You are on page 1of 3

Gangguan Mental

Gangguan mental (mental disorder) atau gangguan jiwa adalah


sindrom atau pola perilaku, atau psikologik seseorang, yang secara
klinik cukup bermakna, dan secara khas berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability)
di adalm satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Sebagai
tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi dalam
segi perilaku, psikologik, atau biologik, dan gangguan itu tidak
semata-mata terletak di dalam hubungan orang dengan
masyarakat. (Maslim, tth:7).
Dari penjelasan di atas, kemudian dirumuskan bahwa di
dalam konsep gangguan mental (mental disorder) terdapat butir-butir
sebagai berikut:
1. Adanya gejala klinis yang bermakna, berupa:
- Sindrom atau pola perilaku
- Sindrom atau pola psikologik
2. Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress), antara
lain berupa: rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tentram, terganggu,
disfungsi organ tubuh, dll.
3. Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas (disability) dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk
perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian,
makan, kebersihan diri, dll). (Maslim, tth:7).
Secara lebih luas gangguan mental (mental disorder) juga
dapat didefinisikan sebagai bentuk penyakit, gangguan, dan kekacauan
fungsi mental atau kesehatan mental, disebabkan oleh kegagalan
mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan/mental terhadap
stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan; sehingga muncul
gangguan fungsional atau struktural dari satu bagian, satu orang, atau
sistem kejiwaan/mental (Kartono, 2000:80)

Pendapat yang sejalan


juga dikemukakan Chaplin (1981) (dalam Kartono, 2000:80), yaitu:
Gangguan mental (mental disorder) ialah sebarang bentuk
ketidakmampuan menyesuaikan diri yang serius sifatnya terhadap
tuntutan dan kondisi lingkungan yang mengakibatkan
ketidakmampuan tertentu. Sumber gangguan/kekacauannya bisa
bersifat psikogenis atau organis, mencakup kasus-kasus reaksi
psikopatis dan reaksi-reaksi neurotis yang gawat.

Macam-Macam Gangguan Mental (Mental Disorder).


Dalam menjelaskan macam-macam gangguan mental (mental
disorder), penulis merujuk pada PPDGJ III (dalam Rusdi Maslim,
tth:10), yang digolongkan sebagai berikut:
1. Gangguan mental organik dan simtomatik;
Gangguan mental organik adalah gangguan mental yang berkaitan

dengan penyakit atau gangguan sistematik atau otak yang dapat di


diagnosis secara tersendiri. Sedangkan gangguan simtomatik
adalah gangguan yang diakibatkan oleh pengaruh otak akibat
sekunder dari penyakit atau gangguan sistematik di luar otak
(extracerebral). (Maslim, tth:22).
2. Gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif.
Gangguan yang disebabkan karena penggunaan satu atau lebih zat
psikoaktif (dengan atau tidak menggunakan resep dokter).
(Maslim, tth:36).
3. Gangguan skizofrenia dan gangguan waham.
Gangguan skizofrenia adalah gangguan yang pada umumnya
ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik
dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar
(inappropriate) atau tumpul (blunted). (Maslim, tth:46).
Sedangkan gangguan waham adalah gejala ganguan jiwa di mana
jalan pikirannya tidak benar dan penderita itu tidak mau di koreksi
bahwa hal itu tidak betul; suatu jalan pikiran yang tidak beralasan.
(Sudarsono, 1993:272).
4. Gangguan suasana perasaan (mood/afektif).
Gangguan suasana perasaan (mood/afektif) adalah perubahan
suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi
(dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau kearah elasi
(suasana perasaan yang meningkat). (Maslim, tth:60).
5. Gangguan neurotik, somatoform dan gangguan stres.
Gangguan neurotik, somatoform dan gangguan stes merupakan
satu kesatuan dari gangguan jiwa yang disebabkan oleh faktor
psikologis. (Maslim, tth:72).
6. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis
dan faktor fisik.
Gangguan mental yang biasanya ditandai dengan mengurangi
berat badan dengan segaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh
penderita. (Maslim, tth:90).
7. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
Suatu kondisi klinis yang bermakna dan pola perilaku yang
cenderung menetap, dan merupakan ekspresi dari pola hidup yang
khas dari seseorang dan cara-cara berhubungan dengan diri-sendiri
maupun orang lain. (Maslim, tth:102).
8. Retardasi mental
Retardasi mental adalah keadaan perkembangan jiwa yang
terhenti atau tidak lengkap, terutama ditandai oleh terjadinya
hendaya keterampilan selama masa perkembangan sehingga
berpengaruh pada tingkat keceradsan secara menyeluruh.
(Maslim, tth:119).
9. Gangguan perkembangan psikologis.
Gangguan yang disebabkan kelambatan perkembangan fungsifungsi
yang berhubungan erat dengan kematangan biologis dari
susunan saraf pusat, dan berlangsung secara terus menerus tanpa
adanya remisi dan kekambuhan yang khas. Yang dimaksud yang
khas ialah hendayanya berkurang secara progresif dengan
bertambahnya usia anak (walaupun defisit yang lebih ringan sering
menetap sampai masa dewasa). (Maslim, tth:122).

10. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanakkanak.


Gangguan yang dicirikan dengan berkurangnya perhatian dan
aktivitas berlebihan. Berkurangnya perhatian ialah dihentikannya
terlalu dini tugas atau suatu kegiatan sebelum tuntas/selesai.
Aktivitas berlebihan (hiperaktifitas) ialah bentuk kegelisahan yang
berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut keadaan yang
relatif tenang. (Maslim, tth:136).

You might also like