You are on page 1of 22

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah P.

Industri
Petrokimia & Oleokimia

FATTY ALCOHOL

OLEH
KELOMPOK 3
YERI FIRNANDA

DEVITA ULFASARI (1007113721)


FERI WIBOWO

(1007121772)

FARHIZ LAGAN

(1007135536)

RANUM ANGGUN SARI (1007135477)


WIDYA DWI FIRMAN

(10071

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Fatty Alcohol
ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Pengantar Industri Petrokimia dan Oleokimia yang mana
telah banyak memberikan arahan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik, demikian juga kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini .
Penyusun menyadari dalam menulis makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
penulisan makalah ini.

Pekanbaru, Maret 2012


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Metode Penulisan

PEMBAHASAN
2.1 Alkohol Lemak

2.2 Metode Pembuatan Alkohol Lemak

2.3 Aplikasi Alkohol Lemak

20

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

22

DAFTAR PUSTAKA

23

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkohol lemak (RCH2OH) merupakan suatu dasar utama oleokimia yang
memiliki laju pertumbuhan yang telah membantu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kemajuan standar hidup masyarakat banyak. Alcohol lemak terus
meningkat sebagai bahan baku surfaktan karena sifatnya yang dapat diurai dan dapat
diperbaharui. Permintaan dunia akan alcohol lemak meningkat 4% tiap tahun, pada
tahun 2000 saja mencapai 1.500.000 MT(2).
Alkohol lemak dapat diproduksi dari minyak bahan alami, atau sintetis dari
petrokimia. Persediaan alcohol lemak dunia sekarang ini dapat dibagi menjadi alami
dan buatan. Perbandingan penggunaan alami : sintetik bervariasi di masing-masing
negara. Sebagai contoh, pada tahun 1995 di Amerika Utara memiliki perbandingan 30
: 70, Eropa Barat 52,5 : 47,5, Jepang 86 : 14 (2) dan diharapkan perbandingan ini
setiap tahun akan lebih berimbang. Karena hal ini dapat meningkatkan persediaan dan
stabilitas harga dari minyak lauric. Sumber utama dari minyak lauric terdapat di
daerah Asia bagian Tenggara.
Hal mendasar yang melatar belakang di buatnya makalah ini adalah agar dapat
menambah pengetahuan tentang hal hal yang berkaitan dengan Alkohol Lemak,
tahap-tahap prosesnya, kondisi operasinya, dan lain- lain.
1.2 Tujuan Penulisan
Selain dilatarbelakangi tujuan agar dapat menambah pengetahuan pembaca atau
mahasiwa/i yaitu untuk memenuhi Tugas Makalah Kelompok yang diberikan oleh
Dosen Mata Kuliah Pengilangan Industri Petro dan Oleokimia.
1.3 Metode Penulisan
Metoda yang digunakan dalam menyelesaikan makalah ini adalah dengan cara
mencari informasi dan data-data dari buku dan lewat jalur internet.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alkohol Lemak
Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan
dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam
lemak dan fatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam
jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan
pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar. Karena
sifat amphiphatic mereka, fatty alkohol berkelakuan seperti nonionic surfaktan. Fatty
alkohol dapat digunakan sebagai emulsifier, emollients, dan thickeners dalam industri
kosmetik dan makanan.
Contoh fatty alkohol :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Capryl alkohol (1-octanol) -- 8 carbon atoms


Pelargonic alkohol (1-nonanol) -- 9 carbon atoms
Capric alkohol (1-decanol, decyl alkohol) -- 10 carbon atoms
1-dodecanol (lauryl alkohol) -- 12 carbon atoms
Myristyl alkohol (1-tetradecanol) -- 14 carbon atoms
Cetyl alkohol (1-hexadecanol) -- 16 carbon atoms
Palmitoleyl alkohol (cis-9-hexadecan-1-ol) -- 16 carbon atoms, unsaturated,

CH3(CH2)5CH=CH(CH2)8OH
8. Stearyl alkohol (1-octadecanol) -- 18 carbon atoms
9. Isostearyl alkohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 carbon atoms, branched,
(CH3)2CH-(CH2)15OH
10. Elaidyl alkohol (9E-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)8OH
11. Oleyl alkohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms, unsaturated
12. Linoleyl alkohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
13. Elaidolinoleyl alkohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
14. Linolenyl alkohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon atoms,
polyunsaturated
5

15. Elaidolinolenyl alkohol (9E, 12E, 15-E-octadecatrien-1-ol) -- 18 carbon


atoms,
polyunsaturated
16. Ricinoleyl alkohol (12-hydroxy-9-octadecen-1-ol) -- 18 carbon atoms,
unsaturated,
diol, CH3(CH2)5CH(OH)CH2CH=CH(CH2)8OH99
17. Arachidyl alkohol (1-eicosanol) -- 20 carbon atoms
18. Behenyl alkohol (1-docosanol) -- 22 carbon atoms
19. Erucyl alkohol (cis-13-docosen-1-ol) -- 22 carbon atoms, unsaturated,
CH3(CH2)7CH=CH(CH2)12OH
20. Lignoceryl alkohol (1-tetracosanol) -- 24 carbon atoms
21. Ceryl alkohol (1-hexacosanol) -- 26 carbon atoms
22. Montanyl alkohol, cluytyl alkohol (1-octacosanol) -- 28 carbon atoms
23. Myricyl alkohol, melissyl alkohol (1-triacontanol) -- 30 carbon atoms
24. Geddyl alkohol (1-tetratriacontanol) -- 34 carbon atoms

Tabel 2.1 Karakteristik Fatty alcohol

Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dari Minyak Kelapa (CO) dan Minyak Inti
Sawit (PKO)

Sumber: Gervajio,2005
2.1.1 Jenis Alkohol Lemak
Alkohol lemak, berdasarkan sumber terbentuknya, terbagi menjadi 2 macam,
yaitu :
1. Alkohol Lemak Alami (Natural Fatty Alcohol)
Alkohol lemak alami berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui yang
terdapat di alam.. proses pembuatan alkohol lemak dari minyak alami bisa melalui
rute pembuatan metil ester atau dari asam lemak. Kedua metode ini merupakan dua
metode yang paling banyak digunakan dalam industri alkohol lemak. Contoh :
Lemak, minyak dan lilin dari tumbuhan dan hewan, seril sesoat dalam lilin erna dan
mirisil palmit dalam lilin lebah.
2. Alkohol Lemak Sintetis dari Petroleum
Alkohol lemak dari bahan baku petroleum sudah dibahas pada mata kuliah
Proses Industri Petro dan Oleokimia bagian petrokimia, namun disini akan dijelaskan
sekilas sebagai bahan perbandingan.

2.2

Metode Pembuatan Alkohol Lemak


Untuk menmproduksi Alkohol Lemak dapat menggunakan beberapa metode

berikut :
1. Hidrolisis lilin ester menggunakan lemak hewani
2. Proses reduksi sodium mennggunakan lemak dan minyak
3. Proses Ziegler menggunakan etilen
4. Proses oxo menggunakan hydrogenation olefin
5. Katalitik hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari lemak dan minyak
6. Hidrogenasi lansung lemak dan minyak
7. Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi
Deskripsi tentang metoda pertama dijelaskan sebagai acuan historis awal mula
proses produksi alkohol lemak di dunia. Deskripsi tentang metoda kedua dam metoda
keenam dijelaskan sebagai metode perkembangan dari metode yang pertama. Metoda
ketiga dan keempat menggunakan bahan baku yang berasal dari petrokimia dan akan
dijelaskan

sekilas

sebagai

bahan

perbandingan

saja

dalam

makalah

ini.

Bagaimanapun, harus diketahui bahwa kira-kira 50% persediaan alkohol lemak dunia
di produksi melalui dua cara ini.
2.2.1 Hidrolisis dari lilin ester
Alkohol lemak pertama kali diperoleh dari hidrolisis lilin ester yang berasal dari
binatang, terutama spermaceti dari sperma ikan paus. Namun sejak adanya peraturan
tentang larangan perburuan atas ikan paus, sumber dan metode ini tidak lagi
digunakan.
Lilin spermaceti dipisahkan dengan cara pemanasan menggunakan NaOH pekat
diatas 3000C, lalu alkohol didistilasi dari sabun dan air yang terbentuk. Hasil Sulingan
(distilat) mengandung alcohol tak jenuh C16-C20. Untuk mencegah terjadinya autooksidasi, distilat ini dikeraskan dengan hidrogenasi katalitik.. Alkohol yang diperoleh
mencapai yield 35 %. Produk utama terdiri dari : cetyl, oceyl, dan alcohol arachidyl.
2.2.2 Proses reduksi sodium
8

Pada tahun 1909, Beauvault dan Blanc menemukan proses reduksi sodium
untuk memproduksi alcohol lemak dari kelapa ester. Pabrik alcohol lemak yang
dibentuk pada tahun 1930an menggunakan proses ini. Sedangkan proses dasarnya
relative sederhana, sebenarnya operasi pabrik banyak menangani produk dan reaktan
yang kompleks.
Larutan sodium didispersikan dalam pelarut inert lalu ditambahkan ester kering
dan alcohol dengan hati-hati. Saat reaksinya komplit , oksida nya dipecahdengan
pengadukan dalam air, kemudian alkoholnya dicuci dan didistilasi.
Penambahan Alkohol R (sebaiknya alcohol sekunder), bertindak sebagai donor
hydrogen. Karena adanya reaksi samping , pemakaian sodium bias jadi di atas 20 %
dari kebutuhan stoikiometri. Reduksi berjalan selektif tanpa pembuatan hidrokarbon
dari isomerisasi atau hidrogenasi ikatan rangkap.
2.2.3 Proses zieglar menggunakan etilen
Alkohol lemak dari proses ini mempunyai struktur yang sama dengan alcohol
lemak alami. Proses ini dibagi dalam dua proses yaitu proses Alfol dan proses Epal.
A. Proses Alfol.
Hidrokarbon digunakan sebagai pelarut, proses ini melalui lima tahap yaitu :
1). Hidrogenasi
2 Al(CH2CH3)3 + Al + 1,5 H2 3 Hal(CH2CH3)3
2). Etilasi
3 HAl(CH2CH3)3 + 3 CH2=CH2 3 Al(CH2CH3)3
2/3 dari hasil proses ini di recycle lagi ke proses hidrogenasi dan sisanya lansung
masuk ke reaksi perkembangan
3). Reaksi perkembangan (growth Reaction)
4). Oksidasi
5). Hidrolisa
B. Proses Epal
9

Proses ini mempunyai langkah-langkah yang hampir sama dengan proses alfol.
Fleksibilitas Proses ini lebih besar dibandingkan dengan prose alfol.
Alkohol dan - olefin yang terbentuk bisa dipasarkan. Namun modal dan biaya
yang dibutuhkan juga lebih besar, karena membutuhkan proses control yang lebih
kompleks dan penambahan olefin dan alcohol rantai bercabang.
2.2.4 Proses oxo menggunakan olefin
Proses oxo (hidroformilasi) terdiri dari reaksi antara olefin dengan campuran
gas H2-CO dan katalis yang cocok..
Reaksi ini ditemukan oleh O.Roelen pada tahun 1938.
CH3
2R CH=CH2 + 2CO + 2H2 R-CH2CH2-CHO + R-CH2OH
Yield - olefin diperkirakan

sama dengan jumlah aldehid rantai lurus dan

bercabangnya. Proses oxo dapat dilakukan dengan tiga cara berikut :


o Proses klasik dengan menggunakan katalis HCO(CO)4
o Proses Shell berdasarkan kompleks kobalt karbonil phosphine
o Proses menggunakan Katalis Rhodium
Langkah- langkah pada proses klasik yaitu reaksi oxo , pemisahan katalis dan
regenerasi , hidrogenasi aldehid dan distilasi alcohol.
Proses antara ketiga proses tersebut dapat dilihat pada table berikut ini :
Perbandingan
Katalis

Konsentrasi

Klasik
Cobalt Carbonil

0,1 1,0

katalis
10

Proses OXO
Shell
Cobalt Carbonil

Unio Carbide
Rhodium

Phosphine

Carbonil

Complex

Phospine

0,5

complex
0,001 - 0,1

CO2 : H2
1,1 1,2
1,2 2,5
Excess hidrogen
Temperatur (0C)
150 180
170 210
100 - 120
Tekanan (MPa)
20 30
5 10
2-4
LHSV
0,5 1,0
0,1 1,2
0,1 0,25
Produk Primer
Aldehid
Alkohol
aldehid
Linearitas (%)
40 50
80 85
90
Pada proses shell, alcohol diperoleh lansung karena bagusnya aktifitas katalis
sehingga tahap hidrogenasi aldehid tidak di perlukan lagi, kelemahan proses ini
adalah, adanya olefin yang hilang dari proses.
Sedangkan proses yang menggunakan katalis Rhodium dapat dilakukan pada P
dan T yang rendah, karena tingginya aktifitas katalis . Kelemahannya adalah
memerlukan biaya yang tinggi karena mahalnya harga Rhodium.

2.2.5

Hidrogenasi Langsung dari Minyak dan Lemak


Proses pembuatan alkohol lemak dari minyak alami dapat diperoleh dari metil

ester atau asam lemak. Kedua metode ini memiliki persamaan dan sangat kompetitif
dibandingkan dengan metode lainnya. Secara umum proses pembutan alkohol lemak
secara langsung dari minyak dan lemak dapat dilihat pada gambar.

11

Gambar 2.1 Rute pembentukan Alkohol Lemak dari minyak dan lemak
Proses hidrogenasi langsung mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya :
1. Menghasilkan produk samping bernilai tinggi gliserin yang justru mengalami
proses hidrogenasi lanjut menghasilkan propilen glikol yang bernilai rendah.
2. Komsumsi gas hidrogen yang cukup tinggi
3. Penggunaan katalis dalam jumlah besar
2.2.6 Hidrogenasi Katalitik dari Asam Lemak dan Metil Ester

Fatty alcohol diperoleh dengan cara hidrogenasi metil ester atau asam lemak.
Katalis, CuCr

R-COOCH3 + 2H2
Metil ester

Hidrogen

RCOOH +2H2
Asam lemak Hidrogen

R-CH2OH + CH3OH

Alkohol lemak
Katalis, CuCr

Metanol

RCH2OH + H2O

Alkohol lemak Air

Hidrogenasi langsung asam lemak tidak digunakan dalam skala industri besar karena
kebutuhan temperature reaksi yang lebih tinggi menghasilkan yield yang lebih rendah
dan karena dapat merusak katalis. Secara konvensional, asam lemak dikonversi
terlebih dahulu menjadi ester sebelum dihidrogenasi.
Dalam proses pembuatan fatty alcohol banyak dilakukan dengan bahan dasar
metil ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase fatty alcohol lebih tinggi.
Dalam reaksi hidrogenasi dapat terbentuk.
RCH2COCOH + 2H2 ----------------> RCH2CH2OH + CH3OH
RCH2COOH + RCH2CH2OH ------> RCH2COOCH2CH2R + CH3OH
RCH2COOCH2CH2R + H2 --------> 2 RCH2OH
Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehydratasi
RCH2CH2OH ----------> RHC=CH2`
RCH=CH2 + H2 ---------> RCH2CH3 (parafin)
Fatty alcohol dengan bahan baku metil ester atau fatty acids
- proses ini menghendaki kelebihan H2 400 kali dari teoritis
12

- kelebihan hidrogen untuk mempertahankan lapisan tipis katalis sebagai jaminan


reaksi esterifikasi dengan fatty acids
- suhu reaksi 230 280oC
- tekanan reaktor 200 300 bar
- katalis copper-cromite dengan sirkulasi gas hidrogen panas
- konversi dapat mencapai 91%.

Gambar 2.2 Skema Pembuatan Fatty alcohol Dari Metil Ester


2.2.7

Proses Hidrogenasi pada Tekanan Tinggi


Proses hidrogenasi dengan tekanan tinggi ini terbagi 2 metode yaitu

suspension process dan fixed bed process:


A.

Suspension Process

13

Gambar 2.3 Hidrogenasi Tekanan Tinggi Asam Lemak Metil Ester Proses
Suspensi
Proses:

Bahan baku yang digunakan adalah asam lemak dengan hidrogen

Katalis yang digunakan berbentuk slurry

Kondisi operasi proses ini dalah pada tekanan 25.000-30.000 kPa dan
temperatur 250-300 0C.

Reaksi yang terjadi:


RCOOH

Asam lemak

2 H2
Hidrogen

RCH2OH

Alkohol lemak

H2O ( dengan katalis CuCr )


Air

Reaksinya merupakan reaksi eksotermis, sehingga pada proses ini diperlukan


kontrol temperatur sehingga mencegah terjadinya pembentukan hidrokarbon
yang tidak diinginkan.

Hidrogenasi terjadi di dalam reaktor suhu tinggi di mana bahan dipanaskan


terlebih dahulu.

Panas dari sisa campuran produk reaktor diperoleh dengan resikulasi gas
hidrogen pada alat penukar panas setelah satu produk dipisahkan dengan dua
tingkat pendinginan ekspansi.
14

Pada fase gas ( yang mengandung gas hidrogen, uap alkohol dalam jumlah
kecil dan reaksi air) dipisahkan dari alkohol cair pada hot separator ( pemisah
panas)

Campuran didinginkan lebih lanjut di separator pendingin, dimana uap


alkohol dan air hasil reaksi dikondensi dan dipisahkan. Kelebihan gas
hidrogen direcycle.

Alkohol cair yang berasal dari separator panas dipompakan ke flashdrum


dimana hidrogen dilarutkan direcycle dengan meningkatkan gas hidrogen.

Katalis dipisahkan dari alkohol lemak kasar dengan menggunakan pemisah


aktivitas dan resikulasi dengan alkohol lemak.

Ukuran fase clear dari pemisah sentrifugal adalah passed through yaitu
penyaring halus untuk memindahkan semua sisa suspensi padat hasil dari
produk (alkohol lemak kasar).

Untuk memurnikan alkohol lemak kasar dapat dilakukan dengan distilasi lebih
lanjut untuk menghilangkan hidrokarbon dan dapat mengalami fraksinasi jika
diinginkan.

B. Fixed Bed Process

15

Gambar 2.4 Hidrogenasi Tekanan Tinggi Asam Lemak Metil Ester


Proses Fixed Bed
Pada metode fixed bed process, hal yang membedakannya dengan suspension
process adalah katalisnya fixed (tetap) dalam reaktor.

Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah ester dan hidrogen

Reaksi yang terjadi :


RCOOCH3
Ester

+ 2 H2
Hidrogen

RCH2OH

+ CH3OH

Alkohol lemak

Metanol

Reaksi ini dilakukan pada fase uap dimana sebagian umpan organik diuapkan
dengan gas hidrogen ( 20 25 mol ) melalui suatu alat peak heater sebelum
dialirkan ke fixed katalis bed.

Proses hidrogenasi dengan metode ini dilakukan pada kondisi 20.000-30.000


Kpa dan temperatur 200-250 0C.

Kemudian campuran didinginkan dan dipisahkan menjadi fasa gas dan fasa
cair. Pada fasa gas sebagian besar merupakan gas hidrogen dan di recycle.

16

Fasa cairan diekspansi pada flash tank untuk menghilangkan metanol dari
alkohol lemak.

Perbandingan Alkohol Lemak hasil Proses Fixed bed dan Proses Suspensi
Proses fixed bad memerlukan sesuatu untuk menaikkan nilai karena itu
dibutuhkan bejana reaksi yang besar, pompa gas sirkulasi, dan pipa yang tepat untuk
volume yang tinggi dari penggunaan gas hydrogen. Proses suspensi dilain sisi
memerlukan penambahan peralatan untuk pelepasan katalis, distilasi alcohol lemak
mentah dan mengolah lagi metil ester.
Dalam penggunaan bahan mentah, proses fixed bad memiliki hasil yang
banyak dan penggunaan katalis hanya setengahnya. Alkohol lemak yang dihasilkan
dari proses fixed bad memiliki kualitas yang tinggi. Meskipun begitu, kualitas dari
alkohol lemak yang dihasilkan oleh prosess suspensi bisa juga ditingkatkan ke tingkat
yang sama dengan distilasi selanjutnya.
2.2.8

Metoda Lurgi Hidrogenasi Asam Lemak


Metoda lurgi dengan proses suspensi, menimbulkan kemungkinan hidrogenasi

secara langsung asam lemak menjadi alkohol lemak yang mengatasi efek kerugian
dari fatty acid on the copper-bearing analysist. Ini dicapai dengan dua tahap reaksi.
Reaksi pertama adalah esterifikasi dari asam lemak dengan alkohol lemak
menghasilkan ester dan air. Reaksi kedua adalah hidrogenasi ester untuk
menghasilkan dua mol alkohol. Kedua reaksi memiliki persamaan di reaktor yang
sama. Volume yang besar dari alkohol lemak di proses kembali lebih dari 250 kali
umpan asam lemak, dengan efektif mengurangi umpan, asal saja untuk kondisi yang
optimum untuk laju dan esterifikasi yang kompleks.
Hidrogenasi diletakkan dalam reactor bertekanan tinggi dimana material
dipanaskan terlebih dahulu- umpan asam lemak, di sirkulasi menjadi alkohol lemak
dengan menggunakan katalis, dan gas hidrogen adalah fed continuously. Reaksi ini
17

berlansung kira-kira 30.000 kPa dan 2800C. Panas dari campuran produk yang
meninggalkan reactor didapatkan lagi dengan recirculating gas hydrogen melalui
heat exchanger, setelah produk dipisahkan melalui sebuah two-stage coolingexpansion system.
Fasa gas (pada dasarnya kelebihan gas hydrogen, sedikit alkohol mendidih
dan reaksi air) dipisahkan dari larutan alkohol didalam separator panas.
Pencampuran ini didinginkan selanjutnya di cold separator, dimana the low boiling
alkohol dan reaksi air dikondensasi dan diseparasi. Gas hidrogen yang berlebih di
recycle ke sistem.
Larutan alkohol dari hot separator dipompakan ke flash drum dimana
penguraian hydrogen dimulai dan recycled dengan pemisahan hydrogen. Katalis
dipisahkan dan alkohol lemak mentah menggunakan sebuah sentrifugal separator.
Bagian dari katalis diganti dengan katalis baru yang segar untuk mempertahankan
aktivitas dan di recirculasi dengan alkohol lemak. Fase penyelesaian dan sentrifugal
separator adalah melalui polishing filter untuk menghilangkan semua sisa dari solid
yang didapat. Penghasilan alkohol mentah undergoes distilasi selanjutnya untuk
menghilangkan hidrokarbon dan mungkin mengalami fraksinasi bila diinginkan.

18

Gambar 2.5 Sintesis Hidrogenasi Alkohol Lemak dari Asam Lemak Lurgi
Bahan dan Kebutuhan Konsumsi Per Ton dari Alkohol Lemak
Data teknikal untuk kapasitas pabrik of 50+ t/day :
Distilasi cocofatty acid

1050-1100 kg

Steam (ca, is bar)

170 kg

Pendinginan air (200C)

27 m3

Electric energy

130 kWh

Fuel gas

1,1 x 106 Kj

Catalist

5 kg

Hydrogen (00C, 100 kPa)

230-300 m3

Boiler feed water

185 kg

Export steam (ca 4 bar)

120 kg

Gambar 2.6 Pemisahan Alkohol Lemak

19

2.3

Aplikasi Alkohol lemak


Fatty alkohol merupakan produk hasil hidrogenasi asam lemak atau ester

asam lemak. Fatty alkohol dapat difraksinasi untuk memisahkan fraksi C8-C10 yang
dikenal sebagai

plasticizer range alkohol, dan C8-C12 sebagai

detergen range

alkohol. Plasticizer range alkohol berbentuk cair dan memiliki daya pelarut yang
tinggi dapat digunakan dalam industri tinta printer dan cat.

Esterfikasi dengan

polycarboxylic acid seperti phthalic anhydride menghasilkan plasticizer khususnya


untuk industri PVC. C12 C14 alkohol banyak digunakan sebagai additif pelumas
dan dalam pembuatan minyak rem dan minyak hidrolik. C16-C18 fatty alkohol
banyak digunakan sebagai campuran dalam pembuatan cream, lipstik, pasta, semir
dan produk lainnya.
Plasticizer adalah senyawa adiktif yang ditambahkan kepada polimer untuk
menambah fleksibilitas dan workability-nya. Plasticizer diaplikasikan terutama pada
vinil resin seperti Polovinil Klorida (PVC). Di antara 300 jenis plasticizer yang telah
dikembangkan adalah DOP

(Dioctyl Phthalate) yang paling banyak digunakan.

Konsumsi DOP pada industri PVC mencapai 50 - 70 % dari toal produksi plasticizer.
Namun demikian, pemakaian DOP sebagai plasticizer PVC, terutama yang
diaplikasina pada food-drug packaging atau mainan anak - anak mulai
dipermasalahkan. Ini dikarenakan adanya migrasi senyawa aromatik tersebut dari
PVC dalam jumlah yang besar dan dapat menyebabkan timbulnya sel kanker. Bahan
plasticizer pengganti DOP dari turunan minyak sawit yang ramah lingkungan.
Plasticizer adalah material yang ditambahkan untuk meningkatkan beberapa
sifat/ properties dari polymer, misalnya kemampuan kerja, ketahanan terhadap panas
(heat

resistance),

ketahanan

terhadap

temperatur

rendah

(low-temperature

resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance), sifat insulasi


(insulation properties), ketahanan terhadap minyak (oil resistance), etc (Eko
cahyono, 2010).
Berbagai plasticizer digunakan untuk tujuan-tujuan tersebut. Terutama phtalic
ester yang digunakan oleh banyak produk sebagai plasticizer multifungsi. Proses
20

pembuatan plasticizer dilakukan dengan proses Esterifikasi Fisher pada kondisi


tertentu dengan menggunakan bahan baku antara lain :komponen minyak sawit,
katalis dan senyawa alkohol. Hasil yang diperoleh kemudian dicuci dan dipisahkan
antara produk dan sisa asam dan katalis yang terbentuk selama proses hingga pH
normal. (Eko Cahyono, 2010)
Solusinya adalah membuat plasticiser dari bahan nabati khususnya dari
minyak sawit. Proses diawali dengan reaksi esterifikasi antara asam karboksilat
turunan minyak sawit dengan alkohol linier untuk menghasilkan senyawa
diester atau monoester.

Senyawa monoester atau diester yang

telah

dibuat,

diformulasikan sabagai plasticizer primer dan sekunder. Plasticiser selanjutnya


dicampur dengan PVC untuk menghasilkan plastik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Alkohol lemak adalah alkohol alifatis yang merupakan turunan dari lemak
yang dapat diperoleh secara alami maupun sintesis. Secara alami dapat
diproduksi dengan hidrogenasi langsung minyak dan lemak, hidrogenasi metil
ester atau asam lemak, hidrogenasi pada tekanan tinggi. Secara sintesis
alkohol lemak dihasilkan dengan metode : Hidrolisa ester (lillin) atau wax
ester dari lemak hewan ,Reduksi sodium dari lemak dan minyak, Proses
Ziegler dengan mengunakan etilen, Proses oxo mengunakan olefin.
2. Bahan baku pembuatan alkohol lemak yaitu metil ester atau asam lemak.
Pembuatan alkohol lemak biasanya menggunakan bahan baku metil ester
karena alkohol lemak yang dihasilkan lebih banyak.
3. Salah satu aplikasi alkohol lemak yaitu untuk plasticizer.

21

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Pembuatan Plasticiser Alkohol Ester dari Minyak Nabati dan
Formulasinya Dengan Resin Polivinil Klorid. http://www.bic.web.id/in/lainlain/207-pvc-dari-minyak-sawit.html. Diakses 7 Mei 2011
Cahyono, Eko. 2010. Plasticizer.
http://www.dokterkimia.com/2010/05/plasticizer.html. Diakses 7 Mei 2011
Yusriati, Sari. 2008. Plasticizer
http://sariyusriati.wordpress.com/2008/10/20/plasticizer/ 2008. Diakses 7 Mei
2011.
Hui, Y. H. Baileys Industrial Oil and Fat Products, fifth edition. 1996. New York:
John Willey & Sons Inc

22

You might also like