You are on page 1of 17

SIH 20115.

1:2016

SIH

Standar Industri Hijau

INDUSTRI OLEOKIMIA DASAR BERSUMBER DARI


MINYAK NABATI

SIH 20115.1:2016

Daftar Isi

Ruang Lingkup ......................................................................................................... 3

Acuan ...................................................................................................................... 3

Definisi .................................................................................................................... 3

Simbol dan Singkatan Istilah ..................................................................................... 5

Persyaratan Teknis ................................................................................................... 6

Persyaratan Manajemen.......................................................................................... 13

Bibliografi............................................................................................................... 16

Diagram Alir ........................................................................................................... 16

1/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

Prakata

Standar Industri Hijau (SIH) industri Fatty Acid, Methyl Ester, Fatty Alcohol, dan Glycerin
disusun dengan maksud untuk menunjang pengembangan industri oleokimia dasar di
Indonesia yang berdaya saing, handal dan berkelanjutan.
Standar ini disusun dan dirumuskan oleh Tim Teknis Fatty Acid, Methyl Ester, Fatty Alcohol,
dan Glycerin melalui proses telaahan yang melibatkan stake holder, diantaranya wakil-wakil
dari pihak produsen, asosiasi, dan instansi pemerintah, serta merupakan hasil konsensus
bersama.

2/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

Industri Oleokimia Dasar Bersumber Dari Minyak Nabati

Ruang Lingkup

Standar ini menguraikan definisi, persyaratan kriteria, batasan, metode verifikasi, serta
persyaratan manajemen bagi industri oleokimia dasar yang bersumber dari minyak nabati yang
meliputi produk Fatty Acid, Methyl Ester, Fatty Alcohol, dan Glycerin.
Ruang lingkup standar industri hijau yang berlaku untuk industri oleokimia dasar mencakup aspekaspek:
A. Persyaratan Teknis
1. Bahan baku
2. Bahan penolong
3. Energi
4. Air
5. Proses produksi
6. Produk
7. Kemasan
8. Limbah
9. Emisi CO2
B. Persyaratan Manajemen
1. Kebijakan dan organisasi
2. Perencanaan strategis
3. Pelaksanaan dan pemantauan
4. Tinjauan manajemen

Acuan

3
3.1

EN14214, ASTM 6751-12 dan SNI 100K/10/DJE/2016 (Biodiesel) atau revisinya


USP (United States Pharmacopoeia) atau EP (European Pharmacopoeia), atau JP (Japan
Pharmacopoeia) untuk Glycerin
National Formulation, USP (United States Pharmacopoeia) dan/atau sesuai dengan
spesifikasi dari konsumen untuk Fatty Acid
National Formulation untuk Fatty Alcohol
Standar spesifikasi produk perusahaan atau revisinya

Definisi
Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya
efisiensi dan efektifitas pemakaian sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu
menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
dapat memberi manfaat bagi masyarakat.

3/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

3.2

Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan
metode yang ditetapkan berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa
kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

3.3

Standar Industri Hijau adalah standar industri yang dalam proses produksinya
mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian
fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat yang memuat
ketentuan mengenai spesifikasi teknis dan manajemen.

3.4

Perusahaan Industri adalah setiap orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha
industri yang berkedudukan di Indonesia.

3.5

Bahan Baku adalah bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat
diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang
lebih tinggi.

3.6

Bahan Baku Industri Oleokimia adalah bahan baku yang berasal dari minyak nabati.

3.7

Bahan Penolong (Auxiliaries) adalah bahan kimia yang berfungsi membantu dalam
proses pengolahan oleokimia baik menjadi bagian dari produk ataupun tidak.

3.8

Reduce (Pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi timbulan


limbah pada sumbernya.

3.9

Reuse (Penggunaan Kembali) adalah upaya yang memungkinkan suatu limbah dapat
digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia atau biologi.

3.10 Recycle (Daur Ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan limbah
dengan memprosesnya kembali ke proses semula melalui perlakuan fisika, kimia, dan
biologi.
3.11 Recovery (Ambil Ulang) adalah upaya mengambil bahan-bahan yang masih mempunyai
nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi
dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi.
3.12 Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung
atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik,
korosif, dan iritasi.
3.13 Verifikasi adalah proses atau prosedur konfirmasi melalui penyediaan bukti obyektif, bahwa
persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi.
3.14 Daya Biodegradasi adalah indikator tingkat kemudahan suatu senyawa terurai secara
alamiah karena kegiatan mikroorganisme menjadi unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang
lebih sederhana.

4/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

3.15 Safety Data Sheet (SDS) adalah lembar keselamatan data bahan yang berisi informasi
mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat kimia,
pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya dan merupakan
protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas di dalam laboratorium,
industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan bahan kimia.
3.16 Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode pengukuran terhadap kinerja
yang berhubungan dengan ketersediaan (availability) proses, produktivitas dan kualitas yang
berfungsi untuk mengetahui efektifitas penggunaan mesin, peralatan, waktu serta material
dalam sebuah sistem operasi di industri.
3.17 Fatty Acid (Asam Lemak) adalah suatu senyawa golongan asam karboksilat yang
mempunyai rantai alifiatik panjang baik jenuh maupun tak jenuh dan mempunyai rantai
dengan jumlah atom karbon genap dari 6 hingga 22.
3.18 Methyl Ester adalah ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam
lemak dengan metanol atau transesterifikasi minyak nabati (seperti CPO, CPKO) dengan
metanol.
3.19 Fatty Alcohol (Alkohol Lemak) adalah suatu senyawa golongan alkohol yang mempunyai
rantai alifatik panjang baik jenuh maupun tak jenuh dan mempunyai rantai dengan jumlah
atom karbon genap dari 6 hingga 22.
3.20 Whole Cut adalah istilah umum untuk menunjukkan jumlah atom carbon 6 hingga 22 untuk
senyawa Fatty Acid, Methyl Ester dan Fatty Alcohol.
3.21 Short Chain adalah istilah umum untuk menunjukkan jumlah atom carbon 6 hingga 10
untuk senyawa Fatty Acid, Methyl Ester dan Fatty Alcohol.
3.22 Mid Cut adalah istilah umum untuk menunjukkan jumlah atom carbon 12 hingga 16 untuk
senyawa Fatty Acid, Methyl Ester dan Fatty Alcohol.
3.23 Long Chain adalah istilah umum untuk menunjukkan jumlah atom carbon 16 hingga 22
untuk senyawa Fatty Acid, Methyl Ester dan Fatty Alcohol.
3.24 Glycerin (Gliserin) adalah senyawa Trihidroksi Alkohol yang bersifat hidrofilik dan
higroskopik dan merupakan komponen yang menyusun berbagai macam gliserida.

Simbol dan Singkatan Istilah


CNO
CoA
CPKO
CPKL
CPO
FFA
FOSFA
IPAL
IPLC
KPI

: Coconut Oil
: Certificate of Analysis
: Crude Palm Kernel Oil
: Crude Palm Kernel Olein
: Crude Palm Oil
: Free Fatty Acid
: Federations of Oils, Seeds and Fats Associations
: Instalasi Pengolahan Air Limbah
: Izin Pembuangan Limbah Cair
: Key Performance Indicator
5/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

kWh
MEOMA
GJ
NIOP
OEE
PFAD
PKFAD
PORAM
RBDCNO
RBDPKL
RBDPKS
RBDPKO
RBDPO
RBDPOL
RBDPS
SDS
EN
ASTM

5
No
1

: KiloWatt Hour
: Malayan Edible Oil Manufacturers Association
: Giga Joule
: National Institute of Oil seed Products
: Overall Equipment Effectiveness
: Palm Fatty Acid Distillate
: Palm Kernel Fatty Acid Distillate
: Palm Oil Refiners Association of Malaysia
: Refined Bleached Deodorized Coconut Oil
: Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Olein
: Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Sterein
: Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil
: Refined Bleached Deodorized Palm Oil
: Refined Bleached Deodorized Palm Olein
: Refined Bleached Deodorized Palm Stearin
: Safety Data Sheet
: European Standard
: American Society for Testing and Materials

Persyaratan Teknis
Aspek
Bahan baku:
Lauric Oils
(CPKO, CPKL,
RBDPKO,
RBDPKL, CNO,
RBDCNO,
PKFAD) atau
Palmitic Oils
(CPO, RBDPO,
RBDPS, RBDPOL
PFAD)

Kriteria
1.1. Sumber bahan
baku

Batasan
Terdapat bukti asal
bahan baku

Metode Verifikasi
Periksa bukti asal
bahan baku, baik dari
sumber internal
maupun eksternal

1.2. Spesifikasi
bahan baku

- Market Spec
(FOSFA, NIOP,
MEOMA, PORAM),
dan Spesifikasi
Pembelian
- Parameter utama:
Iodine Value
Moisture and
Impurities
FFA
Lovibond Colour

- Periksa bukti hasil uji


dari laboratorium
terakreditasi ISO
17025. Bagi yang
tidak memiliki
laboratorium yang
terakreditasi, bukti
hasil uji minimal 1
kali setahun oleh
laboratorium
terakreditasi ISO
17025
- Periksa bukti
persetujuan
manajemen untuk
penerimaan bahan
baku di luar
spesifikasi yang
dipersyaratkan (out
of spec)

1.3. Penanganan
bahan baku

Mengikut batasan yang


ditetapkan dalam

- Periksa dokumen
prosedur

6/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

No

Aspek

Kriteria

Batasan
prosedur penanganan
bahan baku

Metode Verifikasi
penanganan bahan
baku (prosedur
penerimaan,
penyimpanan,
pengangkutan dan
pemakaian)
- Periksa dokumen
SDS dan
pelaksanaannya di
lapangan

1.4. Rasio produk


terhadap
pemakaian
bahan baku

Periksa perhitungan
rasio produk terhadap
pemakaian bahan baku
1 tahun terakhir sesuai
dengan lampiran pada
dokumen ini

1.4.1. Fatty Acid


dan
Gliserin

Periksa perhitungan
rasio produk terhadap
pemakaian bahan baku
1 tahun terakhir sesuai
dengan lampiran pada
dokumen ini

1.4.1.1. Bahan
baku dari
Lauric Oils

a. Rasio Fatty
Acid:Oils minimum
93%
b. Refined Gliserin
minimum 11%.

1.4.1.2.Bahan baku
dari
Palmitic Oils

a. Rasio Fatty
Acid:Oils minimum
93%
b. Refined Gliserin
minimum 9%

1.4.2. Methyl
Ester dan
Gliserin
1.4.2.1. Bahan
baku dari
Lauric Oils

a. Rasio Crude Methyl


Ester:Oils minimum
98%
b. Crude Gliserin
(basis 80%)
minimum 15%

Periksa perhitungan
rasio produk terhadap
pemakaian bahan baku
1 tahun terakhir sesuai
dengan lampiran pada
dokumen ini

1.4.2.2.Bahan baku a. Rasio Crude Methyl


dari
Ester:Oils minimum
Palmitic Oils
97%
b. Crude Gliserin
7/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

No

Aspek

Kriteria

Batasan
(basis 80%)
minimum 12%

1.4.3. Fatty
Alcohol

Bahan penolong
(lihat di
Lampiran)

Energi

Metode Verifikasi

Periksa perhitungan
rasio produk terhadap
pemakaian bahan baku
1 tahun terakhir sesuai
dengan lampiran pada
dokumen ini.

1.4.3.1.Bahan baku
dari Fatty
Acid

Rasio Fatty
Alcohol:Fatty Acid
a. Short Chain
minimum 91%
b. Mid Cut minimum
92%
c. Long Chain
minimum 93%

1.4.3.2.Bahan baku
dari Methyl
Ester

Rasio Fatty
Alcohol:Methyl Ester
a. Short Chain
minimum 79%
b. Mid Cut minimum
84%
c. Long Chain
minimum 86%

2.1. Sumber bahan


penolong

Terdapat bukti asal


bahan penolong

- Periksa bukti
dokumen SOP yang
meliputi :
pemesanan,
penerimaan,
penyimpanan,
pengangkutan dan
pemakaian
- Perusahaan industri
menunjukkan bukti
pemasok bahan
penolong

2.2. Spesifikasi
bahan
penolong

Sesuai dengan Market


Spec dan/atau Buying
Spec

Periksa CoA dari


pemasok atau hasil
pengujian laboratorium
internal

2.3. Penanganan
bahan
penolong

Sesuai dengan SDS

Periksa SDS

3.1. Konsumsi
energi
8/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

No

Aspek

Air

Proses produksi

Kriteria
3.1.1. Konsumsi
panas
(Steam dan
Hot Oil)

Batasan
a. Fatty Acid dan
Gliserin: maksimum
2,6 GJ/ton
b. Methyl Ester dan
Gliserin: maksimum
3,1 GJ/ton
c. Fatty Alcohol:
maksimum 3
GJ/ton

Metode Verifikasi
Periksa laporan
perhitungan pemakaian
energi panas spesifik 1
tahun terakhir sesuai
dengan Lampiran pada
dokumen ini

3.1.2. Konsumsi
listrik

a. Fatty Acid dan


gliserin: maksimum
57,5 kWh/ton
b. Methyl Ester dan
gliserin: maksimum
100 kWh/ton
c. Fatty Alcohol:
maksimum 250
kWh/ton

Periksa laporan
perhitungan pemakaian
energi listrik spesifik 1
tahun terakhir sesuai
dengan Lampiran pada
dokumen ini

4.1. Pemakaian air


untuk
menunjang
proses produksi

a. Fatty Acid dan


Gliserin: maksimum
3,1 m3/ton
b. Methyl Ester dan
Gliserin: maksimum
3,6 m3/ton
c. Fatty Alcohol:
maksimum 3,6
m3/ton

Periksa laporan
pemakaian air spesifik 1
tahun terakhir sesuai
dengan Lampiran pada
dokumen ini

4.2. Rasio daur


ulang (recycle,
reuse) air

a. Fatty Acid dan


Gliserin: minimum
17%
b. Methyl Ester dan
Gliserin: minimum
13%
c. Fatty Alcohol:
minimum 14%

Periksa laporan
pemakaian air spesifik 1
tahun terakhir sesuai
dengan Lampiran pada
dokumen ini

Kinerja peralatan
yang dinyatakan
dalam Overall
Equipment
Effectiveness (OEE)

minimum 95%

Periksa kinerja
peralatan/operasional
yang disediakan oleh
perusahaan industri
periode 1 tahun
terakhir sesuai dengan
Lampiran pada
dokumen ini.
Nilai OEE tersebut
terpenuhi pada kondisi

9/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

No

Aspek

Produk

Kriteria

Standar mutu

Batasan

a. Fatty Acid:
National
Formulation, USP
(United States
Pharmacopoeia)
dan/atau sesuai
dengan spesifikasi
dari konsumen

Metode Verifikasi
proses normal/tidak
ada gangguan
kapasitas. Jika ada
gangguan kapasitas
maka nilai OEE dihitung
berdasarkan data-data
kapasitas produksi pada
saat periode penilaian.
Periksa mutu produk
berdasarkan laporan
hasil uji laboratorium
yang terakreditasi,
berdasarkan standar
SNI atau revisinya serta
standar lainnya dan
bandingkan dengan
standar yang diacu

b. Methy Ester:
1. Palm Methyl
Ester
(Biodiesel): EN
14214, ASTM
6751 12, SNI
Biodiesel
(100K/10/DJE/2
016)
2. Palm Kernel
Methyl Ester:
sesuai dengan
spesifikasi dari
konsumen
c. Gliserin: USP
(United States
Pharmacopoeia)
atau EP (European
Pharmacopoeia),
atau JP (Japan
Pharmacopoeia)
d. Fatty Alcohol:
National
Formulation
7

Kemasan

a. Fatty Acid

Cair: stainless steel,


HDPE, flexy bag,
IBC (Intermediate
Bulk Container)

Periksa mutu kemasan


produk berdasarkan
laporan CoC atau CoA

10/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

No

Aspek

Kriteria
-

b. Methyl Ester

Cair: stainless steel,


HDPE, flexy bag,
coated steel, IBC
(Intermediate Bulk
Container)

c. Fatty Alcohol

Limbah

Batasan
Padat (bentuk flake
atau bead):
kantong kertas,
PP/PE bag

Metode Verifikasi

Cair: stainless steel,


HDPE, flexy bag,
coated steel, IBC
(Intermediate Bulk
Container)
Padat (bentuk flake,
bead dan pastiles):
kantong kertas,
PP/PE bag

d. Gliserin

Cair: stainless steel,


HDPE, flexy bag,
coated steel, IBC
(Intermediate Bulk
Container)

Pengelolaan limbah
yang dihasilkan dari
kegiatan industri
oleokimia dasar
meliputi:

Memenuhi baku mutu


lingkungan dan
perijinan sesuai
ketentuan perundangundangan

Periksa baku mutu


lingkungan berdasarkan
hasil uji laboratorium
yang terakreditasi,
serta dokumen
pengelolaan dan/atau
pemantauan limbah
periode 1 tahun
terakhir dan
bandingkan dengan
standar yang diacu

8.1. Pengelolaan
limbah cair

Memiliki IPAL mandiri


atau IPAL pihak lain
(kawasan atau pihak
ketiga yang memiliki
izin)

Periksa keberadaan
IPAL, kondisi
operasional IPAL
(berfungsi atau tidak),
serta bukti kepemilikan
izin pembuangan
limbah cair periode 1
tahun terakhir

11/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

No

Aspek

Emisi GRK

Kriteria
8.2. Pengelolaan
limbah B3

Batasan
Memiliki izin
pengelolaan atau
diserahkan pada pihak
lain yang memiliki izin

Metode Verifikasi
Periksa cara
pengelolaan limbah B3
dan izin pengelolaan
periode 1 tahun
terakhir

8.3. Pengelolaan
limbah padat

Mengacu pada rencana


pengelolaan limbah
padat yang tertuang
dalam dokumen
lingkungan yang telah
disetujui

Periksa cara
pengelolaan limbah
padat dan ketentuan
yang tertuang dalam
dokumen pengelolaan
lingkungan periode 1
tahun terakhir

8.4. Pengelolaan
limbah gas

Mengacu pada rencana


pengelolaan kualitas
udara (udara ambient
dan emisi gas buang)
sebagaimana tertuang
dalam dokumen
lingkungan hidup, dan
memastikan parameter
kualitas udara sesuai
BML

Periksa implementasi
program dan data hasil
pemantauan kualitas
udara (ambient dan
emisi), bandingkan
dengan peraturan yang
berlaku

Emisi CO2 spesifik

Tingkat emisi maksimal


1,36 ton CO2/ton
produk

Periksa hasil
perhitungan emisi CO2,
dan/atau laporan
pengukuran atau
pemantauan emisi GRK
sesuai dengan
Lampiran pada
dokumen ini

12/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

Persyaratan Manajemen

No
1

Aspek
Kebijakan
dan
organisasi

Perencanaan
strategis

Kriteria
1.1. Kebijakan
industri hijau

Batasan
Perusahaan wajib
memiliki kebijakan
tertulis penerapan
industri hijau

Metode Verifikasi
Periksa dokumen kebijakan
penerapan industri hijau yang
ditandatangani oleh pimpinan
puncak

1.2. Organisasi
industri hijau

a. Keberadaan
organisasi dan
tim pelaksana
penerapan
industri hijau di
perusahaan

Periksa dokumen penetapan


organisasi dan tim pelaksana
penerapan industri hijau yang
ditandatangani oleh pimpinan
puncak

b. Program
pelatihan/
peningkatan
kapasitas SDM
tentang industri
hijau

Periksa sertifikat/bukti
pelatihan/peningkatan kapasitas
SDM tentang industri hijau

1.3. Sosialisasi
kebijakan
dan
organisasi
industri hijau

Terdapat kegiatan
sosialisasi
kebijakan dan
organisasi industri
hijau di
perusahaan

Periksa bukti kehadiran atau


dokumentasi atau fotokopi
media sosialisasi tentang
kebijakan dan organisasi industri
hijau di perusahaan

2.1. Tujuan dan


sasaran
industri hijau

Perusahaan
memiliki Rencana
Strategis (Renstra)
dan program
untuk mencapai
tujuan dan
sasaran dari
kebijakan
penerapan industri
hijau

Periksa dokumen tujuan dan


sasaran penerapan industri hijau
di perusahaan

2.2. Perencanaan
strategis dan
program

Perusahaan
memiliki Rencana
Strategis (Renstra)
dan program
untuk mencapai
tujuan dan
sasaran dari
kebijakan
penerapan industri

Periksa dokumen Renstra dan


program yang mencakup:
- Efisiensi penggunaan bahan
baku
- Efisiensi penggunaan energi
- Efisiensi penggunaan air
- Konservasi energi
- Konservasi air
- Pengurangan emisi GRK

13/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

No

Aspek

Kriteria

Batasan
hijau

Metode Verifikasi
- Pengurangan limbah (B3 dan
Non B3)
- Jadwal pelaksanaan,
penanggung jawab, dan
alokasi dana
Dokumen Renstra dan program
ditandatangani oleh pimpinan
puncak

Pelaksanaan
dan
pemantauan

Tinjauan
manajemen

3.1. Pelaksanaan
program

Program
dilaksanakan
sesuai dengan
jadwal dan
dilaporkan secara
berkala kepada
manajemen serta
mendapatkan
persetujuan dari
manajemen
puncak

Periksa bukti pelaksanaan


program:
- Dokumentasi pelaksanaan
program
Efisiensi penggunaan bahan
baku
Efisiensi penggunaan energi
Efisiensi penggunaan air
Konservasi energi
Konservasi air
Pengurangan emisi GRK
Pengurangan limbah (B3
dan Non B3)
- Dokumentasi realisasi alokasi
anggaran untuk pelaksanaan
program yang telah
direncanakan
- Bukti persetujuan pelaksanaan
program dari manajemen
puncak

3.2. Pemantauan
program

Pemantauan
program
dilaksanakan
secara berkala dan
hasilnya
dilaporkan sebagai
bahan tinjauan
manajemen
puncak dan
masukan dalam
melakukan
perbaikan
berkelanjutan

Periksa laporan hasil


pemantauan program dan bukti
pendukung baik yang dilakukan
secara internal maupun
eksternal

Perusahaan
melakukan
tinjauan
manajemen secara

Periksa bukti hasil pelaksanaan


tinjauan manajemen secara
berkala (minimal setahun sekali)

4.1. Pelaksanaan
tinjauan
manajemen

Laporan yang dilakukan secara


internal, divalidasi oleh
manajemen puncak

14/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

No

Aspek

Kriteria

4.2. Konsistensi
perusahaan
terhadap
pemenuhan
persyaratan
teknis dan
persyaratan
manajemen
sesuai
Standar
Industri Hijau
(SIH) yang
berlaku

Batasan
berkala
Perusahaan
menggunakan
laporan hasil
pemantauan, atau
hasil review, atau
hasil audit, atau
hasil tinjauan
manajemen
sebagai
pertimbangan
dalam upaya
perbaikan dan
peningkatan
kinerja industri
hijau secara
konsisten dan
berkelanjutan

Metode Verifikasi

Periksa bukti tindak lanjut


perusahaan berupa pelaksanaan
perbaikan atau peningkatan
kinerja standar industri hijau
Dokumen pelaksanaan tindak
lanjut ditandatangani oleh
pimpinan puncak

15/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

SIH 20115.1:2016

Bibliografi

Undang - Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian


Undang - Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
Undang - Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi
Kementerian Lingkungan Hidup, Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi GRK Proses
Industri, dan Penggunaan Produk
Kementerian Perindustrian, Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, 2012
SNI ISO 9001: Sistem Manajemen Mutu Persyaratan atau revisinya
SNI ISO 14001 : Sistem Manajemen Lingkungan Persyaratan dan Panduan Penggunaan
atau revisinya
SNI ISO 50001: Sistem Manajemen Energi atau revisinya

Diagram Alir

Gambar 1. Pohon Industri Oleokimia dan Diagram Blok Proses

16/16 | S I H I n d u s t r i O l e o k i m i a D a s a r
Bersumber Dari Minyak Nabati

You might also like