You are on page 1of 13

PILKADA PEMKAB PEKALONGAN

A. Pengertian Pemilu
Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang (orang) untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Pemilu
merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara
persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika,
public relations, komunikasi massa, lobby dan lain-lain kegiatan.
Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat
dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi
dan teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau
politikus selalu komunikator politik.
Dalam Pemilu, para pemilih
konstituen,

dan

kepada

menawarkan

janji-janji

kampanye.

Kampanye

dan

dalam

merekalah

Pemilu
para

juga

disebut

peserta

Pemilu

program-programnya

dilakukan

selama

waktu

pada

masa

yang

telah

ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.


B. Asas Pemilu
Asas Pemilu yaitu Pemilu dilaksanakan secara efektif dan efisien
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
yang akan diuraikan sebagai berikut :
Langsung berarti rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara
langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati

nuraninya, tanpa perantara;


Umum berarti pada dasarnya

semua

warganegara

yang

memenuhi persyaratan minimal dalam usia , yaitu sudah


berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah/pernah kawin berhak
ikut memilih dalam pemilihan umum

Warganegara yang

sudah berumu 21 (dua puluh satu) tahun berhak dipilih. Jadi,


pemilihan yang bersifat umum mengandung makna menjamin
kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga
negara yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa
diskriminasi (pengecualian) berdasar acuan suku, agama, ras,
golongan, jenis kelamin, kedaerahan, dan status sosial;

SMP N 3 BOJONG

12

Bebas berarti setiap warganegara yang berhak memilih bebas


menentukan

pilihannya

tanpa

tekanan

dan

paksaan

dari

siapapun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap warganegara


dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan

kehendak hati nurani dan kepentingannya;


Rahasia berarti dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin
bahwa pemilihnya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan
dengan jalan apapun. Pemilih memberikan suaranya pada surat
suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada
suaranya diberikan

. Asas rahasia ini tidak berlaku lagi bagi

pemilih yang telah keluar dari tempat pemungutan suara dan


secara sukarela bersedia mengungkapkan pilihannya kepada

pihak manapun;
Jujur berarti dalam

menyelenggarakan

pemilihan

umum;

penyelenggaraan/ pelaksana, pemerintah dan partai politik


peserta Pemilu, pengawas dan pemantau Pemilu, termasuk
pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung,
harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku;


Adil berarti dalam menyelenggarakan pemilu, setiap pemilih dan
partai politik peserta Pemilu mendapat perlakuan yang sama,

serta bebas dari kecurangan pihak manapun.


C. Tujuan Pemilu
Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna
menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Pemilu ada dua:
Pemilu legislative
Untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD),
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Untuk memilih pasangan Presiden dan Wapres.
D. Pelaksanaan Pilkada dari Tahun ke Tahun
Pelaksanaan Pilkada dari tahun ke tahun diselenggarakan oleh

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota

SMP N 3 BOJONG

12

dengan diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu)


Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota.
Khusus di Aceh, Pilkada diselenggarakan

oleh

Komisi

Independen Pemilihan (KIP) dengan diawasi oleh Panitia Pengawas


Pemilihan Aceh (Panwaslih Aceh).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta
pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik
atau gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta
pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang
didukung oleh sejumlah orang. Undang-undang ini menindaklanjuti
keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal
menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004.
Khusus di Aceh, peserta Pilkada juga dapat diusulkan oleh partai
politik local
Pemerintah eksekutif dan legislatif telah menyepakati pilkada
serentak untuk daerah-daerah yang akan habis masa jabatannya
pada tahun 2015 dan semuanya diselenggarakan pada 9 Desember
2015.
E. Sejarah Pilkada di Indonesia
Sebelum tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala daerah
dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sejak
berlakunya

Undang-Undang

Nomor

32

Tahun

2004

tentang

Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh


rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada
bulan Juni 2005.
Sejak berlakunya

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007

tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan


dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan
umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat
Pemilukada.

Pemilihan

kepala

daerah

pertama

yang

diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI


Jakarta 2007.

SMP N 3 BOJONG

12

Pada

tahun

2011,

terbit

undang-undang

baru

mengenai

penyelenggara pemilihan umum yaitu Undang-Undang Nomor 15


Tahun 2011. Di dalam undang-undang ini, istilah yang digunakan
adalah Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.
Pada tahun 2014, DPR-RI kembali mengangkat isu krusial terkait
pemilihan kepala daerah secara langsung. Sidang Paripurna DRI RI
pada tanggal 24 September 2014 memutuskan bahwa Pemilihan
Kepala Daerah dikembalikan secara tidak langsung, atau kembali
dipilih oleh DPRD. Putusan Pemilihan kepala daerah tidak langsung
didukung oleh 226 anggota DPR-RI yang terdiri Fraksi Partai Golkar
berjumlah

73

orang,

Fraksi

Partai

Keadilan

Sejahtera

(PKS)

berjumlah 55 orang, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) berjumlah


44 orang, dan Fraksi Partai Gerindra berjumlah 32 orang.
Keputusan ini telah menyebabkan beberapa pihak kecewa.
Keputusan

ini

dinilai

sebagai

langkah

mundur

di

bidang

"pembangunan" demokrasi, sehingga masih dicarikan cara untuk


menggagalkan keputusan itu melalui uji materi ke MK. Bagi
sebagian pihak yang lain, Pemilukada tidak langsung atau langsung
dinilai sama saja. Tetapi satu hal prinsip yang harus digarisbawahi
(walaupun dalam pelaksanaan Pemilukada tidak langsung nanti
ternyata menyenangkan rakyat) adalah: Pertama, Pemilukada tidak
langsung menyebabkan hak pilih rakyat hilang. Kedua, Pemilukada
tidak langsung menyebabkan anggota DPRD mendapat dua hak
sekaligus, yakni hak pilih dan hak legislasi. Padahal jika Pemilukada
secara langsung, tidak menyebabkan hak pilih anggota DPRD
(sebagai warga negara) hak pilihnya tetap ada.
F. Pelaksanaan Pilkada Di Pekalongan
1. Jadwal Kampanye
Jadwal
Kampanye
Terbuka
Kabupaten

Pekalongan

Ditetapkan
KAJEN Setelah gagal menemui kesepakatan dalam rapat
koordinasi dengan paslon hingga tujuh kali, akhirnya jadwal
kampanye rapat umum (KRU) calon bupati dan wakil bupati di
Kabupaten

SMP N 3 BOJONG

Pekalongan

berhasil

ditentukan

dengan

sistem

12

undian. Prosesi pengundian dan penetapan jadwal kampanye


rapat umum atau kampanye terbuka dilaksanakan di depan
Sekretariat
siang

KPU,

Kamis

(19/11).

penentuan

Upaya

jadwal

KRU

dengan sistem undi itu


dilakukan

setelah

KPU

memperoleh putusan dari


KPU pusat melalui surat
edaran KPU Provinsi.
Hasil undian itu menunjukkan bahwa Paslon Nomor Urut 2,
Asip Kholbihi-Arini Antono berhasil memperoleh jatah jadwal
kampanye tanggal 5 Desember 2015 di Lapangan Kebonagung
Kajen. Tanggal tersebut merupakan tanggal yang diperebutrebutkan kedua paslon. Sementara Paslon Nomor Urut 1,
Riswadi-Nurbalistik, mendapatkan bola bertuliskan angka 4, yang
berarti paslon tersebut memperoleh hak kampanye pada tanggal
4 Desember 2015 di lokasi yang sama.
Rapat Umum Pengundian dan Penetapan

Jadwal

dipimpin

Mudasir

Ketua

KPU

Kabupaten

Pekalongan,

KRU
SH

didampingi keempat komisioner lain. Komisioner KPU Provinsi


Jateng Hakim Junaidi juga tampak menghadiri kegiatan tersebut.
Prosesi ini juga disaksikan sejumlah pihak dan stakeholder
terkait yang sengaja diundang KPU setempat. Meski tidak ada
massa pendukung seperti pada rapat-rapat penentuan jadwal
sebelumnya, pihak keamanan dari Polres Pekalongan tampak
berjaga-jaga.
Sistem undian dilakukan dengan mengambil nomor di dalam
bola pimpong yang dimasukkan ke toples. Toples yang dipenuhi
gabus itu diambil secara bergiliran. Paslon nomor urut 1 tidak
hadir, dan proses dilakukan oleh Ketua Timses-nya, Nur Kholis.
Sedangkan pihak paslon nomor urut dua, hanya dihadiri Asip dan
dia sendiri yang berperan mengambil bola undian.

SMP N 3 BOJONG

12

Ketua KPU Kabupaten Pekalongan, Mudasir SH, mengatakan,


koordinasi penetapan jadwal kampanye sudah dilakukan tujuh
kali. Hanya saja, belum sampai menemui titik kesepakatan. Saat
itu, pihaknya belum bisa melakukan pengundian sebelum ada
regulasi untuk dijadikan payung hukum yang jelas.
Baru setelah kami mendatangi KPU RI, munculah surat
keputusan No 649/2015 pada tanggal 16 November 2015.
Dimana

dalam

surat

tersebut,

KPU

diperintahkan

untuk

melakukan pengundian. Kemudian, tanggal 28 Oktober juga


terbit surat rekomendasi dari Panwaskab Pekalongan. Jadi kedua
hal ini yang kami jadikan dasar hukum melakukan pengundian
dan penetapan jadwal KRU ini, terang Mudasir, kemarin.
Dari hasil pengundian tersebut, maka ditetapkan bahwa
jadwal kampanye rapat umum pasangan calon nomor urut 1
jatuh pada tanggal 4 Desember 2015, sedangkan paslon nomor
urut 2 tanggal 5 Desember 2015 di Lapangan Kebunagung
Kajen, pada pukul 9.00 sampai 18.00 WIB.
Sementara Ketua Tim Sukses Paslon Nomor Urut 1, Nur
Kholis mengatakan, sistem undi ini merupakan formula yang
paling adil. Pihaknya menerima apapun hasilnya. Ya nggak apaapa. Tanggal 4 Desember 2015 jadwal kami, kami terima. Yang
penting

sudah

dengan

cara-cara

yang

adil.

Tidak

pakai

pokokke, tandasnya.
Sedangkan Calon Bupati Nomor urut 2, Asip Kholbihi, saat
dikonfirmasi menuturkan, pihaknya mengikuti secara normatif
apa yang sudah diputuskan KPU Kabupaten Pekalongan, yakni
dengan sistem undian. Ini adalah bentuk dari bagaimana kita
mengapresiasi keputusan KPU. Insyaallah akan hadir seluruh
kekuatan pendukung ASRI dalam kampanye nanti, 5 Desember
2015, ujar Asip.
2. Proses Kampanye
KAJEN Puluhan ribu massa pendukung pasangan Calon
Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan, no urut 1, H Riswadi Hj
Nurbalistik, tumplek blek jadi satu dalam kampanye akbar di
Lapangan Desa Kebunagung, Kajen Jumat (4/12).

SMP N 3 BOJONG

12

Kampanye
akbar yang diusung
dari PDI Perjuangan
dan

didukung

sejumlah

partai

besar Partai Golkar,


PPP,

Hanura,

Demokrat,

PKS

bahkan mendapat tambahan dari Partai Gerindra ini dimulai


pukul 13.00. Hadir juru kampanye tingkat nasional dari tokoh
politik Partai Golkar, Akbar Tanjung.
Massa yang datang dari berbagai

penjuru

dengan

menggunakan kendaraan roda dua dan empat itu langsung


berkerumun di tengah lapangan dengan membawa atribut partai
politik.
Bahkan pada pelaksanaan kampanye terbuka kali ini massa
menyemut.

Sedangkan

sangkin

padatnya,

massa

dengan

menggunakan kendaraan tidak dapat masuk dan terpaksa


menjadikan jalan masuk dan sejumlah jalan macet lantaran
antusias masyarakat cukup tinggi.
Masyarakat
Kabupaten
Pekalongan

membutuhkan

perubahan untuk lebih maju, lebih sejahtera dengan pendidikan


gratis, bedah rumah. Untuk itu Calon Bupati dan Wakil Bupati
Pekalongan no urut 1, H. Riswadi-Hj. Nurbalistik yang tepat,
kata politisi senior Partai Golkar, Akbar Tanjung di depan massa.
Dalam kampanye Akbar itu, tokoh PPP, Muktarom, Bambang
Bintoro Mantan Bupati Batang juga menyempatkan untuk
menyanyikan lagu wali. Selain itu Ketua DPRD Kota Tegal, Edi
Suripno ikut berorasi.
Sementara Ketua

DPC

Partai

Gerindra,

Tohirin,

mengungkapkan harus pindah ke Pasangan Riswood- Nurbalistik


untuk membuat Kabupaten Pekalongan berubah lebih maju lima
tahun ke depan.

SMP N 3 BOJONG

12

Tak

ketinggalan

Hj.

Nadhiroh

tokoh

muslimat

mengungkapkan tanpa tedeng aling-aling kepada semua untuk


coblos no 1.
Kami mewakili perempuan pada 9 Desember untuk tak lupa
coblos no 1, jangan lupa kudung hijau, karena kudung hijau itu
menandakan Muslimat ojo ragu, pesan Nadhiroh.
Sementara dihadapan massa Calon Bupati Pekalongan, H.
Riswadi juga berpesan agar massa pendukung jangan mau diadu
domba. Kesatuan dan persatuan, harus dijaga.
Karena pasangan Riswadi-Nurbalistik disokong tujuh partai
untuk memenangkan pada 9 Desember.
Ketujuh partai ini bersinergi bersama relawan tidak lain
adalah dengan satu tekad memenangkan pasangan nomor satu
dan membawa Kabupaten Pekalongan lebih baik.
Dalam kampanye akbar itu juga dihadiri oleh tokoh lokal
seperti anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan, Tuti Harmonis
dan tokoh lainnya.
Usai pelaksanaan kampanye akbar, massa membubarkan diri
dengan tertib yang dilanjutkan konvoi bersama pasangan calon
diikuti para simpatisan.
3. Masa Tenang
Memasuki masa tenang hari pertama, Minggu (6/12), jajaran
KPU bersama Panwas dibantu petugas Satpol PP melakukan
penertiban ratusan alat peraga dan bahan kampanye di seluruh
titik di Kota Pekalongan.
Penertiban alat peraga mulai dilakukan pada Minggu pukul
00.00, dimulai dari baliho besar fasilitasi KPU di Lapangan
Mataram, yang kemudian menyasar sejumlah titik hingga pukul
02.00 WIB.
Penertiban kembali dilanjutkan sekitar pukul 08.00 pagi. Tim
gabungan yang dibagi dalam dua kelompok, menyasar sejumlah
titik di wilayah Kota Pekalongan. Kelompok pertama, dari Satpol
PP dan Panwas, menertibkan APK dan bahan kampanye yang
dipasang secara ilegal, atau diluar fasilitasi KPU.

SMP N 3 BOJONG

12

Tim

kedua,

petugas

fokus menertibkan APK dan


bahan

kampanye

merupakan

fasilitasi

yang
dari

KPU. Tak hanya tim tingkat


kota,

dalam

penertiban

juga bergerak tim tingkat


kecamatan yaitu Panwascam bersama PPK dan dibantu petugas
dari trantib kecamatan masing-masing.
Komisioner Panwas, Bambang Sukoco mengatakan, selama
masa tenang yaitu tanggal 6 hingga 8 Desember, jajaran
penyelenggara akan melakukan penertiban seluruh alat peraga
dan bahan kampanye. Sudah dimulai pukul 00.00 dan akan
berlangsung selama masa tenang, terang Bambang.
Sementara itu, KPU Kota Pekalongan juga mulai melakukan
pendistribusian logistik Pilwalkot. Untuk hari pertama, logistik
akan dikirim ke masing-masing PPK. Selanjutnya, pada 7
Desember, dijadwalkan logistik akan mulai didistribusikan dari
PPK ke PPS. Kemudian pendistribusian dari PPS ke masingmasing TPS akan dilakukan pada 8 dan 9 Desember.
Hari ini mulai didstribusikan ke masing-masing PPK untuk
selanjutnya juga didistribusikan ke PPS maupun TPS. Untuk ke
TPS, bisa dilakukan tanggal 8 Desember atau tanggal 9
Desember, tapi sebelum jam 7 pagi, timpal Ketua KPU, Basir.
4. Pemungutan Suara
KAJEN Setelah berkoordinasi dengan pihak KPU Kabupaten
Pekalongan, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten
Pekalongan sepakat untuk memberikan kesempatan selebarlebarnya bagi karyawan untuk menggunakan hak pilihnya.
Kebijakan yang disepakati yaitu karyawan akan diliburkan
selama setengah hari untuk mendatangi TPS.
Hal itu diungkapkan Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan
Pemilih

dan

Hubungan

Antar

Lembaga

KPU

Kabupaten

Pekalongan, Abi Rizal. Kata dia, KPU Kabupaten Pekalongan telah


melakukan koordinasi dengan Apindo Kabupaten Pekalongan

SMP N 3 BOJONG

12

terkait hal tersebut, beberapa waktu lalu. Koordinasi ini terkait


pemberian kesempatan
kepada

karyawan

untuk
hak

menggunakan
suaranya

saat

pemilu nanti, ujarnya.


Alhamdulillah,
Apindo

menanggapi

dengan

baik.

Bahkan

pihak Apindo siap mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan


karyawan atau buruh selama setengah hari, imbuhnya.
Dikatakan, pihak Apindo bersedia memberi kesempatan bagi
karyawan untuk memilih. Setelah nyoblos, baru siangnya mereka
masuk kembali.
Sementara sebelumnya, Ketua KPU Kabupaten Pekalongan,
Mudasir SH mengatakan, sesuai dengan konstitusi pada pasal 4
ayat 3 UU No 8 Tahun 2012, tertulis, pemungutan suara
dilaksanakan pada hari libur atau hari yang diliburkan secara
nasional. Jadi, pemilu dilakukan pada saat hari libur, atau hari
yang diliburkan, katanya.
Akan tetapi, jika majikan atau atasan tidak meliburkan atau
tak memberi kesempatan bagi bawahannya, sanksi tegas berupa
kurungan penjara 1 tahun akan dilakukan. Terkecuali, untuk para
pekerja

atau

karyawan

yang

sedang

menjalankan

tugas

pelayanan masyarakat dan tidak bisa ditinggalkan.


Sanksi itu sudah diatur pada pasal 281 dalam UU tersebut.
Namun jika karyawan tengah melakukan tugas pelayanan
masyarakat dan tak bisa ditinggalkan, itu boleh tidak diliburkan.
Semisal, untuk pemadam kebakaran yang sedang menjalankan
tugas

mulia

menjinakkan

kebakaran.

Lantaran

pekerjaan

tersebut tidak bisa ditinggalkan, maka boleh tidak diliburkan,


imbuhnya.
5. Kericuhan Yang Terjadi Pada Proses Pemungutan Suara
Pemungutan suara yang terjadi di wilayah Kecamatan Kajen,
Kabupaten Pekalongan ricuh. Pasalnya sekelompok masyarakat

SMP N 3 BOJONG

12

menilai panitia dinilai curang dan kurang transparan. Sedangkan


warga yang emosi langsung menggeruduk KPU, namun dihalangi
oleh

aparat

hingga

terjadi kericuhan. Itulah


sepenggal

simulasi

persiapan

pengamanan

Pemilu 2014 di halaman


Polres

Pekalongan,

kemarin.
TRIYONO

RADAR

PEKALONGAN RICUH-Pemungutan suara dalam pemilu di Kota


Santri ricuh lantaran sekelompok warga menilai panitia tidak
transparan.
Dalam simulasi, peristiwa ricuh terjadi bermula ketika
dilakukan pemungutan suara. Saat itu seorang warga yang baru
pulang

dari

Jakarta

hendak

menggunakan

haknya

untuk

mencoblos di TPS. Akan tetapi orang tersebut tidak terdaftar


dalam DPT. Meski sudah mengeluarkan kartu identitas KTP, tapi
PPS tidak menerima hingga terjadi adu mulut dan warga menilai
panitia curang.
Petugas pun yang berjaga langsung mengamankan orang
tersebut

ke

Mapolsek.

Namun

rekan-rekan

warga

yang

diamankan tidak terima untuk minta dilepaskan dan wargapun


langsung menggeruduk KPU Kabupaten Pekalongan. Ketika ke
KPU, warga pun dihalau oleh aparat yang berjaga di area pintu
masuk. Suasana pun semakin memanas ketika warga tidak
diperbolehkan masuk ke area Kantor KPU hingga terjadi saling
dorong dengan aparat keopolisian. Dalam peristiwa itu, petugas
pun berusaha membubarkan secara paksa sekelompok warga
yang demo, dengan menggunakan gas air mata, semprotan air.
Kasubag
Humas
Polres
Pekalongan
AKP
Margono
mengatakan bahwa adanya sekelompok warga yang unjuk rasa
ke Kantor KPU karena warga kecewa terhadap PPS. Kemudian

SMP N 3 BOJONG

12

berbuntut dengan mendatangi KPU, namun

dijaga ketat oleh

petugas.
Kericuhan ini terjadi lantaran sekelompok warga dilarang
masuk ke Kantor KPU oleh petugas hingga terjadi saling dorong.
Karena anarkhis, petugas pun berusaha untuk membubarkan
pendemo

secara

paksa

menggunakan

gas

air

mata

dan

peralatan huru-hara lainnya, tegas Kasubag Humas yang


menjelaskan rentetan simulasi sehingga petugas benar-benar
siap menjalankan tugasnya.
6. Hasil Pilkada
Tipisnya perolehan suara

dalam

Pilkada

Kabupaten

Pekalongan, dapat menimbulkan gejolak dan tidak menutup


kemungkinan terjadinya konflik terbuka. Terlebih Kabupaten
Pekalongan merupakan salah satu daerah yang masuk dalam
kategori
sumbu pendek,
yang

artinya

sangat mudah
tersulut konflik
meski bermula
dari persoalanpersoalan
kecil.
Hal ini diungkapkan Wakil Sekretaris DPW PKB Jateng,
Sukirman,

kemarin.

Ia

mengatakan,

hasil

perbandingan

perolehan suara yang tipis ini dapat memunculkan konflik-konflik


hasil pemungutan suar. Sehingga perlu adanya pemantauan
keamanan.
Kabupaten Pekalongan masih merupakan daerah yang
masuk dalam kategori sumbu pendek, dimana persoalanpersoalan kecil dapat memunculkan sebuah konflik. Sehingga
untuk kegiatan keamanan harus dilakukan secara baik, ujar
Sukirman yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD
Jateng tersebut.

SMP N 3 BOJONG

12

Ia percaya, keterlibatan tokoh-tokoh dan sukarelawan yang


bergabung

dalam

tim

pasangan

calon

juga

dinilai

dapat

mengendalikan masalah konflik yang terjadi. Sebab mereka


sangat dekat dengan masyarakat. Sehingga masih didengar
perintah-perintahnya untuk tetap menciptakan iklim kondusif.
Peran aktif dari semua pihak sangat dibutuhkan dalam
menciptakan iklip yang kondusif pasca Pilkada, 9 Desember
2015. Khususnya, para pasangan calon yang memenangkan
Pilkada. Di Kabupaten Pekalongan, dimenangkan pasangan AsipArini dari PKB, sehingga pihaknya juga menekan calon agar tidak
menggelar kegiatan-kegiatan bersifat hura-hura.
Kami dari pihak partai PKB yang memenangkan Pilkada,
memberikan penegasan agar calon tidak menggelar kegiatan
perayaan kemenangan berlebihan yang dapat memunculkan
dampak-dampak negatif bagi terciptanya iklim kondusif, kata
Sukirman.
Pihaknya membolehkan adanya euforia kemenangan hanya
dengan bentuk kegiatan yang mengungkapkan rasa syukur atas
keberhasilan dan dukungan dari masyarakat. Namun dengan
kegiatan-kegiatan santun, tidak mengganggu ketenteraman
masyarakat

yang

dapat

memicu

adanya

gesekan-gesekan

dengan kelompok lain.


Dalam menggelar kegiatan, Sukirman juga menekankan
pasangan calon dan partai untuk merangkul semua pihak,
karena kemenangan sekarang yang telah dicapai merupakan
kemenangan

seluruh

masyarakat,

bukan

lagi

kemenangan

kelompok-kelompok tertentu di Kabupaten Pekalongan.

SMP N 3 BOJONG

12

You might also like