You are on page 1of 5

RESUME

International Standards on Auditing


ISA 520 - Analytical Procedures
Oleh:
Debrian Ruhut Saragih (154060006364)
Kelas 8B STAR BPKP

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN


2016

I. PENDAHULUAN
Standar Internasional tentang Audit No. 520: Analytical Prosedur, menyoroti
prosedur audit tertentu yang sangat berguna pada berbagai tahapan
audit untuk berbagai tujuan audit. Prosedur ini layaknya alat bantu audit
yang tampaknya tidak begitu penting namun bagi auditor sangat penting
dalam penyelesaian tugas-tugasnya.
A. Ruang Lingkup
Prosedur analitis adalah prosedur audit yang dilakukan mulai dari
melakukan perbandingan sederhana suatu data sampai dengan
penggunaan teknik statistik yang kompleks diterapkan pada informasi
kuantitatif dan kualitatif dalam pengembangan suatu hipotesis.
Bagaimanapun juga, auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat dimana informasi tersebut digunakan untuk mengembangkan
hipotesis relevan yang dapat diandalkan untuk menguatkan kesimpulan
yang dimaksudkan auditor. Prosedur analitis dapat diterapkan pada tahap
penilaian risiko audit, sebagai prosedur substantif, sebagai tambahan
dalam test of details dan pada tahap finalisasi audit.
B. Tanggal Efektif
ISA ini ini berlaku efektif untuk audit laporan keuangan periode yang
dimulai pada tanggal atau setelah tanggal 15 Desember 2009.

II. TUJUAN
Prosedur analitis dapat digunakan oleh auditor pada berbagai tahapan audit
saat penugasan audit seperti:
Prosedur analitis diterapkan pada tahap memahami entitas dan
lingkungannya yang membantu auditor dalam menilai risiko salah saji
material.
Prosedur analitis substantif diterapkan dalam menanggapi risiko yang
dinilai dari salah saji material.
Prosedur analitis diterapkan pada keseluruhan tahap review audit yang
mungkin menunjukkan risiko salah saji material yang sebelumnya tidak
ditemui dan untuk memastikan bahwa laporan keuangan konsisten
dengan harapan auditor.

III. DEFINISI
A. Analytical procedures adalah:
Evaluasi atas informasi keuangan melalui analisis kemungkinan terjadinya
hubungan atau keterkaitan antara data keuangan dan non-keuangan.
Prosedur analitis juga mencakup penyelidikan yang diperlukan dalam
mengidentifikasi fluktuasi atau hubungan yang tidak sesuai dengan informasi
lain yang relevan atau yang berbeda dari nilai-nilai yang diharapkan dalam
jumlah yang signifikan.
Dengan kata lain, prosedur analitis adalah evaluasi yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang ada di antara kedua informasi keuangan dan
non-keuangan entitas. Sebagai contoh: beban gaji dan jumlah karyawan yang
bekerja di suatu entitas.
Contoh:
Meneliti hubungan antara pendapatan penjualan yang dihasilkan dengan
biaya penjualan yang dikeluarkan selama beberapa tahun terakhir. Setelah
mendapatkan simpulan hubungan data itu dari informasi masa lalu, hasil ini
akan membantu auditor untuk mengidentifikasi fluktuasi data yang tidak
konsisten, sebagai contoh jika beban penjualan meningkat pada tingkat yang
sama dengan pendapatan penjualan maka kenaikan 20% pendapatan
penjualan tahu ini akan sama dengan peningkatan 20% beban penjualan. Jika
hal ini tidak terjadi maka itu adalah suatu hal tersebut harus diperhatikan
dengan lebih teliti karena mungkin mengandung salah saji material baik dalam
angka pendapatan penjualan atau beban penjualan.
B. Pertimbangan dalam melakukan perbandingan
Untuk tujuan evaluasi informasi keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan
perbandingan dengan:
Informasi keuangan periode Sebelum 'dari entitas yang sama. Misalnya
laporan keuangan tahun lalu.
Anggaran atau perkiraan anggaran dari entitas yang sama. Contoh:
anggaran penjualan untuk tiap akhir kuartal.
Harapan auditor yang telah ditetapkan pada saat tahap pemahaman
tentang entitas dan lingkungannya. Misalnya realisasi bersih persediaan.
Informasi industri sejenis yaitu membandingkan informasi entitas dengan
informasi dari entitas lain dalam industri yang sama baik segi ukuran

ataupun lokasi geografis. Contoh: membandingkan periode perputaran


piutang entitas dengan periode perputaran omset entitas dalam industri
yang sama, konsistensi persyaratan kredit dengan norma-norma industri
yang normal.
C. Study of relationship
Prosedur analitis melibatkan studi tentang hubungan terkait dengan:
informasi keuangan dalam komponen-komponen yang berbeda yang
dapat pahami dengan mempelajari pengalaman masa lalu entitas.
Misalnya mark up kotor, penjualan secara kredit dan kredit macet,
penjualan dan pengembalian penjualan dll
informasi keuangan dan non-keuangan. Misalnya lembur dibayar dan
pesanan terpenuhi, beban penyusutan mesin dan jumlah mesin jam yang
digunakan.
Evaluasi atas hubungan dan fluktuasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik yang berbeda baik dengan perbandingan sederhana
maupun dengan teknik statistik yang kompleks. Prosedur analitis dapat
diterapkan untuk laporan keuangan secara keseluruhan atau untuk beberapa
bagian laporan keuangan yaitu laporan keuangan anak perusahaan atau
unsur-unsur yang berbeda dari laporan keuangan yaitu aset, modal, kewajiban
dll

IV. KEBUTUHAN DASAR


A. Substantive Analytical Procedures
Ketika auditor memutuskan untuk menerapkan prosedur substantif maka dapat
menerapkan salah satu atau kombinasi dari kedua jenis prosedur substantif:

Uji rinci / Test of Details


Prosedur analitis substantif / Substantive analytical procedures

Keputusan tentang jenis yang digunakan tergantung pada penilaian auditor


apakah adanya prosedur audit itu akan mengurangi risiko audit ke tingkat yang
cukup rendah efisien atau efektif.
Prosedur analitis substantif membutuhkan informasi yang dapat diterapkan.
Auditor memiliki pilihan berikut:

1. Mendapatkan informasi yang diperlukan dengan cara auditor sendiri dan


menerapkan prosedur analitis substantif.
2. Menggunakan informasi yang diberikan oleh manajemen dan
menerapkan prosedur analitis substantif berdasarkan analisis auditor
sendiri.
3. Mengandalkan hasil prosedur analitis yang sudah dilakukan oleh
manajemen.
Dalam kasus b dan c di atas, auditor harus meyakinkan diri sendiri tentang
keandalan informasi dan hasil dan bagaimana informasi dan hasil tersebut
disajikan. Hal ini dapat dilakukan, misalnya, dengan melakukan konfirmasi dan
bertanya pada manajemen.
B. Analytical Procedures that Assist When Forming an Overall Conclusion
Pada akhir audit, auditor harus menerapkan prosedur analitis untuk membentuk
kesimpulan secara keseluruhan terkait laporan keuangan yang konsisten dan
sesuai dengan harapan auditor.
Prosedur analitis pada akhir penugasan audit mengungkapkan bukti-bukti yang
nyata atau dengan kata lain sebagai penegasan atas bukti yang ditemukan
auditor yang diperoleh selama penugasan audit.
Hasil analisis prosedur yang diterapkan pada akhir audit dapat membantu
dalam mengidentifikasi risiko yang sebelumnya tidak ditemukan. Jika identifikasi
risiko tersebut ditemukan, auditor mungkin perlu menilai kembali risiko salah saji
material diikuti dengan mengubah prosedur audit lanjutan yang direncanakan.
Contoh, uji kontrol (test of control )dan / atau prosedur substantif.
C. Investigating results of analytical procedures
Jika ada inkonsistensi dalam hubungan atau fluktuasi ditemukan maka auditor
menyelidiki dengan cara:
Bertanya pada manajemen terkait
inkonsistensi tersebut dan
memperoleh bukti tambahan untuk menguatkan respon manajemen
Jika perlu, lakukan prosedur audit tambahan
Kebutuhan untuk melakukan prosedur audit tambahan tergantung pada:
Sejauh mana tanggapan manajemen konsisten dengan pemahaman
auditor terkait entitas dan bukti lain yang telah diperoleh oleh auditor;
dan
Apakah auditor puas dengan tanggapan manajemen.

You might also like