercak /eksudat
5
Dinding faring
Tonsil
Peritonsil
Tumor
Gigi
Lidah
Warna
Permukaan
Ukuran
Warna
Permukaan
Muara kripti
Detritus
Eksudat
Perlengketan dengan
pilar
Warna
Edema
Abses
Lokasi
Bentuk
Ukuran
Permukaan
Konsistensi
Karies /radiks
Kesan
Warna
Bentuk
Deviasi
Massa
Merah muda
Ada
Ada
Tidak ada
Higiene mulut kurang
Pucat
N
Tidak ada
Tidak ada
Merah muda
Ada
Ada
Tidak ada
Gambar
Laringoskopi Indirek
Tidak dilakukan
Pemeriksaan kelenjar getah bening leher
Inspeksi : Tidak terlihat tanda pembesaran kelenjar getah bening
Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Pucat
N
Tidak ada
Tidak ada
RESUME
Seorang pasien perempuan berumur 33 tahun mengeluhkan nyeri menelan sejak 28 hari yang
lalu. Tidak bisa bernafas melalui hidung. Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluh sakit gigi.
Dibawa ke dokter dan dinyatakan sakit gigi biasa. 1 bulan yang lalu tenggorokan pasien bengkak
dan semakin membesar sehingga sukar menelan sejak seminggu yang lalu. Air liur banyak,
mulut kotor dan berbau. Sukar menelan, hanya bisa makan bubur. Rahang kaku, tidak bisa
7
membuka mulut dengan lebar. Pendengaran pasien berkurang sejak > 1 bulan yang lalu. Hidung
tersumbat sejak < 1 bulan yag lalu. Tidak bisa bernafas melalui hidung sejak 2 minggu yang lalu.
Stridor (+) saat tidur dan terjaga. Sulit berbicara dan suara serak. Demam (-), sering keluar cairan
kental bening dari hidung. Pandangan kabur, epistaksis (-), tinitus (-). Tidak ada riwayat trauma.
Riwayat sakit kepala dan terasa berputar disangkal. Sering makan makanan yang mengandung
penyedap makanan.
1. Diagnosis Kerja
Abses peritonsil
2. Diagnosis Tambahan
3. Diagnosis Banding
-
Ca Nasofaring
4. Pemeriksaan Anjuran
-
Biopsi
CT-Scan
5. Terapi
-
Antibiotik : Ceftriaxone
Dexametason
Ranitidin
6. Terapi Anjuran
-
Drainase abses
7. Prognosis
Quo ed Sanam : Bonam
Quo ed Vitam : Bonam
8. Nasehat
-
Istirahat
DAFTAR PUSTAKA
9
1. Soepardi E. Arsyad , dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Leher. Edisi 6. Jakarta : FKUI. Hal. 226-227.
2. Wikipedia. Peritonsillar Abscess. http://en.wikipedia.org/wiki/Peritonsillar_abscess.
10
11
Peritonsillar abscess
From Wikipedia, the free encyclopedia
Peritonsillar abscess, also called PTA or quinsy, is a recognised complication of tonsillitis and
consists of a collection of pus beside the tonsil (peritonsillar space).
Causes
PTA usually arises as a complication of an untreated or partially treated episode of acute
tonsillitis. The infection, in these cases, spreads to the peritonsillar area (peritonsillitis). This
region comprises loose connective tissue and is hence susceptible to formation of abscess. PTA
can also occur de novo. Both aerobic and anaerobic bacteria can be causative. Commonly
involved species include streptococci, staphylococci and hemophilus.
Treatment
Treatment is, as for all abscesses, through surgical incision and drainage of the pus, thereby
relieving the pain of the pressed tissues. The drainage may be performed as an outpatient
procedure, using a guarded No. 11 blade in an awake and co-operative patient. More commonly,
a needle aspiration using a 9 or 10 gauge needle after a lidocaine and epinephrine gargle is used.
Antibiotics are also given to treat the infection. Internationally, the infection is frequently
12
penicillin resistant and for this reason it is now common to treat with clindamycin [1]. Treatment
can also be given while a patient is under anesthesia, but this is usually reserved for children or
increasingly agitated or anxious patients.
Parapharyngeal abscess
Extension of abscess in other deep neck spaces leading to airway compromise
Septicaemia
13