You are on page 1of 6

Aspek Perpajakan dalam Transfer Pricing: Kasus Adaro (2008) 1

oleh:

Johansyah Angellina2

(NIM: 1071001061)

I. Pengantar

Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang beroperasi di lebih dari satu


negara. Perusahaan multinasional pada umumnya memiliki struktur organisasi yang
terdesentralisasi. Hal ini dilatarbelakangi oleh situasi dimana sentralisasi merupakan
hal yang secara fisik dan praktis adalah tidak mungkin dapat berjalan pada perusahaan
yang memiliki subunit yang tersebar di berbagai wilayah. Selain itu, faktor-faktor seperti
bahasa, budaya, praktek bisnis, peraturan, hukum, dan regulasi yang berbeda
antarwilayah (negara) juga menjadi latarbelakang mengapa struktur desentralisasi
dianut oleh perusahaan multinasional.

Seperti koin yang memiliki dua sisi begitu pula dengan desentralisasi, struktur ini
memiliki kelebihan (benefits) dan kekurangan (costs) sebagai berikut:

Kelebihan (Benefits),

 menciptakan kemampuan respon yang lebih besar terhadap kebutuhan lokal,


 memperoleh manfaat dari pengambilan keputusan yang lebih cepat,
 meningkatkan motivasi dari para manajer subunit,
 membantu dalam pembangunan dan pembelajaran manajemen
(management development and learning), dan
 mempertajam fokus dari para manajer subunit.

1
Tugas Mata Kuliah Managerial Accounting. Dosen: Tita Nurvita, S.E.. Ak., M.M.
2
Mahasiswa Jurusan Management Angkatan 2007, Universitas Bakrie.
Kekurangan (Costs),

 mendorong pada pengambilan keputusan yang suboptimal. Keuntungan


(benefit) yang dihasilkan dari keputusan yang diambil oleh subunit ternyata
harus diimbagi dengan kerugian (costs or loss) bagi perusahaan secara
keseluruhan,
 memfokuskan perhatian para manajer terhadap subunit dibanding dengan
perusahaan secara keseluruhan,
 meningkatkan biaya untuk mengumpulkan informasi, dan
 menghasilkan duplikasi dari aktivitas.

Pada perusahaan multinasional yang menerapkan struktur desentralisasi secara


otomatis memberikan kekuasaan atau mendelegasikan pengambilan keputusan kepada
masing-masing subunit-nya. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, sistem kontrol
manajemen (management control system) seringkali menggunakan transfer pricing
dalam rangka koordinasi dan evaluasi terhadap subunit-subunit nya.

II. Transfer Pricing: Definisi, Metode, dan Tujuan

Definisi

Bagi organisasi yang terdesentralisasi, produk atau jasa (keluaran) dari sebuah
subunit dipakai sebagai masukan bagi subunit lain. Produk atau jasa tersebut dikenal
dengan istilah intermediate product. Transaksi antar divisi ini mengakibatkan
timbulnya suatu mekanisme transfer pricing.

Transfer pricing adalah harga suatu produk atau jasa yang dikenakan oleh satu
subunit (departemen atau divisi) kepada subunit lain yang berada di organisasi yang
sama. Transfer price menciptakan pendapatan bagi divisi penjual (selling division) dan
biaya bagi divisi pembeli (buying divison).
Metode

Beberapa metode yang digunakan untuk menentukan transfer prices, yaitu:

1. Harga Transfer atas Dasar Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)

Apabila ada suatu pasar yang sempurna, metode transfer pricing atas dasar
harga pasar inilah merupakan ukuran yang paling memadai karena sifatnya yang
independen. Namun keterbatasan informasi pasar yang terkadang menjadi kendala
dalam mengunakan transfer pricing yang berdasarkan harga pasar.

2. Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Prices)

Perusahaan yang menggunakan metode transfer atas dasar biaya menetapkan


harga transfer atas biaya untuk memproduksi produk atau mengadakan jasa. Dengan
berbagai pilihan bentuk biaya: biaya variabel, biaya variabel dan tetap, biaya penuh ( full
cost), dan biaya penuh ditambah mark-up.

3. Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)

Metode harga transfer negosiasi umumnya digunakan oleh perusahaan ketika


harga pasar volatile dan fluktuatif. Harga transfer nantinya berasal dari negosiasi antara
divisi penjual (selling division) dan divisi pembeli (buying divison).

Tujuan

Tujuan dari transfer pricing antaralain:

 Mendukung goal congruence, memastikan bahwa subunit-subunit yang


ada memiliki tujuan yang serasi atau harmonis dengan tujuan perusahaan
secara keseluruhan.
 Memotivasi untuk mencapai high level of management effort, divisi
penjual harus termotivasi untuk menekan biaya; divisi pembeli harus
termotivasi untuk memperoleh dan menggunakan input (keluaran dari
divisi penjual) secara efisien.
 Mengevaluasi kinerja dari masing-masing subunit, evaluation.
 Menjaga keberadaan otonomi (preserve autonomy) dari subunit dalam
pengambilan keputusan. Subunit memiliki kebebasan untuk melakukan
transaksi dengan subunit yang lain dalam satu perusahaan atau dengan
pihak eksternal.

III. Aspek Perpajakan dalam Transfer Pricing: Kasus Adaro (2008)

Selain keempat tujuan diatas, transfer pricing juga memiliki implikasi terhadap
pajak, terutama pajak pendapatan (income taxes). Dalam lingkup perusahaan
multinasional, transfer pricing dapat mengurangi pajak pendapatan yang harus
dibayarkan perusahaan dengan jalan menggeser beban pajak dari negara dengan tarif
pajak tinggi ke negara dengan tarif pajak rendah. Hal ini mungkin terjadi karena tarif
pajak antar satu negara dengan negara yang lain berbeda. Perbedaan tarif pajak
disebabkan oleh lingkungan ekonomi, sosial, politik dan budaya yang berbeda di
masing-masing negara.

Praktek transfer pricing oleh perusahaan multinasional ini diyakini dapat


menghilangkan potensi penerimaan pajak suatu negara, Oleh karena itu, negara
memiliki regulasi perpajakan yang salah satunya melarang praktek transfer pricing
dengan motivasi pengurangan pajak, termasuk di Indonesia.
Salah satu kasus transfer pricing di Indonesia yang menyeruak di publik adalah
kasus Adaro (2008). Berikut ulasan singkat mengenai kasus tersebut:

PT Adaro Energy Tbk. adalah perusahaan pertambangan batu bara yang


memiliki cadangan terbesar di Indonesia. Pada Juli 2008, PT Adaro Energy Tbk
melakukan IPO dengan menjual 11.139 miliar lembar saham atau 34,83% dari saham
perusahaan. Penjualan tersebut bernilai Rp. 12.253 triliun dan merupakan transaksi
IPO terbesar pada tahun 2008. Akan tetapi di balik eksekusi IPO tersebut, polemik pun
bermunculan salah satunya adalah mengenai praktek transfer pricing oleh Adaro.
Dugaan praktek transfer pricing pada Adaro tersebut terkait dengan adanya
kontrak penjualan batubara antara PT Adaro Indonesia dengan Coaltrade Services
International Pte Ltd. Dalam kontrak, Coaltrade berhak untuk membeli batubara dengan
harga di bawah pasar global dari Adaro yang kemudian dijual kepada pasar dengan
harga pasar global. Menurut perjanjian, Coaltrade berhak untuk membeli 10 juta ton
dengan harga maksimum US $ 32 per ton, dan menjualnya dengan harga pasar global
yang pada saat itu US $ 215 per ton.
Saat itu, Coaltrade dan Adaro adalah dua perusahaan yang terafiliasi di bawah
PT. Adaro Energy Tbk. Kepemilikan di kedua perusahaan tersebut adalah masing-
masing sebesar 33% saham PT Adaro Indonesia dan 36% saham Coaltrade Services
International Pte Ltd,. Langkah penjualan di antara keduanya tersebut diduga untuk
menghindari pembayaran pajak dan royalti di Indonesia. Dimana tarif Pajak PPh Badan
di Singapura adalah 10%, lebih rendah dari angka di Indonesia yang mencapai 30%. Di
lain sisi di Indonesia juga terdapat kewajiban bagi perusahaan batubara untuk
membayar royalti setinggi 13,5% dari nilai jual.
Oleh karena itu, penjualan di antara Adaro dan Coaltrade saat itu diduga adalah
kasus transfer pricing antar perusahaan afiliasi. Praktek transfer pricing tersebut
diperkirakan telah merugikan negara sebesar Rp. 4,35 triliun, Rp. 3 triliun dari pajak
PPh Badan dan Rp. 1,35 dari pembayaran royalti.
DAFTAR PUSTAKA

Horngren, Charles T. 2009. Cost Accounting: A Managerial Emphasis 13 th Edition. New


Jersey: Pearson Education.
IPO (Initial Public Offering) PT. Adaro Energy Tbk.
(http://www.scribd.com/doc/20404414/IPO-Adaro-Tbk-Case-Study)
Pencegahan Praktik Transfer Pricing oleh Perusahaan Multinasional dalam Undang-
undang Perpajakan.
(http://www.legalitas.org/database/artikel/perdata/artikel_pajak.pdf)
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewFile/16158/16150

You might also like