You are on page 1of 4

Batik Indramayu

Daniel Wibisana/1306437076/Fakultas Teknik ( )

Adipa Rizky Putra

Muharayma

Pendahuluan

Sejarah

Daerah Indramayu yang bertetangga dengan Cirebon adalah daerah nelayan, Dahulu
Indramayu merupakan salah satu pelabuhan yang penting di pantai Utara Jawa, dan sering
menjadi tempat persinggahan. Di daerah Indramayu yang terletak di muara sungai Cimanuk di
JAwa Barat ini, batik dikerjakan oleh istri-sitri para nelayan, antara lain dihasilkan desa Paoman,
Babad, dan Terusan. Pembuatan batik klasik Indramayu diperkirakan sudah dimulai pada masa
kerajaan Demak yaitu tahun 1527.

Batik Indramayu sering juga disebut Batik Dermayon, tergolong batik pesisir. Batik
pesisir yang lebih dikenal adalah Batik Pekalongan, batik Cirebon, Batik Madura. Batik di
daerah ini dikerjakan oleh istri para nelayan untuk menambah biaya hidup sewaktu ditinggal
suami mereka yang turun kelaut yang lamanya bisa sampai 3 atau 4 bulan. Oleh karena itu, tidak
heran jika batik yang dikerjakan mereka berupa batik yang tidak terlalu banyak memakan waktu.
Mereka membatik dengan menggunakan canting besar di atas kain polos dan hampir-hampir
tidak memakai isen-isen. Untuk mengisi kekosongan ini seluruh kain diberi cocohan yaitu titik
yang dibuat dengan menggunakan alat yang disebut complongan.
Complongan adalah alat berbentuk seperti sisir yang memiliki jarum-jarum halus. Jarum-
jarum halus itu dipakai untuk menusuk-nusuk kain yang sudah ditutupi malam; setelah
pencelupan akan terdapat cocohan (titik) dengan warna celupan tadi.

Karena banyak pengrajin dari Lasem yang hijrah ke Indramayu, motif batik Indramayu
memiliki beberapa kesamaan motifnya dengan motif Lasem yang didalamnya sudah dipengaruhi
oleh motif Cina. Batik dari Jawa Tengah ini masuk ke Indramayu melalui perantara pedagang-
pedagang yang mondar- mandir antara Jepara dan Banten. Corak batik daerah Cirebon dan
Indramayu memiliki beberapa kesamaan dan juga perbedaan yang besar. Sulit diketahui siapa
yang lebih dahulu menguasai seni batik beserta jenis ragam hiasnya, karena daerah Cirebon dan
Indramayu sama-sama merupakan kota pelabuhan dan kota dagang dengan letak geografis
berdekatan sehingga saling mempengaruhi dalam ragam hias batiknya.

Batik Dermayon ini ciri tersendiri, dan kain penjangnya selalu mempunyai tumpal.
Daerah Indramayu tidak mengenal batik cap. Ciri khas dan corak-corak yang Batik Indramayu
miliki tidak dijumpa pada batik daerah lain walaupun ada kesamaan dalam hal ragam, hias,
proses pembuatan, dan bahan yang digunakan dengan batik lain, tetapi gaya serta pewarnaan
pada batik Indramayu tetap berbeda. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
datang dari luar dengan berbagai unsur seperti kepercayaan, lingkungan dan adat istiadat.

Batik Indramayu mempunyai ciri ragam hias batik yang merupakan datar, sederhana dan
tidak mengandung makna simbolis, sedangkan ragam hias batik Cirebon berdasarkan makna
perlambangan, aturan tertentu, pola penggambaran perspektif seperti lukisan, karakter garis halus
dan detil, warna khas kuning Cirebon. Ragam hias batik lndramayu merupakan ciri khas
pesisiran sedangkan ragam hias Cirebon tidak bisa sepenuhnya dikatakan pesisiran karena latar
budaya keratonnya dominan.

Sebagai kota pelabuhan, Indramayu juga menjual dan membeli barang-barang dagangan
seperti keramik dan sutera Cina. Ini berperan besar untuk mengenalkan keindahan ragam rias
Cina kepada masyarakat Indramayu. Keberadaan masyarakat Cina di Indramayu ini menciptakan
interaksi sosial budaya dengan penduduk local. Semua ini dapat dilihat dari perpaduan dalam
ragam hias batik lokal dengan budaya Cina.

Ciri Khas Batik Indramayu

Batik Dermayon biasanya memiliki warna seperti biru tua atau hitam, merah tua, coklat
kekuning-kuningan atau coklat kemerah-merahan. Nuansa warnacoklat ini tergantung dari
perbandingan pemakaian mengkudu dan mahoni dalam pembuatan warna tersebut.

Pembatik di daerah ini juga tidak mengenal sogan. Batik sogan adalah jenis batik yang
identik dengan batik asal daerah Yogyakarta dan Solo, yang bernuansa klasik dengan warna
dominan variasi dari warna coklat. Batik sogan dinamakan sesuai dengan awal mula proses
pewarnaannya yang menggunakan pewarna alami yang diambil dari batang kayu pohon soga
tingi. Pembatik di Indramayu tidak menggunakan sogan karena tingginya kadar garam dari air
setempat dan batiknya jarang sekali mempunyai latar yang berwarna.Pada umumnya, batik ini
berlatar putih dan warna putihnya tidak bersih yang disebabkan oleh pelunturan dari warna
utama sehingga memberi kesan seolah-olah batik tersebut mempunyai 2 warna yang salah satu
warnanya memiliki warna lebih tua.

Ragam hias batik yang dikerjakan di desa nelayan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan
laut dan pesisir atau fauna dan flora sekitarnya.

Motif Batik Indramayu

Penutup
Referensi

http://batik-tulis.com/blog/motif-batik-indramayu

http://www.muradmaulana.com/2014/10/sejarah-batik-indramayu.html

http://batik-tulis.com/blog/motif-batik-indramayu

Djoemena, Nian S. Batik: Ungkapan Sehelai; Its Mystery and Meaning. Jakarta: Penerbit
Djambatan, 1986

You might also like