You are on page 1of 1

1.

1Latar Belakang

Volume sampah kemasan plastik di Bojonagara berada dalam tingkat


melebihi kapasitas untuk dapat dibuang ataupun di kumpulkan dengan cara
aman. Volume sampah plastik yang ditimbun juga sudah melebihi kapasitas .
Penimbunan sampah plastik menimbulkan persoalan lingkungan dan kesehatan
yang meliputi:

a. Polusi tanah: sampah plastik menghalangi aliran air dan udara dalam
tanah. Sampah plastik juga sulit untuk terurai sehingga dapat merusak
tanaman di tempat penimbunan sampah dan dapat merusak lahan.
b. Kematian hewan: sampah plastik yang tertelan oleh hewan dapat
mengakibatkan kematian karena penyumbatan saluran pencernaan.
c. Wabah Penyakit : Sampah yang ditimbun dapat menimbulkan wabah
penyakit bagi warga sekitar akibat adanya nyamuk, lalat,dll yang ada di
tempat penimbunan sampah .
d. Polusi Udara : Udara di sekitar tempat penimbunan sampah dapat
dicemari oleh bau tak sedap dari timbunan sampah
e. Bencana alam : Erosi dapat terjadi karena penumpukan sampah yang
sudah melebihi kapasitas apalagi daearah banjarnagara merupakan
daerah pegunungan.
Perusahaan Daerah (PD) di kota Bandung juga kurang maksimal kinerjanya
dalam pengolahan akhir sampah . Apalagi PD Kebersihan menyerap dana APBD
Kota Bandung tahun 2013 sebesar Rp 65 miliar. Biaya tersebut dapat
diminimalisir dengan cara membangun pabrik daur ulang limbah plastik .
Pembangunan pabrik pengolahan daur ulang limbah plastik juga dapat
menambah APBD dengan menjual produknya. UU No.18 Tahun 2008 juga
mengatur hal dalam mengurangi sampah plastik. Dengan pembangunan pabrik
daur ulang limbah plastik di Bojonagara kota Bandung, Sampah plastik bisa
dikurangi.

You might also like