Sesuai dengan perkembangannya, ada tiga konsep untuk
menjelaskan reaksi oksidasi reduksi (redoks). Konsep
tersebut adalah sebagai berikut: Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen. Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron. Konsep redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Berikut penjelasan sederhana untuk ketiga konsep reaksi oksidasi reduksi (redoks) di atas.
1. Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan
oksigen. Berdasarkan konsep pertama: a. Oksidasi adalah peristiwa pengikatan oksigen Adapun contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut: 1) Perkaratan logam besi Reaksi perkaratan logam besi: 4Fe(s) + 3O2(g) > 2Fe2O3(s) [karat besi] 2) Pembakaran bahan bakar (misalnya gas metana, minyak tanah, LPG, solar) Reaksi pembakaran gas metana (CH4): akan menghasilkan
gas karbon dioksida dan uap air.
CH4(g) + O2(g) > CO2(g) + 2H2O(g) 3) Oksidasi glukosa (C6H12O6) dalam tubuh (respirasi). Di dalam tubuh, glukosa di pecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti carbon dioksida dan air. C6H12O6(aq) + 6O2(g) > 6CO2(g) + 6H2O(l) 4) Oksidasi tembaga Cu, belarang S, dan belerang dioksida SO2: Cu(s) + O2(g) > CuO(s) S(s) + O2(g) > SO2(g) SO2(g) + O2(g) > SO3(g) 5) Buah apel maupun pisang setelah dikupas akan berubah warna menjadi kecoklatan 6) Minyak makan yang disimpan terlalu lama dan dalam kondisi terbuka akan menyebabkan bau tengik hasil dari pengikatan oksigen (teroksidasi) 7) Menurut Anda, contoh apa lagi yang terkait dengan peristiwa oksidasi berdasarkan konsep pertama? Silakan tambahkan di sini !!
Zat yang mengikat oksigen kita sebut sebagai
reduktor/pereduksi. Berdasarkan contoh-contoh reaksi oksidasi di atas, maka reduktor untuk reaksi: 1) Besi Fe; 2) Metana CH4; 3) Glukosa C6H12O6; 4) Cu, S, SO2 b. Reduksi adalah peristiwa pelepasan oksigen (kebalikan dari reaksi oksidasi) Adapun contoh yang terkait dengan reaksi reduksi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut: 1) Reduksi mineral hematit F2O3 oleh karbon monoksida CO F2O3(s) + CO(g) > 2Fe(s) + CO2(g) 2) Reduksi kromium(III) oksida Cr2O3 oleh aluminium Al Cr2O3(s) + 2Al(s) > 2Cr(s) + Al2O3(s)
3) Reduksi tembaga(II) oksida CuO oleh gas hidrogen H2
CuO(s) + H2(g) > Cu(s) + H2O(g) 4) Reduksi SO3, KClO3, dan KNO3: SO3(g) > SO2(g) + O2(g) 3KClO3(s) > 2KCl(s) + 3O2(g) 2KNO3(aq) > 2KNO2(aq) + O2(g) Zat yang melepas oksigen kita sebut sebagai oksidator/pengoksidasi. Berdasarkan contoh-contoh reaksi reduksi di atas, maka oksidator untuk reaksi: 1) Hematit Fe2O3; 2) Kromium(III) oksida Cr2O3; 3) Tembaga(II) oksida CuO; 4) SO3, KClO3, KNO3. 2. Konsep redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron. Pelepasan dan penerimaan elektron terjadi secara simultan, artinya jika suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang menyerapnya. Hal ini berlaku untuk ikatan kimia. Silakan Anda hubungkan dengan materi ikatan kimia kelas X semeser I. Berdasarkan konsep yang kedua: a. Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron b. Reduksi adalah penerimaan elektron
Adapun contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi dan
reduksi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut: 1) Reaksi natrium dengan clorin membentuk natrium klorida NaCl Oksidasi : Na > Na+ + e [melapas 1 elektron] Reduksi : Cl + e > Cl- [menerima 1 elektron] Na + Cl > Na+ + Cl- > NaCl 2) Reaksi kalsium dengan belerang membentuk calsium sulfida Oksidasi : Ca > Ca2+ + 2e [melepas 2 elektron] Reduksi : S + 2e > S2- [menerima 2 elektron] Ca + S > Ca2+ + S2- > CaS Zat yang melepas elektron (oksidasi) disebut reduktor, sedangkan zat yang menerima elektron (reduksi) disebut oksidator. 3. Konsep redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Dalam berbagai kasus reaksi oksidasi yang kompleks, sulit untuk menentukan spesi mana yang mengalami oksidasi dan reduksi. Contoh reaksi berikut:
2KMnO4 + 3H2SO4 + H2C2O4 > K2SO4 + 2MnSO4 +
2CO2 + 4H2O Dapatkah Anda menyebutkan spesi mana yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka digunakan konsep reaksi oksidasi reduksi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks). Berdasarkan konsep yang ketiga a. Oksidasi adalah pertambahan biloks b. Reduksi adalah penurunan biloks Pengertian Bilangan Oksidasi atau biloks B.O suatu unsur dalam senyawa sama dengan jumlah elektron yang telah dilepaskan ataupun ditangkap / diikat oleh atom unsur pada pembentukan suatu senyawa. Biloks juga bisa dijelaskan sebagai muatan yang dimiliki suatu unsur dalam suatu ikatan dengan unsur lain. Biloks ada 2, biloks positif = jumlah elektron suatu unsur yang dilepas sedangkan biloks negatif = jumlah elektron yang ditangkap atau terima oleh suatu unsur lain. Aturan dalam Menentukan B.O
1. Semua unsur bebas atau unsur yang tidak berikatan
dengan unsur lain seperti contohnya H2, O2, Cl2, K, Fe dan lain-lain maka biloksnya adalah 0 2. Ion memiliki biloks sama dengan jumlah muatannya, contoh : b.o Cl- = -1 ; Li+ = +1 ; PO43- = -3 ; SO42- = -2 3. Dalam senyawanya : Fluorin atau F, Klor, Brom dan semua unsur yang terletak di golongan VIIA atau halogen yang merupakan unsur paling elektronegatif, Bilangan Oksidasi = -1, sedangkan golongan VIA (S dan O) = -2 Bilangan oksidasi O = -2 kecuali senyawa F2O, O = +2. Pada senyawa H2O2 dan BaO2, O = -1. Pada senyawa KO2, O = -1/2 Bilangan oksidasi H = +1, kecuali dalam senyawa NaH dan KH, H = -1 Biloks golongan alkali atau IA = +1 Bilangan oksidasi alkali tanah IIA = +2 Pengertian Reaksi Otoredoks atau Disproporsionasi Pada waktu pelajaran, mungkin kalian akan mendengar reaksi otoredoks atau disproporsionasi. Apa itu reaksi otoredoks atau reaksi disproporsionasi itu? Reaksi otoredoks atau reaksi
disproporsionasi adalah suatu zat mengalami reduksi dan
Terlihat diatas, Cl2 (BO = 0) kemudian mengalami oksidasi
membentuk NaClO (Biloks = +1), dan mengalami reduksi membentuk NaCl (Biloks = -1). Itulah yang dinamakan reaksi otoredoks atau reaksi disproporsionasi, dimana Cl2 mengalami 2 reaksi sekaligus. Selamat belajar Bilangan Oksidasi atau Redoks