You are on page 1of 35

CORONARY ARTERY DISEASE

1. PENGERTIAAN

Coronary artery disease atau penyakit arteri koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran
darah ke jantung (Brunner dan Suddarth, )

Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila
satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung
(kerusakan pada otot jantung).( Brunner and Sudarth, 2001).

II. ETIOLOGI
Penyebab utama dari penyakit arteri koroner adalah terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis
adalah pengerasan pada dinding arteri. Arteriosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan
lemak, kolesterol, dilapisan intima arteri. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak.

Walaupun pengetahuan tentang kejadian etiologi tidak lengkap, namun jelas bahwa tidak ada
faktor tunggal yang bertanggung jawab untuk perkembangan aterosklerosis. Ada beberapa faktor
resiko yang mengakibatkan terjadinya penyakit arteri koroner yaitu:

1. 1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi

Yaitu faktor resiko bilogis yang tidak dapat diubah, yang meliputi:

1. Usia

Kerentanan terhadap Aterosklerosis meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki


biasanya resiko meningkat setelah umur 45 tahun sedangkan pada wanita umur 55 tahun.

1. Jenis Kelamin

Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Wanita agaknya relatif lebih
kebal terhadap penyakit ini karena dilindungi oleh hormon estrogen. Namun setelah menopause
sama rentannya dengan pria.

1. Ras
Orang Amerika- Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis dibanding orang kulit putih.

1. Riwayat Keluarga Positif

Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit arteri koroner, meningkatkan kemungkinan
timbulnya aterosklerosis premature.

1. 2. Faktor yang dapat dimodifikasi

Yaitu faktor resiko yang dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi,
yang meliputi:

1. Hiperlipidemia

Adalah peningkatan lipid serum, yang meliputi :

Kolesterol > 200 mg/dl

Trigliserida > 200 mg/dl

LDL > 160 mg/dl

HDL < 35 mg/dl

1. Hipertensi

Adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolic. Hipertensi terjadi jika tekanan
darah melebihi 140/90 mmHg. Peningkatan tekanan darah mengakibatkan bertambahnya beban
kerja jantung. Akibatnya timbul hipertrofi ventrikel sebagai kompensasi untuk meningkatkan
kontraksi. Namun lama-lama, ventrikel tidak mampu lagi mengkompensasi tekanan darah yang
terlalu tinggi hingga akhirnya terjadi dilatasi dan payah jantung. Dan jantung semakin terancam
oleh aterosklerosis koroner.

1. Merokok

Merokok akan melepaskan nikotin dan karbonmonoksida ke dalam darah. Karbonmonoksida


lebih besar daya ikatnya dengan hemoglobin daripada dengan oksigen. Akibatnya suply darah
untuk jantung berkurang karena telah didominasi oleh karbondioksida. Sedangkan nikotin yang
ada dalam darah akan merangsang pelepasan katekolamin. Katekolamin ini menyebabkan
konstruksi pembuluh darah sehingga suply darah ke jantung berkurang. Selain itu dengan
merokok bisa meningkatkan adhesi trombosit yang mengakibatkan terbentuknya thrombus.

1. Diabetes Mellitus
Hiperglikemi menyebabkan peningkatan agregasi terombosit. Hal ini akan memicu terbentuknya
trombus. Pasien DM juga berarti mengalami kelainan dalam metabolisme termasuk lemak
karena terjadinya toleransi terhadap glikosa.

1. Obesitas

Obesitas adalah jika berat badan lebih dari 30 % berat badan standar. Obesitas akan
meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen.

1. Inaktifitas Fisik

Inaktifitas fisik akan meningkatkan resiko aterosklerosis. Dengan exercise akan meningkatkan
HDL dan aktivitas fibrinolisis.

1. Stress dan Pola Tingkah Laku

Stress akan merangsang keluarnya katekolamin, sedangkan kepribadian tipe A( ambisius, agresif,
kompetitif) dapat mempercepat aterogenesis.

1. Homosistein

Adalah asam amino yang mengandung sulfur yang berasal dari pemecahan asam amino essensial
methionin. Homosistein dapat mengakibatkan terbentuknya lapisan lemak di dinding arteri.

1. CRP (C Reactive Protein)

Menurut penelitian terbaru, CRP bisa meningkatkan terjadinya aterosklerosis. CRP adalah salah
satu sistem imun-protein darah yang terbentuk jika terjadi inflamasi. Hal ini bisa mengakibatkan
pertumbuhan plak di arteri.

Terdapat empat faktor resiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis kelamin,
ras dan riwayat keluarga. Kerentanan terhadap aterosklerosis koroner meningkat dengan
bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Wanita tampaknya
relative kebal terhadap penyakit ini sampai setelah menopause, dan kemudian menjadi sama
rentannya seperti pria. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
wanita pada usia sebelum menopause. Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap
aterosklerosis daripada orang kulit putih. Akhirnya, riwayat keluarga yang positif terhadap
penyakit jantung koroner (yaitu, saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia
50 tahun) meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis premature.
Faktor-faktor resiko tambahan lainnya masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat
memperlambat proses aterogenik. Faktor-faktor resiko mayor adalah:
1) Hiperlipidemia
Lipid plasma adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas berasal dari
oksigen, dari makanan dan endogen dari sintesis lemak.kolesterol dan trigriserida adalah dua
jenis lipid yang relatif mempunyai makna klinis yang penting sehubungan dengan asteriogenesis.
Lipid tidak larut dalam plasma tetapi terikat pada protein sebagai mekamisme transport dalam
serum. Peningkatan kolesterol dihubungkan dengan meningkatnya resikoterhadap koronaria
sementara kadar kolesterol HDL yang meningkat tampaknya berperan sebagai faktor pelindung
terhadap penyakit arteri koronaria.
2) Hipertensi
Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko yang paling membahayakan karena biasanya tidak
menunjukan gejalasampai kondisi telah menjadi lanjut/ kronis. Tekanan darah tinggi
menyebabkan meningkatnya gradien tekanan yang harus dilawan oleh ventrikel kiri saat
memompa darah. Tekanan tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kebutuhan oksigen
jantung meningkat.
3) Merokok
Resiko meroko tergantung pada jumlah roko yang digunakan perhari, bukan pada lamanya
seseorang merokok. Seseorang yang meroko lebih dari sebungkus sehari, beresiko mengalami
kesehatan khususnya gangguan jantu 2 kali lebih besar daripada mereka yang tidakmerokok.
Merokok berperan dalam memperburuk kondisi penyakit arteri koroner melalui 3 cara meliputi:
Menghirup asam akan meningkatkan kadar karbonn monoksida (CO) darah. Hemoglobin,
komponen darah yang mengangkut oksigen lebih mudah terikat pada karbon monoksida daripada
oksigen. Hal ini menyebabkan oksigen yang disuplai ke jantung menjadi sangat berlebih,
sehingga jantung bekerja lebih berat untuk menghasilkan energi yang sama besarnya.
Asam nikotinat pada tembakau memicu pelepasan katekolamin, yang menyebabkan kontriksi.
Merokok, meningkatkan adhesi trombositmengakibatkan pembentukan thrombus
4) Diabetes Militus
Penderita DM cenderung memiliki prevalensi arteriosklerosis yang lebih tinggi, demikian juga
pada kasus arteriosklerosis koloner prematur berat. Hiperglekimia menyebabkan peningkatan
agrerasi trombosit yang ddapat menyebabkan trombus. Hiperglekimia bisamenjadi penyebab
kelainan metabolisme lemak/ predisposisi terhadap degenerasi vaskular yang berkaitan dengan
gangguan intoleransi terhadap glukosa.
III. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol, lemak tetimbun di intima arteri. Timbunan ini akan
mengakibatkan terganggunya absorbsi nutrient sel-sel endotel yang menyusun lapisan dalam
pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh
darah. Sel-sel endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut.

Selanjutnya lumen bertambah sempit dan aliran darah bisa terhambat. Pada lumen yang
menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadinya pembentukan bekuan daarah. Hal
ini menjelaskan bagaiman terjadinya koagulasi intravaskuler yang diikuti oleh penyakit
tromboemboli.

a.Manifestasi Klinik

1. ANGINA PEKTORIS

Angina Pektoris adalah rasa sakit pada dada yang timbul akibat adanya iskemia otot jantung.
Sakit dada ini menimbulkan berkurangnya aliran darah koroner sehingga suply oksigen ke
jantung tidak adekuat. Akibat kekurangan oksigen ini juga bisa terjadi metabolisme anaerob pada
sel miokard yang hipoksia tersebut yang menghasilkan asam laktat yang akan menambah nyeri
dada.

Nyeri dada yang timbul bervariasi, mulai dari rasa tertekan benda berat, seperti diremas-remas,
terasa panas sampai nyeri yang sangat hebat yang disertai rasa takut atau rasa akan menjelang
ajal. Nyeri sangat terasa di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah
(retrosternal) atau dada sebelah kiri yang dapat menyebar ke bahu, lengan kiri leher dan rahang.
Nyeri berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Nyeri pada angina ini dipicu oleh aktivitas yang
meningkatkan kebutuhan miokard terhadap oksigen seperti latihan fisik, berjalan cepat, menaiki
tangga, makan terlalu kenyang atau bahkan emosi. Tapi nyeri ini akan segera hilang jika istirahat
atau pemberian nitrogliserin sublingual.

Selain nyeri dada, pada angina juga bisa ditemukan keluhan seperti sesak nafas, perasaan lemah,
lelah, berkeringat dingin.

1. INFAK MIOKARD
Infark miokard adalah kematian jaringan otot jantung, yang ditandai dengan adanya nyeri dada
yang khas. Nyeri ini biasanya disebabkan oleh thrombus yang menyumbat total aliran darah
pada arteri koroner, sehingga suply oksigen ke jantung betul-betul tidak ada. Hal ini akan
mengakibatkan kerusakan seluler yang irreversible dan kematian otot atau nekrosis. Bagian
miokard yang mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen.

Nyeri dada khas yang timbul pada infark miokard adalah nyeri dada yang terjadi secara
mendadak dan tak berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin sublingual. Nyeri
biasanya terasa di regio sternal bawah dan abdomen bagian atas. Nyeri seperti tertususk-tusuk
yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri), atau ke
rahang dan leher. Nyeri bersifat spontan yang berlangsung lebih dari 30 menit hingga menetap
selama beberapa jam atau hari.

Selain nyeri dada, pasien infark miokard juga bisa mengalami mual dan muntah, pucat, dingin,
demam ataupun manifestasi kardiovaskuler lain seperti takikardi, disritmia, hipertensi atau
hipotensi.

b.Komplikasi

1. ARITMIA

Merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan. Aritmia yaitu gangguan dalam irama
jantung yang bisa menimbulkan perubahan eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik
aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis akan meningkatkan kecepatan denyut
jantung.

1. GAGAL JANTUNG KONGESTIF

Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard. Disfungsi ventrikel kiri atau gagal
jantung kiri akan menimbulkan kongesti pada vena pulmonalis sedangkan pada disfungsi
ventrikel kanan akan menimbulkan kongesti pada vena sistemik.

1. SYOK KARDIOGENIK

Syok kardiogenik diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang
massif. Timbulnya lingkaran setan perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible
yaitu penurunan perfusi perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru yang bisa
berakhir dengan kematian

1. DISFUNGSI OTOT PAPILARIS


Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan mengganggu fungsi katup mitralis.
Inkompetensi katup mengakibatkan aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat
pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis.

1. VENTRIKULER ANEURISMA

Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau apek jantung. Aneurisma ventrikel
akan mengembang bagaikan balon pada setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah
sekuncup. Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung kongestif
kronik, embolisasi sistemik dari thrombus mural dan aritmia ventrikel refrakter.

1. PERIKARDITIS

Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung berkontak dengan
pericardium menjadi kasar, sehingga merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan
reaksi peradangan.

1. EMBOLI PARU

Emboli paru bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau kematian mendadak. Trombosis
vena profunda lebih lazim pada pasien payah jantung kongestif yang parah.

IV. PROSEDUR DIAGNOSTIK


1. EKG

Monitor EKG : aritmiia

Rekam EKG lengkap: T inverted, ST depresi atau Q patologis

1. Laboratorium

Darah rutin

Kadar enzim : CK, CKMB

Fungsi ginjal
Fungsi hati

Profil lipid

Tropinin T

Foto torak

Ekokardoografi

Kateterisasi

Scanning Thalium

V. PENATALAKSANAAN
1. a. Medikasi

1. Untuk pasien Angina pectoris

Tujuan : memperbaiki ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan supply


oksigen

Nitrogiserin

Adalah bahan vasoaktif yang bisa melebarkan vena maupun arteri sehingga mempengaruhi
sirkulasi perifer dengan menurunkan konsimsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia
dan nyeri angina. Cara pemberiannya dengan meletakkan di bawah lidah/ sublingual.

Penyekat Beta Adrenergik

Seperti propanolol hidroklorit yang berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan


menghambat impuls simpatis ke jantung. Dapat diberikan jika pasien masih mengeluh nyeri dada
walau sudah diberi nitrogliserin.

Antagonis Ion Kalsium

Seperti nifedipin yang berfungsi meningkatkan supply oksigen ke jantung dengan melebarkan
dinding otot polos arterial koroner.

Analgesik
Seperi asetaminofen untuk menghilangkan sakit kepala yang disebabkan oleh dilatasi pembuluh
darah serebral sebagai respon terhadap nitrogliserin.

1. Untuk pasien Infark miokard

Tujuan : memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya


komplikasi

Nitrogliserin IV

Sebagai vasodilator untuk mengurangi nyeri jantung. Nitrogliserin menyebabkan dilatasi arteri
dan vena yang mengakibatkan pengumpulan darah di perifer yang bisa menurunkan jumlah
darah yang kembali ke jantung dan mengurangi beban kerja jantung.

Antikoogulan

Seperi heparin yang bisa membantu mempertahankan integritas jantung. Heparin


memperpanjang waktu pembekuan darah sehingga menurunkan kemungkinan pembentukan
thrombus dan selanjutnya menurunkan aliran darah.

Trombolitik

Seperti streptokinase untuk melarutkan setiap thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner,
memperkecil penyumbatan dan juga luasnya infark.

Analgesik

Seperti morfin sulfat.

1. b. Prosedur Bedah

Angioplasti koroner transluminal perkutan

Pembedahan by pass arteri koronaria

1. c. Rehabilitasi Jantung

Exercise Training

Education, counseling, training


1. d. Perubahan Gaya Hidup

Diet sehat (hindari makanan kolesterol tinggi, garam)

Tidak merokok

Exercise

Mengurangi berat badan jika obesitas

Mengurangi stress

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT ARTERI KORONER

A. INFARK MIOCARD

1. 1. PENGKAJIAN

1. Kaji identitas klien

Nama : No RM :

Umur : Tanggal masuk :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Agama :

1. Kaji riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan dahulu

- Riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, DM
- Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis

Riwayat kesehatan sekarang

- Kelelahan, kelemahan, tidak dapat tidur

- Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati/terbakar

- Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun

- Nyeri dada yang timbulnya mendadak ( dapat/tidak berhubungan dengan aktivitas ), tidak
hilang dengan istirahat

- Dispnea dengan/tanpa kerja dispnea nocturnal

- Batuk dengan/tanpa produksi sputum

- StresS

Riwayat kesehatan keluarga

- Riwayat keluarga penyakit jantung/infark miokard

- Diabetes,stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer

1. Pengkajian Fisik

Aktivitas dan istirahat

Takikardi, dispnea pada saat istirahat/aktivitas

Sirkulasi

TD dapat normal atau naik turun

Nadi dapat normal, penuh/takkuat, lemah/kuat

Irama jantung dapat teratur atau tidak

Membran mukosa dan bibir kelihatan pucat atau sianosis

Integritas ego
Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus
pada diri sendiri atau pada nyeri

Eliminasi

Normal atau bunyi usus menurun

Makanan dan cairan

Penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah, penurunan berat badan

Hygiene

Kesulitan melakukan tugas perawatan

Neurosensori

Perubahan mental, kelemahan

Nyeri / ketidaknyamanan

Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, menggeliat, menarik
diri, kehilangan kontak mata, respon otomatik ( perubahan frekuensi/irama jantung, TD,
pernapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran )

Pernapasan

Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat, bunyi napas bersih atau krekels/mengi,
sputum bersih, merah muda kental

Interaksi social

Kesulitan istirahat dengan tenang, respon tterlali emosi ( marah terus-menerus ), menarik diri
dari keluarga

1. Pemeriksaan Diagnostik

EKG : menunjukkan peninggian gelombang S-T

Enzim jantung dan isoenzim meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam dan
kembali normal dalam 36-48 jam

o Elektrolit : hipokalemia atau hiperkalemia


o Sel darah putih : leukosit ( 10000-20000 )biasanya tampak pada hari kedua
setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi

o Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua-ketiga setelah MI

Kolesterol/trigliserida serum meningkat

Foto dada : mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung

1. 2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard, peningkatan beban
kerja jantung/konsumsi oksigen

2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan konduksi listrik

3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

4) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan atau interupsi aliran darah,
pembentukan tromboemboli

5) Kecemasan b.d krisis situasional, respon patofisiologis, ancaman terhadap status kesehatan

1. 3. INTERVENSI KEPERAWATAN

1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard, peningkatan
beban kerja jantung/konsumsi oksigen

Kriteria hasil :

- menyatakan nyeri dada hilang/terkontrol

- mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi

- menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak

Tindakan Rasional
Mandiri

Pantau/cata karakteristik nyeri, catat laporan Variasi penampilan dan perilaku pasien karena
verbal, petunjuk nonverbal, dan respon nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian.
hemodinamik ( meringis, menangis, gelisah, Kebanyakan pasien dengan IM akut tampak
berkeringat, mencengkram dada, napas sakit, distraksi dan berfokus pada nyeri.
cepat,TD/frekuensi jantung berubah). Riwayat verbal dan pendidikan lebih dalam
terhadap faktor pencetus harus ditunda sampai
nyeri hilang. Pernapasan mungkin meningkat
sebagai akibat nyeri dan berhubungan dengan
cemas, sementara hilangnya stress
menimbulkan katekolamin akan meningkatkan
kecepatan jantung dan TD.

Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri pada Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus
pasien terhadap lokasi; intensitas (0-10); digambarkan oleh pasien. Bantu pasien untuk
lamanya; kualitas (dangkal/menyebar) dan menilai nyeri dengan membandingkannya
penyebaran . dengan pengalaman yang lain.

Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri Dapat membandingkan nyeri yang ada dari
menyerupai angina, atau nyeri IM. pola sebelumnya, sesuai dengan identifikasi
Diskusikan riwayat keluarga. komplikasi seperti meluasnya infark, emboli
paru, atau perikarditis.

Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri Penundaan pelaporan nyeri menghambat


dengan segera. peredaran nyeri/memerlukan peningkatan

dosis obat. Selain itu, nyeri berat dapat


menyebabkan syok dengan meransang system
saraf simpatis, mengakibatkan kerusakan
lanjut dan mengganggu diagnostic dan
hilangnya nyeri.

Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas Menurunkan ransang eksternal dimana


perlahan,dan tindakan nyaman. Pendekatan ansietas dan regangan jantung serta
pasien dengan tenang dan dengan percaya. keterbatasan kemampuan koping dan
keputusan terhadap situasi saat ini.
Bantu pasien melakukan teknik relaksasi, Membantu dalam penurunan persepsi/respon
misalnya: nafas dalam/perlahan, perilaku nyeri. Memberikan kontrol situasi,
distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi. meningkatkan perilaku positif.

Periksa tanda vital sebelum dan sesudah Hipotensi/depresi pernapasan dapat terjadi
pemberian obat narkotik. sebagai akibat pemberian narkotik. Masalah
ini dapat meningkatkan kerusakan miokardia
pada adanya kegagalan ventrikel.

Kolaborasi

Berikan oksigen tambahan dengan kanula Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk
nasal atau masker sesuai indikasi. pemakaiam miokardia dan mengurangi
ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia
jaringan.

Berikan obat sesuai indikasi, contoh :

1. Antiangina, contoh nitrogliserin Nitrat berguna untuk control nyeri dengan efek
vasodilatasi koroner, yang meningkatkan
aliran darah koroner dan perfusi miokardia.
Efek vasodilatasi perifer menurunkan volume
darah kembali kejantung sehingga
menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan
oksigen.
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan konduksi
listrik

Kriteria hasil :

- mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh TD, curah jantung dalam rentang


normal, haluaran urin adekuat, penurunan/tak adanya disritmia

- melaporkan penurunan episode dispnea, angina

- mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

Tindakan Rasional

Mandiri

Auskultasi TD. Bandingkan kedua tangan dan Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan
ukur dengan tidur, duduk, dan berdiri bila bisa. disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokardia dan
ransang vagal. Namun, hipertensi juga
fenomena umum, kemungkinan berhubungan
dengan nyeri, cemas, pengeluaran katekolamin
dan atau masalah vaskuler sebelumnya.
Hipotensi ortostatik mungkin berhubungan
dengan komplikasi infark.

Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai Penurunan curah jantung mengakibatkan
indikasi menurunnya kekuatan sendi. Ketidakteraturan
diduga disritmia, yang memerlukan evaluasi
lanjut/pantau.

Catat terjadinya S3 dan S4 S3 biasanya dihubungkan dengan GJK tapi


juga terlihat pada adanya gagal mitral dan
kelebihan kerja ventrikel kiri yang disertai
infark berat. S4 mungkin berhubungan dengan
iskemia miokardia, kekakuan ventrikel, dan
hipertensi pulmonal dan sistemik
Adanya murmur/gesekan Menunjukkan gangguan aliran darah normal
dalam jantung, contoh katup tak baik,
kerusakan septum, atau vibrasi otot
papilar/korda tendinea. Adanya gesekan
dengan infark juga berhubungan dengan
imflamasi.

Auskultasi bunyi napas Krekels menunjukkan kongesti paru mungkin


terjadi karena penurunan fungsi miokardia.

Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat Frekuensi dan irama jantung berespon
disritmia melalui telemetri terhadap obat dan aktivitas sesuai dengan
terjadinya komplikasi/disritmia yang
mempengaruhi fungsi jantung atau
meningkatkan kerusakan iskemik.
Denyutan/fibrilasi akut atau kronis mungkin
terlihat pada arteri koroner atau keterlibatan
katup dan mungkin atau tidak mungkin
merupakan kondisi patologi.

Catat respon terhadap aktivitas dan Kelebihan latihan meningkatkan kebutuhan


peningkatan istirahat dengan tepat oksigen dan mempengaruhi fungsi miokardia

Berikan pispot disamping tempat tidur bila Mengupayakan penggunaan bedpan dapat
pasien tak mampu kekamar mandi melelahkan dan secara fisiologis penuh stress,
juga meningkatkan kebutuhan oksigen dan
kerja jantung.

Berikan makanan kecil/mudah dikunyah. Makan besar dapat meningkatkan kerja


Batasi asupan kafein, contoh kopi , coklat, miokardia dan menyebabkan ransang vagal
cola. dan mengakibatkan bradikardi/denyut ektopik.
Kafein adalah peransang lansung pada jantung
yang dapat meningkatkan frekuensi jantung.

Sediakan alat/obat darurat Sumbatan koroner tiba-tiba, disritmia letal,


perluasan infark, atau nyeri adalah situasi yang
dapat mencetuskan henti jantung, memerlukan
terapi penyelamatan hidup
segera/memindahkan ke unit perawatan kritis.

Kolaborasi

Berikan oksigen tambahan, sesuai indikasi Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokard, menurunkan iskemia dan
disritmia lanjut

Pertahankan cara masuk IV/heparin-lok sesuai Jalur yang paten penting untuk pemberian obat
indikasi darurat pada adanya disritmia atau nyeri dada

Kaji ulang seri EKG Memberikan informasi sehubungan dengan


kemajuan/perbaikan infark, status fungsi
ventrikel, keseimbangan elektrolit, dan efek
terapi obat.

Kaji foto dada Dapat menunjukkan edema paru sehubungan


dengan disfungsi ventrikel

Pantau data laboratorium: contoh enzim Enzim memantau perbaikan infark. Adanya
jantung, GDA, elektrolit hipoksia menunjukkan kebutuhan tambahan
oksigen. Keseimbangan elektrolit, contoh
hipokalemia/hiperkalemia sangat berpengaruh
besar terhadap irama jantung/kontraktilitas.
Berikan obat anti disritmia sesuai indikasi Disritmia biasanya secara simtomatis kecuali
untuk PVC, dimana sering mengancam secara
profilaksis.

Bantu pemasangan/mempertahankan pacu Pemacu mungkin tindakan dukungan


jantung bila digunakan sementara selama fase akut/penyembuhan atau
mungkin diperlukan secara permanent bila
infark sangat berat merusak system konduksi.

3) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

Kriteria hasil :

- mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur/maju dengan


frekuensi jantung/irama dan TD dalam batas normal pasien dan kulit hangat, merah muda dan
kering

- melaporkan tak adanya angina/terkontrol dalam rentang waktu selama pemberian obat

Tindakan Rasional

Mandiri

Catat/dokumentasi frekuensi jantung,irama Kecendrungan menentukan respon pasien


dan perubahan TD sebelum, selama, terhadap aktivitas dan dapat
sesudah, aktivitas sesuai indikasi. mengindikasikan penurunan oksigen
Hubungkan dengan laporan nyeri dada/napas miokardia yang memerlukan penurunan
pendek. tingkat aktivitas/kembali tirah baring,
perubahan program obat, penggunaan
oksigen tambahan.
Tingkatkan istirahat. Batasi aktivitas pada Menurunkan kerja miokardia/konsumsi
dasr nyeri,respon hemodinamik. Berikan oksigen, menurunkan resiko komplikasi.
aktivitas senggang yang tidak berat.

Batasi pengunjung dan atau kunjungan oleh Pembicaraan yang panjang sangat
pasien mempengaruhi pasien, namun periode
kunjungan yang tenang bersifat terapeutik.
Anjurkan pasien menghindari peningkatan Aktivitas yang memerlukan menahan napas
tekanan abdomen, contoh mengejan saat dan menunduk dapat mengakibatkan
defekasi. bradikardi, juga dapat menurunkan curah
jantung, dan takikardi dengan peningkatan
TD.

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari Aktivitas yang maju memberikan control
tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi jantung, menimgkatkan regangan dan
bila tak ada nyeri, ambulasi dan istirahat mencegah aktivitas berlebihan.
selama 1 jam setelah makan.
Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri dada,
tidak toleran terhadap aktivitas atau atau dispnea dapat mengindikasikan
memerlukan pelaporan pada perawat/dokter. kebutuhan perubahan program olahraga atau
obat.
Kolaborasi

Rujuk ke program rehabilitasi jantung Memberikan dukungan/pengawasan


tambahan berlanjut dan partisipasi proses
penyembuhan dan kesejahteraan.

B. ANGINA PEKTORIS

1. 1. PENGKAJIAN

1. Kaji identitas klien

Nama : No RM :
Umur : Tanggal masuk :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Agama :

1. Kaji riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan dahulu

- Riwayat penyakit jantung ( angina, IM, stenosis aorta, kardiomiopati )

- Riwayat merokok, dan kesalahan penggunaan obat jantung

- Riwayat diet tinggi kolesterol, lemak, kafein, dan minuman keras

Riwayat kesehatan sekarang

- Kelelahan, kelemahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan

- Nyeri ulu hati/epigastrium , mual setelah makan

- Dispne saat kerja, stress kerja

- Nyeri dada substernal, anterior yang menjalar kerahang, leher bahu, dan ekstremitas atas (
lebih pada kiri dari pada kanan ) pada saat bekerja.

Riwayat kesehatan keluarga

- Riwayat keluarga penyakit jantung/infark miokard

- Diabetes,stroke, hipertensi

1. Pengkajian fisik

Aktivitas dan istirahat

Dispnea pada saat aktivitas


Sirkulasi

Takikardi, disritmia, TD dapat normal atau naik turun, bunyi jantung kemungkinan normal

Kulit/membrane mukosa lembab, dingin, pucat, pada adanya vasokonstriksi

Integritas ego

Ketakutan, mudah marah

Nyeri / ketidaknyamanan

Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit tangan kiri, tegangan
otot, gelisah

Pernapasan

Peningkatan frekuensi pernapasan, gangguan kedalaman

1. Pemeriksaan diagnostik

EKG : biasanya normal pada pasien istirahat tetapi datar atau depresi pasa segmen ST
pada gelombang T.

Enzim jantung dan isoenzim meningkat

Foto dada biasanya normal

Kolesterol dan trigliserida serum meningkat

PCO2 Kalium dan laktat miokard meningkat selama serangan angina.

1. 2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard, peningkatan beban
kerja jantung/konsumsi oksigen
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan konduksi listrik

3) Kecemasan/ansietas b.d krisis situsional, respon patofisiologis, ancaman terhadap


status kesehatan.

4) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

5) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan atau interupsi aliran darah,
pembentukan tromboemboli.

1. 3. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard,


peningkatan beban kerja jantung/konsumsi oksigen

Kriteria hasil :

- menyatakan nyeri hilangg

- melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi, durasi dan beratnya

Tindakan Rasional

Mandiri

Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat Nyeri dan penurunan curah jantung dapat
dengan cepat bila terjadi nyeri dada meransang system saraf simpatis untuk
mengeluarkan sejumlah besar norepinefrin,
yang meningkatkan agregasi trombosit dan
mengeluarkan tromboxan A2. ini
vasokonstriktor poten yang menyebabkan
spasme arteri koroner yang dapat mencetus,
mengkomplikasi dan/atau memperlama
serangan angina memanjang. Nyeri tak bisa
ditahan menyebabkan respon vasovagal,
menurunkan TD dan frekuensi jantung.
Kaji dan catat respon pasien /efek obat Memberikan informasi tentang kemajuan
penyakit. Alat dalan evaluasi keefektifan
intervensi dan dapat menunjukkan kebutuhan
perubahan program pengobatan

Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada : Membantu meredakan nyeri dada dini dan
frekuensi, durasinya, intensitas, dan lokasi alat evaluasi kemungkinan kemajuan
nyeri menjadi angina tidak stabil ( angina stabil
biasanya berakhir 3-5 menit sementara
angina tidak stabil lebih lama dan dapat
berakhir lebih dari 45 menit )

Observasi gejala yang berhubungan, contuh Penurunan curah jantung meransang system
dispnea, mual/muntah, pusing, palpitasi, saraf simpatis/parasimpatis, menyebabkan
keinginan berkemih. berbagai rasa sakit/sensasi dimana pasien
tidak dapat mengidentifikasi apakah
berhubungan dengan episode angina.

Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri
bahu, tangan, atau lengan ( khususnya pada sering lebih kepermukaan dipersarafi oleh
sisi kiri ) tingkat saraf spinal yang sama.

Letakkan pasien pada istirahat total selama Menurunkan kebutuhan oksigen miokard
periode angina untuk meminimalkan resiko cidera
jaringan/nekrosis.

Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien Memudahkan pertukaran gas untuk
napas pendek menurunkan hipoksia napas pendek
berulang.

Pantau kecepatan/irama jantung Pasien angina tidak stabil mengalami


peningkatan disritmia yang mengancam
hidup secara akut, yang terjadi pada respon
terhadap iskemia dan atau stress.

Pantau tanda vital tiap 5 menit selama TD dapat meningkat secara dini sehubungan
serangan angina dengan ransangan simpatis, kemudian turun
bila curah jantung dipengaruhi. Takikardi
juga terjadi pada respon terhadap ransangan
simpatis dan dapat berlanjut sebagai
kompensasi bila curah jantung menurun.

Tinggal dengan pasien yang mengalami Cemas mengeluarkan katekolamin yang


nyeri atau tampak cemas meningkatkan kerja miokard dan dapat
memanjangkan nyeri iskemi. Adanya
perawat dapat menurunkan rasa takut dan
ketidakberdayaan.

Pertahankan tenang, lingkungan nyaman, Stress mental/emosi meningkatkan kerja


batasi pengunjung bila perlu miokard.

Berikan makanan lembut. Biarkan pasien Menurunkan kerja miokard sehubungan


istirahat 1 jam setelah makan. dengan kerja pencernaan, menurunkan resiko
serangan angina.

Kolaborasi

Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi Meningkatkan sediaan oksigen untuk


kebutuhan miokard/mencegah iskemia.

Berikan antiangina sesuai indikasi :

1. Nitrogliserin: sublingual Nitrogliserin mempunyai standar untuk


pengobatan dan mencegah nyeri angina
selama lebih dari 100 tahun. Kini masih
digunakan terapi antiangina cornerstone.
Efek cepat vasodilator berakhir 10-30 menit
dan dapat digunakan secara profilaksis untuk
mencegah serangan angina.

Catatan : dapat meningkatkan angina


vasospastik.

Pantau perubahan seri EKG Iskemia selama serangan angina dapat


menyebabkanb depresi segmen ST atau
peninggian dan inverse gelombang T. Seri
gambaran iskemia yang hilang bila pasien
bebas nyeri dan juga dasar yang
membandingkan pola perubahan selanjutnya.

1. Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan konduksi


listrik.

Kriteri hasil :

- Melaporkan penurunan episodi dispnea, angina dan disritmia menunjukkan peningkatan


toleransi aktivitas

- Berpartisipasi pada perilaku/aktivitas yang menurunkan kerja jantung

Tindakan Rasional

Mandiri

Pantau tanda vital Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas,


hipoksemia, dan menurunnya curah
jantung. Perubahan juga terjadi pada TD
karena respon jantung.

Evaluasi status mental, catat terjadinya Menurunkan perfusi otak dapat


bingung, disorientasi menghasilkan perubahan sensorium.

Catat warna kulit dan kualitas nadi Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung
turun membuat kulit pucat atau warna abu-
abu dan menurunnya kekuatan nadi perifer.

Auskultasi bunyi napas dan bunyi jantung. S3, S4 atau krekels terjadi dengan
Dengarkan murmur. dekompensasi jantung atau beberapa obat.
Terjadinya murmur dapat menunjukkan
katup karena nyeri dada, contoh stenosis
aorta, stenosis mitral atau rupture otot
papilar.

Mempertahankan tirah baring pada posisi Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan


nyaman selama episode akut menurunkan kerja miokard dan resiko
dekompensasi.
Berikan periode istirahat adekuat. Bantu Penghematan energi menurunkan kerja
dalam melakukan perawatan aktivitas diri jantung.
sesuai indikasi

Tekankan pentingnya menghindari Manuver Valsalva menyebabkan ransang


regangan/angkat berat, khususnya selama vagal, menurunkan frekuensi jantung yang
defekasi diikuti oleh takikardi, keduanya mungkin
mengganggu curah jantung.

Dorong pelaporan cepat adanya nyeri untuk Intervensi sesuai waktu menurunkan
upaya pengobatan sesuai indikasi konsumsi oksigen dan kerja jantung dan
mencegah/meminimalkan komplikasi
jantung.

Pantau dan catat respon efek obat, catat TD, Efek yang diinginkan untuk menurunkan
frekuensi jantung dan irama. kebutuhan oksigen miokard dengan
menurunkan stress ventrikuler. Obat dengan
kandungan inotropik negative dapat
menurunkan perfusi terhadap iskemia
miokardium. Kombinasi nitras dan
penyekat beta dapat memberi efek
terkumpul pada curah jantung.

Kaji tanda dan gejala GJK Angina hanya gejala patologis yang
disebabkan oleh iskemia miokard. Penyakit
yang mempengaruhi fungsi jantung menjadi
dekompensasi.

Kolaborasi

Berikan oksigen tambahan sesuai Meningkatkan sediaan oksigen untuk


kebutuhan kebutuhan miokard untuk memperbaiki
kontraktilitas, menurunkan iskemia dan
kadar asam laktat.

Berikan obat sesuai indikasi :

1. Penyekat saluran kalsium, contoh Meskipun berbeda pada bentuk kerjanya,


ditiazem, nifedipin, verapamil. penyekat saluran kalsium berperan penting
dalam mencegah dan menghilangkan
iskemia pencetus spasme arteri koroner dan
menurunkan tahanan vaskuler sehingga
menurunkan TD dan curah jantung.

Diskusikan tujuan dan siapkan untuk Tes stres memberikan informasi tentang
menekankan tes dan kateterisasi jantung ventrikel sehat/kuat, yang berguna pada
bila diindikasikan. penentuan tingkat aktivitas yang tepat.
Angiografi mungkin diindikasikan untuk
mengidentifikasi area obstruksi/kerusakan
arteri koroner yang memerlukan intervensi
bedah.

Siapkan untuk intervensi pembedahan PTCA menjadi prosedur umum pada 15


(PTCA, penggantian katup, CABG) sesuai tahun terakhir. PTCA meningkatkan aliran
indikasi. darah koroner dengan kompresi lesi
aterosklerosis dan dilatasi lumen pembuluh
pada arteri koroner tersumbat. Prosedur ini
lebih disukai dari bedah jantung invasive
(CABG). CABG dianjurkan bila konfirmasi
tes iskemia miokard sebagai akibat penyakit
arteri koroner terutama kiri atau penyakit
pembuluh-tiga simtomatik.

Siapkan untuk pindah ke unit perawatan Nyeri dada dini/memanjang dengan


kritis bila kondisi memerlukan penurunan curah jantung menunjukkan
terjadinya komplikasi yang memerlukan
intervensi terus-menerus/darurat.

1. 3. Kecemasan/ansietas b.d krisis situsional, respon patofisiologis, ancaman


terhadap status kesehatan.

Kriteria hasil :

- menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat

- melaporkan ansietas manurun sampai tingkat yang dapat diatasi

- menyatakan masalah tentang efek penyakit pada pola hidup, posisi dalam keluarga dan
masyarakat.

- Menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan masalah.


Tindakan Rasional

Mandiri

Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes Menurunkan cemas dan takut terhadap
stres diagnosa dan prognosis.

Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, Perasaan tidak diekspresikan dapat


contoh menolak, depresi, dan marah. Biarkan menimbulkan kekacauan internal dan efek
pasien/orang terdekat mengetahui ini sebagai gambaran diri. Pernyataan masalah
reaksi normal. Catat pernyataan masalah, menurunkan tegangan, mengklarifikasi
contoh serangan jantung tak dapat tingkat koping, dan memudahkan
dielakkan. pemahaman perasaan. Adanya bicara tentang
diri negative meningkatkan tingkat cemas
dan eksaserbasi serangan angina.

Dorong keluarga dan teman menganggap Meyakinkan pasien bahwa peran dalam
pasien seperti sebelumnya. keluarga dan kerja tidak berubah.
Beritahu pasien program medis yang telah Mendorong pasien untuk mengontrol tes
dibuat untuk menurunkan/membatasi gejala untuk meningkatkan kepercayaan
serangan akan datang dan meningkatkan pada program medis dan mengintegrasikan
stabilitas jantung. kemampuan dalan persepsi diri.

Kolaborasi

Berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi. Mungkin diperlukan untuk membantu pasien
rileks sampai secara fisik mempu untuk
membuat strategi koping adekuat.
ANALISA DATA UNTUK PASIEN DENGAN

INFARK MIOKARD DAN ANGINA PEKTORIS

NO Data penunjang Penunjang Masalah Keperawatan


1. DO: Gangguan rasa nyaman: nyeri

1. Wajah terlihat meringis, menangis,


merintih

1. Kehilangan kontak mata

2. Takikardi

3. Frekwensi nafas meningkat

4. Fokus pada diri sendiri atau pada


nyeri

5. Terlihat cemas, gelisah, marah, dan


perilaku menyerang

DS:

Klien mengatakan bahwa mengalami:

1. Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri,


bahu yang terasa seperti ditekan, diremas-
remas

2. Lemah dan letih

3. Sesak nafas saat beraktivitas (angina


pectoris)

4. Sesak nafas muncul mendadak (infark


miokard)

5. Sesak nafas pada malam hari (infar


miokard)

6. Nyeri tidak hilang dengan istirahat (infark


miokard)
7. Nyeri ulu hati/epigastrium

Nyeri yang tidak hilang dengan istirahat (infark


miokard)

2. Do: Penurunan curah jantung

1. Peningkatan Atau Ketidakteraturan


Frekwensi Nadi

1. Tekanan Darah Menurun

2. Frekwensi Nafas Meningkat

3. Adanya Bunyi Abnormal Jantung

1. Disritmia

2. Membran Mukosa Dan


Bibir Pucat

Ds:

Klien mengatakan bahwa mengalami:

1. Sesak nafas

2. Merasa pusing

3. Lemah, lelah

3. DO: Intoleransi Aktivitas

1. Frekwensi nafas meningkat

2. Frekwensi nadi meningkat

3. Pucat

DS:
Klien mengatakan bahwa mengalami:

1.Sesak nafas saat bekerja

2. Lemah, letih

3. Pusing

4. Do: Ansietas

1. Peningkatan Frekwensi Nadi

2. Peningkatan TD

3. Peningkatan frekwensi nafas

4. Terlihat gelisah

5. Kehilangan control

6. Menangis atau marah berlebihan

7. Kontak mata buruk

DS:

Klien mengatakan bahwa mangalami:

1.Kelemahan, keletihan karena nyeri dada

2.Pusing

3.Sulit tidur

4.Cemas akan penyakit


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Pasien ed 3 . Terj I Made Kariasa (et al). Jakarta: EGC

Lewis, S.M., Heikemper, M.M. & Dirksen, S.R.2004. Medical Surgical Nursing :
Assessment and Management of Clinical Problems ed 6. Missouri : Mosby Inc

Price, S.A & Lorraine, M.W.1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit vol 1 ed
4. Ter Peter Anugrah. Jakarta: EGC

Rokhaeni, H., Purnamasari, E & Anna, U.R. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler ed 1.
Jakarta : Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Nasional Harapan Kita

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth vol 2
ed 8. Terj Kuncara H. Y (et al). Jakarta: EGC

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam vol 2 ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI

2007. Coronary Artery Disease. Diakses dari http: // www.heartinfo.com

You might also like