Professional Documents
Culture Documents
: Febry Christoper
NIM
: 41116110081
Jurusan
: Teknik Sipil
1.
Pendahuluan
Pengadaan/Pelelangan bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan
pelaksanaan pada pekerjaan kontruksi atau juga bisa mencari sub kontraktor dari pekerjaan yang
dapat di sub kan myang artinya tidak semua pelaksanaan konstruksi tidak dapat dilakukan kontraktor
utama. Berikut adalah flowchart dari pelaksanaan pengadaan/pelelangan :
2.
2. Surat Penunjukan (Letter of Acceptance) : berarti surat penunjukan resmi, ditandatangani oleh
Pengguna Jasa, berdasarkan Surat Penawaran, termasuk memorandum tambahan yang disetujui
dan ditandatangani oleh kedua belah Pihak.
3. Surat Penawaran (Letter of Tender) : dokumen yang merupakan surat penawaran yang
dilengkapi oleh Kontraktor dan berisi penawaran pekerjaan yang ditandatangani dan ditujukan
kepada Pengguna Jasa.
4. Persyaratan (Conditions)
5. Spesifikasi (Specifications) : dokumen yang berisi spesifikasi, sebagaimana termasuk dalam
Kontrak, berikut semua tambahan serta perubahan terhadap spesifikasi sesuai dengan Kontrak.
Dokumen ini memuat detail Pekerjaan.
6. Gambar-Gambar (Drawings) : gambar-gambar Pekerjaan, sebagaimana terdapat di dalam
Kontrak, berikut semua tambahan serta perubahan gambar yang diterbitkan oleh (atau atas
nama) Pengguna Jasa sesuai dengan Kontrak.
7. Jadwal/Daftar (Schedules) : dokumen berisi jadwal dan daftar, dilengkapi oleh Kontraktor dan
disampaikan dengan Surat Penawaran, sebagaimana terdapat di dalam Kontrak.
8. Dokumen-dokumen lebih lanjut (bila ada) yang terdaftar di dalam Perjanian Kontrak atau dalam
Surat Penunjukan.
Didalam perjanjian kontrak terdapat perjanjian tertulis antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana swakelola. PPK adalah pejabat yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
3.
Macam-Macam Kontrak
Macam macam jenis kontrak dapat dilihat pada gambar berikut :
Kontrak Lump Sum : Kontrak ini menyatakan bahwa kontraktor akan melaksanakan proyek
sesuai dengan rancangan biaya tertentu. Jika terjadi perubahan dalam kontrak, perlu
dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk menetapkan besarnya pembayaran
(tambah atau kurang) yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan tersebut.
Kontrak Harga Satuan : Dalam menggunakan kontrak jenis ini, kontraktor hanya
menentukan harga satuan pekerjaan. Kontraktor perlu memperhitungkan semua biaya yang
mungkin dikeluarkan pada item penawarannya, seperti biaya overhead dan keuntungan.
Kontrak Tahun Tunggal merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana
anggaran selama masa 1 (satu) Tahun Anggaran.
Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih
dari 1 (satu) Tahun Anggaran atas beban anggaran, yang dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan.
c. Sumber Pendanaan
-
Kontrak Pengadaan Tunggal : merupakan Kontrak yang dibuat oleh 1 (satu) PPK dengan 1
(satu) Penyedia Barang/Jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu
tertentu.
Kontrak Pengadaan Bersama : merupakan Kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu)
Penyedia Barang/Jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing PPK yang menandatangani Kontrak. Kontrak Pengadaan Bersama
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan maupun anggaran, contohnya
adalah pengadaan ATK, obat, peralatan kantor, komputer.
b. Pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/Satuan Kerja yang didasarkan pada hasil
penilaian/pengukuran bersama terhadap volume/kuantitas pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa secara nyata.
c. Pengadaan Barang/Jasa dengan Kontrak Payung antara lain dilakukan untuk pengadaan
alat tulis kantor (ATK), pekerjaan pengadaan kendaraan dinas, jasa boga, jasa layanan
perjalanan (travel agent) dan pekerjaan/jasa lain yang sejenis.
d. Jenis Pekerjaan
-
Fixed Lum Sum Price : Suatu kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak tidak boleh diukur ulang.
Unit Price : Kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak hanya
merupakan perkiraan dan akan diukur ulang untuk menentukan volume pekerjaan yang
benar benar dilaksanakan.
Biaya Tanpa Jasa : Bentuk kontrak dimana penyedia jasa hanya dibayar biaya pekerjaan
yang dilaksanakan tanpa mendapatkan imbalan jasa.
Biaya Ditambah Jasa : Kontrak dimana penyedia jasa dibayar seluruh biaya untuk
melaksanakan pekerjaan, ditambah jasa yang biasanya dalam bentuk persentase dari biaya
(misal 10%).
Biaya Ditambah Jasa Pasti : Pada dasarnya sama dengan kontrak CPF, perbedaannya pada
jumlah imbalan (fee) untuk penyedia jasa. Dalam kontrak CPF besarnya imbalan/jasa
Penyedia Jasa bervariasi tergantung dari besarnya biaya. Sedangkan dalam kontrak CPFF
jumlah imbalan/jasa penyedia jasa sudah ditetapkan sejak awal dalam jumlah yang pasti
dan tetap (fixed fee) walaupun biaya berubah.
Penyedia Jasa harus mendanai terlebih dahulu seluruh pekerjaan sesuai kontrak. Setelah
pekerjaan selesai 100% dan diterima baik oleh Pengguna Jasa maka Penyedia Jasa
mendapatkan pembayaran sekaligus
Dapat pula Pengguna Jasa membayar 95% dari nilai kontrak karena yang 5% ditahan
(retention money) selama masa tanggungan jawab atas cacat atau pembayaran penuh 100%,
tapi Penyedia Jasa harus memberikan jaminan untuk masa tanggung jawab atas cacat dan
lain hal sesuai kontrak.
Rancang Bangun.
Penyedia Jasa memiliki tugas membuat suatu perencanaan proyek yang lengkap dan
sekaligus melaksanakannya dalam satu kontrak konstruksi.
Kontrak ini merupakan bentuk kontrak rancang bangun. Bila design build/turnkey
dimaksudkan
untuk
pekerjaan
konstruksi
sipil/bangunan
gedung,
sedangkan
EPC
BOT/BLT : Merupakan pola kerja sama antara Pemilih Lahan yang akan menjadikan lahan
tersebut menjadi satu fasilitas , misalnya untuk jalan tol, perdagangan dan lain-lain.
a. B (Build) = kegiatan dilakukan oleh investor dimulai dari membangun fasilitas sesuai
kehendak pemilik lahan/tanah.
b. O (Operate) = setelah pembangunan fasilitas selesai, investor diberi hak untuk
mengelola dan memungut hasil dari fasilitas tersebut selama kurun waktu tertentu.
c. T (Transfer) = setelah masa pengoperasian/konsesai selesai, fasilitas tadi dikembalikan
kepada pengguna jasa.
d. Setelah fasilitas dibangun selesai (Built); pemilik fasilitas seolah menyewa fasilitas yang
baru dibangun untuk suatu kurun waktu (lease) kepada investor untuk dipakai sebagai
angsuran dari investasi yang sudah ditanam atau fasilitas tersebut dapat pula disewakan
kepada pihak lain; setelah masa sewa berakhir, fasilitas dikembalikan kepada pemilik
fasilitas (Transfer).
5. Swakelola
Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri.
Contohnya suatu instansi pemerintah melaksanakan suatu pekerjaan dengan mempekerjakan
sekumpulan orang dalam instansi itu sendiri, yang memberi perintah, yang mengawasi, dan yang
mengerjakan adalah orang orang dari satu instansi yang sama.
Kontrak proyek infrastruktur dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
1. Build Operate Transfer (BOT)
2. Build Transfer Operate (BTO)
3. Build Own Operate (BOO)
Dari ketiga jenis kontrak konsesi proyek diatas, yang biasa digunakan adalah kontrak BOT, dimana
kontrak ini mempunyai karakteristik yang sesuai dengan proyek infrastruktur. Dengan kontrak BOT
merupakan jalan keluar terbaik dalam memecahkan masalah penyediaan dana yang besar serta
masalah proyek yang memerlukan teknologi baru baik dalam desain maupun pengoperasian.
6.
Perubahan Kontrak
Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.
Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan: tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari
harga yang tercantum dalam perjanjian / Kontrak awal; dan tersedianya anggaran.
e.
f.
Keadaan Kahar
Penyelesaian Perselisihan
a. Perselisihan dapat dilakukan dengan cara mufakat atau musyawarah.
b. Apabila mufakat atau musyawarah tidak menemui titik temu maka dapat melalui Arbitrase
sesuai dengan undang-undang.
j.
c. Apabila terdapat kekurangan dalam hasil pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki
dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam Kontrak.
d. Pekerjaan yang telah 100% selesai sesuai kontrak diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan 100% tersebut.
e. Khusus Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya:
-
masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan,
sedangkan untuk pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan; dan
f.
Khusus Pengadaan Barang, masa garansi diberlakukan sesuai kesepakatan para pihak dalam
Kontrak.
g. Penyedia Barang/Jasa menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan pada saat
proses serah terima akhir (Final Hand Over).
h. Penyedia Barang/Jasa yang tidak menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan
dimasukkan dalam Daftar Hitam.