Professional Documents
Culture Documents
1. PENGERTIAAN
Coronary artery disease atau penyakit arteri koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran
darah ke jantung (Brunner dan Suddarth, )
Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila
satu atau lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung
(kerusakan pada otot jantung).( Brunner and Sudarth, 2001).
II. ETIOLOGI
Penyebab utama dari penyakit arteri koroner adalah terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis
adalah pengerasan pada dinding arteri. Arteriosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan
lemak, kolesterol, dilapisan intima arteri. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plak.
Walaupun pengetahuan tentang kejadian etiologi tidak lengkap, namun jelas bahwa tidak ada
faktor tunggal yang bertanggung jawab untuk perkembangan aterosklerosis. Ada beberapa faktor
resiko yang mengakibatkan terjadinya penyakit arteri koroner yaitu:
Yaitu faktor resiko bilogis yang tidak dapat diubah, yang meliputi:
1. Usia
1. Jenis Kelamin
Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Wanita agaknya relatif lebih
kebal terhadap penyakit ini karena dilindungi oleh hormon estrogen. Namun setelah menopause
sama rentannya dengan pria.
1. Ras
Orang Amerika- Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis dibanding orang kulit putih.
Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit arteri koroner, meningkatkan kemungkinan
timbulnya aterosklerosis premature.
Yaitu faktor resiko yang dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi,
yang meliputi:
1. Hiperlipidemia
1. Hipertensi
Adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolic. Hipertensi terjadi jika tekanan
darah melebihi 140/90 mmHg. Peningkatan tekanan darah mengakibatkan bertambahnya beban
kerja jantung. Akibatnya timbul hipertrofi ventrikel sebagai kompensasi untuk meningkatkan
kontraksi. Namun lama-lama, ventrikel tidak mampu lagi mengkompensasi tekanan darah yang
terlalu tinggi hingga akhirnya terjadi dilatasi dan payah jantung. Dan jantung semakin terancam
oleh aterosklerosis koroner.
1. Merokok
1. Diabetes Mellitus
Hiperglikemi menyebabkan peningkatan agregasi terombosit. Hal ini akan memicu terbentuknya
trombus. Pasien DM juga berarti mengalami kelainan dalam metabolisme termasuk lemak
karena terjadinya toleransi terhadap glikosa.
1. Obesitas
Obesitas adalah jika berat badan lebih dari 30 % berat badan standar. Obesitas akan
meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen.
1. Inaktifitas Fisik
Inaktifitas fisik akan meningkatkan resiko aterosklerosis. Dengan exercise akan meningkatkan
HDL dan aktivitas fibrinolisis.
Stress akan merangsang keluarnya katekolamin, sedangkan kepribadian tipe A( ambisius, agresif,
kompetitif) dapat mempercepat aterogenesis.
1. Homosistein
Adalah asam amino yang mengandung sulfur yang berasal dari pemecahan asam amino essensial
methionin. Homosistein dapat mengakibatkan terbentuknya lapisan lemak di dinding arteri.
Menurut penelitian terbaru, CRP bisa meningkatkan terjadinya aterosklerosis. CRP adalah salah
satu sistem imun-protein darah yang terbentuk jika terjadi inflamasi. Hal ini bisa mengakibatkan
pertumbuhan plak di arteri.
Terdapat empat faktor resiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis kelamin,
ras dan riwayat keluarga. Kerentanan terhadap aterosklerosis koroner meningkat dengan
bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Wanita tampaknya
relative kebal terhadap penyakit ini sampai setelah menopause, dan kemudian menjadi sama
rentannya seperti pria. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
wanita pada usia sebelum menopause. Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap
aterosklerosis daripada orang kulit putih. Akhirnya, riwayat keluarga yang positif terhadap
penyakit jantung koroner (yaitu, saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia
50 tahun) meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis premature.
Faktor-faktor resiko tambahan lainnya masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat
memperlambat proses aterogenik. Faktor-faktor resiko mayor adalah:
1) Hiperlipidemia
Lipid plasma adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas berasal dari
oksigen, dari makanan dan endogen dari sintesis lemak.kolesterol dan trigriserida adalah dua
jenis lipid yang relatif mempunyai makna klinis yang penting sehubungan dengan asteriogenesis.
Lipid tidak larut dalam plasma tetapi terikat pada protein sebagai mekamisme transport dalam
serum. Peningkatan kolesterol dihubungkan dengan meningkatnya resikoterhadap koronaria
sementara kadar kolesterol HDL yang meningkat tampaknya berperan sebagai faktor pelindung
terhadap penyakit arteri koronaria.
2) Hipertensi
Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko yang paling membahayakan karena biasanya tidak
menunjukan gejalasampai kondisi telah menjadi lanjut/ kronis. Tekanan darah tinggi
menyebabkan meningkatnya gradien tekanan yang harus dilawan oleh ventrikel kiri saat
memompa darah. Tekanan tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kebutuhan oksigen
jantung meningkat.
3) Merokok
Resiko meroko tergantung pada jumlah roko yang digunakan perhari, bukan pada lamanya
seseorang merokok. Seseorang yang meroko lebih dari sebungkus sehari, beresiko mengalami
kesehatan khususnya gangguan jantu 2 kali lebih besar daripada mereka yang tidakmerokok.
Merokok berperan dalam memperburuk kondisi penyakit arteri koroner melalui 3 cara meliputi:
Menghirup asam akan meningkatkan kadar karbonn monoksida (CO) darah. Hemoglobin,
komponen darah yang mengangkut oksigen lebih mudah terikat pada karbon monoksida daripada
oksigen. Hal ini menyebabkan oksigen yang disuplai ke jantung menjadi sangat berlebih,
sehingga jantung bekerja lebih berat untuk menghasilkan energi yang sama besarnya.
Asam nikotinat pada tembakau memicu pelepasan katekolamin, yang menyebabkan kontriksi.
Merokok, meningkatkan adhesi trombositmengakibatkan pembentukan thrombus
4) Diabetes Militus
Penderita DM cenderung memiliki prevalensi arteriosklerosis yang lebih tinggi, demikian juga
pada kasus arteriosklerosis koloner prematur berat. Hiperglekimia menyebabkan peningkatan
agrerasi trombosit yang ddapat menyebabkan trombus. Hiperglekimia bisamenjadi penyebab
kelainan metabolisme lemak/ predisposisi terhadap degenerasi vaskular yang berkaitan dengan
gangguan intoleransi terhadap glukosa.
III. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol, lemak tetimbun di intima arteri. Timbunan ini akan
mengakibatkan terganggunya absorbsi nutrient sel-sel endotel yang menyusun lapisan dalam
pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh
darah. Sel-sel endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi
jaringan parut.
Selanjutnya lumen bertambah sempit dan aliran darah bisa terhambat. Pada lumen yang
menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadinya pembentukan bekuan daarah. Hal
ini menjelaskan bagaiman terjadinya koagulasi intravaskuler yang diikuti oleh penyakit
tromboemboli.
a.Manifestasi Klinik
1. ANGINA PEKTORIS
Angina Pektoris adalah rasa sakit pada dada yang timbul akibat adanya iskemia otot jantung.
Sakit dada ini menimbulkan berkurangnya aliran darah koroner sehingga suply oksigen ke
jantung tidak adekuat. Akibat kekurangan oksigen ini juga bisa terjadi metabolisme anaerob pada
sel miokard yang hipoksia tersebut yang menghasilkan asam laktat yang akan menambah nyeri
dada.
Nyeri dada yang timbul bervariasi, mulai dari rasa tertekan benda berat, seperti diremas-remas,
terasa panas sampai nyeri yang sangat hebat yang disertai rasa takut atau rasa akan menjelang
ajal. Nyeri sangat terasa di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah
(retrosternal) atau dada sebelah kiri yang dapat menyebar ke bahu, lengan kiri leher dan rahang.
Nyeri berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Nyeri pada angina ini dipicu oleh aktivitas yang
meningkatkan kebutuhan miokard terhadap oksigen seperti latihan fisik, berjalan cepat, menaiki
tangga, makan terlalu kenyang atau bahkan emosi. Tapi nyeri ini akan segera hilang jika istirahat
atau pemberian nitrogliserin sublingual.
Selain nyeri dada, pada angina juga bisa ditemukan keluhan seperti sesak nafas, perasaan lemah,
lelah, berkeringat dingin.
1. INFAK MIOKARD
Infark miokard adalah kematian jaringan otot jantung, yang ditandai dengan adanya nyeri dada
yang khas. Nyeri ini biasanya disebabkan oleh thrombus yang menyumbat total aliran darah
pada arteri koroner, sehingga suply oksigen ke jantung betul-betul tidak ada. Hal ini akan
mengakibatkan kerusakan seluler yang irreversible dan kematian otot atau nekrosis. Bagian
miokard yang mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen.
Nyeri dada khas yang timbul pada infark miokard adalah nyeri dada yang terjadi secara
mendadak dan tak berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin sublingual. Nyeri
biasanya terasa di regio sternal bawah dan abdomen bagian atas. Nyeri seperti tertususk-tusuk
yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri), atau ke
rahang dan leher. Nyeri bersifat spontan yang berlangsung lebih dari 30 menit hingga menetap
selama beberapa jam atau hari.
Selain nyeri dada, pasien infark miokard juga bisa mengalami mual dan muntah, pucat, dingin,
demam ataupun manifestasi kardiovaskuler lain seperti takikardi, disritmia, hipertensi atau
hipotensi.
b.Komplikasi
1. ARITMIA
Merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan. Aritmia yaitu gangguan dalam irama
jantung yang bisa menimbulkan perubahan eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik
aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis akan meningkatkan kecepatan denyut
jantung.
Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard. Disfungsi ventrikel kiri atau gagal
jantung kiri akan menimbulkan kongesti pada vena pulmonalis sedangkan pada disfungsi
ventrikel kanan akan menimbulkan kongesti pada vena sistemik.
1. SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang
massif. Timbulnya lingkaran setan perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible
yaitu penurunan perfusi perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru yang bisa
berakhir dengan kematian
1. VENTRIKULER ANEURISMA
Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau apek jantung. Aneurisma ventrikel
akan mengembang bagaikan balon pada setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah
sekuncup. Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung kongestif
kronik, embolisasi sistemik dari thrombus mural dan aritmia ventrikel refrakter.
1. PERIKARDITIS
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung berkontak dengan
pericardium menjadi kasar, sehingga merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan
reaksi peradangan.
1. EMBOLI PARU
Emboli paru bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau kematian mendadak. Trombosis
vena profunda lebih lazim pada pasien payah jantung kongestif yang parah.
1. Laboratorium
Darah rutin
Fungsi ginjal
Fungsi hati
Profil lipid
Tropinin T
Foto torak
Ekokardoografi
Kateterisasi
Scanning Thalium
V. PENATALAKSANAAN
1. a. Medikasi
Nitrogiserin
Adalah bahan vasoaktif yang bisa melebarkan vena maupun arteri sehingga mempengaruhi
sirkulasi perifer dengan menurunkan konsimsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia
dan nyeri angina. Cara pemberiannya dengan meletakkan di bawah lidah/ sublingual.
Seperti nifedipin yang berfungsi meningkatkan supply oksigen ke jantung dengan melebarkan
dinding otot polos arterial koroner.
Analgesik
Seperi asetaminofen untuk menghilangkan sakit kepala yang disebabkan oleh dilatasi pembuluh
darah serebral sebagai respon terhadap nitrogliserin.
Nitrogliserin IV
Sebagai vasodilator untuk mengurangi nyeri jantung. Nitrogliserin menyebabkan dilatasi arteri
dan vena yang mengakibatkan pengumpulan darah di perifer yang bisa menurunkan jumlah
darah yang kembali ke jantung dan mengurangi beban kerja jantung.
Antikoogulan
Trombolitik
Seperti streptokinase untuk melarutkan setiap thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner,
memperkecil penyumbatan dan juga luasnya infark.
Analgesik
1. b. Prosedur Bedah
1. c. Rehabilitasi Jantung
Exercise Training
Tidak merokok
Exercise
Mengurangi stress
A. INFARK MIOCARD
1. 1. PENGKAJIAN
Nama : No RM :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Agama :
- Riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, DM
- Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak ( dapat/tidak berhubungan dengan aktivitas ), tidak
hilang dengan istirahat
- StresS
1. Pengkajian Fisik
Sirkulasi
Integritas ego
Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus
pada diri sendiri atau pada nyeri
Eliminasi
Penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah, penurunan berat badan
Hygiene
Neurosensori
Nyeri / ketidaknyamanan
Wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, menggeliat, menarik
diri, kehilangan kontak mata, respon otomatik ( perubahan frekuensi/irama jantung, TD,
pernapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran )
Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat, bunyi napas bersih atau krekels/mengi,
sputum bersih, merah muda kental
Interaksi social
Kesulitan istirahat dengan tenang, respon tterlali emosi ( marah terus-menerus ), menarik diri
dari keluarga
1. Pemeriksaan Diagnostik
Enzim jantung dan isoenzim meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam dan
kembali normal dalam 36-48 jam
1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard, peningkatan beban
kerja jantung/konsumsi oksigen
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan konduksi listrik
4) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan atau interupsi aliran darah,
pembentukan tromboemboli
5) Kecemasan b.d krisis situasional, respon patofisiologis, ancaman terhadap status kesehatan
1. 3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard, peningkatan
beban kerja jantung/konsumsi oksigen
Kriteria hasil :
Tindakan Rasional
Mandiri
Pantau/cata karakteristik nyeri, catat laporan Variasi penampilan dan perilaku pasien karena
verbal, petunjuk nonverbal, dan respon nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian.
hemodinamik ( meringis, menangis, gelisah, Kebanyakan pasien dengan IM akut tampak
berkeringat, mencengkram dada, napas sakit, distraksi dan berfokus pada nyeri.
cepat,TD/frekuensi jantung berubah). Riwayat verbal dan pendidikan lebih dalam
terhadap faktor pencetus harus ditunda sampai
nyeri hilang. Pernapasan mungkin meningkat
sebagai akibat nyeri dan berhubungan dengan
cemas, sementara hilangnya stress
menimbulkan katekolamin akan meningkatkan
kecepatan jantung dan TD.
Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri pada Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus
pasien terhadap lokasi; intensitas (0-10); digambarkan oleh pasien. Bantu pasien untuk
lamanya; kualitas (dangkal/menyebar) dan menilai nyeri dengan membandingkannya
penyebaran . dengan pengalaman yang lain.
Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri Dapat membandingkan nyeri yang ada dari
menyerupai angina, atau nyeri IM. pola sebelumnya, sesuai dengan identifikasi
Diskusikan riwayat keluarga. komplikasi seperti meluasnya infark, emboli
paru, atau perikarditis.
Periksa tanda vital sebelum dan sesudah Hipotensi/depresi pernapasan dapat terjadi
pemberian obat narkotik. sebagai akibat pemberian narkotik. Masalah
ini dapat meningkatkan kerusakan miokardia
pada adanya kegagalan ventrikel.
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan dengan kanula Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk
nasal atau masker sesuai indikasi. pemakaiam miokardia dan mengurangi
ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia
jaringan.
1. Antiangina, contoh nitrogliserin Nitrat berguna untuk control nyeri dengan efek
vasodilatasi koroner, yang meningkatkan
aliran darah koroner dan perfusi miokardia.
Efek vasodilatasi perifer menurunkan volume
darah kembali kejantung sehingga
menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan
oksigen.
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan konduksi
listrik
Kriteria hasil :
Tindakan Rasional
Mandiri
Auskultasi TD. Bandingkan kedua tangan dan Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan
ukur dengan tidur, duduk, dan berdiri bila bisa. disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokardia dan
ransang vagal. Namun, hipertensi juga
fenomena umum, kemungkinan berhubungan
dengan nyeri, cemas, pengeluaran katekolamin
dan atau masalah vaskuler sebelumnya.
Hipotensi ortostatik mungkin berhubungan
dengan komplikasi infark.
Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai Penurunan curah jantung mengakibatkan
indikasi menurunnya kekuatan sendi. Ketidakteraturan
diduga disritmia, yang memerlukan evaluasi
lanjut/pantau.
Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat Frekuensi dan irama jantung berespon
disritmia melalui telemetri terhadap obat dan aktivitas sesuai dengan
terjadinya komplikasi/disritmia yang
mempengaruhi fungsi jantung atau
meningkatkan kerusakan iskemik.
Denyutan/fibrilasi akut atau kronis mungkin
terlihat pada arteri koroner atau keterlibatan
katup dan mungkin atau tidak mungkin
merupakan kondisi patologi.
Berikan pispot disamping tempat tidur bila Mengupayakan penggunaan bedpan dapat
pasien tak mampu kekamar mandi melelahkan dan secara fisiologis penuh stress,
juga meningkatkan kebutuhan oksigen dan
kerja jantung.
Kolaborasi
Berikan oksigen tambahan, sesuai indikasi Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokard, menurunkan iskemia dan
disritmia lanjut
Pertahankan cara masuk IV/heparin-lok sesuai Jalur yang paten penting untuk pemberian obat
indikasi darurat pada adanya disritmia atau nyeri dada
Pantau data laboratorium: contoh enzim Enzim memantau perbaikan infark. Adanya
jantung, GDA, elektrolit hipoksia menunjukkan kebutuhan tambahan
oksigen. Keseimbangan elektrolit, contoh
hipokalemia/hiperkalemia sangat berpengaruh
besar terhadap irama jantung/kontraktilitas.
Berikan obat anti disritmia sesuai indikasi Disritmia biasanya secara simtomatis kecuali
untuk PVC, dimana sering mengancam secara
profilaksis.
Kriteria hasil :
- melaporkan tak adanya angina/terkontrol dalam rentang waktu selama pemberian obat
Tindakan Rasional
Mandiri
Batasi pengunjung dan atau kunjungan oleh Pembicaraan yang panjang sangat
pasien mempengaruhi pasien, namun periode
kunjungan yang tenang bersifat terapeutik.
Anjurkan pasien menghindari peningkatan Aktivitas yang memerlukan menahan napas
tekanan abdomen, contoh mengejan saat dan menunduk dapat mengakibatkan
defekasi. bradikardi, juga dapat menurunkan curah
jantung, dan takikardi dengan peningkatan
TD.
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari Aktivitas yang maju memberikan control
tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi jantung, menimgkatkan regangan dan
bila tak ada nyeri, ambulasi dan istirahat mencegah aktivitas berlebihan.
selama 1 jam setelah makan.
Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri dada,
tidak toleran terhadap aktivitas atau atau dispnea dapat mengindikasikan
memerlukan pelaporan pada perawat/dokter. kebutuhan perubahan program olahraga atau
obat.
Kolaborasi
B. ANGINA PEKTORIS
1. 1. PENGKAJIAN
Nama : No RM :
Umur : Tanggal masuk :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Agama :
- Nyeri dada substernal, anterior yang menjalar kerahang, leher bahu, dan ekstremitas atas (
lebih pada kiri dari pada kanan ) pada saat bekerja.
- Diabetes,stroke, hipertensi
1. Pengkajian fisik
Takikardi, disritmia, TD dapat normal atau naik turun, bunyi jantung kemungkinan normal
Integritas ego
Nyeri / ketidaknyamanan
Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit tangan kiri, tegangan
otot, gelisah
Pernapasan
1. Pemeriksaan diagnostik
EKG : biasanya normal pada pasien istirahat tetapi datar atau depresi pasa segmen ST
pada gelombang T.
1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d penurunan aliran darah miokard, peningkatan beban
kerja jantung/konsumsi oksigen
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan inotropik jantung, gangguan konduksi listrik
5) Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan b.d penurunan atau interupsi aliran darah,
pembentukan tromboemboli.
1. 3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria hasil :
Tindakan Rasional
Mandiri
Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat Nyeri dan penurunan curah jantung dapat
dengan cepat bila terjadi nyeri dada meransang system saraf simpatis untuk
mengeluarkan sejumlah besar norepinefrin,
yang meningkatkan agregasi trombosit dan
mengeluarkan tromboxan A2. ini
vasokonstriktor poten yang menyebabkan
spasme arteri koroner yang dapat mencetus,
mengkomplikasi dan/atau memperlama
serangan angina memanjang. Nyeri tak bisa
ditahan menyebabkan respon vasovagal,
menurunkan TD dan frekuensi jantung.
Kaji dan catat respon pasien /efek obat Memberikan informasi tentang kemajuan
penyakit. Alat dalan evaluasi keefektifan
intervensi dan dapat menunjukkan kebutuhan
perubahan program pengobatan
Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada : Membantu meredakan nyeri dada dini dan
frekuensi, durasinya, intensitas, dan lokasi alat evaluasi kemungkinan kemajuan
nyeri menjadi angina tidak stabil ( angina stabil
biasanya berakhir 3-5 menit sementara
angina tidak stabil lebih lama dan dapat
berakhir lebih dari 45 menit )
Observasi gejala yang berhubungan, contuh Penurunan curah jantung meransang system
dispnea, mual/muntah, pusing, palpitasi, saraf simpatis/parasimpatis, menyebabkan
keinginan berkemih. berbagai rasa sakit/sensasi dimana pasien
tidak dapat mengidentifikasi apakah
berhubungan dengan episode angina.
Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, Nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri
bahu, tangan, atau lengan ( khususnya pada sering lebih kepermukaan dipersarafi oleh
sisi kiri ) tingkat saraf spinal yang sama.
Letakkan pasien pada istirahat total selama Menurunkan kebutuhan oksigen miokard
periode angina untuk meminimalkan resiko cidera
jaringan/nekrosis.
Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien Memudahkan pertukaran gas untuk
napas pendek menurunkan hipoksia napas pendek
berulang.
Pantau tanda vital tiap 5 menit selama TD dapat meningkat secara dini sehubungan
serangan angina dengan ransangan simpatis, kemudian turun
bila curah jantung dipengaruhi. Takikardi
juga terjadi pada respon terhadap ransangan
simpatis dan dapat berlanjut sebagai
kompensasi bila curah jantung menurun.
Kolaborasi
Kriteri hasil :
Tindakan Rasional
Mandiri
Catat warna kulit dan kualitas nadi Sirkulasi perifer menurun bila curah jantung
turun membuat kulit pucat atau warna abu-
abu dan menurunnya kekuatan nadi perifer.
Auskultasi bunyi napas dan bunyi jantung. S3, S4 atau krekels terjadi dengan
Dengarkan murmur. dekompensasi jantung atau beberapa obat.
Terjadinya murmur dapat menunjukkan
katup karena nyeri dada, contoh stenosis
aorta, stenosis mitral atau rupture otot
papilar.
Dorong pelaporan cepat adanya nyeri untuk Intervensi sesuai waktu menurunkan
upaya pengobatan sesuai indikasi konsumsi oksigen dan kerja jantung dan
mencegah/meminimalkan komplikasi
jantung.
Pantau dan catat respon efek obat, catat TD, Efek yang diinginkan untuk menurunkan
frekuensi jantung dan irama. kebutuhan oksigen miokard dengan
menurunkan stress ventrikuler. Obat dengan
kandungan inotropik negative dapat
menurunkan perfusi terhadap iskemia
miokardium. Kombinasi nitras dan
penyekat beta dapat memberi efek
terkumpul pada curah jantung.
Kaji tanda dan gejala GJK Angina hanya gejala patologis yang
disebabkan oleh iskemia miokard. Penyakit
yang mempengaruhi fungsi jantung menjadi
dekompensasi.
Kolaborasi
Diskusikan tujuan dan siapkan untuk Tes stres memberikan informasi tentang
menekankan tes dan kateterisasi jantung ventrikel sehat/kuat, yang berguna pada
bila diindikasikan. penentuan tingkat aktivitas yang tepat.
Angiografi mungkin diindikasikan untuk
mengidentifikasi area obstruksi/kerusakan
arteri koroner yang memerlukan intervensi
bedah.
Kriteria hasil :
- menyatakan masalah tentang efek penyakit pada pola hidup, posisi dalam keluarga dan
masyarakat.
Mandiri
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes Menurunkan cemas dan takut terhadap
stres diagnosa dan prognosis.
Dorong keluarga dan teman menganggap Meyakinkan pasien bahwa peran dalam
pasien seperti sebelumnya. keluarga dan kerja tidak berubah.
Beritahu pasien program medis yang telah Mendorong pasien untuk mengontrol tes
dibuat untuk menurunkan/membatasi gejala untuk meningkatkan kepercayaan
serangan akan datang dan meningkatkan pada program medis dan mengintegrasikan
stabilitas jantung. kemampuan dalan persepsi diri.
Kolaborasi
Berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi. Mungkin diperlukan untuk membantu pasien
rileks sampai secara fisik mempu untuk
membuat strategi koping adekuat.
ANALISA DATA UNTUK PASIEN DENGAN
2. Takikardi
DS:
1. Disritmia
Ds:
1. Sesak nafas
2. Merasa pusing
3. Lemah, lelah
3. Pucat
DS:
Klien mengatakan bahwa mengalami:
2. Lemah, letih
3. Pusing
4. Do: Ansietas
2. Peningkatan TD
4. Terlihat gelisah
5. Kehilangan control
DS:
2.Pusing
3.Sulit tidur
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman untuk Perencanaan Perawatan Pasien ed 3 . Terj I Made Kariasa (et al). Jakarta: EGC
Lewis, S.M., Heikemper, M.M. & Dirksen, S.R.2004. Medical Surgical Nursing :
Assessment and Management of Clinical Problems ed 6. Missouri : Mosby Inc
Price, S.A & Lorraine, M.W.1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit vol 1 ed
4. Ter Peter Anugrah. Jakarta: EGC
Rokhaeni, H., Purnamasari, E & Anna, U.R. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler ed 1.
Jakarta : Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Nasional Harapan Kita
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth vol 2
ed 8. Terj Kuncara H. Y (et al). Jakarta: EGC
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam vol 2 ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI