You are on page 1of 4

Penjajahan Kolonial Masa Kini

Globalisasi adalah proses integrasi


internasional yang membuat dunia ini tidak ada
batas-batasannya bagi negara maju dan
berkembang. Batasan-batasan yang tidak terbatas ini
terkadang menyelundupkan wacana terselubung
untuk diinterpretasi misteri apa yang dibawakan.
Berbicara mengenai globalisasi, perkembangan
globalisasi di dunia tidak lepas dari pengaruh-
pengaruh negara Barat. Dimana secara tradisional ini
dapat ditelusuri melalui jejak zaman kolonialisasi
negara Barat. Sehingga dapat kita katakan sebagai
Kolonialisasi Modern di masa sektor perekonomian,
industri, dan lain-lain didominasi oleh mereka. Jelas
seperti itu, karena dari definisi kolonialisme saja yaitu
pengembangan kekuasaan sebuah negara untuk mendominasi ekonomi, tenaga
kerja, dan lain-lain.

Dampak yang telah dipengaruhi oleh negara Barat dalam sektor


perekonomian ialah penerapan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
menjadi IFRS. Dimana IFRS ini berfokus pada dua pihak yang ingin dituju oleh
laporan keuangan yaitu investor dan kreditor. IFRS ini bertujuan untuk
menyeragamkan akuntansi standarisasi di dalam suatu negara untuk
memudahkan dalam bisnis yang telah disepakati oleh beberapa negara yang
bisa diterima secara global. Hal ini tidak lagi menjadi pembatas dan jarak
dikarenakan reinkarnasi kolonialisme yang disebut dengan kolonialisme modern
yang merujuk pada ideologi kapitalisme. Tentu saja kita berbicara mengenai
kapital dalam akuntansi. Akan tetapi ada pengaruh lain yang dibawa globalisasi
dimana paradigma pendidikan kita telah terkontaminasi oleh paradigma liberal.
Ini telah mendominasi pendidikan kita baik formal maupun nonformal. Dimana
tujuan pendidikan yang ingin dicapai tiga yaitu Kecerdasan, Kemerdekaan, dan
Kedewasaan sudah tidak bisa sepenuhnya terealisasikan di Negara kita.
Pengaruh Liberal ini terlihat tidak terealisasikan dalam pendidikan yang lebih
mengutamakan mengejar prestasi melalui persaingan. Dimana ini tidak
mencerdaskan bangsa karena hanya mengejar nilai, juga ada aturan-aturan yang
meresahkan sehingga tidak memerdakan kami apalagi dengan kurikulum yang
padat. Berbagai produk hasil kapitalisme akademik yang betebaran di sekitar
kita seperti komputer, chips, dan lain-lain. Karena yang muncul dinamakan pasar
bebas juga mudahnya organisasi-organisasi internasional seperti IWF dan WIO
yang didominasi oleh negara maju yang mempengaruhi sistem pendidikan kita
yang merujuk pada kapitalisme. Sekarang terjadi pengejolakan banyak ideologi
di negara kita, alangkah sangat baiknya jika kita kembali murni kepada ideologi
kita yaitu pancasila.

Oleh : Hasrawati Akuntansi16


Kritis di Pelupuk Mata

Secara Etimologi atau asal usul, kata


pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan
eduction. Dalam bahasa Latin pendidikan disebut
dengan Educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E
dan Duco, dimana kata E berarti sebuah
perkembangan dari dalam keluar atau dari sedikit
banyak. Sedangkan Duco berarti perkembangan atau
sedang berkembangan. Jadi secara etimologi
pengertian pendidikan adalah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan
kekuatan individu. Sedangkan menurut kamus
bahasa indonesia, pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelahiran.

Tujuan pendidikan yaitu mengajarkan individu untuk mencapai tiga hal


yakni kecerdasan, kemerdakaan, dan kedewasaan. Namun seringkali dimaknai
berbeda di berbagai kalangan, seperti pendapat yang mengatakan bahwa
pendidikan untuk membuat individu atau peserta didik menjadi pandai. Adapula
yang beranggapan pendidikan merupakan media dalam pentransformasian nilai-
nilai yang baik.

Jika ingin mengulas mengenai pendidikan maka haruslah terlebih dahulu


memahami mengenai paradigma dalam pendidikan ini sendiri. Ada tiga
paradigma pendidikan yaitu paradigma konservatif. Pada paradigma ini perserta
didik hanya mendengarkan apa yang gurunya sampaikan, tidak ada proses
mempertanyakan ataupun meragukan yang diperolehnya. Kritik terhadap
konservatif ini dapat diwakili oleh perumpamaan murid sebagai celengan dan
guru sebagai orang yang menabung dengan celengan tersebut. Artinya murid
hanya mendengarkan kata gurunya semata. Paradigma kedua yaitu paradigma
liberal, dimana murid (peserta didik) telah mulai mempertanyakan atau apa
yang diperolehnya, namun masih sekadar mempertanyakan dan belum ada
tindakan yang tercipta. Yang ketiga yaitu paradigma kritis, murid telah dapat
melakukan analisis yang lebih mendalam dengan kata lain telah mampu
menghubungkannya dengan realitas sosial yang ada. Paradigma kritis inilah
yang dapat mencapai tujuan inti pendidikan.

Paradigma kritis jika dibawai pada konteks globalisasi, maka dapat


menjabarkannya melalui produk-produk dari globalisasi itu sendiri. Salah satu
produk globalisasi yaitu sistem pelaporan keuangan atau yang akrab disebut
sebagai akuntansi.Standar Pelaporan Keuangan Internasional (Bahasa inggris:
International Federation Reporting Standard) adalah bukti konkrit seb uah produk
globalisasi.

Oleh : Indra Budi Setiyawan Akuntansi15

Idealkah Pendidikan ?

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat


dibutuhkan oleh manusia. Pendidikan kerap kali
disamakan dengan sekolah, namun nyatanya
berbeda. Setelah hanyalah salah satu media guna
memperoleh pendidikan. Lantas, apakah
sebenarnya pendidikan itu ? pada UUD 1945, telah
diatur bahwa salah satu tugas negara adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa, adapula yang
mengatakan bahwa pendidikan bertujuan
memerdekakan, mendewasakan, lebih anti
mainsteam, ada yang mengatakan pendidikan
adalah alat untuk mencetak tenaga kerja. Sungguh
luar biasa makna dari pendidikan.

Bebicara tentang pendidikan adalah sarana untuk mencari ilmu.


Mencerdaskan, memerdekakan, mendewasakan. Tentu sangat wajar, saya rasa
inilah tujuan pendidikan asli, bukan turunan. Seharusnya pendidikan yang
membawa kecerdasan bagi kita guna lepas dari penjajahan langsung atau tidak
langsung, menuntun bagaimana kita bersikap sesuai ilmu, bijaksana dalam
pergerakan. Itulah pendidikan yang seharusnya.

Menjalani pendidikan tentu ada dan tidak akan lepas dari paradigma-
paradigma pendidikan ada 3 yaitu : paradigma konservatif yang beranggapan
bahwa sistem pendidikan akan berubah dengan sendirinya tanpa perlu di kritisi,
paradigma liberal berbicara tentang kebebasan individu memanfaatkan
modalnya untuk berpendidikan. Liberal pula yang meniscayakan sifat dan sikap
kompetitif, yang terakhir adalah paradigma pendidikan kritis, dimana kita
mencari tahu bagaimana pendidikan itu seharusnya selama realitas pendidikan
belum sesuai dengan ide pendidikan maka patut untuk dikritisi. Saya rasa kita
menganut paradigma liberal.

Lantas bagaimana pendidikan saat ini ? yah, saya mengatakan pendidikan


saat ini adalah liberal, dimana yang kaya sangatlah mudah untuk memperoleh
pendidikan, yang miskin semakin sulit mendapatkan pendidikan karena tidak
adanya modal yang menunjang. Selain itum nampak pendidikan dipengaruhi
adanya korporat. Pendidikan selama 12 tahun ditambah masa kuliah seolah
dibuat agar kita menjadi pekerja-pekerja korporat guna membantu korporat
mendapatkan keuntungan maksimal. Kita sudah lupa bahwa seharusnya kita
cerdas, bukan pintar.

Tidak jarang kekuasaan sangatlah berpengaruh dalam dunia kerja,


contohnya saja dibidang akuntansi, kepintaran akuntan dimanfaatkan untuk
memperoleh kapital besar penguasa tanpa keadilan sosial. Pada
perkembangannya, kekuasaan akuntansi memunculkan IFRS.

Oleh : Tariq Hidayatullah H Akuntansi16

You might also like